Anda di halaman 1dari 17

1.

Harga Diri Rendah

Narrator : “Harga diri rendah (HDR) kronis adalah evaluasi diri perasaan
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif dan dipertahankan
dalam waktu yang lama. Beberapa manifestasi yang muncul pada
klien gangguan jiwa dengan HDR adalah mengkritik diri sendiri,
perasaan tidak mampu, pandangan hidup yang pesimistis, tidak
menerima pujian, penurunan produktivitas, penolakan terhadap
kemampuan diri, kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapi, selera makan berkurang tidak berani menatap lawan
bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara
lemah. Pada pasien HDR terdapat Strategi Pelaksanaan (SP) pasien
dan keluarga. Untuk SP pasien terdapat dua SP yaitu SP satu
mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan,
membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan
dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dipilih dan menyusun
jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana
harian. SP dua melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai
dengan kemampuan pasien. Berikut adalah aplikasi dari strategi
pelaksanaan pada pasien dengan Harga Diri Rendah (HDR).

1. Tahap Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum Mbak, perkenalkan nama saya Suster Siti


Aisyah, biasanya saya dipanggil Suster Aisy ?” (sambil mengulurkan
tangan untuk berjabat tangan)

Pasien : “Waalaikumsalam Sus, nama saya Indah Permata, saya sukanya


dipanggil Indah.” (berjabat tangan)

Perawat : “Oh iya Mbak Indah, saya adalah perawat di ruang bangkit RSJ
Maju Sehat, saya yang akan merawat Mbak Indah.”

Pasien : “Iya Sus” (sambil menunduk)


Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak Indah sekarang ?”

Pasien : “Saya merasa tidak berguna Sus, saya tidak berguna bagi keluarga
saya, saya sudah membuat susah keluarga saya”

Perawat : “Oh Mbak Indah merasa tidak berguna, itu tandanya Mbak Indah
sedang mengalami Harga Diri Rendah (HDR). Mbak Indah mau
tidak berbincang dengan saya mengenai cara mengatasi HDR yang
sedang Mbak Indah alami.”

Pasien : “Iya Sus, saya mau.”

Perawat : “Kalau Mbak Indah mau kira-kira kapan mau berbincang dengan
saya?”

Pasien : “Saya manut Suster saja.”

Perawat : “Kalau begitu nanti siang yaa, Mbak Indah pengennya


berbincangnya dimana dan berapa lama?”

Pasien : “Saya manut Suster saja.”

Perawat : “Kalau begitu nanti siang pukul 02.00 WIB kita berbincang di teras
depan kamar untuk membicarakan tentang HDR yaa Mbak Indah ? ”

Pasien : “Iya Sus.”

Perawat : “Kalau begitu sampai jumpa nanti siang Mbak Indah, saya kembali
ke ruangan dulu yaa Mbak ?”

Pasien : “Iya Sus.”

2. Tahap Kerja

Perawat : “Selamat siang Mbak Indah, sesuai janji saya tadi pagi tadi kita
akan membicarakan tentang bagaimana cara mengatasi HDR yang
sedang Mbak Indah alami, apakah Mbak Indah sudah siap ?”

Pasien : “Iya Sus, saya siap” (sambil menunduk)


Perawat : “Pertama saya ingin mendiskusikan dengan Mbak Indah tentang
kemampuan positif yang dimiliki oleh Mbak Indah.”

Pasien : “Saya tidak memiliki kemampuan apapun Sus, saya bukan orang
berguna di keluarga saya Sus.”

Perawat : “Mbak Indah pasti punya kemampuan positif, biasanya kalau di


rumah hal positif apa yang biasanya dilakukan ?”

Pasien : “Saya biasanya di rumah membersihkan kamar.”

Perawat : “Wahh, iya bagus, apa lagi coba sebutkan lagi. Saya buatkan
daftarnya.”

