1. ANAMNESIS
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir
mutiara anamnesis (The Sacred Seven). Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran,
adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari data:
Dari anamnesis akan didapatkan biodata dan keluhan yang dirasakan penderita.
2. Anamnesis
Ditanyakan apakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan
terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari penyakit
yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi, diabetes
mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan dan
riwayat menstruasi (untuk wanita).
Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak
keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit yang
menular.
Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan, pekerjaan
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau
merokok, obat-obatan, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan).
3. BEDAH MINOR
Pengantar
Istilah bedah minor (operasi kecil) dipakai untuk tindakan operasi ringan, biasanya
denngan anesthesia lokal seperti mengankat tumor jinak atau kista pada kulit, sirkumsisi,
ekstrasi kuku, penanganan luka, dll.
Bedah minor merupakan tindakan operasi yang tidak perlu dilakukan didalam kamar
operasi yang mutlak aseptik, tetapi daapat dekerjakan sebagai tindakan rawat jalan dengan
ketentuan harus memenuhi syarat yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Operasi harus dilakukan dalam ruangan yang bersih
2. Peralatan yang digunakan harus steril, memakai handsoon steril, sebisa mungkin memakai
masker dan penutup rambut
3. Disinfeksi medan operasi
Antiseptik
Adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman, digunakan
pada jaringan kulit atau mukosa. Macam antiseptik:
1. Alkohol, optimum : 70%
2. Halogen dan senyawanya
a. Povidon Iodine (BETADINE) bersifat tidak merangsang, mudah dicuci karena
larut air dan stabil karena tidak menguap. Jika digunakan berulang kali akan
mengendap dan efeknya bertahan lama. Untuk kulit dan mukosa, dapat digunakan
untuk mencuci luka kotor dan terinfeksi.
b. Iodium, Iodoform
c. Klorheksidin (Hibiscurb, Savlon)
» tidak merangsang biasanya untuk cuci tangan
3. Oksidansia
a. Kalium permanganat
b. Perhidrol (H2O2)
4. Logam berat dan garamnya
a. Merkuri klorida (sublimat)
b. Merkurokrom (obat merah) mempercepat keringnya luka dengan cara merangsang
timbulnya kerak
5. Basa amonium kuartener
»Etakridin (rivanol) 0,1% bersifat bakterisid, tidak diinaktifkan oleh darah dan nanah.
Kegunaan sebagai antiseptik borok bernanah, kompres, dan irigasi luka terinfeksi.
Peralatan (instrument)
Dalam pembedahan gunakan alat-alat yang hanya sedikit merusak jaringan (alat cukup
halus dan enak digunakan), pisau dan gunting harus tajam, menggunakan alat yang sesuai
dengan kegunaan, serta teknik pemakaian yang benar.
1. Instrument pemotong
- pisau bedah/scalpel
- gunting
2. instrument pemegang
a) Pinset
1. Pinset anatomis tidak
bergerigi, untuk memegang
jaringan yang mudah robek
2. Pinset chirurgis bergerigi,
untuk memegang jaringan
subkutis, otot serta fascia
a. Klem
1) Klem hemostst (Klem Pean)
untuk menghentikan perdarahan,
gigi halus untuk menjepit
jaringan lunak. Mempunyai dua
bentuk, lurus dan bengkok (klem
1)
arteri).
2) Klem Mosquito klem hemostat
yang kecil dan melengkung.
3) Klem Halstead bergerigi pad
ujungnya, untuk memegang tepi
luka.
4) Klem Kocher bergerigi di 2)
Teknik Jahitan
Teknik jahitan disesuaikan dengan keadaan dan letak luka. Untuk daerah yang banyak
bergerak, misalnya anggota gerak diperlukan jahitan yang cukup kuat. Pada daerah ini
tegangan cukup tinggi, maka harus didistribusikan merata ke seluruh bagian luka. Dapat
digunakan jahitan simpul tunggal dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan. Keuntungannya
bila benang putus hanya satu tempat yang terbuka dan bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka
jahitan ditempat yang terinfeksi.
Jahitan jelujur digunakan satu benang untuk seluruh panjang luka sehingga pengerjaannya
lebih cepat. Tetapi bila ada benang yang putus, seluruh panjang luka dapat terbuka.
Jahitan matras vertikal dilakukan dengan menjahit sedalam penampang vertikal luka.
Keuntungannya adalah luka tertutup rapat sampai ke dasar luka sehingga dapat dihindari
terjadinya rongga dalam luka.
