Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUMANALISIS INSTRUMENTAL

Disusun oleh:

Wahyu Bagus S I R
Fahmi Saputra
Fawwaz Dafa L

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2018

KROMATOGRAFI GAS (GC)

Tanggal : 16 April 2018


1. Tujuan Praktikum
Dapat memisahkan 4 jenis rantai karbon yaitu C8, C10, C12, C14 dengan
menggunakan kromatografi gas dengan detektor FID

2. Deskripsi praktikum
Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest
(1906), seorang ahli botani Rusia. Tswest menyiapkan kolom yang diisi
dengan serbuk kalsium karbonat, dan kedalamnya dituangkan campuran
pigmen tanaman yang dilarutkan dalam eter. Secara mengejutkan, pigmen
memisahkan dan membentuk lapisan berwarna di sepanjang kolom. Ia
menamakan kromatografi pada teknik pemisahan baru ini,
dimana“chroma” berarti warna serta “graphein” yang berarti tulisan.
Kemudian kimiawan dari Swiss Richard Martin Willstätter (1872-1942).
Kromatografi adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk
bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel
diantara suatu fasa gerak yang bisa berupa gas( kromatografi gas ) ataupun
cair ( kromatografi cair ) dan fasa diam yang juga bisa berupa cairan
ataupun suatu padatan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan polaritas
dari fasa diam dan gerak., yaitu fase diam (stationary) dan fase bergerak
(mobile). Sedangkan kromatografi gas, berdasarkan fasa gerak dan fasa
diamnya merupakan kromatografi gas-cair. Dimana fasa geraknya berupa
gas yang bersifat inert, sedangkan fasa diamnya berupa cairan yang inert
pula.

3. Alat yang digunakan


 Perangkat GC 1 buah
 Syring 1 buah
 Perangkat PC 1 buah
 Plat besi 1 buah
 Printer 1 buah
4. Bahan yang digunakan
 Sampel
 Zat C8
 Zat C10
 Zat C12
 Zat C12
5. Skema kerja

Memaasang kolom packing


jenis porapak Q di oven.

menekan tombol on/off dan


ditunggu sampai display.

Memastikan detekor A dan Menekan tombol “DET”


detector B dalam keadaan off. “A/B” “OFF”

Menekan “INJ B TEMP”


Mengatur gas pembawa
150 “ENTER”.
dengan kecepatan 30 ml/menit.

Mengatur suhu injector dan


suhu detector FID. Menekan “SIG 1” “B”
“ENTER”
Pengaturan gas pembakar udara
dan hydrogen. Menekan “DET” “B”
“ON”
Pengecekan nyala. Menekan tombol “FID
IGNITOR”
Pengaturan suhu oven.
Menekan “OVEN TEMP”
Pengaturan sample. “150, 175, 200, 225”
“ENTER”

Penyuntikan sample Bila lampu “Not Ready”


6. Hasil percobaan
tidak menyala sample bias
kondisi praktikum : mendung sedikit disuntukkan bersamaan
Mengakhiri proses GC.
menekan tombol START.
kondisi operasi : suhu sekitar 25℃ pada saat itu kondisi sampel berupa cairan
yang berada dalam wadah botol kecil