Pasien : “Saya biasanya juga menyapu, mencuci piring, mencuci baju,


memasak, belanja sayuaran ke pasar Sus.”

Perawat : “Waahh bagus, ayo apalagi Mbak Indah.”

Pasien : “Sudah Sus.”

Perawat : “Wah bagus sekali Mbak Indah, ada 6 kemampuan positif yang
Mbak Indah miliki, yang mana yang masih dilakukan di rumah
sakit ?”

Pasien : “Saya tidak tahu Sus.”

Perawat : “Coba kita lihat bagaimana dengan merapikan tempat tidur ?”

Pasien : “Iya Sus bisa.”

Perawat : “Bagaimana dengan menyapu ?”

Pasien : “Iya Sus bisa.”

Perawat : “Nah kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita belajar


merapikan tempat tidur ?”

Pasien : “Iya Sus.”


Perawat : “Nah, kalau kita ingin merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya di kursi agar mudah untuk merapikan
spreinya.” (sambil memberi instruksi ke pasien)

Pasien : (Pasien mengikuti instruksi)

Perawat : “Sekarang kita angkat sprei dan kasurnya, lalu kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari sisi atas yaa. Dilanjutkan pada sisi kakinya
dan masukkan juga, lalu sebelah pinggirnya juga dimasukkan yaa.”

Pasien : (Pasien mengikuti instruksi)

Perawat : “Sekarang ambil bantal, rapikan dan letakkan di sebelah atas yaa.
Selanjutnya kita letakkan selimutnya di bagian kaki.”

Pasien : (Pasien mengikuti instruksi)

Perawat : “Waahh bagus sekali Mbak Indah.”

Pasien : (tersenyum tipis sambil menunduk)

Perawat : “Mbak Indah sudah bisa merapikan tempat tidur. Coba sekarang
bedakan antara yang sudah dirapikan dan belum dirapikan ? tampak
beda bukan ?”

Pasien : “Iya Sus, bagus yang sudah dirapikan.”

Perawat : “Jadi mari kita masukkan ke jadwal harian yaa. Kapan Mbak Indah
akan merapikan tempat tidur ?”

Pasien : “Saya akan melakukannya setelah bangun tidur Sus.”

Perawat : “Iya Mbak bagus sekali, jangan lupa memberi tanda M (Mandiri)
kalau Mbak Indah melakukan tanpa disuruh dan beri tanda B
(Bantuan) jika diingatkan bisa melakukan dan T (Tidak)
melakukan.”

Pasien : “Iya Sus.”


3. Tahap Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak Indah setelah kita berbincang dan


praktik merapikan tempat tidur ?”

Pasien : “Saya senang Sus.” (Sambil menunduk)

Perawat : “Tadi apa yang harus kita lakukan sebelum merapikan spreinya
agar mudah untuk merapikan spreinya.”

Pasien : (sambil berpikir) “Memindahkan bantal dan selimut ke kursi Sus.”

Perawat : “Waahh, benar sekali. Ternyata Mbak Indah memiliki kemampuan


yang dapat dilakukan di rumah sakit. Salah satuya merapikan tempat
tidur yang sudah dilakukan dengan sangat baik. Nanti kemampuan
ini juga bisa dilakukan juga setelah pulang.”

Pasien : “Iya Sus.”

Perawat : “Mbak Indah mau tidak kalau misalnya kita berbincang kembali
tentang kemampuan positif kedua Mbak Indah yaitu praktik
menyapu ?”

Pasien : “Iya Sus saya mau.”

Perawat : “Kapan dan dimana kira-kira Mbak Indah ingin berbincang lagi
dengan saya ?”

Pasien : “Saya manut Suster.”

Perawat : “Kalau begitu besok pagi pukul 8 yaa Mbak Indah kita berbincang
lagi di teras depan untuk membicarakan kegiatan positif kedua yaitu
menyapu.”

Pasien : “Iya Sus.”

