Anda di halaman 1dari 50

MATERI BAKSOS TRIGEMINUS 2014

1. ANAMNESIS
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan
berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir
mutiara anamnesis (The Sacred Seven). Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran,
adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari data:

1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

4. Riwayat Sosial dan Ekonomi

Dari anamnesis akan didapatkan biodata dan keluhan yang dirasakan penderita.

1. Biodata meliputi: nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama

2. Anamnesis

a. Keluhan utama (Keluhan yang dirasakan penderita paling mengganggu dan


menyebabkan penderita datang berobat)

b. Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data/penjabaran keluhan utama, terdiri dari tujuh butir mutiara


anamnesis (The Sacred Seven), yaitu :

1. Lokasi (dimana? menyebar atau tidak?)


2. Onset / awitan dan kronologis (kapan mulai terjadinya? berapa lama? Hilang timbul
atau terus-menerus?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi? Kalo berat sampe
menggangu aktifitas apa enggak?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa? Misal rasa panas, terbakar, pedih, seperti ditusuk-
tusuk, nggliyer, pusing berputar)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan. (Misal sakitnya lebih berat kalau dibuat
aktifitas, dibuat berdiri, dll)
6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan. (Misal sakitnya lebih reda setelah istirahat,
berbaring, dibuat duduk, dll)
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama (keluhan lain? Yang berhubungan
dengan keluhan utama juga dapat ditanyakan)

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Ditanyakan apakah penderita pernah sakit serupa sebelumnya, bila dan kapan
terjadinya dan sudah berapa kali dan telah diberi obat apa saja, serta mencari penyakit
yang relevan dengan keadaan sekarang dan penyakit kronik (hipertensi, diabetes
mellitus, dll), perawatan lama, rawat inap, imunisasi, riwayat pengobatan dan
riwayat menstruasi (untuk wanita).

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Anamnesis ini digunakan untuk mencari ada tidaknya penyakit keturunan dari pihak
keluarga (diabetes mellitus, hipertensi, tumor, dll) atau riwayat penyakit yang
menular.

e. Riwayat sosial dan ekonomi

Hal ini untuk mengetahui status sosial pasien, yang meliputi pendidikan, pekerjaan
pernikahan, kebiasaan yang sering dilakukan (pola tidur, minum alkohol atau
merokok, obat-obatan, aktivitas seksual, sumber keuangan, asuransi kesehatan dan
kepercayaan).

2. PEMERIKSAAN TANDA VITAL (VITAL SIGN)


Pemeriksaan tanda vital terdiri dari pemeriksaan : tekanan darah, frekuensi nadi,
respirasi dan suhu.
A. Pemeriksaan Tekanan Darah
- Persiapan pengukuran tekanan darah
Pada saat akan memulai pemeriksaan, sebaiknya :
1. Pasien dalam kondisi tenang.
2. Pasien diminta untuk tidak merokok atau minum yang mengandung kafein
minimal 30 menit sebelum pemeriksaan.
3. Istirahat sekitar 5 menit setelah melakukan aktifitas fisik ringan.
4. Lengan yang diperiksa harus bebas dari pakaian.
5. Raba arteri brachialis dan pastikan bahwa pulsasinya cukup.
6. Posisikan lengan sedemikian sehingga arteri brachialis kurang lebih pada level
setinggi jantung.
7. Jika pasien duduk, letakkan lengan pada meja sedikit di atas pinggang.
8. Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer
selalu vertikal, dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada segaris
horisontal dengan level air raksa.
9. Pengulangan pengukuran dilakukan beberapa menit setelah pengukuran pertama.
- Pengukuran tekanan darah
Prosedur Pengukuran Tekanan Darah :
1. Siapkan tensimeter dan stetoskop.
2. Penderita boleh duduk atau berbaring.
3. Lengan dalam keadaan bebas dan rileks, bebas dari pakaian.
4. Pasang bladder sedemikian rupa sehingga melingkari bagian tengah lengan atas
dengan rapi, tidak terlalu ketat atau terlalu longgar. Bagian bladder yang paling
bawah berada 2 cm di atas fossa cubiti. Posisikan lengan sehingga sedikit
membentuk sudut (fleksi) pada siku.
5. Carilah arteri brachialis, biasanya terletak di sebelah medial tendo m. biceps
brachii.
6. Untuk menentukan seberapa besar menaikkan tekanan pada cuff, perkirakan
tekanan sistolik palpatoir dengan meraba arteri brachialis dengan satu jari tangan
sambil menaikkan tekanan pada cuff sampai nadi menjadi tak teraba, dan
tambahkan 30 mmHg dari angka tersebut. Hal ini bertujuan untuk menghindari
ketidaknyamanan pasien dan untuk menghindari auscultatory gap. Kemudian
kendorkan tekanan secara komplit (deflate).
7. Letakkan stetoskop pada fossa cubiti di atas arteri brachialis.
8. Naikkan tekanan dalam bladder dengan memompa bulb sampai tekanan yang
sudah ditentukan tadi.
9. Turunkan tekanan perlahan, ± 2-3 mmHg/detik.
10. Dengarkan menggunakan stetoskop dan catat di mana bunyi sistolik terdengar
pertama kali. Inilah tekanan sistolik.
11. Terus turunkan tekanan bladder sampai bunyi menghilang. Inilah tekanan
diastolik.
Penilaian Tekanan darah berdasarkan The Joint National Committee VII (JNC-VII)
adalah :