Jahitan matras horizontal yaitu melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul
dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
Penjahitan continuous. Sering digunakan untuk menjahit luka yang lama dimana
ketegangan kulit dapat diminamalisasi dengan penjahitan yang dalam. Memberikan
keuntungan dalam hemostasis dengan mengkompresi tepi luka.
Jahitan subkutikuler yaitu melakukan jahitan jelujur pada jaringan lemak tepat dibawah
dermis. Jahitan tampak rapi dan sering tak tampak.
Untuk mendapatkan bekas mendatar dan halus, dipakai teknik eversi, dimana jarum
ditusukkan divergen (menyempit di permukaan tetapi melebar di bagian dalam) menembus
seluruh ketebalan kulit. Pada saat penyimpulan benang maka tepi luka akan sedikit menonjol
ke arah luar. Pada penyembuhan terjadi kontraksi dan bekas luka akan mendatar membentuk
parut yang halus dan bagus.
Keterangan gambar. A. Jahitan simpul tunggal, B, Matras vertikal, C. Matras horizontal, D.
Subkutikuler kontinyu, E. Matras horizontal half burried, F. Continous over and over
5 6
Fungsi balutan:
1. Pelindung terhadap infeksi
2. Sebagai fiksasi, mengurangi pergerakan tepi-tepi luka sampai pertautan terjadi
3. Efek penekanan (pressure) mencegah hematom
Pada luka yang luas dengan kehilangan kulit atau eksudasi dan produk lisis jaringan
memerlukan penggantian 5-6 kali sehari.
Pemberian Antibiotik dan ATS (anti toxoid)
Pada luka bersih tidak perlu diberi antibiotik, sedangkan pada luka terkontaminasi atau kotor
maka perlu diberi antibiotik. Luka yang dapat menjadi perkembangbiakan bakteri anaerob
(tusuk, karat, kotoran) perlu pemberian ATS.
Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat apabila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Fungsi jahitan adalah
mempertautkan tepi-tepi luka, dimana perlekatan jaringan diperantarai serat-serat fibrin. Hal
ini bergantung pada:
1. Vascularisasi
2. Pergerakan
3. Ketegangan tepi-tepi luka
4. Teknik penjahitan
4. SIRKUMSISI
PENGERTIAN
Sirkumsisi (khitan/sunat) adalah tindakan pembuangan/ pengangkatan sebagian/
seluruh preputium penis dengan tujuan tertentu.
INDIKASI
- Agama
- Sosial
- Medis:
o Pymosis (preputium tidak dapat ditarik ke belakang atau tidak dapat membuka)
o Parapymosis (preputium tidak dapat ditarik ke depan)
o Kondiloma akuminata (permukaan kulit bertangkai akibat HPV)
o Pencegahan terjadinya tumor (mencegah menumpuknya smegma yang diduga kuat
bersifat karsinogenik)
KONTRAINDIKASI
Absolut/mutlak
Hipospadia (meatus uretra externus terletak lebih ke proksimal dari permukaan
ventral penis),
Epispadia (meatus uretra externus terletak pada bagian dorsal batang penis),
Hemophilia (gangguan pembekuan darah )
Relatif : infeksi lokal, infeksi umum, diabetes mellitus
KOMPLIKASI
Perdarahan, hematoma, infeksi lokal, dan trauma dadakan. Angka kejadian komplikasi
rendah yaitu sekitar 0,2%-0,6%.
Keuntungan sirkumsisi adalah kebersihan genitalia eksterna terutama gland penis terjaga,
mencegah terjadinya kanker penis, kanker prostat, dan penyakit kelamin yang dapat timbul di
kemudian hari.
