Anda di halaman 1dari 18

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKALA BEDAH III

Tentang
WINDSHILLED SURVEY

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
1.

STIKes SYEDZA SAINTIKA PADANG


S1 ILMU KEPERAWATAN
2016/2017
A. Pengertian Body Mekanik

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas.
Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.

Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :

1. Body Aligement (Postur Tubuh)


Susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam hubungannya dengan bagian tubuh
yang lain.
2. Balance (Keseimbangan)
Keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line gravity dan base of
support.
3. Koordinated Body Movement (Gerakan tubuh yang terkoordinir)
Dimana body mekanik berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.
B. Prinsip-prinsip Body Mekanik

Mekanika tubuh berpengaruh terhadap tingkat kesehatan perawat dan klien serta
mencegah kecacatan. Misalnya dalam menjalankan tugasnya perawat menggunakan
berbagai kelompok otot seperti berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat,
mengangkat dan memindahkan klien, serta menggerakan objek. Aktivitas tersebut
mempengaruhi pergerakan tubuh seorang perawat. Jika digunakan dengan benar,
kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi tenaga seorang perawat. Penggunaan yang
tidak benar dapat mengganggu aktivitas perawat.

Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :

a. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan yaitu memandang gravitasi
sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat tiga faktor yang perlu
diperhatikan dalam gravitasi:

· Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh

· Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal


melalui pusat gravitasi.

· Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam


keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh

2. Keseimbangan
Keseimbangan dapat dicapai dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi
diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika
tubuh.

Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh


Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia. Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan
dasar yang harus diperhatikan, di antaranya :

a. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar akan mampu untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.
Misal, orang yang berdiri akan lebih mudah stabil daripada orang yang berjalan karena
pada posisi berjalan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain.
b. Menahan (squating)
Dalam menahn sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat untuk mencegah
kelainan tubuh dan memudahkan gerak yang akan dilakukan.
c. Menarik (pulling)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menarik benda diantaranya
ketinggian, letak benda, posisi kaki, dan tubuh sewaktu menarik, sodorkan telapak dan
tangan dan lengan atas di bawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakan
pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut, dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan
penarikan.
d. Mengangkat (lifting)
Merupakan pergerakan gaya tarik. Gunakan otot-otot besar dari tumit, paha bagian
atas dan kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh
bagian belakang.
e. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada
tulang belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi
dalam pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.

C. Faktor yang Mempengaruhi Body Mekanik dan Ambulasi


1. Status kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan
sistem saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh
penyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari sehingga
dapat mempengaruhi mekanika tubuh.
2. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang
dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot
dan memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium
akan lebih mudah mengalami fraktur.

3. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulansi yang baik, misalnya seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak
bersemangat, dan harga diri rendah, akan mudah mengalami perubahan dalam
mekanika tubuh dan ambulasi.

4. Situasi dan Kebiasaan


Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat
benda-benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

5. Gaya Hidup
Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan kemungkinan
besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas yang dapat menganggu
koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi sehingga pada akhirnya akan
mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.

6. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang
dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan
mekanika tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi
sistem neurologi dan muskulusletal.

D. Akibat Body Mekanik yang Buruk

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi pengeluaran energi


secara berlebihan. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan mekanika tubuh
yang salah adalah sbb :

1. Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya kelelahan dan gangguan


dalam sistem muskulusletal.

2. Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskulusletal. Seseorang salah


dalam berjongkok atau berdiri, maka akan memudahkan terjadinya gangguan
dalam struktur muskulusletal, misalnya kelainan pada tulang vertebrata.

E. Pengaturan Posisi

1. Posisi fowler

Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau di naikkan.
Fungsinya untuk mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi
pernapasan pasien.