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik


(mmHg)
Normal <120 <80
Pre-Hipetensi 120-139 80-89
Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
Hipertensi Stage 2 >160 >100
B. Pemeriksaan Nadi
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi denyut nadi dalam 1
menit. Denyut nadi sendiri adalah suatu gelombang tekanan yang bergerak
cepat pada arteri dan dapat dirasakan. Harga normal : 60-100x/menit.
<60x/menit : Bradikardia, >100x/menit : Takikardia
C. Pemeriksaan Pernafasan
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui frekuensi pernafasan,
Nromalnya frekuensi nafas orang dewasa sekitar 14-20 kali per menit dengan
pola nafas yang teratur dan tenang
D. Pemeriksaan Suhu
Pemeriksaan dapat dilakukan di mulut, aksila, rektal dan ditunggu selama 3-5
menit, sebelum digunakan biasanya termometer dikibas-kibaskan dulu sampai
termometer menunjuk pada angka 35 derajat celcius (apabila menggunakan
Glass Thermometer).

3. BEDAH MINOR

Pengantar
Istilah bedah minor (operasi kecil) dipakai untuk tindakan operasi ringan, biasanya
denngan anesthesia lokal seperti mengankat tumor jinak atau kista pada kulit, sirkumsisi,
ekstrasi kuku, penanganan luka, dll.
Bedah minor merupakan tindakan operasi yang tidak perlu dilakukan didalam kamar
operasi yang mutlak aseptik, tetapi daapat dekerjakan sebagai tindakan rawat jalan dengan
ketentuan harus memenuhi syarat yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Operasi harus dilakukan dalam ruangan yang bersih
2. Peralatan yang digunakan harus steril, memakai handsoon steril, sebisa mungkin memakai
masker dan penutup rambut
3. Disinfeksi medan operasi

Asepsis dan antisepsis


Asepsis adalah suatu keadaan bebas hama/bakteri. Antisepsis adalah tindakan untuk
membebashamakan (sterilisasi) suatu bahan, alat, atau ruangan untuk mencegah sepsis.

Antiseptik
Adalah zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman, digunakan
pada jaringan kulit atau mukosa. Macam antiseptik:
1. Alkohol, optimum : 70%
2. Halogen dan senyawanya
a. Povidon Iodine (BETADINE)  bersifat tidak merangsang, mudah dicuci karena
larut air dan stabil karena tidak menguap. Jika digunakan berulang kali akan
mengendap dan efeknya bertahan lama. Untuk kulit dan mukosa, dapat digunakan
untuk mencuci luka kotor dan terinfeksi.
b. Iodium, Iodoform
c. Klorheksidin (Hibiscurb, Savlon)
» tidak merangsang biasanya untuk cuci tangan
3. Oksidansia
a. Kalium permanganat
b. Perhidrol (H2O2)
4. Logam berat dan garamnya
a. Merkuri klorida (sublimat)
b. Merkurokrom (obat merah)  mempercepat keringnya luka dengan cara merangsang
timbulnya kerak
5. Basa amonium kuartener
»Etakridin (rivanol) 0,1%  bersifat bakterisid, tidak diinaktifkan oleh darah dan nanah.
Kegunaan sebagai antiseptik borok bernanah, kompres, dan irigasi luka terinfeksi.