PERALATAN:
o Gunting jaringan lurus (tajam-tumpul) 1 buah
o Gunting jaringan bengkok 1 buah
o Klem arteri lurus 3 buah
o Klem arteri bengkok 1 buah
o Pinset anatomis 1 buah
o Pinset jaringan 1 buah
Pemegang jarum (needle holder) 1 buah
o Jarum jahit kulit 1 buah
o Gunting perban 1 buah
o Benang plain catgut ukuran 3.0 1 rol
o Semprit 3 ml atau 5 ml 1 buah
PERLENGKAPAN:
o Kapas
o Kassa steril
o Plester
o Kain penutup steril yang berlubang ditengahnya (duk)
o Sarung tangan streril
o Larutan NaCl 0,9% atau aqua destiled
o Savlon HC
o Sufratul
o Kassa depper
o Tempat sampah
o Meja/ bed operasi 1 buah
o Meja peralatan 1 buah
o Nampan steril 1 buah
o Mangkuk steril 2 buah
o Alkohol spray 1 buah
o Tissue 1 rol
TUGAS:
OPERATOR:
Bertindak sebagai pemimpin operasi
Menilai kelayakan operasi
Melakukan tundakan anestesi, insisi, hemostasis, sampai hecting
Mengatasi penyulit yang terjadi
Follow up pasca khitan
Bekerja pada zona steril
ASISTEN 1:
Mitra kerja operator di meja steril
Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik
Mempersiapkan alat pada tiap tahapan operasi
Memelihara lapangan operasi agar tetap bersih dari darah dan material yang tidak
diperlukan
Melakukan balutan setelah operasi selesai
ASISTEN 2:
Bekerja di zona nonsteril
Mempersiapkan pasien sebleum operasi
Menata tempat operasi
Mempersiapkan keperluan selama dan setelah operasi
TAHAP-TAHAP SIRKUMSISI
1. Persiapan Operasi
- Persiapan operator/asisten:
a. Memakai pakaian bersih, jika perlu memakai pakaian bedah minor
b. Mencuci tangan dengan antiseptik
c. Menggunakan sarung tangan steril selanjutnya dilarang memegang benda
nonsteril hanya boleh memegang alat steril. Apabila ada asisten 2 maka asisten 2
tidak perlu menggunakan sarung tangan.
d. Operator di sebelah kanan pasien.
- Persiapan pasien
a. Sebaiknya mandi dan buang air kecil terlebih dahulu
b. Cukur rambut pubis jika ada dan bersihkan dengan air sabun
c. Pasien dimotivasi untuk berdoa(membaca hafalan surat Al Qur’an atau doa lain)
d. Periksa apakah pasien tersebut mempunyai riwayat alergi terhadap obat atau
penyakit tertentu.
PENTING !
Sebelum dilakukan sirkumsisi, kita tentukan tidak ada kontraindikasi untuk
melakukan sirkumsisi. Hal ini diketahui dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
TIDAK ADA :
Riwayat gangguan hemostatis dan kelainan darah
Riwayat alergi obat, khususnya zat anastesi lokal, antibiotik, dan obat lainnya
Penyakit yang pernah/sedang diderita, misalnya demam, asma, sakit jantung
Status generalis: demam, tanda stress fisik, kelainan jantung dan paru
Status lokalis: hipospadia, epispadia, dan kelainan kongenital lain
Anatomi penis :
Gambar penampang membujur penis
6. Pembalutan
a. Bersihkan dengan betadine dan olesi dengan salep antibiotik
b. Balut dengan sufratul secara melingkar
c. Balut dengan kassa steril kering ujung kain kasa dipilin sebagai tempat fiksasi supra
pubic dengan menggunakan plester (Balutan Suspensorium) atau biarkan berbentuk
cincin (Balutan Ring)
d. Tambahkan fiksasi dengan plester ke arah inguinal dextra et sinistra
e. Jangan sampai penis terpuntir saat membalut
7. Pemberian Obat-obatan
a. Analgetika
Antalgin 500mg PO 3dd1
Asam Mefenamat 500mg PO 3dd1
b. Antibiotika
Amoksisilin 500mg PO 3dd1
Eritromisin 500mg 3dd1
c. Roboransia
Vitamin B Complex
Vitamin C
8. Observasi
Observasi 15 menit setelah khitan. Dilihat adakah tanda-tanda perdarahan. Apabila
ada, segera ditangani. Apabila tidak ada, pasien diberi obat yang harus diminum dan
diedukasi.
10. Edukasi
Pesan kepada orang tua pasien:
Anak jangan terlalu aktif, perbanyak istirahat
Jangan terkena debu / kotoran lain
Hati hati dengan perdarahan post sircumsisi, bila ada segera kontrol
Usahakan balutan tetap kering. Luka dalam 3 hari jangan kena air
Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa
Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi terutama yang banyak mengandung
protein, tidak ada larangan makan
Control pada hari ke – 3 atau ke- 4 pasca operasi
11. Follow Up
Follow up dilakukan 3 hari pasca sirkumsisi. Peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan sama. Yang dilakukan : mengangkat perban (lihat Bedah Minor), observasi
adanya perdarahan, infeksi atu pun tanda-tanda peradangan. Tangani masing-masing
masalah kalau ada. Jahitan tidak perlu diangkat. Jika sudah mengering tidak perlu
diperban lagi, jikamasih basah bisa dilakukan perban ulang. Olesi lagi dengan salep
atibiotik.