Tujuan
1. mengurangi komplikasi akibat imobilisasi
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Untuk membantu mengatasi masalah kesulitan pernafasan dan
cardiovaskuler
4. Untuk melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton televisi)

Peralatan
· Tempat tidur
· Bantal kecil
· Gulungan handuk
· Bantalam kecil
· Sarung tangan (bila diperlukan)

Prosedur kerja
· memebritahu pasien
Mencuci tangan
Naikkan bagian kepala tempat tidur yang lebih tinggi,
Berikan bantal pada bagian kepala pasien
Posisi kan klien sehingga sudutnya berda di pinggul
Beri bantal pada lengan bawah sehingga lengan bawah tersangaa untuk
mencegah bahu klien tertarik
Sangga tangan dengan bantal sehingga tangan dalam posisi normal dengan
lengan bawah tersangga
Tekuk dalam keaadaan tertuntu, hindari tekanan pembuluh darah dan saraf
dibelakang lutut
Cuci tangan

Berikut ini masalah umum yang yerjadi pada klien dengan posisi Fowler:

· Meningkatnya fleksi servikal karena bantal di kepala terlalu tebal dan


kepala terdorong ke depan.

· Ekstensi lutut memungkinkan klien meluncur kebagian kaki tempat tidur.

· Tekaknan lutut bagian posterior, menurunkan sirkulasi ke kaki.

· Rotasi luar pada pinggul.

· Lengan menggantung di sisi klien tanpa disokong.

· Kaki yang tidak tersokong.

· Titik penekanan di sakrum atau di tumit yang tidak terlindungi.

2. Posisi sims
Adalah Posisi miring kekanan atau kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memeberi kenyamanan dan untuk memberikan obat melalui anus.

Tujuan :
 mningkatkan drainase dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
 Memasukka obat supositoria mencegah dekubitus
 Untuk mempermudahkan pemeriksaan dan perwatan pada area parineal.

Peralatan :
· Tempat tidur
· Bantal kecil
· Gulungan handuk
· Sarung tangan (bila diperlukan)
Indikasi
1. pasien tidak sadarkan diri
2. Pasien yang akan di enema
3. Untuk tidur pada wanita hamil
Kontra indikasi
Klien dengan kelainan sendi pada lutu dan panggul

prosedur :
1. memberi tahu klien
2. Cuci tangan
3. Klien miring kiri atau kekanan dan setengah badan telungkup
4. Tangan yang dibawah diletakka dibelkang punggung serta yang atas di fleksikan
di depan bahu
5. Dibawah kepala diberi bantal
6. Dibawah kaki dan tangan yang di flesikan didepan diberi bantal

Masalah umum pada posisi Sims adalah sebagai berikut :

 Fleksi lateral pada leher.


 Rotasi dalam, adduksi, atau kurang soskongan di bahu dan pinggul.
 Kurang sokongan di kaki.
 Kurang perlindungan dari titik pertekanan di tulang ilium, humerus klavikula,
lutut dan pergelangan kaki.

3. Posisi trendelenburg
Posisi pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah
daripada bagian kaki.

Tujuan :
 Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke otak
 Pasien dengan pembedahan dpada daerah perut
 Pasien socks
 Pasien hipotensi

Indikasi
 Posisi ini digunakan untuk melancarkan peredaran darah ke otak
 Pasien dengan pembedahan dpada daerah perut
 Pasien socks
 Pasien hipotensi

Kontar indikasi
Pada klien yang mempunya potensi peningkatan tekanan kranial
Prosedur
 meberitahu pasien
 Mencuci tangan
 Pasien dibaringkan datar terlentang tanpa bantal, dan lipatan lutut diberi bantal
 Meninggikan tempat tidut]r klien sesuai dengan kebutuhan
 Memberi kenyamanan pada posisinya
 Merapika tempat tidur
 Mencuci tangan
4. Posisi dorsal recumbent
Adalah Posisi berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ( ditarik atau
direnggangkan) diatas tempat tidur.