Gambar teknik cuci tangan menurut Fuerbringer


A. Cara memegang sikat dan sabun
B. Sikat tangan secara sistematik, satu per satu jari dicuci
C. Sikat kuku dan lengan bawah sampai siku
D. Ulangi beberapa kali
- dengan larutan sabun selama 10 menit
- dengan larutan desinfektan standar selama 3-5 menit
E. Tutup kran dengan siku, tangan dikeringkan dengan kain handuk steril yang dijatuhkan
segera setelah menyentuh siku
F. Tangan harus lebih tinggi daripada siku

Gambar teknik tanpa singgung untuk mengeringkan tangan dan lengan


A. Mengambil handuk
B. Keringkan tangan
C. Keringkan pergelangan tangan
D. Lengan bawah
E. Siku
F. Handuk langsung dijatuhkan, sebab dikontaminasi oleh siku
Gambar teknik tanpa singgung untuk mengambil handscoen dan memakainya ketika tidak
menggunakan gaun bedah
A. Menjumput dengan tangan kiri sarung tangan kanan pada bagian yang terlipat keluar
B. Lalu dipakai tanpa menyinggung kulit tangan kanan
C. Memasang handscoen kiri setelah dijumput pada bagian yang terlipat ke dlaam
D. Ditarik sampai membungkus pergelangan tangan
E. Lipatan handscoen kiri disingkirkan keluar, kemudian baru dengan tangan kiri lipatan
handsoen kanan disingkirkan keluar

Peralatan (instrument)
Dalam pembedahan gunakan alat-alat yang hanya sedikit merusak jaringan (alat cukup
halus dan enak digunakan), pisau dan gunting harus tajam, menggunakan alat yang sesuai
dengan kegunaan, serta teknik pemakaian yang benar.
1. Instrument pemotong
- pisau bedah/scalpel
- gunting
2. instrument pemegang
a) Pinset
1. Pinset anatomis tidak
bergerigi, untuk memegang
jaringan yang mudah robek
2. Pinset chirurgis bergerigi,
untuk memegang jaringan
subkutis, otot serta fascia

a. Klem
1) Klem hemostst (Klem Pean) 
untuk menghentikan perdarahan,
gigi halus untuk menjepit
jaringan lunak. Mempunyai dua
bentuk, lurus dan bengkok (klem
1)
arteri).
2) Klem Mosquito  klem hemostat
yang kecil dan melengkung.
3) Klem Halstead  bergerigi pad
ujungnya, untuk memegang tepi
luka.
4) Klem Kocher  bergerigi di 2)

ujungnya besar untuk menjepit


jaringan yang keras dan agak
kenyal.
5) Klem Kain (Towel Forceps) 
untuk menjepit kain-kain operasi 5)
4)

b. Needle holder/ Nald Voeder 


untuk menjepit jarum dan
menyimpul benang

3. Jarum (surgical needle) dan benang (wound suture)


 Jarum traumatis : jarum yang mempunyai ‘mata’ untuk memasukkan benang di
bagian ujung tumpulnya sehingga benangnya bisa diganti. Pada bagian yang
bermata ukurannya lebih besar dari bagian ujung yang tajam.
 Jarum atraumatis : jarum yang tidak memiliki mata sehingga ujung jarumnya
langsung dihubungkan dengan benang dan memiliki ukuran penampang yang sama.
 Jarum cutting : jarum yang penampangnya berbentuk segitiga atau pipih dan tajam.
Dipakai untuk menjahit kulit dan tendon
 Jarun non-cutting (tappered) : jarum yang penampangnya bulat dan ujungnya saja
yang tajam. Dipakai untuk menjahit jaringan yang lunak
Benang terdiri dari :
a. Benang yang dapat diserap (absorbable) digunakan untuk menjahit jaringan di
bawah kulit, contoh:
 catgut (terbuat dari usus halus dan kucing)
 benang sintesis : multifilamen (asam poliglikoliat dan asam poliglaktik) dan
monofilamen (polidiaksone)
b. Benang yang tidak diserap (non aborbable) digunakan untuk menjahit kulit
 Sutera
 Poliester (dacron)
 Polipropilene (prolene)
Ukuran dan jenis benang untuk berbagai jaringan
Lokasi Penjahitan Jenis Ukuran
Benang
Fascia Semua 2.0 – 1
Otot Semua 3.0 – 1
Kulit Tak terserap 2.0 – 6.0
Lemak Terserap 2.0 – 3.0
Hepar Kromik cut 2.0 – 0
Ginjal gut 4.0
Pamkreas Semua cut 3.0
Usus halus gut 2.0 – 3.0
Usus besar Sutera, 4.0 – 0
Tendo kapas 5.0 – 3.0
Kapsul sendi Cut gut, 3.0 – 2.0
Peritoneum sutera, kapas 3.0 – 2.0
Bedah mikro Kromik cut t 7.0 – 11.0
Tak terserap
Tak terserap
Kromik cut
gut
Tak terserap