No. Sampel Time Area height % Area

1. C8 2,030 7418803,85 1,02e+06 96,9

2. C14 5,805 46321872,83 1,10e+06 98,61

Tabel 1. Pengujian beberapa sampel tunggal menggunakan suhu 175 oC

150 oC 175 oC 200 oC 225 oC

Sampel % % % %
Peak Time Peak Time Peak Time Peak Time
Area Area Area Area

C8 6 2,825 3,76 18 2,458 3,68 13 2,150 3,74 8 1,884 5,13

C10 9 4,726 44,67 21 3,29 42 15 2,544 40,88 9 2,007 9,15

C12 14 9,830 51,02 24 5,295 52,73 17 3,412 53.48 10 2,217 40.88

C14 11 7,626 39,58

Tabel 2. Pengujian beberapa sampel menggunakan berbagai suhu


7. Pembahasan
Kromatografi gas adalah suatu proses pemisahan campuran menjadi
komponen - komponennya dengan menggunakan gas sebagai fase bergerak
yang melewati suatu lapisan serapan ( sorben ) yang diam.
Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini adalah menggunakan 5
sampel yang berbeda yaitu sampel cuplikan, sampel C8 murni, sampel C10
murni, sampel C12 murni, dan sampel C14 murni.
Pada percobaan yang pertama dilakukan pengujian sampel cuplikan
dengan berbagai macam suhu yang berbeda yaitu pada suhu 150℃, 175℃,
200℃, 225℃. Pengujian pada suhu 150℃ ternyata terdapat 3 titik puncak
dengan retensi time (RT) yang beda, masing – masing puncak terdiri dari
2,825 menit, 4,726 menit, dan 9,830 menit. Pada suhu 175ºC terdapat 3 titik
puncak dengan retensi time (RT) yang berbeda, masing-masing puncak terdiri
dari 2.458 menit, 3,29 menit, dan 5,295 menit. Pengujian selanjutnya yaitu
pada suhu 200℃ juga terdapat 3 titik puncak dengan jarak lebih dekat dengan
retensi time (RT) masing-masing puncak yaitu 2,15 menit, 2,544 menit, 3,412
menit. Pada suhu 225℃jarak antara 4 titik puncak semakin dekat dan hampir
mendekati nol dengan retensi time (RT) masing-masing puncak 1,884 menit,
2,007 menit, 2,217 menit, dan 7,626 menit.
Dari sampel yang kami telah ujikan, kamiakan menguji yaitu sampelyang
murni seperti sampel C8 murni, dan sampel C14 murni. Dengan menggunakan
salah satu suhu terprogram yaitu kami memakai suhu 175℃. Penggunaan
suhu 175℃ dikarenakan hasil dari percobaan yaitu grafik sampel lebih rapi
dan jarak di antara puncak terdapat jeda, sehingga puncak satu dengan puncak
lainnya terdapat perbedaan yang jelas. Tetapi dalam percobaan yang kami
lakukan tidak sesuai harapan, apa yang kami kira ternyata salah (tidak tepat)
seharusnya suhu yang di pakai adalah ketika titik puncaknya saling
berdekatan atau rapat bukan menjauh, dan jumlah peaknya empat jadi suhu
yang harus di pakai seharusnya yaitu 225oC.
Pada suhu 150 oC, 175 oC, dan 200 oC hanya ditemukan tiga peak ini
mungkin terjadi karena ada sampel yang menguap terlebih dahulu sebelum
diuji dan setelah dibandingkan dengan data yang telah diperoleh sampel
tersebut adalah C8. Hal ini terjadi karena jumlah atom C pada senyawa
tersebut adalah yang paling kecil dari pada senyawa yang lainnya sehingga
titih didihnya termasuk terrendah dibanding senyawa sampel lainnya

8. kesimpulan
Dari praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Perbedaan waktu retensi dipengaruhi oleh titik didih bahan.


2. Suhu yang menghasilkan kromatogram dengan jarak antar peak paling baik
adalah 225oC
3. Semakin panjang rantai karbon ( C ) semakin tinggi pula titik didihnya.

9. Keselamatan kerja

1.Hati-hati dalam mengambil dan memasukkan senyawa menggunakan spuit.


2. wanita dan pria yang memiliki rambut panjang harus diikat, rambut panjang
yang tidak terikat dapat menyebabkan kecelakaan kerja, karena dapat
tersangkut pada alat yang berputar.
3.hati- hati saat membawa dan menggunakan alat -alat pratikum yang terbuat
dari kaca.
4. Kenakan penutup hidung dan mulut, kacamata dan sarung tangan saat
mengambil zat-zat kimia
5. bila ada bagian tubuh yang terkena zat kimia, segera basuh dengan air
6. gunakan obat – obatan P3K bila ada yang terluka
7. segera muntahkan jika ada zat kimia yang masuk kedalam mulut.
8. jangan mencium zat kimia secara langsung, cara membauhi zat adalah
mengibas - ngibaskan tangan kelumut tabung.
9. jika hendak memanaskan tabung reaksi arahkan mulut tabung reaksi tersebut
menjauh dari wajah. Panaskan tabung reaksi tersebut dengan cara digerak –
gerakan sehingga pemanasan tidak pada satu sisi.
10. bila terjadi kebakaran segera padamkan dengan alat pemadam kebakaran
atau tutup dengan lab tebal yang sudah atau telah dibasahi.
12. jika hendak mencampur larutan dengan zat tambahan yang dapat
menimbulkan reaksi, lakukanlah dengan pipet setetes demi setetes melalui
bagian pinggir tabung reaksi.

10. Daftar pustaka

Wikipedia. 2016. Kromatografi Gas.


https://id.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_gas (22 April 2018, 23,45 WIB)

Rahman Hakim, Arif. 2012. Kromatografi Gas (Gas Chromatography).


http://arhalmaturidi.blogspot.co.id/2012/12/kromatografi-gas-gas-
chromatography.html (22 April 2018, 22.53 WIB)

Lansida. 2010. GC Kromatografi Gas. http://lansida.blogspot.co.id/2010/06/gc-


kromatografi-gas.html (1 April 2018, 20.23 WIB)

Jobsheet Praktikum Analisa Instrumental. 2017. Malang: Politeknik Negeri


Malang

Anda mungkin juga menyukai