Anda di halaman 1dari 11

ANALISA BEBAN KERJA INSTALASI FARMASI DAN GUDANG

FARMASI DENGAN METODE WISN

Disusun Oleh:

Apoteker 29 Kelompok 6 (Pagi)

Agung Rifal Suyadi Arifin Tarigin 1704026161


Anneke Lionie Kumala Satki 1704026168
Annisa Lutfi Irfani 1704026169
Evi Alfiah 1704026194
Fanny Ajeng Pratiwi 1704026197
Tiara Widianisa 1704026262

Dosen : Ibu Daniek Viviandhari M. Sc., Apt

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA
JAKARTA

2018

1
ANALISA BEBAN KERJA INSTALASI FARMASI PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN
Waktu yang diperlukan per pekerjaan saat ini Waktu yang Standar waktu yang
diperlukan per diperlukan (menurut Standar Beban Kebutuhan Tenaga
Area Pekerjaan Deskripsi
Total Total pekerjaan per SOP/aturan Puskesmas) Kerja Kerja
Menit Jumlah/bln tahun (menit) (menit)
(menit) (jam)

Verifikasi Resep 3 5000 15000 250 2 3,78


180.000 47.670
Konfirmasi resep ke
3 300 900 15 2 0,23
dokter/asuransi 10.800 47.670
Menyiapkan obat dan etiket 3 4500 13500 225 7 11,89
Pelayanan Resep 162.000 13.620
Rawat Jalan
Periksa obat-resep-nota 1 5000 5000 83 1 0,63
60.000 95.340
Penyerahan obat ke pasien 2 5000 10000 167 2 2,52
120.000 47.670
Penyiapan obat racikan 7 500 3500 58 10 4,41
42.000 9.534
Verifikasi Resep 3 25 75 1 3 0,03
900 31.780
Menyiapkan obat dan etiket 5 25 125 2 10 0,16
Pelayanan Resep 1.500 9.534
Rawat Inap
Periksa obat-resep-nota 2 25 50 1 2 0,01
600 47.670
Serah terima obat dengan
2 25 50 1 2 0,01
perawat 600 47.670
Update kartu stok Input barang masuk dan
1 300 300 5 1 0,04
manual barang keluar 3.600 95.340
Menerima barang farmasi
15 4 60 1 15 0,11
dari Gudang Farmasi 720 6.356
Permintaan barang
ke Gudang Farmasi Menyimpan barang farmasi 15 4 60 1 15 0,11
720 6.356
dan Penyimpanan
Merapikan lemari dan
15 4 60 1 10 0,08
ruangan farmasi 720 9.534

2
Menyiapkan vaksin untuk
10 4 40 1 15 0,08
Poliklinik 480 6.356
Serah terima Serah terima vaksin dengan
10 4 40 1 5 0,03
Vaksin perawat 480 19.068
Mengembalikan vaksin ke
5 4 20 0 5 0,01
kulkas obat 240 19.068
Pembelian Obat Menerima barang farmasi
20 2 40 1 15 0,08
Cito dari kurir 480 6.356
Menghitung jumlah obat 2 155 310 5 2 0,08
3.720 47.670
Cek stok sistem 1 155 155 3 1 0,02
Stock Opname 1.860 95.340
Bulanan
Cek waktu kadaluarsa 1 155 155 3 1 0,02
1.860 95.340
Input jumlah fisik ke sistem 1 155 155 3 1 0,02
1.860 95.340

Jumlah 49595 595.140 24,32

Standar
Kelonggaran 0,055

Total
24,38
Kebutuhan
Tenaga

Tenaga Kerja
yang tersedia 9

Kekurangan 15,38
Tenaga Kerja

Rasio WISN 0,3691

3
ANALISA BEBAN KERJA GUDANG FARMASI PKM KEC PANCORAN
Waktu yang diperlukan per pekerjaan saat ini waktu yang Standar waktu yang
diperlukan per diperlukan (menurut Standar Beban Kebutuhan Tenaga
Area Pekerjaan Deskripsi
Total Total pekerjaan per SOP/aturan Puskesmas) Kerja Kerja
Menit Jumlah/bln tahun (menit) (menit)
(menit) (jam)

Permintaan Membuat Defecta Obat 60 1 60 1 30 3178 0,23


720
Pembelian barang
Menginput permintaan
ke Purchasing 60 1 60 1 30 3178 0,23
barang ke sistem 720
Cek kesesuaian faktur dan
30 8 240 4 15 6356 0,45
barang 2.880
Penerimaan Cek waktu kadaluarsa 1 150 150 2,5 1 95340 0,02
1.800
barang dari
suplier Update kartu stok manual 1 150 150 2,5 1 95340 0,02
1.800
Input penerimaan barang ke
1 150 150 2,5 1 95340 0,02
sistem 1.800
Menyimpan obat/alkes
15 8 120 2 30 3178 0,45
Penyimpanan sesuai tempatnya 1.440
barang farmasi
Merapikan barang farmasi 15 8 120 2 30 3178 0,45
1.440
Cek permintaan barang 5 4 20 0,33 5 19068 0,01
240
proses distribusi di sistem
60 4 240 4 10 9534 0,30
dan cetak BDB 2.880
Distribusi barang Menyiapkan barang sesuai
ke Farmasi 180 4 720 12 10 9534 0,91
bukti distribusi barang (BDB) 8.640

Update kartu stok manual 1 4 4 0,07 1 95340 0,00


48
Serah terima dengan staf
15 4 60 1 10 9534 0,08
dari unit 720
Distribusi barang
Cek permintaan barang 2 26 52 0,87 2 47670 0,01
ke unit 624

4
proses distribusi di sistem
2 26 52 0,87 10 9534 0,07
dan cetak BDB 624
Menyiapkan barang sesuai
10 26 260 4,33 10 9534 0,33
bukti distribusi barang (BDB) 3.120

Update kartu stok manual 1 150 150 2,5 1 95340 0,02


1.800
Serah terima dengan staf
3 26 78 1,3 3 31780 0,03
dari unit 936
Menghitung jumlah obat 5 150 750 12,5 5 19068 0,47
9.000
Cek kartu stok dengan fisik 5 150 750 12,5 10 9534 0,94
9.000
Stock Opname
Cek waktu kadaluarsa 1 150 150 2,5 1 95340 0,02
Bulanan 1.800
Update kartu stok manual 1 150 150 2,5 1 95340 0,02
1.800
Input jumlah fisik ke sistem 1 150 150 2,5 1 95340 0,02
1.800
Jumlah 5,09
55.632

Standar
Kelonggaran 0,055

Total
5,15
Kebutuhan
Tenaga

Tenaga Kerja
yang Tersedia 1

Kekurangan 4,15
Tenaga Kerja

Rasio WISN 0,1942

5
PEMBAHASAN
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016, Puskesmas
adalah unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dalam
Peraturan Permenkes No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, menjelaskan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai serta
pelayanan farmasi klinik. Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai
penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai
kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di Puskesmas
bila memungkinkan diupayakan 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien
perhari.
Analisis beban kerja adalah proses untuk menentapkan jumlah jam kerja orang
yang dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu. Analisis
beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan berapa beban yang tepat dilimpahkan
kepada satu orang pekerja. Beban kerja ini dapat dilihat secara subyektif, yaitu dari
sudut pandang atau menurut persepsi pekerja dan secara obyektif yaitu keadaan
nyata yang ada di lapangan. Salah satu unit kerja di puskesmas ialah Instalasi
Farmasi Puskesmas dan Gudang Farmasi. Salah satu metode perhitungan kebutuhan
tenaga berdasarkan beban kerja yaitu metode Work Indicator of Staffing Need
(WISN).
Work Indicator of staffing Need (WISN) adalah suatu metode berdasarkan
kerja yang nyata yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (beban kerjanya). Metode ini
dapat diterapkan pada semua kategori tenaga, baik medis, paramedik, maupun non
medis. WISN, merupakan metoda yang lebih baik karena menghitung berapa banyak
staf (dari berbagai jenis) yang dibutuhkan di suatu Unit Kerja berdasarkan beban
kerja saat ini. WISN juga memungkinkan untuk meneliti berapa banyak petugas (dari
berbagai jenis) yang akan dibutuhkan apabila beban kerja bertambah atau berkurang
dimasa mendatang. Selain itu, diperlihatkan besarnya perbedaan tekanan beban kerja
diantara para staf yang dialami di berbagai unit kerja. Adapun langkah perhitungan
kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
1. Menetapkan waktu kerja tersedia
2. Menetapkan distribusi waktu aktivitas
3. Menyusun standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Perhitungan jumlah kebutuhan tenaga per unit kerja.

6
Langkah 1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah agar diperolehnya waktu
kerja efektif selama satu tahun untuk masing-masing kategori SDM yang bekerja di
suatu unit Puskesmas. Adapun rumus nya sebagai berikut:

Waktu Kerja Efektif dalam 1 Tahun = [A-(B+C+D+E)] X F

Keterangan :
A = Hari Kerja (1 minggu 5 hari kerja) = 260 hari
B = Cuti Tahunan = 12 hari
C = Pendidikan dan Pelatihan = 3 hari
D = Hari Libur Nasional = 15 hari
E = Ketidakhadiran Kerja (karena alasan lain) = 3 hari
F = Jam kerja perhari = 7 hari

Waktu kerja efektif dalam setahun (tiap karyawan)


= (A-(B+C+D+E) x F
= (260-(12+3+15+3) x 7 jam
= 1.589 jam/ tahun
= 95.340 menit/tahun

Langkah 2. Menghitung Distribusi Waktu Aktivitas


Kuantitas pekerjaan adalah jumlah suatu pekerjaan yang dilakukan dalam
setahun dikali waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.
Rumus :

Waktu yang dibutuhkan per bulan = Jumlah pekerjaan X Waktu pengerjaan

Contoh :
Pada pekerjaan verifikasi resep rawat jalan
 Jumlah kegiatan verifikasi resep dalam 1 bulan yaitu 5000 resep
 Waktu yang dibutuhkannya adalah 3 menit

Waktu yang dibutuhkan per bulan = 5000 x 3 menit = 15000 menit

Langkah 3. Menyusun Standar Beban Kerja


Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya (waktu rata-rata) dan waktu kerja
tersedia yang dimiliki oleh unit masing-masing.
Rumus:

7
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒆𝒇𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Beban Kerja =
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝑺𝑶𝑷

Langkah 4. Menyusun Standar Kelonggaran


Menyusun standar kelonggaran tujuannya adalah untuk diperolehnya faktor-
faktor kelonggaran setiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
penyelesaian suatu kegaiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi
rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/ pelayanan. Menghitung faktor-faktor
kelonggaran bertujuan mengetahui waktu untuk menyelesaikan kegiatan diluar
kegiatan pokok. Standar kelonggaran di Puskesmas Kecamatan Pancoran dihitung
dengan rumus berikut.
Rumus:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒈𝒊𝒂𝒕𝒂𝒏


Standar Kelonggaran =
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒆𝒇𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏

Berikut Tabel Standar Kelonggaran Kerja :


Total
Lama Frekuensi
kebutuhan Kebutuhan
Kegiatan kegiatan per tahun
waktu tenaga
(menit) (kali) (menit)
Rapat 90 24 2160 0,023
Briefing 30 48 1440 0,015
Diskusi 60 12 720 0,008
Pengajian rutin 60 3 180 0,002
Menerima kunjungan
20 12 240 0,003
Dinkes
Merekap laporan bulanan 45 12 540 0,006
Total 0,055

Standar kelonggaran dihitung menggunakan rumus diatas, hingga didapatkan


hasil standar kelonggaran sebesar 0,055.

Langkah 5. Menghitung Beban Kerja WISN


Kebutuhan Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dianalisis berdasarkan beban kerja di Instalasi Farmasi
Puskesmas. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga dengan metode WISN akan
dibandingkan dengan tenaga yang ada sehingga diperoleh rasio WISN.
Rumus Kebutuhan Tenaga Kerja :

𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓 𝒑𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏 (𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕)


KTK= ( 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂
) + 𝑺𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 𝑲𝒆𝒍𝒐𝒏𝒈𝒈𝒂𝒓𝒂𝒏