Gambar macam jenis ukuran jarum


PENJAHITAN LUKA

Teknik Jahitan
Teknik jahitan disesuaikan dengan keadaan dan letak luka. Untuk daerah yang banyak
bergerak, misalnya anggota gerak diperlukan jahitan yang cukup kuat. Pada daerah ini
tegangan cukup tinggi, maka harus didistribusikan merata ke seluruh bagian luka. Dapat
digunakan jahitan simpul tunggal dengan jarak kira-kira 1 cm antar jahitan. Keuntungannya
bila benang putus hanya satu tempat yang terbuka dan bila terjadi infeksi luka, cukup dibuka
jahitan ditempat yang terinfeksi.
Jahitan jelujur digunakan satu benang untuk seluruh panjang luka sehingga pengerjaannya
lebih cepat. Tetapi bila ada benang yang putus, seluruh panjang luka dapat terbuka.
Jahitan matras vertikal dilakukan dengan menjahit sedalam penampang vertikal luka.
Keuntungannya adalah luka tertutup rapat sampai ke dasar luka sehingga dapat dihindari
terjadinya rongga dalam luka.
Jahitan matras horizontal yaitu melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul
dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.
Penjahitan continuous. Sering digunakan untuk menjahit luka yang lama dimana
ketegangan kulit dapat diminamalisasi dengan penjahitan yang dalam. Memberikan
keuntungan dalam hemostasis dengan mengkompresi tepi luka.
Jahitan subkutikuler yaitu melakukan jahitan jelujur pada jaringan lemak tepat dibawah
dermis. Jahitan tampak rapi dan sering tak tampak.
Untuk mendapatkan bekas mendatar dan halus, dipakai teknik eversi, dimana jarum
ditusukkan divergen (menyempit di permukaan tetapi melebar di bagian dalam) menembus
seluruh ketebalan kulit. Pada saat penyimpulan benang maka tepi luka akan sedikit menonjol
ke arah luar. Pada penyembuhan terjadi kontraksi dan bekas luka akan mendatar membentuk
parut yang halus dan bagus.
Keterangan gambar. A. Jahitan simpul tunggal, B, Matras vertikal, C. Matras horizontal, D.
Subkutikuler kontinyu, E. Matras horizontal half burried, F. Continous over and over

Tahap Penjahitan Luka


1. Angkat dan sedikit balikkan keluar lipatan dengan pinset bergigi
2. Pegang pemegang jarum baik dengan cara memegang standar melalui cincin, atau bila
dengan telapak tangan Anda
3. Arahkan jarum pertama kali vertikal menembus lipatan dan diikuti gerakan
memutar sementara anda menahan jaringan dengan menggunakan pinset
4. Tangkap ujung jarum dengan pinset atau pemegang jarum dan tarik jarum. Kemudian
masukkan jarum menembus belahan yang kedua

Langkah-langkah menyimpulkan ikatan


1 2 3

5 6

 Penutupan dan Pembalutan Luka


Prinsip dalam menutup luka adalah mengupayakan kondisi yang baik pada luka sehingga
proses penyembuhan berlangsung optimal.

