6.1 Geologi Indonesia
6.1 Geologi Indonesia
WEEK 8: Western
formasi wungkal gamping merupakan formasi
tertua pada stratigrafi pegunungan selatan,
Indo Neogen
yang berumur Eosen, sedang pada umur
tersebut, diperkirkan, vulkanisme dari
subduksi selatan, tidak ikut andil dalam
Basin memberikan suplai dari mineral Kuarsa
tersebut, karena baru saja memasuki tahap
awal dari subduksi selatan, sehingga, di
Oleh: Pak Didit interpretasikan bahwa ada subduksi yang lebih
Pendahuluan: tua dari subduksi Eosen yang memberikan
suplai kuarsa tersebut pada formasi wungkal
Sebelum masuk kepada pembahasan gamping di Bayat.
cekungan Indonesia barat, dijelaskan terlebih
dahulu mengenai pengaruh subduksi Indonesia Selain bukti berupa analisis mineral kuarsa
barat karena telah kita ketahui bahwa subduksi yang hadir pada formasi tertua dari stratigrafi
merupakan salah satu insiasi pembentukan Jawa, pak Didit juga memberikan bukti
cekungan. lainnya, yakni diantaranya:
Western Indonesia Neogen Basin Beberapa cekungan tersier juga baru muncul
yang berasosiasi dengan zona Kolisi dan zona
Kurun waktu Neogen, yang meliputi sutur seperti Barito Basin.
Miosen dan Pliosen, pada kurun waktu ini
WEEK 9: Eastern
terjadi tektonik regional yang mempengaruhi
pembentukan cekungan di Indonesia. Pada
Part of Indonesia
beberapa cekungan dikenai pengaruh tektonik
Neogen sehingga beberapa cekungan
mengalami inversi, serta terdapat pula
pembentukan cekungan baru.
Oleh: Pak Didit
Berdasarkan kondisi geologi dan
Pendahuluan :
geofisika, tektonik Neogen Indonesia dibagi
menjadi enam bagian orogenesa, yakni: Sunda, Kawasan timur Indoneia merupakan
Barisan, Talaut, Sulawesi, Banda da Melansia. basin yang masih aktif sampai sekarang dan
masih menerima pasokan sedimen, contohnya
Pada Oligosen akhir sampai Miosen
adalah cekungan Bintuni.
Tengah pergerakan ke utara India dan
Australia berkurang secara mencolok karena Stratigrafi Indonesia timur umumnya
terjadinya kolisi antara India dan Benua Asia memiliki rentan umur yang sangat panjang
yang kemudian membentuk pegunungan dengan batuan tuanya masih dijumpai berupa
Himalaya. Kolisi ini juga menyebabkan efek batuan sedimen, endapan paleosen pada
signifikan hingga berkembang fase kompresi cekungan indonesia timur hadir berupa
di Wilayah Asia Tenggara. singkapan yang representatif, cekungan
indonesia bagian timur terbentuk sudah sangat
Fase kompresi ini menginversi graben
lama dan terus menerus mengalami pengisin
RMKS (Rembang-Madura- Kangean-Skala)
serta tidak cepat mengalami inversi cekungan
menjadi zonasesar RMKS, pada bagian selatan
seperti di bagian barat Indonesia. Basement
jawa, vulkanik Oligosen menjadi tidak aktif
pada timur Indo dijumpai berumur Devon
dan mengalami pengangkatan. Pengangkatan
(yang diindentifikasi pada cekungan
ini ditandai dengan pengendapan karbonat
Halmahera)
besar-besaran seperti yang dapat dilihat pada
formasi Wonosari di Jawa Tengah dan Salah satu cekungan yang ada pada
Formasi Punung di Jawa Timur, sedangkan timur Indonesia adalah cekungan Bintuni,
pada bagian utara dengan aktifnya inversi cekungan ini terbentuk pada saat Tersier
berkembang endapan syn-inversi formasi- Akhir, yang mengalami perkembangan selama
formasi Neogen di Zona Rembang dan Zona Plio- pleistosen bersamaan dengan
Kendeng. pengangkatan pegunungan lipatan Lengguru
(Lengguru Fold belt) disebelah Timur dan
Selama periode ini, inversi cekungan
tinggian Kenum sebelah Utara (Dolan dan
terjadi karena konvergensi lempeng India
Hermany, 1988), bahkan menurut Pigram
menghasilkan rezim tektonik kompresi pada
(1981) cekungan bintuni berumur lebih tua
daerah “busur depan” Sumatera dan Jawa.
