Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN JAJANAN

KANTIN PETRONAS FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Oleh :

Nurmasyithah Rahmayani Isma


Rahmanizar Raudhatul Jannah
Rahmad Winandar Rayyan Alfaruqi

Pembimbing :

dr. Hafni Andayani, M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT /


ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan waktu bagi penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan studi lapangan ini.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan tugas laporan studi lapangan yang
berjudul “Analisis Hygiene dan Sanitasi Makanan Jajanan Kantin Petronas Fakultas
Keperawatan Unsyiah” ini adalah untuk memenuhi tugas dalam menjalankan
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat / Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Selain itu,
laporan studi lapangan ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pelajaran bagi teman-
teman sesame dokter muda.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pembimbing dr.
Hafni Andayani, M.Kes yang telah membimbing dalam penyelesaian tugas ini, juga
kepada orang tua penulis yang senantiasa mendoakan penulis.
Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam tulisan ini, kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari pembaca untuk kesempurnaan tulisan ini. Semoga
tulisan ini dapat memberikan manfaat dan menjadi tambahan bahan belajar bagi kita.

Banda Aceh, 22 September 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Higiene adalah suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha


kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut
berada.(1) Selain itu menurut Depkes RI, higiene adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dangan air
bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk
melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Penanganan makanan secara
hygiene bertujuan untuk mengendalikan keberadaan patogen dalam makanan.(2)

Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan.(3) Ehler dan Steel mengemukakan bahwa sanitasi adalah
usaha-usaha pengawasan yang ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat
menjadi mata rantai penularan penyakit.(4) Sedangkan menurut Anwar
mengungkapkan bahwa sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik
beratkan pada pengawasan teknik terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.(5) Sedangkan
menurut World Health Organization (WHO) sanitasi adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia
terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik,
kesehatan, dan kelangsungan hidup.(6)
Hiegene dan sanitasi merupakan prasyarat penting untuk dapat menghasilkan
produk makanan yang aman sehingga pelaksanaan prosedur higiene dan sanitasi
diwajibkan bagi seluruh industri makanan, rumah makan restoran dan bahkan bagi
penyelenggara makanan jajanan. Pengelolaan makanan harus memenuhi persyaratan
tempat pengelolaan yang meliputi persyaratan lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi,
dapur, ruang makan dan gudang makanan, bahan makanan dan makanan jadi,
pengolahan makanan, penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi, serta peralatan
yang digunakan.(7,8)
Menurut data World Health Organization (WHO) sekitar 2,2 juta orang setiap
tahunnya meninggal karena penyakit diare, dengan proporsi signifikan yang
disebabkan oleh foodborne disease. Foodborne disease adalah penyakit yang
disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang tercemar, yang merupakan
masalah kesehatan di negara maju dan berkembang yang mengancam hak asasi
manusia untuk mendapatkan nutrisi yang cukup dan aman.(9)
Dinas kesehatan Kota Banda Aceh telah mengadakan pemeriksaan Hyiene
sanitasi untuk menetapkan Tingkat Mutu Tempat Pengelolaan makanan dan
Minuman (Restoran/Rumah makan, Warung Kopi/Caffe, Catering/Jasaboga) mulai
dikeluarkan tahun 2009 sampai 2015. Dari hasil penetapan Tingkat Mutu adalah
didapatkan tingat mutu A (Sangat Baik) sebanyak 9 TPM, tingkat mutu B (Baik)
sebanyak 124 TPM dan tingat mutu C (Cukup) sebanyak 95 TPM Tingkat mutu A
adalah Tingkat Mutu terbaik bila ditinjau dari segi hygiene sanitasi, sedangkan
tingkat mutu C adalah tingkat mutu minimal suatu TPM (Restoran/Rumah makan,
Warung Kopi/Caffe, Catering/Jasaboga) untuk dapat dikatakan memenuhi Laik
Hygiene Sanitasi. Sedangkan bagi yang belum memperoleh tingkat mutu telah
diadakan saran-saran/ perbaikan. Dari data ini terlihat bahwa tingkat mutu TPM
sebagian besar masih berada pada tingkat mutu C (cukup), dan belum ada penilaian
terhadap makanan jajanan. (10)
Pedoman persyaratan higiene dan sanitasi makanan jajanan di Indonseia telah
diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/Menkes/SK/VII/2003. Oleh karena itu, studi lapangan ini dilakukan untuk
membandingkan pedoman persyaratan hygiene dan sanitasi yang diatur dengan
temuan pada makanan jajanan yang ada di Kota Banda Aceh dalam hal ini kami
mengambil sampel Kantin Petronas Fakultas Keperawatan Unsyiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman

a. Pengertian Higiene Sanitasi


Pengertian sanitasi makanan menurut Departemen Kesehatan adalah suatu
pencegahan yang menitikberatkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk
membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya-bahaya yang dapat
mengganggu/merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama
dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai pada saat
dimana makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi oleh masyarakat atau
konsumen.(2)

Sanitasi makanan merupakan kegiatan usaha yang ditujukan kepada semua


kegiatan sejak makanan mulai dibeli, disimpan, diolah dan disajikan untuk
melindungi konsumen agar konsumen tidak merugikan kesehatannya .
Usaha-usaha sanitasi makanan meliputi kegiatan-kegiatan : (2)

a. Keamanan dan kebersihan tempat mengelola makanan dan minuman.

b. Higiene perorangan dan praktik-praktik penanganan.

c. Keamanan penyediaan air bersih yang digunakan.

d. Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.

e. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama dalam


proses pengelolaan, penyajian dan penyimpanan.
f. Pencucian kebersihan dan penyimpoanan alat-alat atau perlengkapan.

Istilah sanitasi dan lingkungan higiene makanan mempunyai tujuan yang sama
yaitu mengusahakan cara hidup sehat, sehingga terhindar dari penyakit. Namun
dalam penerapannya usaha sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor- faktor
lingkungan hidup manusia. Sedangkan higiene lebih menitikberatkan usaha-
usahanya kepada kebersihan individu.(1)

b. Makanan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a
natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human diet.”
Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi
yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.(11)

Makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi mengandung zat
hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral. Agar makanan sehat bagi konsumen
diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat,
cara penyimpanan yang betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan.
Makanan sehat selain ditentukan oleh kondisi sanitasi juga di tentukan oleh macam
makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak,vitamin dan mineral. Agar
makanan sehat maka makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi. Makanan yang
terkontaminasi akan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan food borne
dsease.(11)

Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk
dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel.(1)

2.2 Ruang Lingkup Sanitasi

Ruang lingkup sanitasi adalah usaha pengendalian dan kontrol : (2)


a. Cara pembuangan air limbah dan sampah yang memadai dan aman.

b. Penyediaan air bersih yang sehat.

c. Perumahan yang sehat, bebas dan kemungkinan adanya penularan


penyakit.

d. Makanan termasuk susu yang bersih dan aman.

e. Individu dan masyarakat agar terbiasa untuk hidup sehat dan bersih.

f. Pengendalian serangga dan binatang pengerat serta penjamu-


penjamu lainnya yang berhubungan dengan penyakit.
g. Pengawasan pencemaran udara.

h. Pengawasan kesehatan perusahaan.

2.3 Prinsip-prinsip Higiene Sanitasi Makanan (5)

a. Pemilihan bahan makanan

Bahan makanan dibeli dari tempat yang diawasi dan dalam keadaan
baik, segar, tidak rusak, tidak berubah bentuk maupun berubah rasa.
b. Penyimpanan bahan makanan

Bahan yang tidak mudah rusak disimpan dengan baik dalam gudang
penyimpanan yang memenuhi syarat kesehatan bahan makanan yang
mudah rusak disimpan lebih berhati-hati dan teliti menurut jenis dan
suhu yang sesuai.
c. Pengolahan bahan makanan

Pengolahan bahan makanan perlu memperhatikan cara pengolahan


dan perilaku pengolahan selama pengolahan makanan, pengelola
makanan tidak melakukan tindakan yang tidak higiene serta selalu
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
d. Pengangkutan bahan makanan

