Urinalisis
Oleh
Irfan Firmansyah
NPM 131821150001
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
PENDAHULUAN
Urolog memiliki posisi yang unik pada dunia medis karena pasiennya
mencakup semua kelompok usia, termasuk prenatal, pediatrik, remaja, dewasa, dan
geriatri. Karena tidak ada subspecialist medis dengan minat yang sama, ahli urologi
yang memiliki kemampuan untuk membuat evaluasi awal dan diagnosis dan
memberikan terapi medis dan bedah untuk semua penyakit dari sistem genitourinari
(GU). Secara historis, armamentarium diagnostik termasuk urine, endoskopi, dan
intravena (IV) pyelography. Kemajuan terbaru dalam ultrasonografi, computed
tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), dan endourologi telah
memperluas kemampuan diagnostik urolog. Meskipun kemajuan ini,
bagaimanapun, pendekatan dasar untuk pasien masih tergantung pada mengambil
riwayat lengkap, melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan melakukan
urinalisis. Dasar-dasar ini memandu evaluasi diagnostik berikutnya.
Nyeri yang timbul dari saluran GU mungkin cukup parah dan biasanya
berhubungan dengan obstruksi saluran kemih atau peradangan. batu saluran kemih
menyebabkan sakit yang hebat ketika mereka menimbulkan obstruksi saluran
kemih atas. Sebaliknya batu yang besar tanpa obstruksi mungkin dapat tidak
menimbulkan gejala. Jadi batu 2-mm-diameter yang terdapat di persimpangan
ureterovesical dapat menyebabkan rasa sakit luar biasa, sedangkan kalkulus
staghorn besar di dalam pelvis renalis atau batu kandung kemih mungkin benar-
benar tanpa gejala. Retensi urin dari obstruksi prostat juga cukup menyakitkan,
tetapi diagnosis biasanya jelas.
Radang saluran GU adalah yang paling parah ketika melibatkan parenkim
dari organ GU. Hal ini disebabkan edema dan distensi dari kapsul yang mengelilingi
organ. Jadi pielonefritis, prostatitis, dan epididimitis biasanya cukup menyakitkan.
Peradangan mukosa dari viskus berongga seperti kandung kemih atau uretra
biasanya menghasilkan ketidaknyamanan, tapi rasa sakit hampir tidak parah.
Tumor pada saluran GU biasanya tidak menimbulkan rasa sakit kecuali
menimbulkan obstruksi atau meluas dari organ utama dan melibatkan saraf yang
berdekatan. Jadi rasa sakit yang terkait dengan GU keganasan biasanya merupakan
manifestasi akhir dan tanda penyakit lanjut.
1. Nyeri ginjal
2. Nyeri ureter
Nyeri ureter biasanya akut dan timbul karena obstruksi. Nyeri muncul akibat
adanya distensi akut pada ureter dan hiperperistalsis dan spasme pada otot polos
ureter untuk menghilangkan obstruksi, biasanya disebabkan oleh batu atau bekuan
darah. Tempat obstruksi ureter sering dapat ditentukan oleh lokasi nyeri disebut.
Dengan obstruksi midureter, rasa sakit di sisi kanan menjalar ke kuadran kanan
bawah perut (McBurney point) dan dengan demikian dapat mensimulasikan usus
buntu; nyeri di sisi kiri menjalar lebih ke kuadran kiri bawah dan menyerupai
diverticulitis. Juga, rasa sakit dapat menjalar ke skrotum pada pria atau labium pada
wanita. Lebih rendah obstruksi ureter sering menghasilkan gejala iritabilitas
vesikalis, termasuk frekuensi, urgensi, dan ketidaknyamanan suprapubik yang
dapat menyebar di sepanjang uretra pada pria ke ujung penis. Seringkali, dengan
anamnesis yang cermat, dokter yang cerdik dapat memprediksi lokasi obstruksi.