Perawat : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan yaa Mbak Indah, sampai
jumpa besok pagi, assalamualaikum.”

Pasien : “Iya Sus, sampai jumpa, waalaikumsalam.”


Narator : “Selanjutnya adalah Strategi Pelaksaan (SP) 2 pada pasien yaitu
melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien. Perawat dan pasien bertemu sesuai dengan
kontrak yang telah disepakati. Pada pertemuan yang kedua ini pasien
akan belajar kemampuan positif yaitu menyapu.”

1. Tahap Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum Mbak Indah.” (sambil menjabat tangan)

Pasien : “Waalaikumsalam Sus.” (berjabat tangan)

Perawat : “Bagaiamana perasaan Mbak Indah pagi ini ? Mbak Indah pagi ini
tampak cerah.”

Pasien : “Iya Sus, saya pagi ini cukup senang karena tadi pagi saya bisa
merapikan tempat tidur saya tanpa bantuan.”

Perawat : “Waahh, Mbak Indah hebat. Sesuai janji saya Mbak Indah, kita pagi
ini akan berbincang mengenai kemampuan positif Mbak Indah yang
kedua. Apakah Mbak Indah masih ingat ?”

Pasien : “Iya Sus, saya ingat. Yang kedua adalah menyapu.”

Perawat : “Iya benar, Mbak Indah inginya kita berbincangnya berapa lama ?”

Pasien : “20 menit saja Sus.”

Perawat : “Mbak Indah ingin berbincangnya tempatnya di sini saja atau


berpindah di tempat lain ?”

Pasien : “Di sini saja Sus.”

2. Tahap Kerja

Perawat : “Sebelum kita menyapu, kita harus menyiapkan alat-alatnya


terlebih dahulu. Ketika menyapu alat yang kita butuhkan adalah
sapu, cikrak atau alat yang digunakan mengambil kotoran yang
sudah terambil, kemoceng yang akan digunakan untuk
membersihkan sisi-sisi atas pada bagian meja, dan tempat sampah
untuk membuang kotoran terakhir.”

Pasien : “Oh iya Sus.”

Perawat : “Biasanya alat ini diletakkan di pojok kamar, jadi kalau misalnya
Mbak Indah ingin menyapu Mbak Indah bisa mengambil alat-alatnya
di pojok sana.”

Pasien : “Iya Sus.”

Perawat : “Caranya menyapu adalah dengan memegang ujung sapu kemudian


mulai mengarahkannya ke tempat terakhir yang kita tuju untuk
mengumpulkan kotorannya.” (sambil memperagakan)

Pasien : (memperhatikan perawat)

Perawat : “Setelah semua debu dan benda kotornya terkumpul menjadi satu
kita ambil cikrak-nya, kita mulai memasukkan ke dalam cikrak dan
membuangnya ke tempat sampah.” (sambil memperagakan)

Pasien : (memperhatikan perawat)

Perawat : “Äyo sekarang ganti Mbak Indah yang mempraktikkan”

Pasien : (mempraktikan sesuai perintah)

Perawat : “Waahh, bagus sekali, Mbak Indah bisa menyapu dengan baik. Ayo
sekarang kotorannya yang di cikrak dibuang di tempat sampah.”

Pasien : “Iya Sus.”

3. Tahap Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan Mbak Indah setelah praktik menyapu ?”

Pasien : “Saya senang Sus.”

Perawat : “Bagaimana kalau kegiatan menyapu ini dimasukkan ke jadwal


harian Mbak Indah ?”

Pasien : “Iya Sus.”


Perawat : “Mbak Indah ingin melakukan kegiatan menyapu ini kapan ?”

Pasien : “Pagi dan sore hari Sus.”

Perawat : “Kalau begitu kita tulis di buku jadwal harian yaa, sebelum
menyapu tadi apa yang harus dilakukan Mbak Indah ?”

Pasien : “Menyiapkan alat-alat Sus.”