Makanan jadi atau matang tidak diangkut bersama dengan makanan


mentah dan diangkut dalam wadah tertentu yang bersih dan tertutup
dari pencemaran debu dan binatang.
e. Penyajian makanan
Makanan matang disajikakn atau dihidangkan tidak lebih dari 24 jam
setelah pengolahan disajikan di tempat yang bersih dan tertutup dari
pencemaran debu, kotoran, dan binatang.
2.4 Pengolahan Makanan meliputi 5 Aspek yaitu (4)
a. Pengelola Makanan
Orang yang mengelola makanan meliputi persiapan memasak,
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan dan penyajian makanan
b. Pengolahan Makanan
Semua kegiatan pengolahan makanan mulai bahan memasak,
menyimpan, mengangkut dan menyajikan harus dilaksanakan dengan
cara terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
c. Tempat
Tempat pengolahan makanan dimana makanan itu diolah sehingga
menjadi makanan terolah atau makanan jadi.
d. Peralatan
Peralatan pengolahan makanan terbuat dari bahan yang baik,
permukaan halus, tidak terbuat dari bahan beracun, peralatan tersebut
dipisahkan sesuai dengan fungsinya.
e. Lingkungan
Yang terdiri dari penyediaan air bersih, pembuangan limbah, sampah,
serta pengendalian terhadap binatang seperti lalat, kecoa, dan lain-
lain.
3. Makanan dan Fungsi Makanan
Menurut WHO makanan adalah semua substansi yang diperlukan oleh
tubuh, tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan
untuk tujuan pengobatan. (2)

3.1 Fungsi makanan (5)


a. Membangun, memelihara, memperbaiki jaringan-jaringan tubuh
b. Untuk pertumbuhan fisik yang baik, sehat dan kuat.
c. Untuk daya tahan tubuh terhadap penyakit.
d. Untuk energi atau tenaga kerjanya sehingga produktif
Dengan demikian makanan menjadi kebutuhan pokok bagi manusia agar dapat
melangsungkan hidupnya. Melindungi dan menjaga kesehatan serga
menghasilkan tenaga agar manusia produktif, sehubungan dengan soal makanan,
ada 3 macam ilmu tentang makanan yaitu :

1) Ilmu makanan yang disebut Ilmu Gizi (nutrition) yang membahas soal
makanan dari segi isinya.
2) Ilmu diet (dietetier) yang membahas soal-soal makanan bagi para
penderita tertentu dalam rangka penyembuhannya.
3) Ilmu higiene dan sanitasi makanan, yang membahas soal-soal kebersihan
dari makanan itu sendiri maupun kebersihan lingkungan dimana makanan
itu dipersiapkan pengolahannya, penyimpanan, maupun penyajiannya.

3.2 Hubungan makanan dengan kesehatan (12)

a. Bahan makanan dapat merupakan media perkembangan bakteri-bakteri,


baik yang patogen maupun yang tidak.
b. Bahan makanan dapat merupakan media perantara menjalarnya penyakit
menular.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, makanan perlu mendapat
perhatian khusus baik dari segi nilai kemurnian maupun kebersihan.
Untuk mendapatkan makanan yang sehat, maka ketiga hal tersebut tidak
dapat diabaikan, sebab walaupun nilai gizi dan kemurniannya adalah baik,
bila kebersihan lingkungan dimana makanan itu tidak diawasi dan
dipelihara sebagai akibat pencemaran.
Yang dimaksud dengan pencemaran makanan adalah segala faktor-faktor
baik dari dalam maupun luar makanan itu sendiri yang membuat makanan
tersebut sedemikian rupa sehingga dapat membahayakan kesehatan
manusia.
c. Bahaya yang diperoleh dari makanan yaitu :
1) Sifat asli dari bahan makanan itu sendiri, misalnya :
- Keracunan HCN pada singkong
- Keracunan asam jengkol
2) Bukan sifat asli dari bahan makanan
- Sudah ada di dalam makanan sebelum diolah, misalnya cacing pita
pada daging
- Diperoleh pencemaran makanan pada waktu dipersiapkan dan
pengolahan misalnya :
 Pencemaran oleh alat-alat pengolahan yang dipakai
 Pencemaran oleh alat atau tempat penyimpanan.
 Pencemaran oleh pembungkusnya (kaleng, kertas, dan lain-
lain)
 Pencemaran oleh pengelola makanan karena higiene
perorangan
 Pencemaran air yang digunakan untuk masak
 Pencemaran karena pengolahan yang tidak benar
 Pencemaran oleh pengelola makanan yang tidak memenuhi
syarat-syarat kesehatan
 Pencemaran udara misalnya debu
Pencemaran makanan tersebut di atas sebagian besar adalah disebabkan karena
kurang atau tidak memperhatikan higiene dan sanitasi pada umumnya. Mengingat
bahaya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit pada manusia, maka
pencemaran makanan harus dicegah salah satunya adalah dengan cara
memperhatikan keadaan higiene dan sanitasi makanan.(12)