Kelainan pada ureter yang timbul perlahan-lahan atau hanya menghasilkan
obstruksi ringan jarang menyebabkan nyeri. Oleh Karena itu tumor ureter dan batu
yang menyebabkan obstruksi minimal jarang menyakitkan.
3. Nyeri vesika
Nyeri suprapubik yang konstan yang tidak berhubungan dengan retensi urin jarang
berasal dari urologi. Selanjutnya,pasien dengan obstruksi kemih progresif lambat dan
kandung kemih distensi (misalnya, penderita diabetes dengan kandung kemih neurogenik
lembek) sering tidak sakit sama sekali meskipun volume urine sisa lebih 1 L. Kondisi
inflamasi kandung kemih biasanya menghasilkan ketidaknyamanan suprapubik
intermittent. Sehingga rasa sakit dalam kondisi seperti cystitis bakteri atau interstitial
cystitis biasanya paling parah ketika kandung kemih penuh dan lega setidaknya sebagian
ketika berkemih. Pasien dengan cystitis kadang-kadang mengalami nyeri yang tajam, nyeri
suprapubik seperti ditusuk pada akhir berkemih, dan ini disebut strangury. Selain itu, pasien
dengan cystitis sering mengalami nyeri disebut uretra distal yang berhubungan dengan
gejala berkemih iritasi seperti frekuensi kencing dan disuria.
4. Nyeri prostat
6. Nyeri testis
Nyeri yang dirasakan pada daerah kantong skrotum dapat berasal dari
kelainan organ di kantong skrotum (nyeri primer) atau dari kelainan organ di luar
kantong skrotum (referred pain). Nyeri primer biasanya disebabkan oleh
epididimitis akut, torsio testis atau torsio apendiks testis. Nyeri yang timbul dari
ginjal atau retroperitoneum bisa menjalar ke testis. Nyeri tumpul disertai hernia
inguinalis juga bisa menjalar ke skrotum. Nyeri skrotum kronis biasanya
berhubungan dengan kondisi non-inflamasi seperti hidrokel atau varikokel, dan
nyeri nya umumnya tidak menjalar, tumpul dan seperti ditindih benda berat.
DISFUNGSI SEKSUAL
1. Penurunan libido
Penurunan libido bisa menandakan adanya defisiensi hormon androgen
yang berasal dari disfungsi pituitari atau testikular. Hal ini bisa dievaluasi secara
langsung melalui pengukuran serum testosteron yang, jika abnormal, harus
dievaluasi lebih lanjut melalui pemeriksaan serum gonadotropin dan prolactin.
2. Impotensi
Impotensi menunjukan secara spesifik ketidakmampuan untuk mencapai
dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual. Anamnesis
yang baik dapat menentukan apakah permasalahannya berasal dari psikis atau
organik. Pada laki-laki dengan impotensi psikogenik, kondisi tersebut sering timbul
lebih cepat akibat adanya faktor pencetus seperti stress pada pernikahan atau
kehilangan pasangan seksual. Pada laki-laki dengan impotensi organik, kondisi
tersebut biasanya timbul lebih sembunyi dan seringnya berhubungan dengan usia
advancing?? atau faktor risiko yang mendasari lainnya. Dalam mengevaluasi laki-
laki dengan impotensi, penting untuk menentukan apakah masalahnya muncul di
semua situasi. Secara umum, pasien yang mampu mencapai ereksi yang cukup pada
beberapa situasi namun tidak pada situasi lain cenderung disebabkan karena
psikogenik dibanding organik.
3. Gagal ejakulasi
Kegagalan dalam ejakulasi bisa disebabkan oleh beberapa penyebab: (1) defisiensi
androgen, (2) sympathetic denervation, (3) agen farmakologis, dan (4) bladder neck
and prostatic surgery.
