Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pengertian dan Relevansi Sehat, Sakit bagi Studi Kesehatan

Dan Perilaku Sehat, Sakit dan Peranan Sakit

Dosen Pembimbing : Ns. Dwi Fitriyanti, S.Kep

Disusun oleh

Gamaliel Anggriya Dwi Putra (1.13.039)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEMARANG

2014
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rendahnya utilitas (penggunaan) fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah Sakit, dan
sebagainya, kesalahan atau penyebabnya sering dilemparkan kepada jarak antara fasilitas tersebut
dengan masyarakat terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun jarak secara total), tarif yang tinggi,
pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya. Kita sering melupakan faktor persepsi atau
konsep masyarakat itu sendiri tentang sakit.

Pada kenyataannya, di dalam masyarakat itu sendiri terdapat beraneka ragam konsep sehat-
sakit, yang tidak sejalan dan bahkan bertentangan dengan konsep sehat-sakit yang diberikan oleh
pihak provider atau penyelengaraan pelayanan kesehatan. Timbulnya perbedaan konsep sehat-
sakit yang dianut oleh masyarakat dengan konsep sehat-sakit yang diberikan oleh penyelenggara
pelayanan kesehatan disebabkan karena persepsi sakit yang berbeda antara masyarakat dan kita
sebagai provider. Dengan kata lain adanya perbedaan yang berkisar antara penyakit (disease)
dengan illness (rasa sakit).

Sehat dan sakit seseorang berhubungan dengan perilaku manusia. Oleh karena itu sebelum
membahas tentang perilaku kesehatan, maka kita harus mengetahui definisi tentang perilaku
manusia itu sendiri. Menurut Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku
merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respons. Ia
membedakan adanya dua respons, yakni :

1. Respondent respons (reflexive respons), ialah respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-
rangsangan tertentu.

2. Operant respons (instrumental respons), ialah respons yang timbul dan berkembangnya diikuti
oleh perangsang tertentu.

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya
sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Definisi ini memberikan pengertian
bahwa manusia merupakan kesatuan jiwa raga yang tidak terpisahkan, memiliki dorongan yang
bersumber dari kebutuhan dasarnya sebagai daya penggerak untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya dengan berinteraksi dengan lingkungan dimana terdapat sumber-sumber yang mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya. Ada berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan perilaku manusia,
yaitu : psikologi, sosiologi, dan antropologi.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian sehat dan sakit?

2. Bagaimana relevansi sehat dan sakit bagi studi kesehatan?

3. Bagaimana perilaku sehat dan sakit?

4. Bagaimana peranan sakit?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sehat dan sakit.


2. Untuk mengetahui relevansi sehat dan sakit bagi studi kesehatan.
3. Untuk mengetahui perilaku sehat dan sakit.
4. Untuk mengetahui peranan sakit.

Manfaat Penulisan

Menambah pengetahuanmahasiswa tentang sehat dan sakit, relevansi sehat dan sakit bagi studi
kesehatan, perilaku sehat dan sakit serta peranan sakit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sehat (Health)

Pada hakekeatnya sehat atau kesehatan dapat diartikan sebagai kondisi yang normal dari
kehidupan manusia. Kesehatan adalah hak azasi setiap manusia yang dibawa sejak lahir. Hidup
sehat adalah hidup yang mengikuti hukum alam atau cara-cara alamiah (kebutuhan udara segar,
istirahat, relaksasi, tidur, kebersihan, sikap mental, (attitudes of mind) yang baik, kebiasaan yang
baik dan pola hidup (pattern of living) yang baik, dan lain-lain), baik dari segi fisik, kejiwaan, dan
lingkungan hidupnya. Kata sehat merupakan Indonesianisasi dari bahasa Arab “ash-shihhah” yang
berarti sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan kenyataan. Kata sehat
dapat diartikan pula :

(1) dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit), waras,

(2) mendatangkan kebaikan pada badan,

(3) sembuh dari sakit.

Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ‘ash-shihhah’ yaitu al-‘afiah yang berarti ash-
shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah sering digabung
digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, yang apabila diIndonesiakan menjadi ‘sehat
wal afiat’ dan artinya sehat secara sempurna.