3.3 Syarat minimal makanan sehat (2)


a. Persyaratan ketat untuk makanan jadi agar sehat dan dikonsumsi oleh
konsumen
1) Makanan tidak rusak, busuk, atau basi yang ditandai dengan
perubahan dari rasa, bau berlendir, berubah warna, berubah
aroma atau adanya pengotoran lainnya.
2) Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
3) Harus bebas dari kuman E.Coli pada makanan tersebut (nol/gram
makanan)
4) Angka kuman E.Coli pada minuman harus nol/100 ml.
5) Tidak boleh mengandung residu bahan pestisida yang melebihi
ambang batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang
berlaku.
b. Syarat pengolahan makanan agar saniter adalah sebagai berikut : (2)
1) Persyaratan untuk tenaga pengolah makanan.
Kondisi badan sehat secara fisik, tidak berpenyakit menular, tidak
berpenyakit kulit, berperilaku dan bersikap serta berpengetahuan
yang mendukung penyehatan makanan.
2) Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan
- Peralatan alat harus utuh, tidak cacat dan mudah dibersihkan
- Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa
atau garam yang lazim dipakai dalam proses makanan.
- Tutup wadah harus menutup sempurna
- Kriteria kebersihan ditentukan dengan angka kuman
maksimum 100/cm permukaan dan bebas dari kuman E.Coli
c. Cara Mengolah Makanan (2)
1) Semua kegiatan pengolahan makanan harus terlindungi dari
kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak langsung
makanan dengan tubuh dilakukan dengan :
- Memakai sarung tangan plastik sekali pakai.
- Menggunakan penjepit makanan.
- Menggunakan alat lain, misalnya sendok dan garpu.
2) Menghindari pencemaran terhadap makanan, digunakan :
- Menggunakan celemek /apron.
- Menggunakan tutup rambut.
- Memakai sepatu khusus dapur.
3) Menerapkan perilaku sehat pada tenaga lain selama bekerja :
- Tidak merokok
- Tdak makan atau mengunyah
- Tidak memakai perhiasan kecuali cincin kawin
- Tidak menggunakan peralatan makan dan fasilitas yang
bukan untuk keperluannya.
- Selalu mencuci tangan sebelum bekerja
- Selalu memakai pakaian kerja dan alat pelindung diri dengan
benar
- Selalu memakai pakaian kerja yang bersih dan tidak dipakai
diluar jam kerja.
d. Penyimpan bahan mentah dan makanan jadi : (2)
1) Harus terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan
hewan lainnya.
2) Harus dipisahkan antara bahan mentah dan makanan jadi.
3.4 Faktor-faktor yang berpengaruh pada makanan (5)
Dalam sanitasi makanan perlu diperhatikan yaitu :
a. Air yang digunakan dalam setiap pengolahan makanan.
b. Air kotor atau limbah yang merupakan sumber pencemaran bagi air dan
makanan.
c. Tanah yang mengkontaminasi makanan oleh adanya mikroorganisme yang
terkandung didalamnnya.
d. Udara yang mengandung mikroorganisme.
e. Manusia sebagai sumber dari kuman-kuman.
f. Binatang pengerat atau tikus dapat mengkontaminasi sayur-sayur dan
buah-buahan.
BAB III
PEMBAHASAN

Kantin Petronas Fakultas Keperawatan Unsyiah merupakan salah satu


tempat makan yang menjadi pilihan bagi mahasiswa dan pegawai di lingkungan
Fakultas Kedokteran, Keperawatan, danKedokteran Gigi Unsyiah. Berada di
lingkungan kesehatan menjadikan kantin Petronas haruslah memenuhi syarat
higienitas dan sanitasi yang baik. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2003, rumah makan dan
restoran dalam menjalankan usahanya harus memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi. Persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi: (13)
a. persyaratan lokasi dan bangunan;
b. persyaratan fasilitas sanitasi;
c. persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;
d. persyaratan bahan makanan dan makan anjadi;
e. persyaratan pengolahan makanan;
f. persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;
g. persyaratan penyajian makanan jadi;
h. persyaratan peralatan yang digunakan.

