OLEH :
KELOMPOK TUTORIAL 9
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan ............................................................................................................... 3
Kasus ......................................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk
dipakaidalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit
padamanusia, hewan dan tumbuhan. Obat adalah unsur bahan aktif secara fisiologis,
zatkimia, atau racun. menurut Permenkes , obat adalah bahan atau panduan bahan
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan
biologis.
Karna seperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita lakukan jika kita
sedang sakit atau ada bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang tidak beres dengan
tubuh kita pasti kita akan buru-buru kedokter dan mencari obat untuk mengobati sakit
yang kita derita.
Namun apakah kita tahu bagaimana cara obat bekerja didalam tubuh kita itu?
Oleh karenanya paling tidak, kita harus tahu dulu bagaimana sebenarnya perjalanan
panjang obat di dalam tubuh, sampai kemudian menimbulkan efek yaitu mengurangi
rasa cemas, menghilangkan rasa sakit, menyembuhkan penyakit dan membuat rasa
nyaman, atau bahkan membuat efek“fly”. Selain manfaatnya, tentu kita juga harus
tahu akibat buruknya jika mengkonsumsi diluar aturan dari yang ditentukan.
Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan bagaimana mekanisme obat itu
bekerja, dosis, efek dari pemakaian obat tersebut, dan keadaan dari obat itu sendiri
apakah masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk digunakan. Sehingga
kita akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti over dosis, atau malah
menimbulkan resistensi bagi penyakit yang kita derita sampai dapat menimbulkan
kematian bila salah dalam mengkonsumsi obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dosis
Dosis adalah jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalam
satuan berat, isi (volume) atau unit. Dosis obat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efek farmakologi obat (Jas, 2009). Dosis menentukan kekuatan dan
durasi dari keuntungan dari efek theurapetik pada obat. Dosis juga digunakan untuk
menentukan keparahan efek samping dari obat dan juga pada toksisitas. Durasi
eksposure, yaitu merupakan periode waktu dimana dosis diterima (secara langsung
atau secara graduall) juga menentukan efek dari dosis kepada tubuh (tubuh mungkin
dapat mentoleransi obat yang diberikan secara gradual dibandingkan dosis besar yang
diberikan langsung karena dapat menyebabkan kematian) (Jas, 2009)
Macam-macam dosis :
a. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan orang sakit.
b. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang
diberikan kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada
orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari .
d. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat
mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang
mengkonsumsi akan mengalami kelebihan dosis (Over dose)
Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (inisial dose) atau dosis awal
(loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan
memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua
kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini
dilakukan antara lain pada pemberian oral preparat sulfa (sulfasoxasol, Trisulfa
pyrimidin), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan
1 gram tiap 6 jam waktu berikutnya (Anief, M,2003)
Cara-cara perhitungan dosis obat untuk yang dapat dipakai adalah sebagai
berikut:
LPT anak/m2 =
Pada orang usia lanjut kebanyakan fungsi fisiologisnya mulai berkurang seperti
proses metaboliknya lebih lambat, laju filtrasi glomerulus berkurang,
kepekaan/respon reseptor (factor farmakodinamik) terhadap obat berubah, kesalahan
minum obat lebih kurang 60 % karena penglihatan, pendengaran telah berkurang dan
pelupa, efek samping obat 2-3 kali lebih banyak dari dewasa, maka dosis obat perlu
diturunkan.
Status patologi. Kondisi patologi seperti pasien dengan fungsi ginjal & hati
yang rusak/ terganggu akan menyebabkan proses metabolisme obat yang tidak
sempurna. Sebagai contoh pemberian tetrasiklin pada keadaan ginjal/hati rusak akan
menyebabkan terakumulasinya tetrasiklin dan terjadi kerusakan hati. Maka harus
dipertimbangkan dosis obat yang lebih rendah dan frekuensi obat diperpanjang
(Hidayatullah, 2012)
Toleransi. Efek toleransi obat yaitu obat yang dosisnya harus diperbesar
untuk menjaga respon terapi tertentu. Toleransi ini biasanya terjadi pada pemakaian
obat-obatan seperti antihistamin, barbiturate & anagetik narkotik.