Tujuan :
Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa genetalia serta proses
persalinan.
Indikasi
 Pasien yang pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus
 Pasien dengan ketegangan punggung belakang
Kontara indikasi
Dilakukan pada klien artritis karena terbatas untuk menekuk lutut dang
panggul
Prosedur:
 memberitahu klien
 Mencuci tangan
 Kepal datar pada permukaan tempat tidur, dan melatakkan bantak
dibawah kepala serta bahu jika memaksa untuk meluruskan
 Menekuk lutut dan tumit diletakka diatas tempat tidur
 Merapikan tempat tidur dan cuci tangan

Berikut ini bebrapa masalah umum yang terjadi pada posisi terlentang:

1. Bantal di kepala terlalu tebal dapat meningkatkan fleksi pada servikal.


2. Kepala datar pada matras.

3. Bahu tidak disokong dan berotasi dalam.

4. Siku melebar.

5. Ibu jari tidak berlawanan dengan jari-jari lain.

6. Pinggul berotasi luar.

7. Tidak tersokongnya pinggul.

8. Titik penekanan di bagian oksiput kepala, vertebra lumbal, siku dan tumit
yang tidak terlindungi.

5. Posisi litotomi
Adalah posisi berbaring terlentang dengan mengangkat kedua kaki dan
menariknya keatas bagian perut.

Tujuan :
Memudahkan prose persalinan, opersi ambeyen, pemasangan IUD
Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genetalia dan memasang alat kontrasepsi.
Indikasi
 pada pemeriksaan genikologis
 Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan terhadap penyakit
pada uretra, rectum, vagina dan kandung kemih
Kontra indikasi
Pada klien dengan atritis berat
Prsedur
 memberitahu pasien
 Mencuci tangan
 Klien dibaringkan telentang dengan punggung, paha diletekkan pada perut
 Lutu dilipatkan dengan kaki jauh dari tubuh dan dibantu oleh perawata untuk
meletakkan pada penahan lutut
 Diberiakan kenyaman dan pertahanan klien tetap tertup dengan baik
 Merapikan tempat tidur
 Mencuci tangan

6. Posisi genu pectural


kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat tidur.

Tujuan :
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum, vagina dan sigmoid.
Indikasi
Pasien hemoroid
Posisi ini digunakan untuk memeriksa daerah rectum, vagina dan sigmoid.

Prosedur
 1 memberitahu pasien
 2Mencuci tangan
 posisi pasien dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas
tempat tidur.
 Merapikan tempat tidur
 Mencuci tangan

7. Posisi terlentang (supinasi)


Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh
sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.

Tujuan :
a. meninkatkan kenyaman pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada
pasien pembedahan atau dalam prose anestesi tertentu
Indikasi
 Pasien dengan tidakan post anestesi atau pebedahan tertentu
 Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma
Kontra indikasi
 Pada klien dengan sesak nafas
 Pada klien dengan fraktur lumbal

Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Footboard
e. Sarung tangan (bila diperlukan)
Prosedur kerja :
a. Memeberitahu pasien
b. Cuci tangan
c. Keoal dan ounggung klien berada di ats tempat tidur dengan meletakkan bantal
dibawah kepala
d. Kaki diluriskan diatas tempat tidur dengan meletakkan bantak diabawah kepala
e. Merapikan tempat tidur
f. Cuci tangan
8. Posisi Orthopneu
Posisi pasien duduk dnegan menyandarkan kepala pada penampang yangs
ejajar dada seprti pada meja

Tujuan :
a. Untuk membantu mengatasi masalah pernafasan dengan memberikan ekspansi
dada yang maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah inhalasi
Idikasi
Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur telentang
Peralatan :
 Tempat tidur
 Bantal angin
 Gulungan handuk
 Footboard
 Sarung tangan (bila diperlukan)

Prosedur kerja :

 Meberitahu pasien
 Mencuci tangan
 pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar
dada seperti pada meja
 Merapikan tempat tidur
 Cuci tangan