4. Anorgasme
Anorgasme biasanya psikogenik atau disebabkan oleh obat-obatan tertentu yang
digunakan untuk menyembuhkan penyakit psikiatrik. Kadang-kadang anorgasme
bisa disebabkan karena penurunan sensasi penis yang disebabkan oleh fungsi syaraf
pudendal yang terganggu, sehingga harus menjalani pemeriksaan vibrasi penis dan
pemeriksaan neurologis lebih lanjut sesuai indikasi. Paling sering anorgasme terjadi
pada diabetes dengan neuropati perifer.
5. Ejakulasi dini
Umumnya laki-laki mengalami ejakulasi dalam 2 menit setelah inisiasi
berhubungan, dan banyak laki-laki yang mengeluh ejakulasi dini padahal pada
kenyataannya memiliki fungsi seksual yang normal dengan ekspektasi seksual tidak
normal. Namun, ada laki-laki dengan ejakulasi dini yang sesungguhnya yang
mampu mencapai orgasme dalam waktu kurang dari 1 menit setelah inisiasi
berhubungan. Masalah ini hampir selalu psikogenik dan sebaiknya diobati oleh
psikolog klinis atau psikiater yang ahli dalam penanganan masalah ini dan aspek
psikologis pada disfungsi seksual laki-laki.
HEMATOSPERMIA
Hematospermia adalah adanya darah pada cairan semen. Hematospermia hampir
selalu disebabkan oleh inflamasi nonspesifik dan dapat sembuh secara spontan
biasanya dalam beberapa minggu. Hematospermia biasanya terjadi setelah
abstinensi seksual dalam waktu lama, dan beberapa kali ditemukan pada laki-laki
yang istrinya sedang dalam minggu terakhir kehamilan. Pasien dengan
hematospermia yang menetap selama beberapa minggu harus menjalani
pemeriksaan urologi selanjutnya karena, jarang, penyebab yang mendasar dapat
teridentifikasi. Pemeriksaan genitalia dan rektum harus dilakukan untuk meng-
exclude adanya tuberkulosis; prostate-specific antigen (PSA) dan pemeriksaan
rektum dilakukan untuk mengekslusi karsinoma prostat; dan sitologi urin dilakukan
untuk mengeksklusi kemungkinan karsinoma sel transisi pada prostat.
PNEUMATURIA
Pneumaturia adalah berkemih yang tercampur dengan udara. Pada pasien yang
sedang tidak menggunakan instrumen pada traktus urinarius atau memakai kateter
uretra, pneumaturia hampir selalu disebabkan karena adanya fistula antara usus dan
buli. Penyebab umum adalah divertikulitis, karsinoma pada kolon sigmoid, dan
enteritis regional (Crohn disease).
URETHRAL DISCHARGE
Urethral discharge merupakan gejala yang paling sering dari infeksi venereal.
Discharge pus yang tebal, banyak, dan berwarna kuning hingga keabuan umumnya
khas untuk uretritis gonokokus; discharge pada pasien dengan uretritis nonspesifik
biasanya sedikit dan cair. Discharge dengan darah biasanya menandakan
kemungkinan karsinoma pada uretra.
RIWAYAT MEDIS
1. Penyakit medis sebelumnya dengan kejadian urologi
Pasien dengan diabetes melitus sering timbul disfungsi autonomik yang dapat
menyebabkan fungsi seksual dan urinasi terganggu. Riwayat tuberkulosis
sebelumnya berpengaruh penting pada pasien yang memliki gangguan fungsi
ginjal, obstruksi ureter, atau infeksi saluran kemih yang kronik dan unexplained.
Pasien dengan hipertensi memiliki risiko tinggi disfungsi seksual karena mereka
cenderung memiliki penyakit vaskular perifer dan karena banyak obat-obatan
hipertensi yang sering menimbulkan impotensi. Pasien dengan penyakit neurologis
seperti sklerosis multipel juga memiliki kencenderungan timbul disfungsi urin dan
seksual. Pembedahan pada bladder outlet obstruction dengan adanya detrusor
hyperreflexia dapat menyebabkan peningkatan inkontinensia urin setelah operasi.
