Anda di halaman 1dari 5

Bom Bali 2002, Kisah Lengkap Aksi

Terorisme Paling Fenomenal Di Indonesia


By Berita Sepuluh on 8 Januari 2014 • ( Tinggalkan komentar )

Kisah Lengkap Aksi Terorisme Paling Fenomenal dan


Paling Brutal Di Indonesia, Bom Bali 2002

Bom Bali 2002 adalah rangkaian tiga peristiwa pengeboman yang terjadi pada malam
hari tanggal 12 Oktober 2002. Dua ledakan pertama terjadi di Paddy’s Pub dan Sari
Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali, sedangkan ledakan terakhir terjadi di dekat
Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan. Rangkaian
pengeboman ini merupakan pengeboman pertama yang kemudian disusul oleh
pengeboman dalam skala yang jauh lebih kecil yang juga bertempat di Bali pada tahun
2005. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, kebanyakan
korban merupakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang
merupakan tempat wisata tersebut. Peristiwa ini dianggap sebagai peristiwa terorisme
terparah dalam sejarah Indonesia.

Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang telah dibentuk untuk
menangani kasus ini menyimpulkan, bom yang digunakan berjenis TNT seberat 1 kg dan di
depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot antara 50-150 kg.Peristiwa Bom Bali I ini
juga diangkat menjadi film layar lebar dengan judul Long Road to Heaven, dengan pemain
antara lain Surya Saputra sebagai Hambali dan Alex Komang, serta melibatkan pemeran dari
Australia dan Indonesia

Kawasan Legian, Kuta, Bali, tidak pernah tidur. Keramaian justru memuncak menjelang
tengah malam. Malam itu, Sabtu 12 Oktober 2002, waktu menunjukkan pukul 23.30, namun
geliat kehidupan masih terlihat. Sebagian besar penduduk kota Denpasar dan Kabupaten
Badung mulai beranjak tidur. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara ledakan yang amat
dahsyat. Bom yang meledak di depan Paddy’s tidak terlalu besar. Walau sebagian
pengunjung panik, sebagian lainnya masih tetap asyik mendengar musik di pub itu. Tetapi,
selang beberapa menit, ledakan lebih dahsyat terjadi di depan Sari Club. Ledakan itu menelan
korban tewas 184 orang, 250 orang luka-luka, 47 bangunan hancur, dan ratusan mobil rusak
berat. Getaran ledakannya terasa hingga 12 kilometer. Sedangkan bunyi ledakan terdengar
hingga puluhan kilometer. Adapun asapnya tinggi menjulang ke awan hingga seratus meter,
membentuk cendawan api raksasa yang sangat menyilaukan bahkan membutakan mata.
Ledakan itu sendiri meninggalkan sebuah lubang besar berdiameter 5 x 4 meter dan
kedalaman 1,5 meter. Bau amis darah sangat menyengat, semua orang berlari dan menjerit
panik atau merintih kesakitan.

Hasil penelusuran awal kepolisian mengungkapkan, bom yang diledakkan di Jalan Legian
dibawa oleh taksi yang ditumpangi tiga orang berwajah Melayu. Bom itu diduga diletakkan
di bawah mobil. Di depan Paddys Cafe, tiga orang yang ada di dalam taksi keluar
meninggalkan taksinya. Setelah itulah terjadi ledakan di Paddy’s, yang tak lama disusul
dengan ledakan kedua di Sari Club.

Pelaku

Amrozi bin Nurhasyim adalah seorang terpidana yang dihukum mati karena menjadi
penggerak utama dalam Peristiwa Bom Bali 2002. Ia berasal dari Jawa Timur. Amrozi
disebut-sebut termotivasi ideologi Islam radikal dan anti-Barat yang didukung organisasi
bawah tanah Jemaah Islamiyah. Pada 7 Agustus 2003, ia dinyatakan oleh pengadilan bersalah
atas tuduhan keterlibatan dalam peristiwa pengeboman tersebut dan divonis hukuman mati.
Namun undang-undang yang digunakan untuk memvonisnya ternyata kemudian dinyatakan
tidak berlaku oleh Mahkamah Agung pada Juli 2004. Awalnya dipenjara di Lembaga
Pemasyarakatan (LP) Kerobokan di Denpasar, ia lalu dipindahkan ke LP Nusakambangan
pada 11 Oktober 2005 bersama dengan Imam Samudra dan Mukhlas, dua pelaku Bom Bali
lainnya. Sikap Amrozi yang tampak tidak peduli sepanjang pengadilannya membuatnya
sering dijuluki media massa The Smiling Assassin (Pembunuh yang Tersenyum). Amrozi
dihukum mati pada hari Minggu, 9 November 2008 dini hari.