Perawat : “Benar sekali. Alatnya apa saja ?”

Pasien : “Sapu, cikrak, kemoceng, dan tempat sampah Sus.”

Perawat : “Waaahh bagus sekali, Mbak Indah masih ingat. Berarti kita sudah
praktik berapa kemampuan positif Mbak Indah ?”

Pasien : “Dua Sus.”

Perawat : “Benar sekali. Apa saja itu ?”

Pasien : “Merapikan tempat tidur dan menyapu.”

Perawat : “Waahh benar sekali. Mbak Indah mau praktik lagi untuk
kemampuan positif selanjutnya yaitu mencuci baju ?”

Pasien : “Iya Sus.”

Perawat : “Kapan Mbak Indah pengen belajar praktik mencuci baju ?”

Pasien : “Besok siang saja Sus.”

Perawat : “Kalau begitu besok siang pukul dua kita langsung bertemu di
depan tempat yang biasa digunakan untuk mencuci yaa Mbak
Indah?”

Pasien : “Iya Sus.”

Perawat : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan yaa Mbak Indah, sampai
jumpa besok siang, assalamualaikum.”

Pasien : “Iya Sus, sampai jumpa, waalaikumsalam.”


Narator : “Demikianlah tadi aplikasi Strategi Pelaksaan (SP) satu dan dua
pada pasien. Pada Pasien dengan Harga Diri Rendah (HDR) latihan
dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan
dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri
pasien. Selanjutnya adalah SP Keluarga pada pasien Harga Diri
Rendah. Strategi Pelaksanaan (SP) keluarga pada pasien ada tiga.
Berikut adalah aplikasi Strategi Pelaksanaan (SP) satu pada keluarga
pasien Harga Diri Rendah (HDR), yaitu mendiskusikan masalah
yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah,
menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah,
mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktikan cara
merawat.”

1. Tahap Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum Ibu.”

Keluarga : “Waalaikumsalam Suster.”

Perawat : “Bagaimana kabar Ibu hari ini ?”

Keluarga : “Alhamdulillah baik Sus.”

Perawat : “Bagaimana kalau kita berbicara tentang merawat Indah ?”

Keluarga : “Iya Sus.”

Perawat : “Kira-kira berapa lama Bu?”

Keluarga : “30 menit saja Sus.”

Perawat : “Baiklah Bu, mari ke ikut saya ke ruangan.”

2. Tahap Kerja

Perawat : “Apa yang Ibu ketahui tentang masalah Indah ?”

Keluarga : “Indah sering merasa dirinya tidak berguna Sus.”


Perawat : “Iya Bu benar sekali, Indah itu memang merasanya dirinya tidak
berguna karena dia hanya menjadi beban bagi orang di sekitarnya
saja. Dengan kata lain putri Ibu sedang mengalami harga diri rendah
yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran negatif terhadap
diri sendiri. Bila keadaan ini tetap dibiarkan putri Ibu bisa
mengalami masalah kejiwaan yang lebih berat lagi, misalnya Indah
akan malu untuk bertemu dengan orang lain dan lebih memilih
mengurung diri.”

Keluarga : (mendengarkan dengan seksama, sesekali mengangguk)

Perawat : “Sampai di sini, Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri
rendah?”

Keluarga : “Saya paham Sus, dia seperti merasa kurang percaya diri dengan
kemampuan yang dimilikinya.”

Perawat : “Bagus sekali, Ibu memahami apa yang dimaksud dengan harga
diri rendah. Ibu kemampuan positif apa yang dimiliki Indah selama
di rumah ?”

Keluarga : “Indah biasanya kalau di rumah menyapu, mengepel, mencuci


piring dan baju, semoga kegiatan di rumah Indah pandai
mengerjakannya bahkan kamarnya itu sangat rapi sekali.”

