TINJAUAN PUSTAKA
fotoreseptor (sel batang dan sel kerucut) dan dua lapisan yang lebih
sensitivitas cahaya yang lebih tinggi daripada sel kerucut dan berfungsi
1
pada penglihatan perifer. Sel kerucut mampu membedakan warna dan
retina. Akson sel-sel ganglion membentuk lapisan serat saraf pada retina
kiasma optikum, dimana ke dua nervus tersebut menyatu. Lebih awal lagi
merupakan kelanjutan dari lapisan neuron retina, yang terdiri dari axon-
axon dari sel ganglion. Serat ini juga mengandung serat aferen untuk
merupakan saraf sensorik. Tidak seperti saraf perifer nervus optikus tidak
2
Bagian nervus optikus
Nervus optikus memiliki panjang sekitar 47-50 mm, dan dapat di bagi
mejadi 4 bagian :
Intraocular (1 mm) : menembus sklera (lamina kribrosa), koroid dan
dikelilingi oleh annulus zinn dan origo dari ke empat otot rektus.
3
Selubung meningeal
dari peripailari koroid dan sebagian kontibusi dari pembuluh darah dari
lamina cribrosa. 1, 4
Lamina kribrosa disuplai dari cabang arteri siliaris posterior dan arteri
yang dibentuk dari arteri koroidal, circle of zinn, arteri retina sentral, dan
arteri oftalmika. 1, 4
sisi yang terkena dengan hilang nya refleks cahaya langsung pada sisi
4
umum dari lesi saraf optik adalah: optik atrofi, trauma pada saraf optik,
Biasanya diahului oleh atrofi optik pada sebagian akhir nervus optikus.
arachnoiditis kronis. 1, 3, 4
Lesi kiasma lateral
Gambaran menonjol pada lesi ini yaitu hemianopia binasal dengan
5
setiap sisi kiasma dan ateroma dari carotis atau arteri communican
posterior. 1, 3, 4
Lesi saluran optik
Ditandai dengan hemianopia homonim terkait dengan reaksi pupil
Hemianopia kuadrantik inferior (pie on the floor) terjadi pada lesi lobus
superior (pie on the sky) dapat terjadi setelah lesi dari lobus temporal
(mengandung serat radiasi optik inferior). Biasanya lesi dari radiasi optik
terjadi akibat oklusi pembuluh darah, tumor primer dan sekunder, serta
trauma. 1, 3, 4
Lesi korteks visual
Kerusakan makula homonim pada lesi ujung korteks oksipital yang
dapat terjadi sebagai akibat cedera kepala atau cedera ditembak senapan.
Refleks cahaya pupil normal dan atrofi optik tidak diikuti lesi korteks
visual. 1, 3, 4
Lesi jalur visual
Kerusakan makula homonim pada lesi ujung korteks oksipital yang
dapat terjadi sebagai akibat cedera kepala atau cedera dtembak senapan.
Refleks cahaya pupil normal dan atrofi optik tidak diikuti lesi korteks
visual. 1, 3, 4
6
II.2 DEFINISI DAN KLASIFIKASI
II.3 EPIDEMIOLOGI
Studi epidemiologi menunjukan kejadian neuritis optikus berkisar 4-5 per
dataran tinggi, seperti Amerika Utara dan Eropa bagian barat, dan terendah pada
daerah ekuator. Sedangkan dari segi ras, ras kaukasian lebih banyak terkena
dibanding ras lain. Pada predileksi umur dewasa muda 20-45 tahun, neuritis
optikus biasanya bersifat unilateral dan lebih banyak pada wanita (3:1).
Sedangkan neuritis optik pada anak lebih jarang terjadi, yaitu hanya kurang lebih
II.4 ETIOLOGI
a. Demielinatif1
o Idiopatik
o Sklerosis multiple
o Neuromielitis optika (penyakit Delvic)
b. Diperantarai imun1
- Neuritis optik pascainfeksi virus (morbili, mumps, cacar air, influenza,
mononukleosis infeksiosa)
- Neuritis optik pascaimunisasi
- Ensefalomielitis diseminata akut
- Polineuropati idiopatik akut (sindrom Guillain-Barre)
- Lupus eritematosus sistemik
- Penyakit leber
c. Infeksi langsung1
- Herpes zoster, sifilis, tuberkulosis, crytococcosis, cytomegalovirus
d. Neuropati optik granulomatosa1
- Sarkoidosis
- Idiopatik
e. Penyakit peradangan sekitar1
-
Peradangan intraocular
7
-
Penyakit orbita
-
Penyakit sinus, termasuk mukormikosis
-
Penyakit intracranial: meningitis, ensefalitis
f. Intoksikasi racun eksogen3
tobacco, etil alkohol, metil alkohol
g. Penyakit metabolic7
diabetes, anemia, kehamilan, avitaminosis
II.5 PATOGENESIS
demielinisasi dari saraf optik. Patologi yang terjadi sama dengan yang terjadi
dengan perivascular cuffing, edema pada selubung saraf yang bermielin, dan
pemecahan mielin.7, 8
diperantarai oleh imun, tetapi mekanisme spesifik dan antigen targetnya belum
inflamasi yang lain. Aktivasi sel B melawan protein dasar mielin tidak terlihat di
darah perifer namun dapat terlihat di cairan serebrospinal pasien dengan Neuritis
optikus. Neuritis optikus juga berkaitan dengan kerentanan genetik, sama seperti
