Anda di halaman 1dari 16

LAPPORAN PRAKTIKUM FARMASI

DOSIS OBAT PADA ANAK

OLEH :

KELOMPOK TUTORIAL 9

1. Jihan Nur Pratiwi 1618011003


2. Km. Allan Wahyu p. 1618011005
3. Farhana Fitri A. 1618011054
4. Nadia Zulfa F. 1618011072
5. Nurma Retno N. 1618011093
6. Bagas mukti 1618011106
7. Ni’ma Nabila P 1618011111
8. Jundi Fathan 1618011133
9. Nadila Ayuni Putri 1618011178
10. Ajeng Ardhya R. 1658011033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018
DAFTAR PUSTAKA

Pendahuluan ............................................................................................................... 3

Tinjauan pustaka ....................................................................................................... 4

Kasus ......................................................................................................................... 13

Pembahasan dan Penulisan Resep ......................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk
dipakaidalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit
padamanusia, hewan dan tumbuhan. Obat adalah unsur bahan aktif secara fisiologis,
zatkimia, atau racun. menurut Permenkes , obat adalah bahan atau panduan bahan
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki system fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, pemulihan, dan peningkatan kesehatan termasuk kontrasepsi dan sediaan
biologis.

Karna seperti yang telah kita ketahui, hal yang pertama kali kita lakukan jika kita
sedang sakit atau ada bagian tubuh, anggota tubuh, atau ada yang tidak beres dengan
tubuh kita pasti kita akan buru-buru kedokter dan mencari obat untuk mengobati sakit
yang kita derita.

Namun apakah kita tahu bagaimana cara obat bekerja didalam tubuh kita itu?
Oleh karenanya paling tidak, kita harus tahu dulu bagaimana sebenarnya perjalanan
panjang obat di dalam tubuh, sampai kemudian menimbulkan efek yaitu mengurangi
rasa cemas, menghilangkan rasa sakit, menyembuhkan penyakit dan membuat rasa
nyaman, atau bahkan membuat efek“fly”. Selain manfaatnya, tentu kita juga harus
tahu akibat buruknya jika mengkonsumsi diluar aturan dari yang ditentukan.

Oleh karena itu kita harus selalu memperhatikan bagaimana mekanisme obat itu
bekerja, dosis, efek dari pemakaian obat tersebut, dan keadaan dari obat itu sendiri
apakah masih dalam keadaan baik atau sudah tidak layak untuk digunakan. Sehingga
kita akan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti over dosis, atau malah
menimbulkan resistensi bagi penyakit yang kita derita sampai dapat menimbulkan
kematian bila salah dalam mengkonsumsi obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dosis

Dosis adalah jumlah atau takaran obat yang diberikan kepada pasien dalam
satuan berat, isi (volume) atau unit. Dosis obat merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi efek farmakologi obat (Jas, 2009). Dosis menentukan kekuatan dan
durasi dari keuntungan dari efek theurapetik pada obat. Dosis juga digunakan untuk
menentukan keparahan efek samping dari obat dan juga pada toksisitas. Durasi
eksposure, yaitu merupakan periode waktu dimana dosis diterima (secara langsung
atau secara graduall) juga menentukan efek dari dosis kepada tubuh (tubuh mungkin
dapat mentoleransi obat yang diberikan secara gradual dibandingkan dosis besar yang
diberikan langsung karena dapat menyebabkan kematian) (Jas, 2009)

Macam-macam dosis :

a. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan orang sakit.

b. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang
diberikan kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada
orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari .

c. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik,


sehingga dapat menyebabkan terjadinya keracunan obat

d. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat
mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang
mengkonsumsi akan mengalami kelebihan dosis (Over dose)

e. Initial Dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita


dengan konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
f. Loading Dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat
mencapai konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan
efek klinis.

g. Maintenance Dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara


dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang
sesuai dengan regimen dosis. Diberikan dalam tiap obat untuk
menggantikan jumlah obat yang dieliminasi dari dosis sebelumnya.
Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepat dapat mempertahankan suatu
keadaan stabil konsentrasi obat di dalam tubuh. (FI ed. III)

Obat-obat tertentu memerlukan dosis permulaan (inisial dose) atau dosis awal
(loading dose) yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (maintenance dose). Dengan
memberikan dosis permulaan yang lebih tinggi dari dosis pemeliharaan (misalnya dua
kali), kadar obat yang dikehendaki dalam darah dapat dicapai lebih awal. Hal ini
dilakukan antara lain pada pemberian oral preparat sulfa (sulfasoxasol, Trisulfa
pyrimidin), diberikan dosis permulaan 2 gram dan diikuti dengan dosis pemeliharaan
1 gram tiap 6 jam waktu berikutnya (Anief, M,2003)