5. RESEP
SINGKATAN DALAM RESEP
- a.c (ante coenam) : sebelum - p.r.n (pro renatera) : jika perlu
makan - sc : sub cutan
- iv : intravena - ad libit (ad libitum) : sesuka
- p.c (post coenam) : setelah hati
makan - col. Or (colutio oris) : kumur-
- ue (usus externus) : pemakaian kumur
luar - pulv (pulveratus) : diserbukkan
- a.j (ante jentaculum) : sebelum - sup. : supositoria
makan pagi - im : intramuskular
- ui (usus internus) : pemakaian
dalam
CONTOH CARA PENULISAN DAN BACA RESEP
Kasus : pasien dengan keluhan panas batuk berdahak, pilek, sudah 3 hari
Dx/Diagnosis : common cold
Cara baca :
R/ Amoxicillin tab No X Ambil amoxicillin, GG, CTM, Vit C
∫3 dd tab I masing-masing 10 tablet, diberikan
3x1/hari
R/ GG tab No X Ket : R/ = recipe (ambillah)
Tab = tablet
∫ 3 dd tab I
Dd = de die (sehari)
R/ CTM tab No X Catatan : setiap menulis resep obat
digarisbawahi dan diberi paraf.
∫ 3 dd tab I
R/ Vit C tab No X
∫ 3 dd tab I
∫1-1-1
Artinya : Allopurinol bentuk : tablet, dosis : 100 mg. Jumlah : 9 tablet, diminum 3x
sehari masing-masing 1 tablet.
- R/ Hct mg 25 tab No X
∫ 1-0-0
Artinya : Hidrocloritiazid dosis 25 mg, jumlah 10 tablet, diminum 1x pada pagi hari.
- R/ Paracetamol syrup 60ml flac No I
∫ 3 dd Cth 1
Kalau Kodenya C : Cochlear (cobarium) = sendok makan
Ket : Cth : Cochlear thease = sendok teh
Flac : flacon
OBAT TETES
R/ erlamycetin ED flac No I
∫ 3 dd gtt 1-2 ODS
R/ erlamycetin ED flac No I
∫ 3 dd gtt 1-2 ADS
Cara baca : 1 flacon erlamycetin 1-2 tetes, 3x sehari pada mata/ telinga kanan-kiri tergantung
bagian mana yang sakit.
OBAT LUAR
OBAT DIARE
Catatan : untuk obat diare 2-1-1 bukan dibaca 2 pagi, siang dan malam 1. Maksud
dari resep ini adalah setelah pasien menerima obat, diare pertama setelah itu diberi
minum obat sebanyak 2 tablet. Kemudian untuk diare berikutnya cukup 1 tablet dan
kalau diare sudah berhenti dihentikan penggunaannya untuk menghindari sembelit.
VARIASI PENULISAN RESEP
R/ Amox ½
Artinya : ambilah Amoxicillin, GG, Pct, Ctm
Pct ½ masing-masing 4 tablet, kita gerus
menjadi puyer, kemudian bagi dalam 10
GG ½ bungkus, diminum 3x1 bungkus dalam
Vit C ½ sehari.
Saccarom lastic QS
RESEP INJEKSI
R/ ectacobalamin inj 1 cc
∫ Imm
AINS
Piroksikam Penyakit 10-20 mg/hr Hipersensitivitas, Gangguan
inflamasi sendi: tukak lambung, saluran cerna,
Osteoarthritis, hamil, minum pusing, tinitus,
reumatoid antikoagulan nyeri kepala,
spondilitis, eritem kulit
gangguan otot
skelet, gout
akut
Alpara Meringankan Sirop: Anak
influenza yang (6-12th) 3 x 1
disertai gejala : ½ kaplet
demam, pilek, Dewasa : 1-2
bersin, sakit kaplet
kepala, dan
batuk
Voltadex Menghilangkan 100-150 mg/
rasa sakit, 3xpemberian
inflamasi
reumatoid
arthritis,
reumatoid lain
Antalgin 3 x 500 mg Tukak lambung
Asam Analgesik 250-500 mg/ Hamil, anak <14 Dispepsia,
Mefenamat 2-3x th, pemberian iritasi mukosa
pemberian/h tidak >14 hr lambung,
r hipersensitivit
as eritem,
bronkokonstri
ksi
Alopurinol Antipiretik 200-400 Reaksi kulit,
mg/hr alergi,
gangguan
saluran cerna
Paracetamol Antipiretik Bayi <1th:
60mg/max6
pemberian/h
r Anak 1-6 th:
6-12 th : 150-
300 mg/kali,
max 1,2gr/hr
Dewasa : 300
mg-1 g/kali,
max 4g/hr
Nama Obat Indikasi Dosis Kontraindikasi Efek samping
ANTIHIPERTENSI
Captopril Penghambat 25-100 Hamil trimester Batuk kering,
ACE efektif mg/2x 2 dan 3 rash, disgeusa
untuk pemberian/h
hipertensi r
ringan, sedang, Tablet 12,5 :
berat, 25 : 50 mg
hipertensi,
gagal jantung
kongestif
Hct Hipertensi 12,5-25 Hipokalemi
dengan fx mg/1x meningkatkan
ginjal normal pemberian/h efek toksin,
r obat digitalis,
Tablet 25 : 25 hiper Ca,
mg hiperglikemia,
urisemia,
hiperkolesterol
emia,
hipertrigliserid
emia
Nifedipin 15-30 mg/3x Hipotensi,
pemberian/h reflek simpatis
r kuat, ex.