Lingkungan dan Tempat

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan lokasi berjualan makanan yang baik seharusnya cukup jauh dari
sumber pencemaran seperti pembuangan sampah terbuka, tempat pengolahan
limbah, rumah potong hewan, jalan yang ramai dengan arus kecepatan tinggi dan
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa boga adalah
lokasi harus jauh minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah
umum, WC umum, bengkel cat dan sumber pencemaran lainnya. (14)(15)
Lokasi Kantin Petronas Fakultas Keperawatan Unsyiah terletak di belakang
gedung Petronas Fakultas Keperawatan dan berhadapan langsung dengan parkiran
kendaraan roda empat. Hal ini menyebabkan adanya polusi udara di sekitar
lingkungan kantin sehingga dapat mencemari makanan dan mengganggu
kebersihan udara yang dihirupolehpenjamahmakanandankonsumen.Area
sekitarkantindariluarterlihatcukupbersihdanjauhdaritempatpembuangansampahata
upunjamban.

Gambar 1. Area KantinPetronasFakultasKeperawatanUnsyiah

Penjamah Makanan

MenurutKeputusanMenteriKesehatanRepublik Indonesia Nomor


1098/Menkes/SK/VII/2003 tentangpersyaratan hygiene
sanitasirumahmakandanrestoran, penjamahmakananadalah orang yang
secaralangsungberhubungandenganmakanandanperalatanmulaidaritahappersiapan,
pembersihan, pengolahan, pengangkutansampaidenganpenyajian.(13)
Perilakupenjamahmakanan di
kantininimasihkurangmemahamipentingnyasanitasidanhigienitas. Hal
iniditunjukancarapenyajianmakanan yang kurangbersih.
Jajanangorengandibiarkanterbukatanpaditutupdandiawasi.Tidakmencucitanganseb
elummemegangmakanandansetelahmemeganguang.Cara
pencucianpiringjugamasihkurangbaik.Hal initampakdaritempatpencucian yang
kurangbersihdanpeletakanpiringdangelasbersihyang
tidaksesuaipadatempatnya.Bagianbawahtempatcucipiringterlihatkotor,
terdapattumpukankardusdantempatsampah yang
kotor.Tempatpenyimpananesterlihatkotor.Esseharusnyadisimpan di
lemariesatautempatpenyimpananes yang bersih.Selainitu,
alatkebersihansepertikainpelseharusnyadiletakkanterpisahdanjauhdarimakanan.
Menurut Depkes RI tahun 2006, peran penjamah makanan sangat penting
karena merupakan salah satu factor dalam penyediaan makanan atau minuman
yang harus memenuhi syarat. Hygiene perorangan dan perilaku sehat penjamah
makanan harus diperhatikan. Seorang penjamah makanan harus menyadari akan
pentingnya sanitasi makanan, higienitas perorangan dan mempunyai kebiasaan
bekerja, minat maupun perilaku sehat demi dirinya dan konsumen. (16)

Gambar 2.Penyajianmakanandanpencucianpiring

PerilakuKonsumen
Konsumen di kantinPetronassebagianbesaradalahmahasiswakesehatandanpegawai
di lingkunganfakultas yang
seharusnyamengetahuipentingnyahigienitasdansanitasi,
namunhalinibelumtercemindariperilaku yang kami dapatkan di
lapangan.Masihbanyakmahasiswa yang menggunakanjasputih/jaspraktikum yang
seharusnyahanyadigunakansaatpraktikumdankegiatankesehatantertentu.Jas
praktikumkemungkinanbesartelahtercemarbaikolehbakteri, mikroorganismelain,
ataupunzat-zatkimia yang beracun.
Untukmenjagahalini, selaindibutuhkankesadarandarikonsumensendiri,
daripihakkantindanlingkunganfakultasseharusnyamembuatperaturanuntuktidakme
ngenakanjasputih/jaspraktikumselainpadatempatnya.