9. Posisi Pronasi (telungkup)


posis pasien tidur dalam posis telungkup berabring engan wajah menghadap
kebantal

Tujuan :
1. Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut.
2. Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.
3. Memberikan drainase pada mulut sehingga berguna bagi klien post operasi
mulut atau tenggorokan.
Indikasi
1. pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2. Pasien dengan pemeroksaan daerah bokong atau punggung
Kontaindikasi
Pada pasie dengan masalah daerah servikal, atau lumbal tulang belakang

Peralatan :
1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan (bila diperlukan)

Prosedur kerja :
 memberitahu pasien
 Cuci tangan
 Atur ketinggian tempat tidur
 Tubuh diletakka pada tempat tidur yangd datar denga tubuh bagian depan
terketak pad permukaan temat tidur
 Letakkan bantal dibawaj kepal dengan menghadapkan kepala ke arah tenoat
tidur atau kesamping
 letakka bantal dibawah perut tepatnya pada diafragma
 Letakka bantal dibawah sudut kaki sehungga jari-jari kaki tidank menyentyh
temaot tidur
 Merapika tempat tidur dan jkien
 Mencuci tangan

Potensial masalah yang terjadi, antara lain:

1. Hiperekstensi leher.
2. hiperekstensi spinal lumbal.
3. Plantar fleksi pergelangan kaki.
4. Titik penekanan di dagu, siku, pinggul, lutut dan jari-jari kaki tidak terlindungi.

10. POSISI LATERAL (SIDE LYING)


posis miring dimana pasin bersnadara kesamping dnegan sebagian besar berta
tubuh berda pada pinggul dan bahu

Tujuan :
a. memepertahankan body aligment
Mengurangi komlipkasi akibat imbolisasi
Meningkatkan rasa nyaman
Indikasi
 Pasien yang ingin beristirahat dan tidur
 Penderita yang mengalmi kelemahan pasca opersi
 Kontarindikasi
 Pada klien yang mengalami ganggu pernafasan
Peralatan :
a. Tempat tidur
b. Bantal angin
c. Gulungan handuk
d. Sarung tangan (bila diperlukan)

Prosedur kerja :
 Memeberitahu pasien
 Mencuci tangan
 Tubuh dihadapkan kesamping dengan meletakkan bantal pada bawah kepal
 Kemudian lengan bawah dan atas menutup ke fleksi temapt tidur dan posisi jauh
daritemapt tidur serta letakkan bantal dibawah lengan atas
 Paha dan kaki bagian yang atas di fleksikan dengan disandarkan pada bantal
dengan bantal dibawah kaki, bahu dan pinggan harus diluruskan
 Merapikan tempat tidur
 Cuci tangan

Berikut ini masalah umum yang terjadi pada posisi miring :

1. Flesi lateral pada leher.

2. Lengkung tulang belakang keluar dari kesejajaran normal.

3. Persendian bahu dan pinggul berotasi dalam, adduksi, atau tidak disokong.

4. Kurangnya sokongan kaki.

5. Titik penekanan di telinga, tulang ilium, lutut dan pergelangn kaki kurang
terlindungi

Memindahkan pasien ke kursi roda


Kegiaatan yang dialkukan pada klien dnegan kelemahan kemampuan fungsional
untuk berpindah drai tempat tidur ke kursi roda

Tujuan

 Memberikan kenyaman
 Mempertahankan komtrol diri pasien
 Memungkinakan pasien untuk bersosialisasi
 Memudahkan perawat yang akan menganti seprai

Prosedur

 meberitahu klien
 Mencuci tangan
 Bantu klien posis duduk ditepi tempat tidur, buat posis kursi pada sudut 450
terahadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, pastikan dalam posisi
terkunci, paang sabuk pemindah bila perlu, sesuai kebijakan lembaga
 Yakinkan bahwa klien menggunaak sepatu yang stabil dan ati slip
 Regangkan kedua kaki anda
 Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda klien

Anda mungkin juga menyukai