Narrator : “Harga diri rendah (HDR) kronis adalah evaluasi diri perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan
dalam waktu yang lama. Beberapa manifestasi yang muncul pada
klien gangguan jiwa dengan HDR adalah mengkritik diri sendiri,
perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimistis, tidak
menerima pujian, penurunan produktivitas, penolakan terhadap
kemampuan diri, kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapi, selera makan berkurang tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara
lemah. Pada pasien HDR terdapat Strategi Pelaksanaan (SP) pasien
dan keluarga. Untuk SP pasien terdapat dua SP yaitu SP satu
mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian. SP dua melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai
dengan kemampuan pasien. Berikut adalah aplikasi dari strategi
pelaksanaan pada pasien dengan Harga Diri Rendah (HDR).
1. Tahap Orientasi
Perawat : “Oh iya Mbak Indah, saya adalah perawat di ruang bangkit RSJ
Maju Sehat, saya yang akan merawat Mbak Indah.”
Pasien : “Saya merasa tidak berguna Sus, saya tidak berguna bagi keluarga
saya, saya sudah membuat susah keluarga saya”
Perawat : “Oh Mbak Indah merasa tidak berguna, itu tandanya Mbak Indah
sedang mengalami Harga Diri Rendah (HDR). Mbak Indah mau
tidak berbincang dengan saya mengenai cara mengatasi HDR yang
sedang Mbak Indah alami.”
Perawat : “Kalau Mbak Indah mau kira-kira kapan mau berbincang dengan
saya?”
Perawat : “Kalau begitu nanti siang pukul 02.00 WIB kita berbincang di teras
depan kamar untuk membicarakan tentang HDR yaa Mbak Indah ? ”
Perawat : “Kalau begitu sampai jumpa nanti siang Mbak Indah, saya kembali
ke ruangan dulu yaa Mbak ?”
2. Tahap Kerja
Perawat : “Selamat siang Mbak Indah, sesuai janji saya tadi pagi tadi kita
akan membicarakan tentang bagaimana cara mengatasi HDR yang
sedang Mbak Indah alami, apakah Mbak Indah sudah siap ?”
Pasien : “Saya tidak memiliki kemampuan apapun Sus, saya bukan orang
berguna di keluarga saya Sus.”
Perawat : “Wahh, iya bagus, apa lagi coba sebutkan lagi. Saya buatkan
daftarnya.”
Perawat : “Wah bagus sekali Mbak Indah, ada 6 kemampuan positif yang
Mbak Indah miliki, yang mana yang masih dilakukan di rumah
sakit ?”
Perawat : “Sekarang kita angkat sprei dan kasurnya, lalu kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari sisi atas yaa. Dilanjutkan pada sisi kakinya
dan masukkan juga, lalu sebelah pinggirnya juga dimasukkan yaa.”
Perawat : “Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas yaa.
Selanjutnya kita letakkan selimutnya di bagian kaki.”
Perawat : “Mbak Indah sudah bisa merapikan tempat tidur. Coba sekarang
bedakan antara yang sudah dirapikan dan belum dirapikan ? tampak
beda bukan ?”
Perawat : “Jadi mari kita masukkan ke jadwal harian yaa. Kapan Mbak Indah
akan merapikan tempat tidur ?”
Perawat : “Iya Mbak bagus sekali, jangan lupa memberi tanda M (Mandiri)
kalau Mbak Indah melakukan tanpa disuruh dan beri tanda B
(Bantuan) jika diingatkan bisa melakukan dan T (Tidak)
melakukan.”
Perawat : “Tadi apa yang harus kita lakukan sebelum merapikan spreinya
agar mudah untuk merapikan spreinya.”
Perawat : “Mbak Indah mau tidak kalau misalnya kita berbincang kembali
tentang kemampuan positif kedua Mbak Indah yaitu praktik
menyapu ?”
Perawat : “Kapan dan dimana kira-kira Mbak Indah ingin berbincang lagi
dengan saya ?”
Perawat : “Kalau begitu besok pagi pukul 8 yaa Mbak Indah kita berbincang
lagi di teras depan untuk membicarakan kegiatan positif kedua yaitu
menyapu.”
Perawat : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan yaa Mbak Indah, sampai
jumpa besok pagi, assalamualaikum.”
1. Tahap Orientasi
Perawat : “Bagaiamana perasaan Mbak Indah pagi ini ? Mbak Indah pagi ini
tampak cerah.”