Tablet 5 : 10 Takikardia,
mg palpitasi
Furosemid Lebih efektif 20 (1x)-80 Hipokalemi
>Tiazid (Hct) mg/2x meningkatkan
untuk pemberian/h efek toksin,
hipertensi r obat digitalis,
gangguan fx hiper Ca,
ginjal atau hiperglikemia,
gagal jantung urisemia,
hiperkolesterol
emia,
hipertrigliserid
emia
ANTIBIOTIK
Amoxicillin Infeksi saluran Dewasa dan
nafas, saluran anak BB >20
kemih dan kg : 250-500
kelamin, infeksi mg/3x
antara lain : pemberian/h
salmonella, r
Shigella, kulit, Bayi dan
luka selulitis, anak <20 kg :
furunkulosis 25-75
mg/kgBB/ hr
3x
pemberian
VITAMIN
Vit C
Vit B1
Vit B6
Vit B12
Vit B
Complex
Mecobion Pengobatan 1x1
defisiensi vit
B1, B6, B12,
dan E
INJEKSI
Neuroboram Neuromialgium Tiap ml
injeksi : vit
B1 100mg vit
B12 200 mg
Adrenalin Syok anafilaktik 0,33 cc
ANTIINFEKTUM, KOMBINASI
Primadex Gastroenteritis Dewasa : Hipersensitivitas,
forte , disentri 2xsehari 2 disjrajasia darah,
typoid, kolera, tablet gangguan fx hati
sistisis, (interval 12 dan ginjal, bayi
uretritis, otitis jam) atau 2 baru lahir, hamil
media, tablet forte :
sinusitis, anak 1-5th :
meningitis, 2x sehari
osteoniolitis
DIURETIK OSMOTIK
Isosorbit Glaukoma 1-3 g/kgBB,
2-4 x sehari
OBAT LUAR
Bedak salycyl
Hidrocortiso
n zalf
Tetes mata
erlamycetin
Tetes telinga
erlamycetin
ANTI JAMUR
Griseofulvin Infeksi jamur di Anak : Jarang, sakit
kulit, rambut, 10mg/kgBB/ kepala,
kuku hari antralgia,
Dewasa : neuritis
500-1000 perifer,
mg/hari dosis demam, mual
tunggal
HIPNOTIK SEDATIF
Diazepam
6. MATERI PENYULUHAN
a. Sasaran Penyuluhan : Anak-Anak
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
(Depkes, 2008) Sedangkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) sendiri
memiliki definisi :
1. Semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. (Depkes, 2008)
2. Wujud operasional promosi kesehatan merupakan dalam upaya mengajak,
mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. (Ekasari,
2008)
3. Wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Adapun
tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal.
(Dinkes, 2006)
Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah
sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan
demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu
keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok
perhatian.
1. Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu :
a. Persentase penduduk tidak merokok.
b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.
2. Indikator Lokal Spesifik
Khusus di Jawa Tengah indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator yang dapat
digunakan untuk rnengukur perilaku sehat yaitu sebagai berikut :
PHBS TATANAN RUMAH TANGGA PROVINSI JAWA TENGAH
No. INDIKATOR PERTANYAAN INDIKATOR
I KIA DAN GIZI
1 Persalinan oleh Nakes Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(bidan, dokter) dan bagi rumah tangga yang
tidak/belum pernah hamil mengert kalau hamil
harus diperiksa oleh tenaga kesehatan
2 K4 Memeriksakan kehamilan minimal 4x selama
kehamilan dan bagi rumah tangga yang tidak
ada ibu hamilnya mengerti maksud K4
(periksa hamil minimal 4x).