Perawat : “Iya Ibu, benar sekali, Indah juga mengatakan hal demikian kepada
perawat. Kami telah melatih dua kemampuan positif yang dimiliki
Indah, yaitu membersihkan kamar dan menyapu, selain itu juga telah
membuat jadwal untuk melakukan aktivitas tersebut.”

Keluarga : “Oh iya suster.” (sambil menganggukkan kepala)

Pasien : “Untuk itu Ibu, Ibu dapat mengingatkan Indah untuk melakukan
kegiatan sesuai jadwal. Selain itu Ibu, jangan lupa untuk
memberikan pujian kepada Indah jika dia telah mampu melakukan
tugasnya. Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan harga dirinya.
Ajak Indah juga memberikan cek list pada jadwal kegiatannya.”
Keluarga : “Iya Suster saya mengerti.”

Perawat : “Jika nanti Indah sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit, Ibu dan
keluarga harus tetap memantau perkembangan Indah. Jika masalah
harga diri rendah yang dialami Indah muncul kembali sampai tidak
tertangani maka Ibu perlu membawanya ke Puskesmas.”

Keluarga : “Iya Suster baik.”

Perawat : “Baiklah Bu, sekarang kita mencoba praktik memberikan pujian


kepada Indah yaa Bu. Apakah Ibu bersedia ?”

Keluarga : “Iya Sus.”

Perawat : “Misalnya Indah sedang menyapu kamarnya, maka Ibu harus


menemui Indah dan mengatakan misalnya“Indah hebat Nak, bagus
sekali dengan kamu menyapu kamarmu, kamarnya jadi bersih Nak”

Keluarga : “Oh iya Sus.”

Perawat : “Coba sekarang Ibu praktekan dengan saya! Misalnya saya adalah
Indah Bu.”

Keluarga : “Indah hebat Nak, dengan kamu menyapu kamar, kamarnya jadi
bersih Nak, lanjutkan Nak.”

Perawat : “Iya Ibu bagus sekali, jadi jangan lupa untuk memberikan pujian
kepada Indah yaa Bu setiap kegiatan positif yang dia kerjakan.”

Keluarga : “Iya Suster.”

3. Tahap Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita melakukan percakapan Bu?”

Keluarga : “Iya senang Sus, saya lebih mengetahui tentang permasalahan yang
anak saya alami dan tahu bagaimana cara mengatasinya.”

Perawat : “Iya Bu. Apakah Ibu bisa menjelaskan kembali masalah apa yang
dihadapi Indah bagaimana cara merawatnya.”
Keluarga : “Indah sedang mengalami Harga Diri Rendah Sus, dan untuk
mengatasinya perlu diberikan pujian-pujian agar harga dirinya
meningkat.”

Perawat : “Bagus sekali Bu, Ibu sudah bisa menjelaskan kembali berarti Ibu
sudah cukup memahaminya. Jadi setiap Ibu dating menjenguk Indah
di rumah sakit ini jangan lupa untuk melakukan hal tersebut yaa Bu,
ketika sudah di rumah pun juga demikian yaa Bu.”

Keluarga : “Iya Suster.” (sambil mengangguk)

Perawat : “Bagaimana kalau di pertemuan selanjutnya kita latihan memberi


pujian langsung kepada Indah? Apakah Ibu bersedia?”

Keluarga : “Iya Suster, saya bersedia.”

Perawat : “Kapan kira-kira Ibu akan datang kembali untuk menjenguk?”

Kelurga : “Tiga hari lagi In syaa Allah Sus.”

Perawat : “Jam berapa Bu kira-kira datangnya?”

Keluarga : “Sekitar pukul 10 mungkin Sus.”

Perawat : “Baik Bu, saya tunggu lusa pukul 10.”

Keluarga : “Iya Suster. Kalau begitu saya permisi dulu Suster.


Assalamulaikum.”

Perawat : “Iya Bu silahkan, Waalaikumsalam.”