Kata sehat menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan/kondisi seluruh badan serta
bagian-bagiannya terbebas dari sakit. Mengacu pada Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun
1992 sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang
dapat hidup secara sosial dan ekonomis
Sebetulnya belum ada batasan untuk ‘sehat’ yang sudah disepakati bersama oleh semua
pihak. Dalam pengertian awam, ‘sehat’ berarti badan yang sehat, dengan jiwa yang sehat dalam
keluarga yang sehat dan dalam lingkungan yang sehat. Batasan ‘sehat’ menurut WHO (1948),
sehat adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan bukan sekedar tidak sakit atau
tidak cacat. Batasan sehat menurut WHO yang mencakup keadaan fisik, mental, dan sosial sering
perlu ditambah dengan sehat ‘spiritual’. Dapat disimpulkan sehat adalah suatu kondisi di mana
segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya baik
kondisi fisik, mental, sosial,dan spiritual.

2.2 Pengertian Sakit (Illness)

Sakit dan penyakit tidaklah sama. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak membuat
definisi tentang ‘penyakit’, tetapi merumuskan definisi ‘sehat’. Penyakit (disease) adalah suatu
bentuk reaksi biologis, terhadap suatu organisme, benda asing atau luka (injury). Sakit (illness)
adalah penilaian seseorang terhadap penyakit tersebut dalam arti penganlaman dia langsung.
Sebagai contoh pasien dengan Leukemia yang sedang menjalani pengobatan mungkin akan
mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan pasien lain dengan kanker payudara yang sedang
mempersiapkan diri untuk menjalani operasi mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi
lain, selain dimensi fisik.

2.3 Relevansi atau Keterkaitan Sehat dan Sakit bagi Studi Kesehatan

Sebagian besar persepsi masyarakat tentang sehat dan sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh
unsur pengalaman masa lalu, di samping unsur sosial budaya. Sebaliknya, tenaga kesehatan
berusaha sedapat mungkin menerapkan kriteria medis yang objektif. Perbedaan persepsi inilah
yang sering menimbulkan masalah dalam pendefinisian antara konsep sehat dan sakit menurut
ilmu kesehatan dengan konsep sehat dan sakit menurut budaya ataupun kepercayaan masyarakat
Terkadang orang tidak segera menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia tidak merasa
mengidap penyakit. Atau jika si individu merasa bahwa penyakitnya itu disebabkan oleh makhluk
halus, maka ia akan memilih untuk berobat pada “orang pandai” yang dianggap mampu mengusir
makhluk halus tersebut dari tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang (Sarwono, 1997).
Perbedaan konsep sehat dan sakit ini antara orang sakit dengan petugas kesehatan
merupakan tantangan utama bagi petugas kesehatan. Maka diperlukannya pembekalan sejak dini
tentang pemahaman tentang sehat-sakit bagi para calon tenaga kesehatan, baik perawat, bidan,
dokter, rekam medis, dan lain-lain melalui proses pembelajaran di kampus, sehingga mereka dapat
meminimalkan kesalahpahaman masyarakat dalam pendefinisian sehat dan sakit.

2.4 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang berkaitan


dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Respons atau
reaksi organisme dapat berbentuk pasif (respons yang masih tertutup, misalnya pengetahuan,
persepsi, dan sikap) dan aktif (respon terbuka, tindakan yang nyata atau practive/psychomotor).
Perilaku sehat (health life style) adalah perilaku orang yang sehat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Oleh sebab perilaku ini secara rinci mencakup tindakan atau
perilaku :

1. Mencegah dari sakit, kecelakaan, dan masalah kesehatan yang lain (preventif).
2. Meningkatkan derajat kesehatannya ( promotif ), yakni perilaku-perilaku yang terkait
dengan peningkatan kesehatan.

Perilaku orang sehat supaya tetap (terhindar dari penyakit) dan bahkan lebih meningkatkan
kesehatannya, sekurang-kurangnya mencakup hal berikut :

1) Makan dengan menu seimbang, dengan komposisi makanan sehari-hari terdiri dari makanan-
makanan yang mengandung : karbihidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin-vitamin.

2) Aktifitas fisik secara teratur (tidak harus dalam bentuk olahraga), sekurang-kurangnya 30
menit sehari, dan sekurang-kurangnya 3 kali dalam satu minggu.