MS. Terdapat ekspresi tipe HLA tertentu diantara pasien neuritis optikus. 7, 8
8
II.6 GEJALA DAN TANDA
Keluhan utama pada neutiris optikus adalah sama, baik pada papilitis,
dimana saraf yang terkena terletak intraokular, maupun pada neuritis retrobulbar
Gambaran akut
-
Gejala neuritis optik biasanya monokular, namun dapat mengenai kedua mata
penglihatan dan berlangsung selama beberapa hari. Rasa sakit akan bertambah
bila bola mata ditekan dan disertai sakit kepala. 2 Pergerakan okular terutama
gerakan ke atas dan ke bawah juga dapat memperberat nyeri ini karena
test (Marcus-Gunn pupil). Marcus-Gunn positif ialah apabila pada mata yang
sehat diberi cahaya, maka terjadi miosis pada kedua mata. Namun bila cahaya
dipindahkan pada mata yang sakit, maka kedua pupil akan melebar. 2, 6, 9
-
Defek lapang pandang
Pada neuritis optik, lapang penglihatan perifer menyempit secara konsentris,
terdapat skotoma sentral dengan bermacam tebal dan besarnya. Dapat pula
9
-
Buta warna pada mata yang terkena, terjadi pada 88% pasien. 2, 6, 9
Gambaran Kronik
gejala awal. 2, 6
-
Desaturasi warna, terutama warna merah. Pasien dengan desaturasi warna
merah akan melihat warna merah sebagai pink, atau orange bila melihat
penglihatan yang timbul dengan peningkatan suhu tubuh. Olahraga dan mandi
II.7 DIAGNOSIS
Anamnesis 1, 7, 8
10
riwayat demam atau imunisasi sebelumnya pada anak akan mendukung
diagnosis.
Pemeriksaan Fisik 1, 7, 8
yang normal.
3. Refleks pupil. Defek aferen pupil terlihat dengan refleks cahaya langsung
Pemeriksaan penunjang 1, 6, 7, 8
1. Funduskopi
-
Pemeriksaan funduskopi pada papilitis terlihat gambaran hiperemia dan
edema diskus optik sehingga membuat batas diskus tidak jelas. Pada papil
terlihat perdarahan, eksudat star figure yang menyebar dari papil ke makula,
dengan perubahan pada pembuluh darah retina dan arteri menciut dengan
vena yang melebar. Kadang-kadang terlihat edema papil yang besar yang
11
-
60% pasien dengan neuritis retrobulbar memiliki gambaran funduskopi
yang normal. Hal ini menyebabkan adanya suatu istilah “The patient sees
nothing and the doctor sees nothing”. Namun apabila prosesnya sangat
destruktif, dapat berakhir sebagai optik atrofi dan papil menjadi pucat, tak
Iskemik
Gejala Visus Visus sentral hilang Visus tidak hilang; Defek akut lapang
akut
12
sakit bila muntah, tanda fokal
pada anak-anak
Gejala Tidak ada isokoria; Tidak ada isokoria; Tidak ada isokoria;
blind spot
Funduskopi Retrobulbar :
nomal.
Papilitis :
-
Media Keruh pada Bening Bening
-
Warna diskus posterior vitreous
-
Pinggir diskus
-
Edema diskus
Hiperemia
- Merah Pucat
Edema
Kabur
peripapillary Kabur Kabur
-
Perdarahan
Biasanya tidak
retina
13
-
Retinal melebihi 3 diopter 2 – 6 diopter Bengkak
exudate
-
Makula Ada
Ada Ada
Jelas Jelas
Kurang jelas
ada
Macular star bisa Tidak ada
ada
kebocoran peripapillary
II.9 PENATALAKSANAAN
14
1. Dari hasil MRI bila terdapat minimum 1 lesi demielinasi tipikal :
Regimen selama 2 minggu :
a. 3 hari pertama diberikan Methylprednisolone 1kg/kg/hari i.v
b. 11 hari setelahnya dilanjutkan dengan Prednisolone 1mg/kg/hari oral
c. Tapering off dengan cara 20 mg prednisone oral untuk hari pertama (hari
sampai ke-4
d. Dapat diberikan Ranitidine 150 mg oral untuk profilaksis gastritis6,10,11
intramuskular seminggu sekali selama 28 hari.
c. Metilprednisolon IV (1 g per hari, dosis tunggal atau dosis terbagi
tahun kemudian
b. Intravena steroid dapat digunakan untuk mempercepatkan pemulihan
visual
c. Biasanya tidak dianjurkan untuk terapi kecuali muncul gangguan visual
15
Mitoxantrone, suatu agen kemoterapi dan terapi antibiotik di monoklonal telah
II.10 KOMPLIKASI
Kehilangan penglihatan pada neuritis optik dapat terjadi permanen.
II.11 PROGNOSIS
Penyembuhan pada neuritis optik berjalan secara bertahap. Pada banyak
pasien neuritis optik, fungsi visual mulai membaik 1 minggu sampai 3 minggu
setelah onset penyakit walau tanpa pengobatan. Namun sisa defisit dalam
penglihatan warna, kontras, serta sensitivitas adalah hal yang umum. Kelainan
berhubungan dengan hasil akhir visus yang lebih buruk juga, namun kadang
20/20. Hasil akhir visus yang buruk juga dihubungkan dengan panjangnya lesi
16
yang terkena, khususnya jika terlibatnya nervus dalam kanalis optikus.3,7 Tiap
memperburuk penglihatan.3,7
17