Cara-cara perhitungan dosis obat untuk yang dapat dipakai adalah sebagai
berikut:

1. Didasarkan perbandingan dengan dosis obat untuk orang dewasa (tidak


dapat diperlukan bagi semua obat)

a. Menurut perbandingan umur (dibandingkan dengan umur orang


dewasa 20-24 tahun) seringkali kurang tepat

b. Menurut perbandingan berat badan (dibandingkan dengan berat badan


orang dewasa 70kg)

c. Menurut perbandingan Luas Permukaan Tubuh (LPT) (dibandingkan


dengan LPT dewasa 1,73 m2)

2. Didasarkan atas ukuran fisik anak secara individual Dasar ini


dipergunakan bagi banyak jenis obat. Perhitungan dosis secara individual ini
lebih baik daripada perhitungan/perbandingan dengan dosis dewasa. Ada dua
cara untuk menghitung dosis individual untuk anak, yaitu:

a. Sesuai dengan berat badan anak dalam Kg.

b. Sesuai dengan LPT anak dalam m2 (LPT anak dapat diperhitungkan


dari tinggi dan berat badan anak menurut rumus Du Bois & Du Bois
atau dapat dilihat pada Nomogram Du Bois & Du Bois (lihat
Nomogram)

c. memakai rumus R.O.Mosteller

LPT anak/m2 =

T = Tinggi/cm BB = berat badan/kg . (Anief, M. 2003)

Cara penghitungan Dosis Obat. Dosis Maksimum. Kecuali dinyatakan lain,


dosis maksimum adalah dosis maksimum dewasa (20-60 tahun) untuk pemakaian
melalui mulut, injeksi sub kutan dan rektal. Untuk orang lanjut usia karena keadaan
fisik sudah mulai menurun, pemberian dosis obat harus lebih kecil dari dosis
maksimum. Dosis maksimum gabungan ( DM sinergis ) Jika dalam satu resep
terdapat dua atau lebih zat aktif (bahan obat) yang kerjanya pada reseptor atau tempat
yang sama maka jumlah obat yang digunakan tidak boleh melampaui jumlah dosis
obat-obat yang berefek sama tersebut, baik sekali pemakaian ataupun dalam
pemberian dosis harian.

Contoh obat yang memiliki efek yang sama :

- Atropin sulfat dengan ekstrak belladoina

- Pulvis opii dengan pulvis overi

- Kofein dan aminofilin

- Arsen trioxida dan Natrii arsenas (Ansel, H.C; 1989)

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dosis Obat


Umur. Umur pasien merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk
menentukan dosis obat, khususnya anak-anak dan orang lanjut usia (>65 tahun).
Anak-anak bukan dewasa kecil dimana adanya perbedaan dalam kemampuan
farmakokinetik dan farmakodinamik obat, sehingga harus diperhitungkan dosis obat
yang diberikan. Factor-faktor yang harus diperhatikan : total body water, protein
plasma, fungsi ginjal dan hati. Sebagai contoh chloramfenikol dimetabolisme oleh
enzim glukoronidase yang ada di hati dimana pada bayi enzim tersebut belum
lengkap sehingga timbul akumulasi khloramfenikol menimbulkan grey sindrom.

Pada orang usia lanjut kebanyakan fungsi fisiologisnya mulai berkurang seperti
proses metaboliknya lebih lambat, laju filtrasi glomerulus berkurang,
kepekaan/respon reseptor (factor farmakodinamik) terhadap obat berubah, kesalahan
minum obat lebih kurang 60 % karena penglihatan, pendengaran telah berkurang dan
pelupa, efek samping obat 2-3 kali lebih banyak dari dewasa, maka dosis obat perlu
diturunkan.

Berat badan. Pasien obesitas mempunyai akumulasi jaringan lemak yang


lebih besar, dimana jaringan lemak mempunyai proporsi air yang lebih kecil
dibandingkan dengan jaringan otot. Jadi pasien obese mempunyai proporsi cairan
tubuh terhadap berat badan yang lebih kecil daripada pasien dengan berat badan
normal, sehingga mempengaruhi volume distribusi obat

Jenis kelamin. Wanita dianggap lebih sensitive terhadap pengaruh obat


dibandingkan pria. Pemberian obat pada wanita hamil juga harus mempertimbangkan
terdistribusinya obat ke janin seperti pada obat-obat anestesi, antibiotic, barbiturate,
narkotik, dan sebagainya yang dapat menyebabkan kematian janin atau kerusakan
congenital. (Admar Jas, 2009)

Status patologi. Kondisi patologi seperti pasien dengan fungsi ginjal & hati
yang rusak/ terganggu akan menyebabkan proses metabolisme obat yang tidak
sempurna. Sebagai contoh pemberian tetrasiklin pada keadaan ginjal/hati rusak akan
menyebabkan terakumulasinya tetrasiklin dan terjadi kerusakan hati. Maka harus
dipertimbangkan dosis obat yang lebih rendah dan frekuensi obat diperpanjang
(Hidayatullah, 2012)

Toleransi. Efek toleransi obat yaitu obat yang dosisnya harus diperbesar
untuk menjaga respon terapi tertentu. Toleransi ini biasanya terjadi pada pemakaian
obat-obatan seperti antihistamin, barbiturate & anagetik narkotik.

Bentuk sediaan dan cara pemakaian. Dosis obat dapat berbeda-beda


tergantung pada bentuk sediaan yang digunakan dan cara pemakaian. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan kecepatan dan luasnya absorpsi obat. Seperti bentuk
sediaan tablet memerlukan proses desintegrasi dan disolusi lebih dahulu sebelum
diabsorpsi sehingga dosisnya lebih besar dibandingkan bentuk sediaan larutan. Cara
pemberian obat juga akan mempengaruhi proses farmakokinetik.

Waktu pemakaian. Waktu ketika obat itu dipakai kadang-kadang


mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada pemberian obat melalui oral dalam
hubungannya dengan kemampuan absorpsi obat oleh saluran cerna dengan adanya
makanan. Ada beberapa obat yang efektif bila dipakai sebelum makan atau sesudah
makan. Untuk obat-obat yang mengiritasi lambung & saluran cerna lebih baik dipakai
segera sesudah makan.

Pemakaian bersama obat lain (interaksi obat). Obat-obat yang diberikan


secara bersamaan akan terjadi interaksi obat secara fisika dan kimiawi yang dapat
berupa efek yang diinginkan atau efek yang menganggu. Missal interaksi tetrasiklin
dengan logam-logam kalsium, magnesium & aluminium (logam ini terdapat pada
antasida atau produk susu keju), pemakaian secara bersamaan harus dihindari atau
dengan cara mengatur jadwal pemberian, karena tetrasiklin membentuk kompleks
dengan logam tersebut yang sukar diabsorpsi oleh saluran cerna. (Ansel, 2006)

C. Macam-Macam Dosis
a. Dosis Terapi
Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan orang sakit.
b. Dosis Maksimum
Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan
kepada penderita. Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk
pemakaian sekali dan sehari .
c. Dosis Toksik
Dosis toksis adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya keracunan obat
d. Dosis Letal (Lethal dose)
Dosis letal yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi.
Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan mengalami kelebihan
dosis (Over dose)
e. Initial Dose
Initial dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan
konsentrasi/kadar obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
f. Loading Dose
Loading dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai
konsentrasi terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
g. Maintenance Dose
Maintenance dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan
mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan
regimen dosis. Diberikan dalam tiap obat untuk menggantikan jumlah obat yang
dieliminasi dari dosis sebelumnya. Penghitungan dosis pemeliharaan yang tepat
dapat mempertahankan suatu keadaan stabil konsentrasi obat di dalam tubuh.

D. Rumus Dosis Anak

Dosis adalah takaran obat yang diberikan kepada pasien yang dapat
memberikan efek farmakologis (khasiat) yang diinginkan. Secara umum penggunaan
dosis dalam terapi dibagi menjadi : dosis lazim dan dosis maksimum/maksimal. Dosis
lazim adalah dosis yang digunakan sebagai pedoman umum pengobatan (yang
direkomendasikan dan sering digunakan) sifatnya tidak mengikat (biasanya diantara
dosis mimimum efek dan dosis maksimum), sedangkan dosis maksimum adalah dosis
yang terbesar yang masih boleh diberikan kepada pasien baik untuk pemakaian sekali
maupun sehari tanpa membahayakan (berefek toksik ataupun over dosis). Untuk
terapi sebaiknya menggunakan pedoman dosis lazim. (Kozer, 2002)

Takaran dosis yang ada dalam farmakope umumnya untuk dosis orang
dewasa, sedangkan untuk anak-anak memerlukan rumus perhitungan khusus, sperti
dibawah ini:

Cara menghitung dosis untuk anak-anak :

1. Berdasarkan Umur

a. Rumus Young (untuk anak <8 tahun)

n : umur dalam tahun

b. Rumus Dilling (untuk anak Besar-sama dengan 8 tahun)

n : umur dalam tahun

c. Rumus Fried (untuk bayi)


n : umur dalam bulan

2. Berdasarkan berat badan

Perhitungan dosis berdasarkan berat badan sebenarnya lebih tepat karna sesuai
dengan

kondisi pasien ketimbang umur yang terkadang tidak sesuai dengan berat badan, bila

memungkinkan hitung dosis melalui berat badan

a. Rumus Thermich

n : berat badan dalam kilogram

3. Rumus untuk menentukan persentase DM obat

Persentase DM sekali :

Persentase DM sehari :

Perhitungan Dosis Berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (LPT)

Perhitungan dosis berdasarkan luas permukaan tubuh (Body Surface Area : BSA)
atau Dosage Calculations Based on Body Surface Area. Perhitungan dosis
berdasarkan luas permukaan tubuh merupakan perhitungan dosis yang lebih akurat
ketimbang menggunakan rumus perhitungan dengan umur saja, atau dengan berat
badan saja, perhitungan dosis BSA ini yang sebaiknya dilakukan terutama untuk
pasien pediatrik/anak-anak. rumus perhitungan dosis BSA merupakan turunan dari
rumus Du bois and Du Bois. (Kozer, 2002)
Rumus :

Setelah Luas permukaan tubuh (BSA) dihitung, maka dimasukkan kedalam rumus
Crowford Terry Rourke dibawah ini untuk melakukan konversi/penyesuaian dari
dosis dewasa ke dosis anak-anak, Dosis Perkiraan Konversi = Luas Permukaan
Tubuh (LPT) Anak/ LPT Dewasa x Dosis Dewasa, Seperti dibawah ini:
BAB III
KASUS

Anak laki-laki berusia 10 tahun mengeluh bengkak di wajah kaki dan alat
genital, pasien tampak pucat lemah letih dan lesu, air kencing pasien berwarna
kemerahan, konjungitva anemis, hb 9,3 mg/dl proteinuria, pemeriksaan asto positif,
dan didiagnosa glomerulonephritis akut pasca streptococcus, diberikan
medikamentosa amoksisilin setiap 12 jam selama 7 hari, dosis dewasanya 2000
mg/hari
BAB IV

PEMBAHASAN DAN PENULISAN RESEP

A. Pembahasan
Pada kasus di BAB III, yaitu Anak laki-laki berusia 10 tahun mengeluh
bengkak di wajah kaki dan alat genital, pasien tampak pucat lemah letih dan lesu, air
kencing pasien berwarna kemerahan, konjungitva anemis, hb 9,3 mg/dl proteinuria,
pemeriksaan asto positif, dan didiagnosa glomerulonephritis akut pasca
streptococcus, diberikan medikamentosa amoksisilin setiap 12 jam selama 7 hari,
dosis dewasanya 2000 mg/hari
Terapi farmakologis yang akan diberikan untuk soal diatas adalah
Amoksisilin dengan dosis anak. Pasien diatas merupakan anak laki-laki yang usianya
lebih dari 8 tahun, dan tidak terdapat keterangan lain seperti berat badan maupun luas
permukaan tubuh. Sehingga rumus yang tepat digunakan adalah rumus Dilling. Yaitu
rumusnya adalah :

Dosis amoksisilin untukorang dewasa dengan diagnosis Glomerulonefritis


Akut Pasca Streptococcus (GNAPS) adalah 2000mg dosis terbagi 2 dalam 1 hari dan
digunakan selama 7 hari. Jika dimasukan pada rumus Dilling maka hasilnya sebagai
berikut untuk perhari :
𝒏
𝒙 𝒅𝒐𝒔𝒊𝒔 𝒅𝒆𝒘𝒂𝒔𝒂
𝟐𝟎
𝟏𝟎
𝒙 𝟐𝟎𝟎𝟎 = = 1000 mg/ hari = 500mg/kali minum
𝟐𝟎

Sediaan amoksisilin yang tersedia di apotik cukup beragam, namun yang akan
kami gunakan adalah sediaan kapsul yang akan diubah menjadi pulveres agar mudah
diminum oleh pasien yang masih anak anak. Lama terapi adalah 7 hari, sehingga
pasien akan diberikan sejumlah 1000mg x 7 hari = 7000mg, dengan sediaan 500 mg
maka akan dibutuhkan 14 kapsul yang akan dibuat menjadi 14 pulveres
B. Resep Obat
dr. Kelompok 9
SIP : XXX/XX/XXXX
Jl abdul muis 2 no X Telp : 0812345678990
Praktek : 10.00 – 13.00
Bandar Lampung, 24 Mei 2018

R/ Amoksisilin 500mg Caps No. XIV


Sacch Lactis q. S
m. f. Pulv No. XIV
S 2 dd pulv I pc

Pro : Anang Jenis Kelamin : Laki-laki


Usia : 10 tahun
Alamat : Rajabasa
DAFTAR PUSTAKA

Aini SR , 2010. Bahan belajar keterampilan medic farmasi


laboratorim keterampilan medik . Mataram : FK UNRAM
Ansel, H.C., Prince, S.J. 2006. Kalkulasi Farmasetik. EGC,
Jakarta.
Jas, Admar, 2009. Perihal Resep & Dosis. USU press, Medan.

Anda mungkin juga menyukai