Pasien dengan sickle cell anemia rentan terkena beberapa kondisi urologis,
termasuk nekrosis papilaria dan disfungsi ereksi akibat priapism berulang.
Riwayat keluarga
Beberapa contoh penyakit genetik adalah adult polycystic kidney disease, tuberous
sclerosis, von Hippel-Lindau disease, renal tubular acidosis, and cystinuria.
Individu dengan riwayat urolitiasis pada keluarga memiliki risiko tinggi
pembentukan batu. 8% hingga 10% laki-laki dengan kanker prostat memiliki
riwayat penyakit pada keluarga yang cenderung timbul satu dekade lebih awal
dibandingkan dengan tipe kanker prostat yang lebih umum.
Pengobatan
Beberapa obat dapat mengganggu fungsi urinaria dan seksual. Contohnya, obat
antihipertensi umumnya dapat mengganggu fungsi ereksi, dan mengubah obat
antihipertensi kadang dapat memperbaiki fungsi seksual. Obat-obatan psikotropika
juga dapat mempengaruhi emisi dan orgasme.
Alergi
Alergi obat-obatan harus ditanyakan untuk mencegah kemungkinan komplikasi
dari paparan obat yang sama yang tidak disengaja.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Ginjal
Pemeriksaan bimanual ginjal. (Dari Judge RD, Zuidema GD, Fitzgerald FT. editors.
Diagnosis klinis, edisi ke-5. Boston: Little, Brown; 1989. hlm. 370.)
B. Kandung kemih
Kandung kemih normal dalam orang dewasa tidak dapat dipalpasi atau
diperkusi hingga ada setidaknya 150 mL urin di dalamnya. Pada volume sekitar 500
mL, kandung kemih yang menggelembung menjadi terlihat pada pasien kurus
sebagai massa perut garis tengah bawah. Perkusi lebih baik daripada palpasi untuk
pendiagnosaan kandung kemih yang menggelembung,
C. Penis
Jika pasien tidak disunat, kulup harus diretraksi untuk memeriksa apakah
ada tumor atau balanopostitis (inflamasi prepuce dan glans penis). Sebagian besar
kanker penile terjadi pada pria yang tidak disunat dan muncul pada prepuce atau
glans penis. Karena itu dalam pasien yang mengalami pelepasan (discharge) penile
berdarah di mana kulup tidak dapat ditarik, pemotongan dorsal atau sirkumsisi
harus dilakukan untuk bisa mengevaluasi uretra dan penis glans.
Posisi meatus uretra harus dicatat. Ia bisa berada proksimal ke ujung glans
pada permukaan ventral (hisposdia) atau, jauh kurang umum, pada permukaan
dorsal (epispadia). Kulit penile harus diperiksa untuk mengetahui kehadiran vesikel
superfisial yang cocok dengan simpleks herpes dan untuk ulcer yang mungkin
menunjukkan infeksi venereal atau tumor. Kehadiran kutil venereal (condylomata
acuminata), yang tampak sebagai lesi-lesi irregular, papiler, and velvety pada
genitalia pria, juga harus dicatat. Meatus uretra harus dipisahkan di antara ibu jari
dan telunjuk untuk memeriksa apakah ada lesi neoplastik atau inflamatori dalam
fossa navicularis. Poros dorsal penis harus dipalpasi untuk mengetahui kehadiran
plak fibrotik atau ridge yang khas penyakit Peyronie. Kelunakan sepanjang aspek
ventral penis menunjukkan periuretritis, yang sering sekunder pada penyempitan
uretra.
Testis harus dipalpasi secara halus di antara ujung-ujung jari kedua tangan.
Testis biasanya mempunyai konsistensi keras dan kenyal dengan permukaan licin.