Narator : “Demikianlah tadi aplikasi Strategi Pelaksanaan (SP) satu keluarga


pasien Harga Diri Rendah (HDR), selanjutnya adalah aplikasi
Strategi Pelaksanaan (SP) dua keluarga, yaitu melatih keluarga
mempraktikkan cara merawat pasien dengan masalah Harga Diri
Rendah (HDR) langsung kepada pasien.”

1. Tahap Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum Bu.”


Keluarga : “Waalaikumsalam Sus.”

Perawat : “Bagaimana perasaan Ibu hari ini?”

Keluarga : “Alhamsulillah baik Sus.”

Perawat : “Apakah Ibu masih ingat tentang latihan merawat putri Ibu (Indah)
seperti yang kita pelajari tiga hari lalu?”

Keluarga : “Iya Sus, saya masih ingat.”

Perawat : “Baik Bu, hari ini kita akan mempraktikan langsung kepada Indah
yaa Bu.”

Keluarga : “Iya Sus.”

Perawat : “Mari kita temui Indah di kamarnya yaa Bu, nanti ibu praktikan apa
yang telah kita pelajari kepada Indah yaa Bu.”

Keluarga : “Iya Sus mari.”

2. Tahap Kerja

Perawat : “Assalamualaikum Mbak Indah, Bagaimana perasaan Mbak Indah


hari ini?”

Pasien : “Waalaikumsalam Sus. Saya baik hari ini Sus.” (sambil menunduk)

Perawat : “Hari ini saya datang dengan Ibunya Mbak Indah, seperti yang kita
ketahui Mbak Indah kalau orang tua kita adalah orang yang paling
sayang dengan kita sehingga Ibunya Mbak Indah datang ke sini ingin
menjenguk Mbak Indah dan ingin ikut merawat Mbak Indah agar
cepat pulih.”

Pasien : (tampak berpikir)

Perawat : “Nah Bu, Ibu bisa mempraktikkan apa yang sudah kita pelajari tiga
hari lalu, yaitu memberikan pujian atas perkembangan anak Ibu.”

Keluarga : “Indah sayang, hari ini Indah sudah melakukan kegiatan apa?”

Pasien : “Menyapu kamar Bu,”


Keluarga : “Waahh, Bagus sekali Indah, kamarnya bersih lho. Lanjutkan Nak
kegiatan positifnya.”

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat : (mengobservasi keluarga dalam mempraktikan) “Bagaimana


perasaan Mbak Indah setelah berbincang dengan Ibu?”

Pasien : “Saya senang Sus.” (sambil tersenyum malu)

Perawat : “Iya Mbak Indah bagus sekali, saya berbincang dengan Ibu Mbak
Indah dulu yaa, silahkan dilanjutkan aktivitasnya.” (perawat
meninggalkan pasien menuju ibu pasien.”

Pasien : “Iya Sus.”

3. Tahap Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaan Ibu setelah kita melakukan latihan dengan


putri Ibu tadi?”

Keluarga : “Saya senang Sus, saya bisa berkomunikasi dengan anak saya dan
mengetahui keadaannya secara langsung.”

Perawat : “Mulai sekarang Ibu sudah bisa menerapkan cara merawat tadi
kepada Indah.”

Keluarga : “Iya Sus, sebisa mungkin akan saya terapkan cara demikian untuk
merawat anak saya.”

Perawat : “Bagaimana Bu jika satu pekan lagi kita bertemu untuk


mendiskusikan pengalaman Ibu melakukan cara merawat yang sudah
kita pelajari?”

Keluarga : “Iya Sus baik.”

Perawat : “Tempatnya sama seperti saat ini yaa Bu?”

Keluarga : “Iya Sus.”


Perawat : “Kalau begitu saya kembali ke ruangan pasien dulu yaa bu, sampai
bertemu pekan depan Bu, Assalamualaikum.”

Keluarga : “Iya Sus silahkan, Wassalamualaikum.”