C. Macam-Macam Dosis
a. Dosis Terapi
Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan orang sakit.
b. Dosis Maksimum
Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan
kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari .
c. Dosis Toksik
Dosis toksis adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keracunan obat
d. Dosis Letal (Lethal dose)
Dosis letal yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi.
Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan mengalami kelebihan
dosis (Over dose)
e. Initial Dose
Initial dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan
konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
f. Loading Dose
Loading dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai
konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
g. Maintenance Dose
Maintenance dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan
mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan
regimen dosis. Diberikan dalam tiap obat untuk menggantikan jumlah obat yang
dieliminasi dari dosis sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepat
dapat mempertahankan suatu keadaan stabil konsentrasi obat di dalam tubuh.
Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat
memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan
dosis dalam terapi dibagi menjadi : dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis
lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang
direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara
dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis
yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali
maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk
terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim. (Kozer, 2002)
Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang
dewasa, sedangkan untuk anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus, sperti
dibawah ini:
1. Berdasarkan Umur
Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai
dengan
kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila
a. Rumus Thermich
Persentase DM sekali :
Persentase DM sehari :
Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (Body Surface Area : BSA)
atau Dosage Calculations Based on Body Surface Area. Perhitungan dosis
berdasarkan luas permukaan tubuh merupakan perhitungan dosis yang lebih akurat
ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja, atau dengan berat
badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya dilakukan terutama untuk
pasien pediatrik/anak-anak. rumus perhitungan dosis BSA merupakan turunan dari
rumus Du bois and Du Bois. (Kozer, 2002)
Rumus :
Setelah Luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam rumus
Crowford Terry Rourke dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian dari
dosis dewasa ke dosis anak-anak, Dosis Perkiraan Konversi = Luas Permukaan
Tubuh (LPT) Anak/ LPT Dewasa x Dosis Dewasa, Seperti dibawah ini:
BAB III
KASUS
Anak laki-laki berusia 10 tahun mengeluh bengkak di wajah kaki dan alat
genital, pasien tampak pucat lemah letih dan lesu, air kencing pasien berwarna
kemerahan, konjungitva anemis, hb 9,3 mg/dl proteinuria, pemeriksaan asto positif,
dan didiagnosa glomerulonephritis akut pasca streptococcus, diberikan
medikamentosa amoksisilin setiap 12 jam selama 7 hari, dosis dewasanya 2000
mg/hari
BAB IV
A. Pembahasan
Pada kasus di BAB III, yaitu Anak laki-laki berusia 10 tahun mengeluh
bengkak di wajah kaki dan alat genital, pasien tampak pucat lemah letih dan lesu, air
kencing pasien berwarna kemerahan, konjungitva anemis, hb 9,3 mg/dl proteinuria,
pemeriksaan asto positif, dan didiagnosa glomerulonephritis akut pasca
streptococcus, diberikan medikamentosa amoksisilin setiap 12 jam selama 7 hari,
dosis dewasanya 2000 mg/hari
Terapi farmakologis yang akan diberikan untuk soal diatas adalah
Amoksisilin dengan dosis anak. Pasien diatas merupakan anak laki-laki yang usianya
lebih dari 8 tahun, dan tidak terdapat keterangan lain seperti berat badan maupun luas
permukaan tubuh. Sehingga rumus yang tepat digunakan adalah rumus Dilling. Yaitu
rumusnya adalah :
Sediaan amoksisilin yang tersedia di apotik cukup beragam, namun yang akan
kami gunakan adalah sediaan kapsul yang akan diubah menjadi pulveres agar mudah
diminum oleh pasien yang masih anak anak. Lama terapi adalah 7 hari, sehingga
pasien akan diberikan sejumlah 1000mg x 7 hari = 7000mg, dengan sediaan 500 mg
maka akan dibutuhkan 14 kapsul yang akan dibuat menjadi 14 pulveres
B. Resep Obat
dr. Kelompok 9
SIP : XXX/XX/XXXX
Jl abdul muis 2 no X Telp : 0812345678990
Praktek : 10.00 – 13.00
Bandar Lampung, 24 Mei 2018