Pihak Kejaksaan Agung melalui Kapuspenkum M. Jasman Panjaitan menyatakan, tiga


terpidana mati bom Bali telah dieksekusi dengan cara ditembak. Amrozi, kakaknya Mukhlas
alias Ali Ghufron, dan pemimpin kelompok Imam Samudra alias Abdul Azis, yang terbukti
bertanggung jawab dalam serangan bom yang menewaskan setidaknya 202 orang di Bali
tersebut, dinyatakan tewas dengan luka tembak di bagian jantung, demikian hasil otopsi tim
dokter forensik Polda Jawa Tengah. Sumber di LP Batu Nusakambangan menyebutkan,
terpidana mati menyerukan “Allahu Akbar” ketika dibawa dari sel isolasi oleh anggota
Gegana menuju mobil. Mobil tersebut kemudian melaju ke sebuah tempat yang Nirbaya.
Nirbaya adalah bekas lembaga pemasyarakatan peninggalan Belanda yang dijadikan tempat
eksekusi bagi para terpidana mati.

Terdakwa kasus terorisme Umar Patek bercerita saat dirinya ikut membantu Mukhlas Cs
meracik dan merakit Bom Bali 2002, di sebuah kontrakan di Jalan Menjangan, Bali Dalam
persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Umar Patek mengaku datang ke Bali atas
perintah Mukhlas, yang ingin melakukan pembalasan untuk umat muslim di Palestina.
Meskipun Umar Patek sempat tidak sepaham dengan aksi tersebut, dengan berberat hati
dirinya harus mengikuti apa kata seniornya Dulmatin saat itu. Ia tidak punya alasan lain
kenapa ikut ke Bali saat itu. “Saya hanya ikut Dulmatin,” ujarnya dalam persidangan, Senin
(7/5/2012). Umar Patek selalu merasa berat bila harus menolak permintaan Dulmatin. Sebab,
Dulmatin kerap kali membantunya dalam urusan risiko dapur.

Kronologi Bom Bali 2002

 12 Oktober 2002 Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali
diguncang bom. Dua bom meledak dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu pukul
23.05 Wita. Lebih dari 200 orang menjadi korban tewas keganasan bom itu,
sedangkan 200 lebih lainnya luka berat maupun ringan. Kurang lebih 10 menit
kemudian, ledakan kembali mengguncang Bali. Pada pukul 23.15 Wita, bom meledak
di Renon, berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat. Namun tak ada
korban jiwa dalam peristiwa itu.
 16 Oktober 2002 Pemeriksaan saksi untuk kasus terorisme itu mulai dilakukan. Lebih
dari 50 orang telah dimintai keterangan di Polda Bali. Untuk membantu Polri, Tim
Forensik Australia ikut diterjunkan untuk identifikasi jenazah.
 20 Oktober 2002 Tim Investigasi Gabungan Polri dan kepolisian luar negeri yang
telah dibentuk untuk menangani kasus ini menyimpulkan, bom di Paddy’s Pub
berjenis TNT seberat 1 kg dan di depan Sari Club, merupakan bom RDX berbobot
antara 50-150 kg. Sementara bom di dekat konsulat Amerika Serikat menggunakan
jenis TNT berbobot kecil yakni 0,5 kg.
 29 Oktober 2002 Pemerintah yang saat itu dipegang oleh Megawati Soekarnoputri
terus mendesak polisi untuk menuntaskan kasus yang mencoreng nama Indonesia itu.
Putri Soekarno itu memberi deadline, kasus harus tuntas pada November 2002.
 30 Oktober 2002 Titik terang pelaku bom Bali I mulai muncul. Tiga sketsa wajah
tersangka pengebom itu dipublikasikan.
 4 November 2002 Polisi mulai menunjukkan prestasinya. Nama dan identitas
tersangka telah dikantongi petugas. Tak cuma itu, polisi juga mengklaim telah
mengetahui persembunyian para tersangka. Mereka tidak tinggal bersama namun
masih di Indonesia.
 5 November 2002 Salah satu tersangka kunci ditangkap. Amrozi bin Nurhasyim
ditangkap di rumahnya di di Desa Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur.
 6 November 2002 10 Orang yang diduga terkait ditangkap di sejumlah tempat di
Pulau Jawa. Hari itu juga, Amrozi diterbangkan ke Bali dan pukul 20.52 WIB,
Amrozy tiba di Bandara Ngurah Rai.
 7 November 2002 Satu sketsa wajah kembali dipublikasikan. Sementara itu Abu
Bakar Ba’asyir yang disebut-sebut punya hubungan dengan Amrozi membantah.
Ba’asyir menilai pengakuan Amrozi saat diperiksa di Polda Jatim merupakan
rekayasa pemerintah dan Mabes Polri yang mendapat tekanan dari Amerika Serikat.
 8 November 2002 Status Amrozi dinyatakan resmi sebagai tersangka dalam tindak
pidana terorisme.
 9 November 2002 Tim forensik menemukan residu bahan-bahan yang identik dengan
unsur bahan peledak di TKP. Sementara Jenderal Da’i Bachtiar, Kapolri pada saat itu
mengatakan kesaksian Omar Al-Farouq tentang keterlibatan Ustad Abu Bakar
Ba’asyir dan Amrozi dalam kasus bom valid.
 10 November 2002 Amrozi membeberkan lima orang yang menjadi tim inti
peledakan. Ali Imron, Ali Fauzi, Qomaruddin adalah eksekutor di Sari Club dan
Paddy’s. Sementara M Gufron dan Mubarok menjadi orang yang membantu
mempersiapkan peledakan. Polisi pun memburu Muhammad Gufron (kakak Amrozi),
Ali Imron (adik Amrozi), dan Ari Fauzi (saudara lain dari ibu kandung Amrozi).
Kakak tiri Amrozi, Tafsir. Tafsir dianggap tahu seluk-beluk mobil Mitsubishi L-300
dan meminjamkan rumahnya untuk dipakai Amrozi sebagai bengkel.
 11 November 2002 Tim gabungan menangkap Qomaruddin, petugas kehutanan yang
juga teman dekat Amrozi di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan. Qomaruddin
diduga ikut membantu meracik bahan peledak untuk dijadikan bom.
 17 November 2002 Imam Samudra, Idris dan Dulmatin diduga merupakan perajik
bom Bali I. Bersama Ali Imron, Umar alias Wayan, dan Umar alias Patek, merekapun
ditetapkan sebagai tersangka.
 26 November 2002 Imam Samudra, satu lagi tersangka bom Bali, ditangkap di dalam
bus Kurnia di kapal Pelabuhan Merak. Rupanya dia hendak melarikan diri ke
Sumatera.
 1 Desember 2002 Tim Investigasi Bom Bali I berhasil mengungkap mastermind bom
Bali yang jumlahnya empat orang, satu di antaranya anggota Jamaah Islamiah (JI).
 3 Desember 2002 Ali Gufron alias Muklas (kakak Amrozi) ditangkap di Klaten, Jawa
Tengah.
 4 Desember 2002 Sejumlah tersangka bom Bali I ditangkap di Klaten, Solo, Jawa
Tengah, di antaranya Ali Imron (adik Amrozi), Rahmat, dan Hermiyanto. Sejumlah
wanita yang diduga istri tersangka juga ditangkap.
 16 Desember 2002 Polisi menangkap anak Ashuri, Atang, yang masih siswa SMU di
Lamongan. Tim juga berhasil menemukan 20 dus yang berisi bahan kimia jenis
potassium klorat seberat satu ton di rumah kosong milik Ashuri di Desa Banjarwati,
Kecamatan Paciran, Lamongan yang diduga milik Amrozi.
 18 Desember 2002 Tim Investigasi Gabungan Polri-polisi Australia membuka dan
membeberkan Dokumen Solo, sebuah dokumen yang dimiliki Ali Gufron. Dalam
dokumen tersebut berisi tata cara membuat senjata, racun, dan� merakit bom.
Dokumen itu juga memuat buku-buku tentang Jamaah Islamiah (JI) dan topografi
suatu daerah serta sejumlah rencana aksi yang akan dilakukannya.
 6 Januari 2003 Berkas perkara Amrozi diserahkan kepada Kejaksaan Tinggi Bali.
 16 Januari 2003 Ali Imron bersama 14 tersangka yang ditangkap di Samarinda tiba
di Bali.
 8 Februari 2003 Rekonstruksi bom Bali I
 12 Mei 2003 Sidang pertama terhadap tersangka Amrozi.
 2 Juni 2003 Imam Samudra mulai diadili.
 30 Juni 2003 Amrozi dituntut hukuman mati
 7 Juli 2003 Amrozi divonis mati
 28 Juli 2003 Imam Samudra dituntut hukuman mati.
 10 September 2003 Imam Samudra divonis mati.
 28 Agustus 2003 Ali Gufron alias Muklas dituntut hukuman mati
 2 Oktober 2003 Ali Gufron divonis mati.
 30 Januari 2007 PK pertama Amrozi cs ditolak
 30 Januari 2008 PK kedua diajukan dan ditolak
 1 Mei 2008 PK ketiga diajukan dan kembali ditolak
 21 Oktober 2008 Mahkamah Konstitusi tolak uji materi terhadap UU Nomor
2/Pnps/1964 soal tata cara eksekusi mati yang diajukan Amrozi cs.
 9 November 2008 Amrozi cs dieksekusi mati di Nusakambangan. Apakah semua
terpidana mati?