Pasien : “Iya Sus, saya pagi ini cukup senang karena tadi pagi saya bisa
merapikan tempat tidur saya tanpa bantuan.”
Perawat : “Waahh, Mbak Indah hebat. Sesuai janji saya Mbak Indah, kita pagi
ini akan berbincang mengenai kemampuan positif Mbak Indah yang
kedua. Apakah Mbak Indah masih ingat ?”
Perawat : “Iya benar, Mbak Indah inginya kita berbincangnya berapa lama ?”
2. Tahap Kerja
Perawat : “Biasanya alat ini diletakkan di pojok kamar, jadi kalau misalnya
Mbak Indah ingin menyapu Mbak Indah bisa mengambil alat-alatnya
di pojok sana.”
Perawat : “Setelah semua debu dan benda kotornya terkumpul menjadi satu
kita ambil cikrak-nya, kita mulai memasukkan ke dalam cikrak dan
membuangnya ke tempat sampah.” (sambil memperagakan)
Perawat : “Waahh, bagus sekali, Mbak Indah bisa menyapu dengan baik. Ayo
sekarang kotorannya yang di cikrak dibuang di tempat sampah.”
3. Tahap Terminasi
Perawat : “Kalau begitu kita tulis di buku jadwal harian yaa, sebelum
menyapu tadi apa yang harus dilakukan Mbak Indah ?”
Perawat : “Waaahh bagus sekali, Mbak Indah masih ingat. Berarti kita sudah
praktik berapa kemampuan positif Mbak Indah ?”
Perawat : “Waahh benar sekali. Mbak Indah mau praktik lagi untuk
kemampuan positif selanjutnya yaitu mencuci baju ?”
Perawat : “Kalau begitu besok siang pukul dua kita langsung bertemu di
depan tempat yang biasa digunakan untuk mencuci yaa Mbak
Indah?”
Perawat : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan yaa Mbak Indah, sampai
jumpa besok siang, assalamualaikum.”
1. Tahap Orientasi
2. Tahap Kerja
Perawat : “Sampai di sini, Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”
Keluarga : “Saya paham Sus, dia seperti merasa kurang percaya diri dengan
kemampuan yang dimilikinya.”
Perawat : “Bagus sekali, Ibu memahami apa yang dimaksud dengan harga
diri rendah. Ibu kemampuan positif apa yang dimiliki Indah selama
di rumah ?”
Perawat : “Iya Ibu, benar sekali, Indah juga mengatakan hal demikian kepada
perawat. Kami telah melatih dua kemampuan positif yang dimiliki
Indah, yaitu membersihkan kamar dan menyapu, selain itu juga telah
membuat jadwal untuk melakukan aktivitas tersebut.”
Pasien : “Untuk itu Ibu, Ibu dapat mengingatkan Indah untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal. Selain itu Ibu, jangan lupa untuk
memberikan pujian kepada Indah jika dia telah mampu melakukan
tugasnya. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan harga dirinya.
Ajak Indah juga memberikan cek list pada jadwal kegiatannya.”
Keluarga : “Iya Suster saya mengerti.”
Perawat : “Jika nanti Indah sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, Ibu dan
keluarga harus tetap memantau perkembangan Indah. Jika masalah
harga diri rendah yang dialami Indah muncul kembali sampai tidak
tertangani maka Ibu perlu membawanya ke Puskesmas.”
Perawat : “Coba sekarang Ibu praktekan dengan saya! Misalnya saya adalah
Indah Bu.”
Keluarga : “Indah hebat Nak, dengan kamu menyapu kamar, kamarnya jadi
bersih Nak, lanjutkan Nak.”
Perawat : “Iya Ibu bagus sekali, jadi jangan lupa untuk memberikan pujian
kepada Indah yaa Bu setiap kegiatan positif yang dia kerjakan.”
3. Tahap Terminasi
Keluarga : “Iya senang Sus, saya lebih mengetahui tentang permasalahan yang
anak saya alami dan tahu bagaimana cara mengatasinya.”
Perawat : “Iya Bu. Apakah Ibu bisa menjelaskan kembali masalah apa yang
dihadapi Indah bagaimana cara merawatnya.”
Keluarga : “Indah sedang mengalami Harga Diri Rendah Sus, dan untuk
mengatasinya perlu diberikan pujian-pujian agar harga dirinya
meningkat.”