Fungsi balutan:
1. Pelindung terhadap infeksi
2. Sebagai fiksasi, mengurangi pergerakan tepi-tepi luka sampai pertautan terjadi
3. Efek penekanan (pressure)  mencegah hematom
Pada luka yang luas dengan kehilangan kulit atau eksudasi dan produk lisis jaringan
memerlukan penggantian 5-6 kali sehari.
 Pemberian Antibiotik dan ATS (anti toxoid)
Pada luka bersih tidak perlu diberi antibiotik, sedangkan pada luka terkontaminasi atau kotor
maka perlu diberi antibiotik. Luka yang dapat menjadi perkembangbiakan bakteri anaerob
(tusuk, karat, kotoran) perlu pemberian ATS.
 Pengangkatan Jahitan
Jahitan diangkat apabila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Fungsi jahitan adalah
mempertautkan tepi-tepi luka, dimana perlekatan jaringan diperantarai serat-serat fibrin. Hal
ini bergantung pada:
1. Vascularisasi
2. Pergerakan
3. Ketegangan tepi-tepi luka
4. Teknik penjahitan
4. SIRKUMSISI

PENGERTIAN
Sirkumsisi (khitan/sunat) adalah tindakan pembuangan/ pengangkatan sebagian/
seluruh preputium penis dengan tujuan tertentu.
INDIKASI
- Agama
- Sosial
- Medis:
o Pymosis (preputium tidak dapat ditarik ke belakang atau tidak dapat membuka)
o Parapymosis (preputium tidak dapat ditarik ke depan)
o Kondiloma akuminata (permukaan kulit bertangkai akibat HPV)
o Pencegahan terjadinya tumor (mencegah menumpuknya smegma yang diduga kuat
bersifat karsinogenik)

KONTRAINDIKASI
Absolut/mutlak
 Hipospadia (meatus uretra externus terletak lebih ke proksimal dari permukaan
ventral penis),
 Epispadia (meatus uretra externus terletak pada bagian dorsal batang penis),
 Hemophilia (gangguan pembekuan darah )
Relatif : infeksi lokal, infeksi umum, diabetes mellitus
KOMPLIKASI
Perdarahan, hematoma, infeksi lokal, dan trauma dadakan. Angka kejadian komplikasi
rendah yaitu sekitar 0,2%-0,6%.
Keuntungan sirkumsisi adalah kebersihan genitalia eksterna terutama gland penis terjaga,
mencegah terjadinya kanker penis, kanker prostat, dan penyakit kelamin yang dapat timbul di
kemudian hari.

PERALATAN:
o Gunting jaringan lurus (tajam-tumpul) 1 buah
o Gunting jaringan bengkok 1 buah
o Klem arteri lurus 3 buah
o Klem arteri bengkok 1 buah
o Pinset anatomis 1 buah
o Pinset jaringan 1 buah
Pemegang jarum (needle holder) 1 buah
o Jarum jahit kulit 1 buah
o Gunting perban 1 buah
o Benang plain catgut ukuran 3.0 1 rol
o Semprit 3 ml atau 5 ml 1 buah

PERLENGKAPAN:
o Kapas
o Kassa steril
o Plester
o Kain penutup steril yang berlubang ditengahnya (duk)
o Sarung tangan streril
o Larutan NaCl 0,9% atau aqua destiled
o Savlon HC
o Sufratul
o Kassa depper
o Tempat sampah
o Meja/ bed operasi 1 buah
o Meja peralatan 1 buah
o Nampan steril 1 buah
o Mangkuk steril 2 buah
o Alkohol spray 1 buah
o Tissue 1 rol

TUGAS:
OPERATOR:
 Bertindak sebagai pemimpin operasi
 Menilai kelayakan operasi
 Melakukan tundakan anestesi, insisi, hemostasis, sampai hecting
 Mengatasi penyulit yang terjadi
 Follow up pasca khitan
 Bekerja pada zona steril
ASISTEN 1:
 Mitra kerja operator di meja steril
 Melakukan tindakan aseptik dan antiseptik
 Mempersiapkan alat pada tiap tahapan operasi
 Memelihara lapangan operasi agar tetap bersih dari darah dan material yang tidak
diperlukan
 Melakukan balutan setelah operasi selesai
ASISTEN 2:
 Bekerja di zona nonsteril
 Mempersiapkan pasien sebleum operasi
 Menata tempat operasi
 Mempersiapkan keperluan selama dan setelah operasi

TAHAP-TAHAP SIRKUMSISI
1. Persiapan Operasi
- Persiapan operator/asisten:
a. Memakai pakaian bersih, jika perlu memakai pakaian bedah minor
b. Mencuci tangan dengan antiseptik
c. Menggunakan sarung tangan steril  selanjutnya dilarang memegang benda
nonsteril hanya boleh memegang alat steril. Apabila ada asisten 2 maka asisten 2
tidak perlu menggunakan sarung tangan.
d. Operator di sebelah kanan pasien.
- Persiapan pasien
a. Sebaiknya mandi dan buang air kecil terlebih dahulu
b. Cukur rambut pubis jika ada dan bersihkan dengan air sabun
c. Pasien dimotivasi untuk berdoa(membaca hafalan surat Al Qur’an atau doa lain)
d. Periksa apakah pasien tersebut mempunyai riwayat alergi terhadap obat atau
penyakit tertentu.