Gambar 3.Konsumen di kantin Petronas


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Lokasi penjualan belum sesuai standar yang seharusnya dikarenakan lokasi


penjualan makanan terletak di dekat area perparkiran. Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 dan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715/Menkes/SK/V/2003.
2. Pengolahan makanan, lokasi pengolahan makanan dan wadah penempatan
makanan tidak sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 dan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715/Menkes/SK/V/2003 hal ini dapat
kita lihat dari penyajian makanan yang dibiarkan terbuka dan area pencucian
piring dan letak alat kebersihan yang tidak sesuai.
3. Penjamah makanan di Lapangan Tugu Banda Aceh yang kami amati belum
memahami keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2003 dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 715/Menkes/SK/V/2003.Hal ini dapat dilihat dari penjamah
makanan yang tidak menggunakan sarung tangan, celemek, dan masker
sehingga dapat menyebabkan timbulnya atau penularan penyakit yang
terdapat di tempat pengolahan makanan.
4. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan untuk melihat hygiene sanitasi
makanan di Jajanan Bakso dan Tahu Bakar terdapat ketidaksesuaian terhadap
pedoman persyaratan hygiene sanitasi makanan yang telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor.
942/MENKES/SK/VII/2003.
4.2 Saran
1. Sebaiknya Pemerintah Kota beserta jajaran BPOM dan Dinas Kesehatan
rutin mengadakan survei dan pemeriksaan terhadap setiap tempat
penjualan makanan jajanan.
2. Pihak kesehatan yang berkaitan seperti Puskesmas dapat memberikan
penyuluhan dan promosi kesehatan terhadap sanitasi hygine makanan dan
minuman, penjamu makanan yang sesuai standar.

DAFTAR PUSTAKA

1. Widyawati, Retno dan Suliarsih. 2002. Higiene Sanitasi Umum dan


Perhotelan. Jakarta: Grasindo

2. Depkes RI. 2004. Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen
PPM dan PL., Jakarta.

3. Echols dan Shadily. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia.

4. Anwar. 1997. Sanitasi Makanan Dan Minuman Pada Institusi Pendidikan


Tenaga Sanitasi. Pusat Pendidikan Tenaga Sanitasi,Pusat pendidikan
Tenaga Kesehatan Depkes RI. Jakarta.

5. Anwar, dkk. 1990. Pedoman Bidang Studi Makanan dan Minuman Pada
Instansi Tenaga sanitasi, Jakarta: Gramedia

6. Yula, Hubungan sanitasi Rumah Tinggal Dan Hygiene Perorangan


Dengan Kejadian ermatitis Di Desa Moramo Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan, Skripsi,Universitas Haluoleo, Kendari, 2006.
7. Surono IS, Agus S, Priyo W. 2016. Pengantar Keamanan Pangan untuk
Industri Pangan. Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
8. Alhamda S, Yustina S. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
9. World Health Organization. 2011. Western Pacific Regional Food Safety
Strategy 2011-2015.
10. Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. 2015. Gambaran Laik Sehat Kota
Banda Aceh [Online]. Available at
http://dinkes.bandaacehkota.go.id/?p=988(Diakses pada tanggal 22
September 2017).

11. Santoso, Soegeng dan Anne Lies Ranti. 1999. Kesehatan dan Gizi.
Jakarta:. Penerbit PT Rineka Cipta.
12. Khomsan, Ali. 2003, Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan, PT Grasindo,
Jakarta.

13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor


1908/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran.
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
Makanan Jajanan.
15. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Jasaboga. Depkes RI. Jakarta.

16. Depkes RI. 2006. Kumpulan Modul Kursus Higiene Sanitasi Makanan dan
Minuman. Jakarta: Sub Direktorat Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan
Direktorat Penyehatan Lingkungan Direktorat Penyehatan Lingkungan
Direktorat Jenderal PPM dan PL.

Anda mungkin juga menyukai