Perawat : “Bagus sekali Bu, Ibu sudah bisa menjelaskan kembali berarti Ibu
sudah cukup memahaminya. Jadi setiap Ibu dating menjenguk Indah
di rumah sakit ini jangan lupa untuk melakukan hal tersebut yaa Bu,
ketika sudah di rumah pun juga demikian yaa Bu.”
1. Tahap Orientasi
Perawat : “Apakah Ibu masih ingat tentang latihan merawat putri Ibu (Indah)
seperti yang kita pelajari tiga hari lalu?”
Perawat : “Baik Bu, hari ini kita akan mempraktikan langsung kepada Indah
yaa Bu.”
Perawat : “Mari kita temui Indah di kamarnya yaa Bu, nanti ibu praktikan apa
yang telah kita pelajari kepada Indah yaa Bu.”
2. Tahap Kerja
Pasien : “Waalaikumsalam Sus. Saya baik hari ini Sus.” (sambil menunduk)
Perawat : “Hari ini saya datang dengan Ibunya Mbak Indah, seperti yang kita
ketahui Mbak Indah kalau orang tua kita adalah orang yang paling
sayang dengan kita sehingga Ibunya Mbak Indah datang ke sini ingin
menjenguk Mbak Indah dan ingin ikut merawat Mbak Indah agar
cepat pulih.”
Perawat : “Nah Bu, Ibu bisa mempraktikkan apa yang sudah kita pelajari tiga
hari lalu, yaitu memberikan pujian atas perkembangan anak Ibu.”
Keluarga : “Indah sayang, hari ini Indah sudah melakukan kegiatan apa?”
Perawat : “Iya Mbak Indah bagus sekali, saya berbincang dengan Ibu Mbak
Indah dulu yaa, silahkan dilanjutkan aktivitasnya.” (perawat
meninggalkan pasien menuju ibu pasien.”
3. Tahap Terminasi
Keluarga : “Saya senang Sus, saya bisa berkomunikasi dengan anak saya dan
mengetahui keadaannya secara langsung.”
Perawat : “Mulai sekarang Ibu sudah bisa menerapkan cara merawat tadi
kepada Indah.”
Keluarga : “Iya Sus, sebisa mungkin akan saya terapkan cara demikian untuk
merawat anak saya.”
1. Tahap Orientasi
Perawat : “Karena hari ini Indah sudah boleh pulang, maka kita akan
membicarakan jadwal Indah selama di rumah. Berapa lama Ibu ada
waktu?”
2. Tahap Kerja
Perawat : “Bu ini jadwalnya Indah selama di rumah sakit. Silahkan dilihat
Bu. Apakah bisa semua dilaksanakan di rumah?” (sambil
memperlihatkan kertas)
Perawat : “Bagus sekali Bu. Bu ini jadwal yang telah dibuat selama Indah
dirawat di rumah sakit tolong benar dilanjutkan di rumah yaa, baik
jadwal kegiatan ataupun jadwal minum obatnya.”
Keluarga : “Kira-kira perilaku yang seperti bagaimana yaa Sus yang harus
diperhatikan?”
Keluarga : (mengangguk-angguk)
3. Tahap Terminasi
Perawat : “Bagaimana Bu? Dari penjelasan saya, adakah yang belum jelas?”
Keluarga : “Sudah Sus. Saya sudah paham semua atas penjelasan Suster.”
Perawat : “Ini Ibu ada jadwal harian Indah untuk dibawa pulang, dan ini ada
surat rujukan untuk perawat Bulan di Puskesmas Sehat Jaya.”
(menjelaskan satu-persatu mengenai surat-suratnya)
Perawat : “Dan Bu, jangan lupa untuk kontrol ke Puskesmas sebelum obat
habis atau ada gejala yang tampak.”
Keluarga : “Baik Sus. Saya ucapkan terima kasih banyak atas jasa Suster dan
teman-teman Suster sudah merawat anak saya dengan baik.”
Perawat : “Iya Ibu sama-sama. Saya dan teman-teman juga meminta maaf
jika selama ini terdapat banyak kata-kata yang kurang berkenan
selama memberikan penjelasan kepada Ibu.”
Keluarga : “Iya Sus, kalau begitu saya permisi ke depan, mari Sus!” (pergi
meninggalkan perawat)