3 ASI Eksklusif Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 0-6
bulan tanpa makanan tambahan lain dan bagi
rumah tangga yang tidak punya bayi mengerti
tentang ASI eksklusif.
4 Penimbangan Balita Balita ditimbangkan secara teratur bagi
rumah tangga yang tidak punya balita
mengerti tentang penimbangan balita
(posyandu).
5 Gizi Mengkonsumsi beraneka ragam makanan
dalam jumlah cukup dengan gizi seimbang
(tiap hari menu makanannya diganti).
II KESEHATAN
LINGKUNGAN
6 Air bersih Menggunakan air bersih untuk keperlukan
sehari-hari.
7 Jamban Sehat Menggunakan jamban sehat (leher angsa
dengan septic tank dan terjaga
kebersihannya).
8 Sampah Membuang sampah pada tempatnya.
9 Lantai Rumah Menggunakan lantai rumah kedap air.
III GAYA HIDUP
10 Aktifitas Fisik Melakukan olahraga/aktifitas fisik (bersepeda,
berjalan kaki, mencangkul, menyapu, dan
kegiatan rumah tangga lainnya).
11 Tidak Merokok Anggota rumah tangga tidak ada yang
merokok atau tidak merokok di dalam rumah,
rumah bebas dari asap rokok.
12 Cuci Tangan Mencuci tangan pakai sabun sebelum makan
dan sesudah BAB.
13 Kesehatan Gigi & Mulut Menggosok gigi minimal 2x sehari (masing-
masing anggota keluarga 1 sikat gigi).
14 Tidak Miras/Narkoba Anggota rumah tangga tidak minum
minuman keras / miras dan atau tidak
menyalahgunakan narkoba.
IV UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
15 Dana Sehat Anggota rumah tangga menjadi peserta
jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) 15
Dana Sehat misalnya: dana sehat, Askes,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek, asuransi
jiwa.
Keterangan:
- Apabila jawaban “YA” nilainya = 1 (satu)
- Apabila jawaban “TIDAK” nilainya = 0
- Pendataan dilakukan tiap RUMAH bukan tiap Kepala Keluarga (KK).
- Dari hasil penilaian indikator tersebut, dapat ditentukan kriteria PHBS tatanan
Rumah Tangga, yaitu:
1. Sehat pratama = 0-5
2. Sehat madya = 6-10
3. Sehat utama = 11-15
4. Sehat paripurna = 16
Untuk langkah Pertama, pilih sikat gigi dengan kepala yang kecil baik tangkai maupun kepala
sikatnya, sehingga mudah dipegang dan tidak merusak gusi, besar bulu yang pas dan paling
soft, gagang sikat lurus, dan permukaan bulu yang lurus rata. Kenapa harus soft? Karena klo
kasar seperti sikat WC, bisa –bisa lapisan enamel yang warna aslinya putih jadi berkurang
dan yang tersisa Cuma dentin (lapisan gigi di bawah enamel) yang warna aslinya kuning.
Kenapa permukaan bulu harus rata? Karena permukaan yang zig-zag belum tentu pas sama
lekuk gigi. Bisa-bisa malah ada celah yang ga terjangkau. Terus, kenapa kepala sikat harus
kecil? Ya biar bisa menjangkau sampai molar 3 alias geraham bungsu.
Kedua, pasta gigi ga perlu sampai memenuhi semua permukaan kepala sikat. Cukup separo-
nya saja. klo banyak-banyak yang ada kita nanti nyikat lantai kamar mandi. Kok bisa? Iya,
lha wong pasta giginya malah pada jatuh tercecer. Sering gitu kan?
Ketiga, tanpa membasahi pasta gigi dan tanpa berkumur, oleskan pasta gigi ke suluruh
permukaan gigi secara merata, baru mulai menyikat. Ini biar pasta giginya ga jatuh-jatuh dan
busa dari pasta gigi tidak cepat memenuhi mulut. Jadi, kita ga cepet kepedesan dan bisa
menyikat gigi lebih lama. Kata dosen saya lagi, idealnya sikat gigi itu minimal selama 2
menit!
Nah, ini pembagian cara menyikat secara sederhana, sikat gigi dengan 3 teknik di bawah ini
secara bergantian (dikombinasi, ga harus urut):
1. Teknik Bass : sikat diletakkan dengan dengan sudut <45 derajat terhadap sumbu
panjang gigi. Sikat ditekan perlahan-lahan masuk sulcus ginggiva di daerah
interdental (di celah antar gigi) lalu gerakkan perlahan-lahan seperti memutar.