dari yang telah dipaparkan diatas, setidaknya
Sebaliknya, busur belakang merupakan subjek
terbentuk pada umur Trias.
pergerakan strike-slip berarah utara selatan
yang dominan sepanjang sesar-sesar turun Proses terbentuknya kepala burung
(horst dan graben) utara-selatan yang telah yang didalamnya terdapat cekungan Bintuni
ada. merupakan sesuatu yang masih menjadi
perdebatan, menurut Pigram & Davies (1987)
GEOLOGI INDONESIA
Manifestasi batuan metamorf dari Sulawesi, memilikifenomena geologi yang kompleks dan
tersebar di: rumit.
antara dua benua (Buton-Tukang besi dan Cari, Simplifikasi geologi Indo-timur oleh
Baggai-Sula). Selain terdapat pegunungan di Hamilton, 1979
pulau Sulawesi ini juga terdapat benua kecil
(microcontinent) yang terpisah dari New ***
Guinea pusat, terbawah kearah barat sepanjang
Jalur Subduksi Timur
pergerakan sistem patahan Sorong-Yapen pada
lempeng laut Philipine, yang kemudian Jika dilihat pada pola tektonik dari Indonesia-
berlanjut mengalami tubrukan pada margin Timur, terdapat jalur subduksi yang melewati
timur dari ophiolite Complex. bagian timur indonesia, yakni pada busur
Sedangkan untuk kawasan Transform banda yang lewat pada bagian bawah pulau
di pulau sulawesi ini, ketiga lempeng bergerak Timor, dan membelok ke arah pulau Seram.
lateral berlawanan arah, yang mana tepi (lampiran 3)
lempeng bergesekan sehingga mengakibatkan
adanya patahan yang terjadi akibat tubrukan Namun, jika kita lihat, Pulau Seram,
antara SSE-NNW bagian palu koro yang mengikuti jalur banda (busut banda) tapi yang
mengalami sesar Horizontal/ mendatar yang berbeda tidak ada vulkanisme yan terjadi di
bergerak kearah kiri menuju bagian utara dari pulai seram, lalu mengapa hal ini bisa terjadi?
Sulawesi timur. Patahan ini merupakan
Oleh Pownall et al, 2013 mengungkapkan
pergerakan patahan yang terjadi akibat
adanya hipotesa berikut:
terasosiasi dengan rezim transtensional.
Pergerakan transtensional ini juga mengalami Adanya rollback dari subduksi yang
cekungan-cekungan sehingga terbentuklah terjadi yang menyebabkan pergerakan
danau-danau kecil di Propinsi Sulawesi. tektoniknya mengarah lebih ke timur
*** Indonesia, yang juga menyebabkan
pendalaman dari slab subduksi
Granitoid di Sulawesi (oleh Hennig, 2015)
sehingga tidak terjadi vulkanisme
K-rich shoshonitic (Middle miocene- (lampiran 4)
Early Pliocene) Adanya gaya ekstensi pada pulau
Shoshonitic to high K Calc Alkali Seram setelahya
(Late Miocene- Pliocene)
Bukti dari hipotesa ini adalah ditemukannya
Granitoid S-type terbentuk dari partial
ultra high temperature-low pressure
melting dari continental crust selama metamorphic rock (metamorfisme suhu tinggi-
masa penebalan kerak
tekanan rendah (T: 500-700oC, P: 100-500
Granitoid I-type terbentuk pada partial Mpa), yang dapat dijelaskan, akibat terjadinya
melting dari lower crust gaya ekstensi akibat rollback tersebut, terjadi
*** upwelling temperatur dari bagian bawah
Seram, sehingga suhu pada tekanan yang
EASTERN INDONESIA terbilang rendah tersebut dapat hadir,dan
memanaskan batuan diaatasnya, sehingga
Zona sutur: terbentuklah UHT-LP metamorf yang
ditemukan pada kompleks Kopiboto
Banda Suture
Metamorphic.