Peringatan Bom Bali

Monumen bom Bali di Ground Zero Legian, Kuta, Jumat (12/10/2012) pagi, menjadi tujuan
banyak orang yang ingin mengenang para korban ledakan bom teroris di Sari Club dan
Paddys Pub, sepuluh tahun silam. Selain meletakkan bunga di monumen, mereka juga
mendoakan kerabat dan sahabat yang tewas dalam salah satu tragedi kemanusiaan terbesar di
Indonesia tersebut. Sebagian besar pengunjung yang memberi penghormatan pagi ini adalah
wisatawan asal Australia.

Nama para korban peledakan bom di Kuta, Badung, Bali, 12 Oktober 2002, dibacakan dalam
puncak peringatan tragedi peledakan bom Bali I di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana,
Badung, Jumat (12/10/2012). Pembacaan nama para korban meninggal dilakukan sebelum
mengheningkan cipta (minute’s silence) dalam peringatan bom Bali I.Peledakan bom di Kuta,
Badung, pada 2002 mengakibatkan 202 korban meninggal dan puluhan korban luka. Korban
meninggal berasal dari 22 negara, termasuk Australia dan Indonesia. Peringatan 10 tahun
tragedi peledakan bom Bali I di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana dihadiri sejumlah
pejabat tinggi, di antaranya Perdana Menteri Australia Julia Gillard, mantan Perdana Menteri
Australia John Howard, pemimpin oposisi Australia Tony Abbot, Menteri Luar Negeri
Indonesia Marty Natalegawa, dan Menteri Luar Negeri Selandia Baru Murray McCully.

Australia berkabung bertepatan dengan 10 tahun peringatan peristiwa bom Bali. Bendera
Australia di atas Sydney Harbour Bridge akan dikibarkan setengah tiang pada Jumat
(12/10/2012) guna menghormati 202 korban dalam peristiwa tersebut, yang 88 orang di
antaranya adalah warga Australia. Upacara peringatan juga dilakukan di berbagai daerah di
Australia, termasuk di Canberra, kawasan Coogee di Sydney, Gold Coast, Adelaide,
Melbourne, dan Perth.

Menteri Negara Bagian New South Wales Barry O’Farrell mengatakan bahwa mereka akan
memberi bantuan 150 dollar (hampir Rp 1.5 miliar) guna membantu membangun Taman
Perdamaian Bali di lokasi Sari Club, lokasi ledakan bom. Upaya untuk membangun Taman
tersebut terhambat karena pemilik Sari Club mematok harga beberapa juta dollar untuk tanah
yang diperkirakan harga normalnya 1 juta dollar. Dari 88 korban meninggal asal Australia, 43
orang di antaranya berasal dari New South Wales.

Anda mungkin juga menyukai