2. Teknik Scrub : sikat diletakkan 90 derajat terhadap permukaan gigi dan digerakkan
kekanan kiri biasa… Bulu sikat ga boleh kena gusi/ginggiva
3. Teknik Still mann : dengan mulut terbuka, sikat diletakkan 45 derajat pada daerah
gusi. Gerakkan sikat kearah oklusal (permukaan kunyah) berulang kali. Seperti
menyikat dengan gerakan atas-bawah biasa, tapi harus searah. Misalnya untuk gigi
atas, harus searah yaitu dari atas ke bawah. Dan sebaliknya untuk gigi bawah,
menyikatnya dari arah bawah ke atas
Kalau yang ini cara menyikat gigi secara lengkapnya….
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah
perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi
atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar
sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan
hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga
bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi.
Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat
gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama
di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi
karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering
sehingga dapat mongering setelah dipakai.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski
sikat sudah dibersihkan.
10. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis
ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun
sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi Anda.
Lalu, kapan sikat gigi paling baik? Dua kali sehari cukup, setelah sarapan dan sebelum tidur
malam.
Oia, untuk yang sering sariawan tanpa sebab (tergigit misalnya) dan di banyak tempat, cobe
deh ganti pasta giginya dengan yang non-detergen. Karena bisa jadi sariawan itu karena
alergi sama detergen yang ada di pasta gigi. Terus, buat yang ga suka pedes/mint, jangan
gengsi buat make pasta gigi anak-anak. Karena klo kepedesan, bisa-bisa nyikat giginya asal
berbusa dan Cuma bentar.
Ok, have a nice brushing teeth time! And hope we will have sparkling health teeth!
Sering mencuci tangan adalah cara terbaik untuk terhindar dari penyakit dan menyebarkan
penyakit. Hanya sabun dan pembersih tangan tanpa air yang mengandung alcohol adalah cara
terbaik untuk mencuci tangan.
Saat Anda menyentuh orang, permukaan dan benda-benda sepanjang hari, Anda
mengakumulasi kuman di tangan Anda. Pada gilirannya, Anda dapat menginfeksi diri sendiri
dengan kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Meskipun tidak mungkin untuk
menjaga tangan Anda bebas kuman, mencuci tangan Anda sering dapat membantu membatasi
perpindahan bakteri, virus dan mikroba lainnya.
Istilah anatomis :
Preputium :Kulit yang melipat menutupi glands penis atau ujung penis.
Sirkumsisi :pemotongan preputium / membuang preputium dengan tujuan
membuat corona glandis terbuka
Smegma :Kotoran di corona glandis, media yang sangat baik untuk kuman,
prediposisi kanker penis.
Ereksi :Keadaan ketika batang penis menegang dan tegak berdiri
Ejakulasi :Proses keluar cairan semen dari lubang penis menuju ke luar tubuh
Masa Pubertas
Masa ketika organ seksual mulai mengalami kematangan, sehingga sudah mampu
untuk memproduksi sperma dan ovum yang memungkinkan terjadinya pembuahan
Pada laki-laki umur : 13/14-17/18
Pada perempuan umur : 11/12-17/18
Tanda-tanda pubertas pria
Mulai mengalami mimpi basah / ejakulasi sperma
Ditandai dengan perkembangan karakter maskulina atau sifat-sifat pria seperti :
− Jakun mulai tampak
− Badan bidang dan tegap
− Suara memberat
− Tumbuhnya rambut pada kemaluan
− Sifat kelelakian mulai nampak
− Tertarik terhadap lawan jenis
Proses mimpi basah
Testis memproduksi sperma setiap hari. Kemudian ditampung di Epididimis. Jika
sudah penuh akan terjadi ejakulasi. Dibawah sadar/ tidak sadar disebut mimpi basah,
jika disengaja disebut masturbasi.
Pencegahan
− Jaga organ reproduksi agar tidak lembab setelah buang air kecil atau buang air
besar.
− Membersihkan vagina dengan arah dari DEPAN ke BELAKANG.
− Hindari pemakaian celana dalam yang terlalu ketat ganti 2 kali sehari.
− Menjaga Kebersihan organ reproduksi.
− Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
− Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian.
KERACUNAN
A. Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari
tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan
melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan,
merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan dating karena masalah toksik.
B. Macam-macam Keracunan
1. Mencerna (menelan) racun
Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan racun sebelum
diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara system organ
vital, menggunakan antidote spesifik untuk menetralkan racun, dan memberikan
tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.