3) Tidak mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat menimbulkan adeksi atau
kecanduan, termasuk tidak merokok.
4) Mengelola stress (bukan menghindari stress).

5) Menyediakan waktu untuk rekreasi.

6) Menjaga kebersihan diri (personal hygine), lingkungan, dan makanan/minuman sehari-hari.

Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari
empat unsur, yakni : sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan.
Berikut penjelasannya :

1. Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit

Perilaku tentang bagaimana seseorang menanggapi rasa sakit dan penyakit yang bersifat respons
internal (berasal dari dalam dirinya) maupun eksternal (dari luar tubuh), baik respons pasif (
pengetahuan, persepsi, dan sikap), maupun aktif (praktik) yang dilakukan sehubungan dengan
sakit dan penyakit.

1. Perilaku Terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan

Perilaku ini adalah respons individu terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun
tradisional, meliputi :

1. Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.


2. Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
3. Respons terhadap petugas kesehatan.
4. Respons terhadap pemberian obat-obatan.

Respons tersebut tewujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap, dan penggunaan fasilitas, petugas
maupun penggunaan obat-obatan.

1. Perilaku Terhadap Makanan (Nutrition Behavior)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan,
persepsi, sikap dan praktik terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya
(gizi, vitamin), dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
1. Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan (Environmental Behavior)

Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu)
kesehatan manusia.

2.4.1 Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Menurut Becker (1979)

Sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (1997) bahwa klasifikasi perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan adalah :

1. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu perilaku individu yang ada kaitannya dengan
health promotion, health prevention, personal hygiene, memilih makanan, dan sanitasi.
2. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu semua aktivitas yang dilakukan oleh individu yang
merasa sakit untuk mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakitnya, pengetahuan dan
kemampuan individu untuk mengenal penyakit, pengetahuan, dan kemampuan individu
tentang penyebab penyakit, dan usuah-usaha untuk mencegah penyakit.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu segala aktivitas individu yang sedang
menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh
terhadap kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain, terutama
pada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggungjawab terhadap
kesehatannya.

2.4.1 Penyebab Perilaku Sakit

Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa perilaku sakit
adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh
kesembuhan ada beberapa penyebab perilaku sakit sebagai berikut.

1. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal.
2. Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya.
3. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan dengan
keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan.
4. Frekuensi dan persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat dilihat.
5. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit.
6. Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit.
7. Adanya perbedaan interpretasi tentang gejala penyakit.
8. Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit.
9. Tersedianya berbagai sarana pelayanan kesehatan, seperti: fasilitas, tenaga, obat-obatan,
biaya, dan transportasi.

2.5 Peranan Sakit

Ada beberapa hal tentang peranan sakit, yaitu:

1. Perilaku Peran Sakit (The Sick Role Behavior)

Dalam klasifikasi perilaku kesehatan Becker (1979) ada tiga perilaku, yaitu perilaku kesehatan
(health behavior), perilaku sakit (illness behavior), dan perilaku peran sakit (the sick role
behavior) perilaku peran sakit (the sick role behavior), yaitu segala aktivitas individu yang sedang
menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini di samping berpengaruh terhadap
kesehatan/kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain, terutama pada anak-anak
yang belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kesehatannya.

1. Peranan Orang Sakit (The Sick Role)

Orang yang berpenyakit (having a diseases) dan orang yang sakit (having an illness) adalah dua
hal yang berbeda. Berpenyakit adalah suatu kondisi patologis yang obyektif, sedangkan sakit
adalah evaluasi atau persepsi individu terhadap konsep sehat-sakit. Dua orang atau lebih secara
patologis menderita suatu jenis penyakit tertentu yang sama, bisa jadi orang yang satu akan merasa
lebih sakit dari yang lain, dan bahkan orang yang satu lagi tidak merasa sakit. Hal ini disebabkan
evaluasi atau persepsi mereka berbeda seorang dengan yang lain. Orang yang berpenyakit belum
tentu akan mengakibatkan berubahnya peranan orang tersebut dalam masyarakat. Sedangkan
orang yang sakit akan menyebabkan perubahan peranannya di dalam masyarakat maupun di dalam
lingkungan keluarganya dan memasuki posisi baru. Posisi baru ini menurut peranan yang baru
pula. Peranan baru dari orang sakit (pasien) harus mendapatkan suatu pengakuan dan dukungan
dari anggota keluarga, masyarakat yang sehat dan secara wajar.