Testis yang terlalu kecil menunjukkan hipogonadisma atau endokrinopati seperti
penyakit Klinefelter. Area kenyal atau keras dalam testis harus dianggap sebagai
tumor ganas hingga dibuktikan sebaliknya. Epididimis harus palpabel sebagai ridge
yang posterior ke masing-masing testis. Massa dalam epididimis (spermatocele,
kista, dan epididimitis) hampir selalu tidak berbahaya. Untuk memeriksa hernia,
jari telunjuk dokter harus dimasukkan secara perlahan ke skrotum dan diinvaginasi
ke cincin inguinal eksternal. Korda spermatika juga diperiksa dengan pasien dalam
posisi berdiri.
Varikosele adalah nadi spermatika tortuous yang menjadi lebih jelas ketika
pasien melakukan manuver Valsalva. Epididimis dapat dipalpasi lagi ketika ridge
jaringan (tissue) menyusur secara longitudinal, posterior ke masing-masing testis.
Testis harus dipalpasi lagi di antara jari-jari kedua tangan, dengan sekali lagi harus
hati-hati untuk tidak membuat tekanan pada testis itu sendiri untuk menghindari
nyeri. Transiluminasi membantu dalam penentuan apakah massa skrotum solid
(tumor) atau kistik (hidrosele, spermatosele).
G. Pemeriksaan Neurologis
URINALISIS
Urinalisis adalah tes fundamental yang harus dilakukan pada semua pasien
urologis. Walaupun dalam banyak kejadian suatu urinalisis dipstick sederhana akan
memberi informasi yang perlu namun urinalisis komplit mencakup analisis kimia
dan analisis mikroskopik.
Pria
Dalam pasien pria, sebuah sampel urin midstream diperoleh. Pria yang tidak
disunat harus menarik kulup, membersihkan penis glans dengan larutan antiseptik,
dan terus menarik kulup selama voiding.
Wanita
Cara biasa untuk memperoleh sampel urin dalam neonate atau bayi adalah
menempatkan kantung plastik steril dengan collar adhesif pada genitalia bayi.
Tetapi jelas alat-alat ini mungkin tidak dapat membedakan kontaminasi dari UTI
yang sebenarnya. Kapan saja mungkin, semua sampel urin harus diperiksa dalam 1
jam setelah pengumpulan dan dilapisi (plated) untuk kultur dan sensitivitas jika
diindikasikan.
Warna
Turbiditas (Kekeruhan)
Urin yang baru dikeluarkan jernih. Urin yang keruh paling umum
disebabkan oleh fosfaturia, sebuah proses tak berbahaya di mana kristal fosfat turah
(ekses) mengendap dalam urin basa. Fosfaturia bersifat intermiten dan biasanya
terjadi setelah makan atau setelah minum banyak susu. Kalau tidak, pasien
asimptomatik.
Piuria, yang biasanya terkait dengan UTI, adalah sebab umum lainnya dari
urin keruh. Jumlah besar sel darah putih menyebabkan urin menjadi keruh. Piuria
mudah dibedakan dari fosfaturia melalui penciuman urin (urin yang terinfeksi
mempunyai bau menusuk khas) atau melalui pemeriksaan mikroskopik, yang
dengan mudah membedakan kristal fosfat amorphous dari leukosit.
pH
pH uriner diukur dengan strip tes dipstick yang memasukkan dua indikator
kalorimetrik, methyl red dan bromothymol blue, yang menghasilkan warna-warna
yang dapat dengan mudah dibedakan pada kisaran pH dari 5 sampai 9. pH uriner
bisa berbeda-beda dari 4,5 sampai 8; rata-rata pH berbeda-beda antara 5,5 dan 6,5.
pH uriner antara 4,5 dan 5,5 dianggap asam, sedangkan pH antara 6,5 dan 8
dianggap basa. Umumnya, pH uriner menunjukkan pH dalam serum.