Penatalaksanaan umum :
a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak ada
kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada keberhasilan
penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan, gejala,
usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
c. Tangani syok yang tepat.
d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk menurunkan
efek toksin.
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf pusat atau
pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditela,
yaitu:
cartridge
containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah detoksifikasi darah
dikembalikan ke pasien.
h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
j. Menurunkan peningkatan suhu.
k. Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.
l. Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
n. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang.
o. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dan gejala
masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri
Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan pencegahan racun dan
instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau keluarga
4. Gigitan ular
Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas
atau bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic, kardiovaskuler, sisitem
pernapasan mungkin terpengaruh.
Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatkan korban,
melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan,
membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh
dibawah tinggi jantung. Es atau torniket tidak digunakan. Evaluasi awal di departemen
kedaruratn dilakukan dengan cepat meliputi :
Menentukan apakah ular berbisa atau tidak.
Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi sekitar gigitan.
Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan
eritema jaringan yang digigit dan didekatnya).
Menentukan keparahan dampak keracunan.
Memantau tanda vital.
Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada
beberapa titik.
Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisi, dan pemeriksaan
pembekuan).
5. Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas, sampai edema
laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian. Umumnya waktu yang lebih pendek
diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat merupakan prognosis yang paling
buruk.
Penatalaksanaan umum:
Berikan epineprin (cair) secara langsung. Masase daerah tersebut untuk mempercepat
absorbsi.
Jika sengatan pada ekstermitas, berikan tornikuet dengan tekanan yang tepat untuk
membendung aliran vena dan limfatik.
Instruksikan pasien untuk hal-hal berikut:
Injeksi segera dengan epineprin
Buang penyengat dengan garukan cepat kuku jari
Bersihkan area dengan sabun air dan tempelkan es
Pasang tornikuet proksimal terhadap sengatan
Laporkan pada fasilitas perawatan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut
C. Gambaran Klinik
Yang paling menonjol adalah kelainan visus,hiperaktifitas kelenjar ludah,keringat dan
gangguan saluran pencernaan,serta kesukaran bernafas. Gejala ringan meliputi :
Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada lidah,kelopak mata,pupil
miosis.
Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, bradikardi.
Keracunan berat : diare, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas, sianosis, edema paru
,inkontenesia urine dan feces, koma
D. Penatalaksanaan
1. Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose
5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran
pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada
kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo
fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan
meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
2. Eliminasi.
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil.
Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai
diusus halus dan besar.
Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau
pada penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan
dalam 4 jam setelah keracunan.
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi
kurang dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung
sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk
mencegah aspirasi pnemonia.
LUKA BAKAR
Untuk luka bakar ringan dan sedang
1. Penanganan yang tepat adalah langsung disiram, direndam, atau diletakkan dibawah
aliran air selama beberapa menit. Dapat juga dikompres dengan handuk yang lebih
dulu dibasahi air dingin. Jangan gunakan es batu atau air dingin. Cukup dengan air
biasa untuk mengurangi panas pada kulit. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri
untuk mencegah infeksi. Tutup daerah yang terkena luka bakar dengan bandage steril
dan kering.
Foto: Istimewa
2. Jangan sekali-kali mengobati luka bakar dengan mengoleskan mentega, minyak,
garam, kecap, air kapur, pasta gigi dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut bisa
mengakibatkan terjadinya infeksi.
3. Jauhkan penderita dari sumber panas. Andaikan ia terjilat api, ingatkan dia untuk
berguling-guling, bukannya berlari karena tindakan ini justru akan membesarkan
nyala apinya. Siram penderita dengan air atau selimuti dengan kain basah
4. Foto: IstimewaJangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka bakar,
agar tak terjadi infeksi.
5. Jangan membalut luka dengan kapas absorbent karena akan melekat pada luka. Untuk
luka bakar ringan dan sedang, tutup luka dengan balutan kering.
6. Pada masa penyembuhan, usahakan tidak menggaruk bekas luka. Hal tersebut akan
menimbulkan luka cacat/parut di kulit.
7. Hindari kontak sinar matahari pada masa penyembuhan, karena mengakibatkan
jaringan kulit baru rusak.
8. Untuk luka bakar akibat terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-
banyaknya. Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air.
9. Segera ke Unit Gawat Darurat (UGD) bila terjadi luka bakar pada muka, sendi, atau
alat kelamin, atau telah mengalami gangguan sesak napas akibat kebakaran.