Narator : “Demikianlah tadi aplikasi Strategi Pelaksanaan (SP) dua keluarga


pasien Harga Diri Rendah (HDR), selanjutnya adalah aplikasi
Strategi Pelaksanaan (SP) tiga keluarga, yaitu membuat perencanaan
pulang bersama keluarga.”

1. Tahap Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum Bu.”

Keluarga : “Waalaikumsalam Sus.”

Perawat : “Karena hari ini Indah sudah boleh pulang, maka kita akan
membicarakan jadwal Indah selama di rumah. Berapa lama Ibu ada
waktu?”

Keluarga : “Oh iya Sus. Sekitar 20 menit saja yaa Sus.”

Perawat : “Baik Bu. Mari kita bicarakan di kantor Bu.”

Keluarga : “Mari Bu.”

2. Tahap Kerja

Perawat : “Bu ini jadwalnya Indah selama di rumah sakit. Silahkan dilihat
Bu. Apakah bisa semua dilaksanakan di rumah?” (sambil
memperlihatkan kertas)

Keluarga : (memperhatikan kertas dari perawat) “Iya Sus, sebagian besar


besar jadwal kegiatannya bisa dilaksanakan di rumah.”

Perawat : “Bagus sekali Bu. Bu ini jadwal yang telah dibuat selama Indah
dirawat di rumah sakit tolong benar dilanjutkan di rumah yaa, baik
jadwal kegiatan ataupun jadwal minum obatnya.”

Keluarga : “Iya Sus. Baik.”


Perawat : “Selanjutnya yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku
yang ditampilkan oleh Indah selama di rumah.”

Keluarga : “Kira-kira perilaku yang seperti bagaimana yaa Sus yang harus
diperhatikan?”

Perawat : “Jadi kalau misalnya Indah terus-menerus menyalahkan diri


sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum
obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika
hal ini terjadi segera perawat Bulan di Puskesmas Sehat Jaya,
Puskesmas terdekat dari rumah Ibu dan ini adalah nomor
teleponnya Bu (0354)411895. Jika Ibu menghubungi perawat
Bulan, beliau akan datang untuk membantu memantau
perkembangan Indah.”

Keluarga : (mengangguk-angguk)

3. Tahap Terminasi

Perawat : “Bagaimana Bu? Dari penjelasan saya, adakah yang belum jelas?”

Keluarga : “Sudah Sus. Saya sudah paham semua atas penjelasan Suster.”

Perawat : “Ini Ibu ada jadwal harian Indah untuk dibawa pulang, dan ini ada
surat rujukan untuk perawat Bulan di Puskesmas Sehat Jaya.”
(menjelaskan satu-persatu mengenai surat-suratnya)

Keluarga : (memperhatikan dengan serius)

Perawat : “Dan Bu, jangan lupa untuk kontrol ke Puskesmas sebelum obat
habis atau ada gejala yang tampak.”

Keluarga : “Iya Suster, saya mengerti.”

Perawat : “Baik Ibu jika sudah mengerti, silahkan diseleseikan


administrasinya di loket bagian depan gedung Bu.”

Keluarga : “Baik Sus. Saya ucapkan terima kasih banyak atas jasa Suster dan
teman-teman Suster sudah merawat anak saya dengan baik.”
Perawat : “Iya Ibu sama-sama. Saya dan teman-teman juga meminta maaf
jika selama ini terdapat banyak kata-kata yang kurang berkenan
selama memberikan penjelasan kepada Ibu.”

Keluarga : “Iya Sus, kalau begitu saya permisi ke depan, mari Sus!” (pergi
meninggalkan perawat)

Perawat : “Iya Bu, silahkan!”

Narator : “Demikianlah aplikasi Strategi Pelaksanaan (SP) pada pasien dan


keluarga Harga Diri Rendah (HDR).”

Anda mungkin juga menyukai