Penentuan pH urin juga berguna dalam diagnosis dan pengobatan UTI dan
penyakit kalkulus uriner. Dalam pasien yang dianggap menderita UTI, urin basa
dengan pH lebih besar dari 7,5 menunjukkan infeksi dengan suatu organisma
pembelah urea, paling umum Proteus. pH uriner biasanya asam dalam pasien yang
mengalami lithiasis kistin dan asam urik. Alkalinisasi urin adalah satu ciri penting
terapi dalam kedua kondisi ini, dan pemonitoran yang sering terhadap pH uriner
perlu untuk memastikan kememadaian terapi.
Hematuria
Urin normal harus mengandung lebih sedikit dari tiga sel darah merah per
HPF. Dipstick positif untuk darah dalam urin mengindikasikan hematuria,
hemoglobinuria, atau mioglobinuria. Deteksi kimiawi darah dalam urin didasarkan
pada aktivitas mirip peroksidase (peroxidase-like activity) hemoglobin. Hematuria
bisa dibedakan dari hemoglobinuria dan mioglobinuria melalui pemeriksaan
mikroskopik terhadap urin yang tersentrifugasi; kehadiran banyak eritrosit
menentukan diagnosis hematuria. Jika eritrosit tidak hadir, pemeriksaan serum akan
membedakan hemoglobinuria dan mioglobinuria.
Proteinuria
Patofisiologi
Pengujian urin untuk glukosa dan ketones berguna dalam skrining pasien
untuk diabetes mellitus. Biasanya hampir semua glukosa yang difilter dengan
glomeruli direabsorbsi dalam tubula proksimal.
Keaktifan esterase leukosit menunjukkan kehadiran sel darah putih dalam urin.
Kehadiran nitrise dalam urin adalah indikasi kuat dari bakteriuria.
Sedimen urin
Sedimen urin harus diperiksa secara mikroskopik untuk (1) sel, (2) cast, (3) kristal,
(4) bakteri, (5), yeast, dan (6) parasit.
1. Sel
2. Cast
Cast adalah koagulum protein yang terbentuk dalam tubula ginjal dan menahan isi
luminal tubular dalam matriks.
3. Kristal
4. Bakteri
Urin normal tidak boleh mengandung bakteri; dan dalam spesimen tak
terkontaminasi baru, temuan bakteri merupakan indikasi dari UTI. Karena setiap
HPF melihat antara 1/20.000 dan 1/50.000 mL masing-masing bakteri yang terlihat
per HPF menunjukkan jumlah lebih dari 30.000/mL. Karena itu, 5 bakteri/HPF
menunjukkan jumlah koloni sekitar 100.000/mL. Ini adalah konsentrasi standar
yang digunakan untuk menentukan diagnosis sebuah UTI dalam sebuah spesimen
clean-catch.
5. Yeast
Sel-sel yeast paling umum yang ditemukan dalam urin adalah Candida
albicans. Bentuk oval bikonkaf yeast dapat dikacaukan dengan eritrosit dan kristal
kalsium oksalat, tetapi yeasts dapat dibedakan dengan budding dan hyphae khas
mereka.
6. Parasit
Trichomonas vaginalis adalah satu sebab dari vaginitis yang sering dalam wanita
dan kadang dari uretritis dalam pria. Trichomonads dapat diidentifikasi dengan
mudah dalam spesimen clean-catch di bawah power rendah.
RINGKASAN
Bab ini telah merinci evaluasi dasar dari pasien urologis, yang harus
mencakup riwayat cermat, pemeriksaan fisik, dan urinalisis. Ketiga komponen
pokok ini merupakan landasan evaluasi urologis dan harus mendahului prosedur-
prosedur diagnostik berikutnya. Setelah penyelesaian riwayat, pemeriksaan fisik,
dan urinalisis, urolog mesti mampu menentukan setidaknya diagnosis diferensial,
jika bukan diagnosis spesifik, yang akan memungkinkan evaluasi diagnostik dan
pengobatan berikutnya dilakukan secara langsung dan efisien.