Sorong Suture
Ditemukan Codierit, Shapirine+ Spinel dan
Cekungan:
Korondum yang merupakan pencirid ari UHT-
North Banda Basin LP Metamorphic. Terdapat dua bentuk teori
South Banda Basin ini, teori pertama menjelaskan sobekan pada
GEOLOGI INDONESIA
bagian bawah Seram, sedangkan teori kedua Amphibolite (bagian tengah) dan
menjelaskan rollback hanya menarik Poroto Greenschist (bagian paling utara).
Banda-Sea Slab. Teori ini pun yang Hipotesa bahwa protolith dari
menjelaskan mengapa dapat terbentuk weber metamorf Timor, merupakan
deep(lihat lampiran 5) gabungan dari batuan mafik dan
phelitic yang kemudian mengalami
*** metamorfisme Amphibolite.
BASEMENT INDO OF TIMOR ISLAND Analisis umur yang dilakkan menunjukkan
Pembahasan geologi Timor akan mencakup umur dari metamorfismenya sendiri berumur,
permbahasan mengenai Sumba dan Timur, 32-38 Ma (Ar/Ar) oleh Harris, 2006, atau
secara umum, penyusun dari Timor terbagi berkisar 45.36 Ma (Lu-Hf pada Garnet) oleh
menjadi batuan bawaan Australia, produk hasil Standley & Harris, 2009.
Kolisi dan Sedimen serta produk insitu. ***
Cari! Simplifikasi dan model tektonisme Indo- HP Metamorphic in Leti Island
timur oleh Charlton & Gandara, 2012.
Pada bagian dari pulau Leti, yang terletak di
Pulau Timor, disebut sebagai little Himalaya, Laut Timor (berbatasan dengan Timor Leste),
karena produk pulaunya yang merupakan ditemukan fasies HP metamorf, yakni
bagian dari Kolisi yang menyebabkan Blueschist, yang memiliki umur 11 Ma (K-Ar
tersingkapnya Basement Australia pada pulau Muscovite) oleh Kadarusman dkk, 2018, yang
Timor, hal ini menyebabkan bouyancy pada teridentifikasi sebagai Sekis-biru termuda di
pulau Timor. Dapat dilihat dari kenaikan yang dunia.
terus dialami oleh pulau Timur karena masih
mendapatkan desakan dari Australia (lihat ***
lampiran 6)
PAPUA ISLAND
Produk-produk metamorfisme yang ditemukan
di Timor diantaranya: Sumber belajar: Paper Davies,2012
Lalan Asu : Amphibolite, Greenschist Secara geologi, Papua dapat dibagi menjadi 4
Boi : Ganulite, Amphibolite provinsi geologi, yakni:
Mollo : Amphibolite Melanesian Arc, yang merupakan
Mosu: Granulite, Amphibolite produk pasifik (Lempeng Carolina)
Mutis : Amphibolite, Granulite(?) Metamorphic Belt & Ophiolite
Miomaffo : Amphibolite, Granulite Fold Thrust Belt
Usu: Amphibolite, Greenschist Foreland Basin
Persebaran dari metamorfisme derajat sedang- Peristiwa tektonik yang terjadi di Papua,
tinggi pada semenanjung pulau timur ini mencakup gejala tektonik dari tua kemuda,
memberikan beberapa hipotesa mengenai sebagai berikut:
petrogenesa dari batuan metamorf Timor,
diantaranya: Pre-rifting
Rifting
Adanya persebaran cenderung berarah Passive Margin phase
Baratdaya- Timurlaut, dari utara ke
Crustal Convergence
selatan secara berurutan, merupakan
Ophiolit Obduction (utara)
fasies Granulite (bagian paling utara),
GEOLOGI INDONESIA
***
Lampiran 1
Lampiran 2
GEOLOGI INDONESIA
Lampiran 3
Lampiran 4
GEOLOGI INDONESIA
Lampiran 5
Lampiran 6