1. Hak-Hak Orang Sakit

Hak orang sedang sakit yang pertama dan utama adalah bebas dari segala tanggungjawab sosial
yang normal. Artinya orang yang baru sakit mempunyai hak untuk melakukan perkerjaan sehari-
hari yang biasanya ia lakukan. Hal ini boleh dituntut, namun tidak mutlak, maksudnya, tergantung
dari tingkat keparahan atau tingkat persepsi dari penyakitnya tersebut. Apabila tingkat
keparahannya masih rendah orang tersebut mungkin tidak perlu menuntut haknya. Dan seandainya
mau menuntut harus tidak secara penuh, maksudnya ia tetap berada di dalam posisinya, tetapi
peranannya dikurangi, dalam arti volume dan frekuensi kerjanya dikurangi.

1. Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit

Disamping haknya yang dapat dituntut, orang yang sedang sakit juga mempunyai kewajiban-
kewajiban yang harus dipenuhi. Pertama, orang yang sedang sakit mempunyai kewajiban untuk
sembuh dari penyakitnya. Memperoleh kesembuhan bukanlah hak penderita, tetapi kewajiban
penderita. Mengapa? Karena kita manusia diberi kesempurnaan dan kesehatan oleh Tuhan. Secara
alamiah manusia itu sehat, adapun menjadi jatuh sakit sebenarnaya kesalahan manusia sendiri.
Oleh karena itu, bila ia jatuh sakit ia berkewajiaban untuk mengembalikan posisinya keadaan
sehat. Manusia berkewajiban untuk selalu sehat.
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai
fungsinya dan sebagaimana mestinya baik kondisi fisik, mental, sosial,dan spiritual. Sakit (illness)
adalah penilaian seseorang terhadap penyakit tersebut dalam arti penganlaman dia langsung.
Konsep sehat-sakit sangat keterkaitan/ relevansi bagi studi kesehatan, karena banyak masyarakat
masih memiliki persepsi yang salah tentang sehat-sakit, maka ini adalah tugas kita sebagai calon
tenaga kesehatan agar dapat menjelaskan konsep sehat-sakit yang benar kepada masyarakat,
sehingga tidak terjadi kesalahpahaman lagi tentang konsep sehat-sakit. Perilaku sehat dan perilaku
sakit manusia juga sangat penting kita lakukan supaya kita dapat tetap hidup sehat dan ketika sakit
dapat menyikapinya dengan baik. Seseorang yang berpenyakit belum tentu akan mengakibatkan
berubahnya peranan orang tersebut dalam masyarakat. Sedangkan orang yang sakit akan
menyebabkan perubahan peranannya di dalam masyarakat maupun di dalam lingkungan
keluarganya dan memasuki posisi baru.

Saran

Sebaiknya kita sebagai manusia yang diciptakan Tuhan pada dasarnya diberikan kesehatan
dan kesempuranaan dibanding makhluk ciptaanNya yang lain supaya dapat menjaga kesehatan
kita, karena sehat itu sangatlah mahal harganya.
DAFTAR PUSTAKA

B, Budioro. 2001. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang: Badan Penerbit


Universitas Diponegoro.

Kamus Q. 2013. Sehat Adalah Pengertian dan Definisi.http://www.kamusq.com/

2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-definisi.html. diakses tanggal 08 Maret 2014.

Kusmiati, Sri. 1990. Dasar-Dasar Perilaku. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan
Departemen Kesehatan.

Psikologi Kesehatan. 2012. Konsep Sehat dan Sakit. http://www.psychologymania.

com/2012/06/konsep-sehat-dan-sakit.html. diakses tanggal 07 Maret 2014.

Sunny Day. 2014. Pengertian Sakit. http://www.scribd.com/doc/111061050/

Pengertian-sakit. diakses tanggal 07 Maret 2014.

Notoatmodjo, Soekidjo.1990. Pengantar Perilaku Kesehatan. Depok : Jurusan Pendidikan


Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo.2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai