Disusun Oleh:
2018
1
ANALISA BEBAN KERJA INSTALASI FARMASI PUSKESMAS KECAMATAN PANCORAN
Waktu yang diperlukan per pekerjaan saat ini Waktu yang Standar waktu yang
diperlukan per diperlukan (menurut Standar Beban Kebutuhan Tenaga
Area Pekerjaan Deskripsi
Total Total pekerjaan per SOP/aturan Puskesmas) Kerja Kerja
Menit Jumlah/bln tahun (menit) (menit)
(menit) (jam)
2
Menyiapkan vaksin untuk
10 4 40 1 15 0,08
Poliklinik 480 6.356
Serah terima Serah terima vaksin dengan
10 4 40 1 5 0,03
Vaksin perawat 480 19.068
Mengembalikan vaksin ke
5 4 20 0 5 0,01
kulkas obat 240 19.068
Pembelian Obat Menerima barang farmasi
20 2 40 1 15 0,08
Cito dari kurir 480 6.356
Menghitung jumlah obat 2 155 310 5 2 0,08
3.720 47.670
Cek stok sistem 1 155 155 3 1 0,02
Stock Opname 1.860 95.340
Bulanan
Cek waktu kadaluarsa 1 155 155 3 1 0,02
1.860 95.340
Input jumlah fisik ke sistem 1 155 155 3 1 0,02
1.860 95.340
Standar
Kelonggaran 0,055
Total
24,38
Kebutuhan
Tenaga
Tenaga Kerja
yang tersedia 9
Kekurangan 15,38
Tenaga Kerja
3
ANALISA BEBAN KERJA GUDANG FARMASI PKM KEC PANCORAN
Waktu yang diperlukan per pekerjaan saat ini waktu yang Standar waktu yang
diperlukan per diperlukan (menurut Standar Beban Kebutuhan Tenaga
Area Pekerjaan Deskripsi
Total Total pekerjaan per SOP/aturan Puskesmas) Kerja Kerja
Menit Jumlah/bln tahun (menit) (menit)
(menit) (jam)
4
proses distribusi di sistem
2 26 52 0,87 10 9534 0,07
dan cetak BDB 624
Menyiapkan barang sesuai
10 26 260 4,33 10 9534 0,33
bukti distribusi barang (BDB) 3.120
Standar
Kelonggaran 0,055
Total
5,15
Kebutuhan
Tenaga
Tenaga Kerja
yang Tersedia 1
Kekurangan 4,15
Tenaga Kerja
5
PEMBAHASAN
Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016, Puskesmas
adalah unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dalam
Peraturan Permenkes No.74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas, menjelaskan standar pelayanan kefarmasian di Puskesmas meliputi
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai serta
pelayanan farmasi klinik. Penyelengaraan Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
minimal harus dilaksanakan oleh 1 (satu) orang tenaga Apoteker sebagai
penanggung jawab, yang dapat dibantu oleh Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai
kebutuhan. Jumlah kebutuhan Apoteker di Puskesmas dihitung berdasarkan rasio
kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
pengembangan Puskesmas. Rasio untuk menentukan jumlah Apoteker di Puskesmas
bila memungkinkan diupayakan 1 (satu) Apoteker untuk 50 (lima puluh) pasien
perhari.
Analisis beban kerja adalah proses untuk menentapkan jumlah jam kerja orang
yang dibutuhkan untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu. Analisis
beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah pekerja yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan berapa beban yang tepat dilimpahkan
kepada satu orang pekerja. Beban kerja ini dapat dilihat secara subyektif, yaitu dari
sudut pandang atau menurut persepsi pekerja dan secara obyektif yaitu keadaan
nyata yang ada di lapangan. Salah satu unit kerja di puskesmas ialah Instalasi
Farmasi Puskesmas dan Gudang Farmasi. Salah satu metode perhitungan kebutuhan
tenaga berdasarkan beban kerja yaitu metode Work Indicator of Staffing Need
(WISN).
Work Indicator of staffing Need (WISN) adalah suatu metode berdasarkan
kerja yang nyata yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (beban kerjanya). Metode ini
dapat diterapkan pada semua kategori tenaga, baik medis, paramedik, maupun non
medis. WISN, merupakan metoda yang lebih baik karena menghitung berapa banyak
staf (dari berbagai jenis) yang dibutuhkan di suatu Unit Kerja berdasarkan beban
kerja saat ini. WISN juga memungkinkan untuk meneliti berapa banyak petugas (dari
berbagai jenis) yang akan dibutuhkan apabila beban kerja bertambah atau berkurang
dimasa mendatang. Selain itu, diperlihatkan besarnya perbedaan tekanan beban kerja
diantara para staf yang dialami di berbagai unit kerja. Adapun langkah perhitungan
kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
1. Menetapkan waktu kerja tersedia
2. Menetapkan distribusi waktu aktivitas
3. Menyusun standar beban kerja
4. Menyusun standar kelonggaran
5. Perhitungan jumlah kebutuhan tenaga per unit kerja.
6
Langkah 1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah agar diperolehnya waktu
kerja efektif selama satu tahun untuk masing-masing kategori SDM yang bekerja di
suatu unit Puskesmas. Adapun rumus nya sebagai berikut:
Keterangan :
A = Hari Kerja (1 minggu 5 hari kerja) = 260 hari
B = Cuti Tahunan = 12 hari
C = Pendidikan dan Pelatihan = 3 hari
D = Hari Libur Nasional = 15 hari
E = Ketidakhadiran Kerja (karena alasan lain) = 3 hari
F = Jam kerja perhari = 7 hari
Contoh :
Pada pekerjaan verifikasi resep rawat jalan
Jumlah kegiatan verifikasi resep dalam 1 bulan yaitu 5000 resep
Waktu yang dibutuhkannya adalah 3 menit
7
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒆𝒇𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇 𝟏 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
Beban Kerja =
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒊 𝑺𝑶𝑷
8
Seluruh kegiatan pokok dihitung jumlah kebutuhan tenaga, lalu kebutuhan
tenaga dari masing-masing kegiatan dijumlahkan hingga didapatkan jumlah
keseluruhan tenaga yang dibutuhkan, kemudian baru ditambahkan dengan standar
kelonggaran.
Kebutuhan tenaga untuk beban kerja Instalasi Farmasi Puskesmas adalah
24,32 ditambah standar kelonggaran sebesar 0,055 sehingga kebutuhan tenaga
kerja pada Instalasi Farmasi Puskesmas Pancoran sebanyak 24,38 dan dibulatkan
menjadi 25 orang. Sedangkan kebutuhan tenaga untuk beban kerja Gudang adalah
5,09 ditambah standar kelonggaran sebesar 0,055 sehingga kebutuhan tenaga
kerja pada Gudang Farmasi Puskesmas Pancoran sebanyak 5,15 dan dibulatkan
menjadi 6 orang.
Pada Instalasi Farmasi Puskesmas Pancoran yang saat ini tersedia
sebanyak 9 orang sedangkan kebutuhan tenaga kerja seharusnya yaitu 25 orang
sehingga terdapat kekurangan sebanyak 16 orang. Pada Gudang Farmasi
Puskesmas Pancoran yang saat ini tersedia sebanyak 1 orang sedangkan
kebutuhan tenaga kerja seharusnya yaitu 6 orang sehingga terdapat kekurangan
sebanyak 5 orang.
Rasio WISN
Rasio WISN merupakan indikator yang berhubungan dengan beban kerja. Rasio
bernilai 1 (satu) berarti terdapat kesesuaian antara jumlah ketersediaan tenaga dengan
beban kerja. Nilai rasio tersebut didapatkan dari hasil bagi antara jumlah ketersediaan
tenaga dengan jumlah kebutuhan tenaga. Semakin kecil nilai rasio WISN maka
semakin berat beban kerja yang ada dibandingkan dengan ketersediaan tenaga
kesehatan.
Rumus :
9
Beban kerja yang tinggi bisa memberikan dampak bagi pelayanan,yaitu bisa
meningkatkan potensi terjadinya kesalahan pengobatan, lamanya pelayanan, kurang
konstrasinya para pekerja dan lainnya. Apabila terjadi kekurangan tenaga kefarmasian
maka dapat merekomendasikan penambahan jumlah tenaga kefarmasian sehingga
dapat memberikan peningkatan produktivitas kerja
10
KESIMPULAN
Instalasi Farmasi :
Tenaga kerja yang dibutuhkan 25 orang
Jumlah tenaga kerja yang tersedia 9 orang
Kekurangan jumlah tenaga kerja 16 orang
Rasio WISN 0,3691
Gudang Farmasi :
Tenaga kerja yang dibutuhkan 6 orang
Jumlah tenaga kerja yang tersedia 1 orang
Kekurangan jumlah tenaga kerja 5 orang
Rasio WISN 0,1942
11