8
Seluruh kegiatan pokok dihitung jumlah kebutuhan tenaga, lalu kebutuhan
tenaga dari masing-masing kegiatan dijumlahkan hingga didapatkan jumlah
keseluruhan tenaga yang dibutuhkan, kemudian baru ditambahkan dengan standar
kelonggaran.
Kebutuhan tenaga untuk beban kerja Instalasi Farmasi Puskesmas adalah
24,32 ditambah standar kelonggaran sebesar 0,055 sehingga kebutuhan tenaga
kerja pada Instalasi Farmasi Puskesmas Pancoran sebanyak 24,38 dan dibulatkan
menjadi 25 orang. Sedangkan kebutuhan tenaga untuk beban kerja Gudang adalah
5,09 ditambah standar kelonggaran sebesar 0,055 sehingga kebutuhan tenaga
kerja pada Gudang Farmasi Puskesmas Pancoran sebanyak 5,15 dan dibulatkan
menjadi 6 orang.
Pada Instalasi Farmasi Puskesmas Pancoran yang saat ini tersedia
sebanyak 9 orang sedangkan kebutuhan tenaga kerja seharusnya yaitu 25 orang
sehingga terdapat kekurangan sebanyak 16 orang. Pada Gudang Farmasi
Puskesmas Pancoran yang saat ini tersedia sebanyak 1 orang sedangkan
kebutuhan tenaga kerja seharusnya yaitu 6 orang sehingga terdapat kekurangan
sebanyak 5 orang.

Rasio WISN
Rasio WISN merupakan indikator yang berhubungan dengan beban kerja. Rasio
bernilai 1 (satu) berarti terdapat kesesuaian antara jumlah ketersediaan tenaga dengan
beban kerja. Nilai rasio tersebut didapatkan dari hasil bagi antara jumlah ketersediaan
tenaga dengan jumlah kebutuhan tenaga. Semakin kecil nilai rasio WISN maka
semakin berat beban kerja yang ada dibandingkan dengan ketersediaan tenaga
kesehatan.
Rumus :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑾𝑰𝑺𝑵 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏

Jumlah tenaga kefarmasian yang sekarang tersedia pada Instalasi Farmasi di


Puskesmas Pancoran sebanyak 9 orang dan jumlah tenaga dari hasil perhitungan
adalah 25 orang. Dengan demikian rasio tenaga kefarmasian pada Instalasi Farmasi
adalah 0,3691, maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja tenaga kefarmasian di
Instalasi Farmasi Puskesmas Pancoran melebihi beban kerja yang seharusnya .
Sedangkan untuk gudang farmasi saat ini terdapat jumlah tenaga kefarmasian
sebanyak 1 orang sedangkan jumlah tenaga yang seharusnya dari perhitungan adalah
6 orang. Dengan demikian rasio tenaga kefarmasian adalah 0,1942, maka dapat
disimpulkan bahwa beban kerja tenaga kefarmasian di Gudang Farmasi Puskesmas
Pancoran melebihi beban kerja yang seharusnya.

9
Beban kerja yang tinggi bisa memberikan dampak bagi pelayanan,yaitu bisa
meningkatkan potensi terjadinya kesalahan pengobatan, lamanya pelayanan, kurang
konstrasinya para pekerja dan lainnya. Apabila terjadi kekurangan tenaga kefarmasian
maka dapat merekomendasikan penambahan jumlah tenaga kefarmasian sehingga
dapat memberikan peningkatan produktivitas kerja

10
KESIMPULAN

Instalasi Farmasi :
Tenaga kerja yang dibutuhkan 25 orang
Jumlah tenaga kerja yang tersedia 9 orang
Kekurangan jumlah tenaga kerja 16 orang
Rasio WISN 0,3691

Gudang Farmasi :
Tenaga kerja yang dibutuhkan 6 orang
Jumlah tenaga kerja yang tersedia 1 orang
Kekurangan jumlah tenaga kerja 5 orang
Rasio WISN 0,1942

Berdasarkan hasil Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Instalasi Farmasi dan


Gudang Farmasi Puskesmas Pancoran dengan menggunakan Metode Work Load
Indicator Staff Need (WISN) dapat disimpulkan bahwa kebutuhan jumlah tenaga
kerja di IFRS dan Gudang Farmasi Puskesmas Pancoran belum mencukupi.

11

Anda mungkin juga menyukai