PENTING !
Sebelum dilakukan sirkumsisi, kita tentukan tidak ada kontraindikasi untuk
melakukan sirkumsisi. Hal ini diketahui dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
TIDAK ADA :
 Riwayat gangguan hemostatis dan kelainan darah
 Riwayat alergi obat, khususnya zat anastesi lokal, antibiotik, dan obat lainnya
 Penyakit yang pernah/sedang diderita, misalnya demam, asma, sakit jantung
 Status generalis: demam, tanda stress fisik, kelainan jantung dan paru
 Status lokalis: hipospadia, epispadia, dan kelainan kongenital lain

- Persiapan alat dan obat-obat sirkumsisi


- Persiapan alat dan obat-obatan penunjang hidup bila terjadi syok anafilaksiS
2. Asepsis dan Antisepsis
a. Pasien sudah mandi dan membersihkan genital dengan sabun
b. Bersihkan alat genitalia dengan alkohol 70% untuk menghilangkan lapisan lemak
c. Pegang dan tarik sedikit ujung preputium dengan kasa steril oleh tangan kiri.
d. Usapkan iodine povidon 10% ke seluruh permukaan penis dan daerah sekitarnya
dengan tangan kanan
e. Perhatikan pola pengusapan yang melingkar keluar dan tidak mengusap bagian yang
sudah diusap sebelumnya Pengusapan iodin povidon maupun alkohol dimulai dari
ujung distal penis, diteruskan ke pangkal (proksimal) secara melingkar mengarah keluar
seperti pola obat nyamuk (sentrifugal), tunggu sekitar 2 menit.
f. Jika ingin mengulang gantilah kassa/kapas yang baru dan lakukan cara yang sama.
g. Dengan cara yang sama, usapkan juga alcohol 70%.
h. Tutuplah lapangan operasi dengan duk bolong steril.
3. Anestesi
Dilakukan anastesi lokal dengan menggunakan lidokain 2%.
1. Infiltrasi
Tujuan :
memblok impuls dari syaraf – syaraf yang mempersarafi daerah sekitar insisi.
Teknik :
a. Tarik dan regangkan batang penis
b. Suntikkan jarum miring 15 derajat terhadap batang penis dengan lokasi 1/3-2/3
proksimal batang penis secara subcutis.
c. Aspirasi, masukkan ½ cc lidokain
d. Penyuntikkan di jam 11,1,5,7, dan frenulum.
e. Masase untuk mempercepat penyebaran obat
f. Kegagalan anestesi biasanya karena penyuntikan hanya masuk ke mukosa saja,
tidak masuk ke tunika albugenia.
2. Blok
Tujuan :
Memblok semua impuls sensoris dari batang penis melalui nervus pudendus
Teknik :
a. Identifikasi pangkal penis, symphisis ossis pubis (SOP)
b. Suntikan jarum tegak lurus pangkal penis,di bawah SOP sampai menembus facia bach
dengan tanda:
c. Sensasi menembus kertas
d. Jika jarum ditarik ke atas, batang penis sedikit terangkat
e. Bila obat disuntikkan tidak terjadi edema
f. Aspirasi, masukkan obat 1 cc
g. Jarum sedikit dicabut, miringkan jarum 30 derajat ke kanan tusukkan lagi sedikit,
aspirasi masukkan obat 1 -2 cc, begitu pula dengan sebelah kiri. Massase daerah
pangkal penis.
4. Pembersihan Glans Penis
Buka glans penis sampai sulcus corona penis terpapar. Bila ada perlengketan,
bebaskan dengan klem arteri atau dengan kassa steril. Bila ada smegma, bersihkan dengan
kassa yang mengandung larutan sublimate.
 Membebaskan perlengketan
Teknik klem
Lepaskan perlengketan preputium dengan permukaan glands penis dengan klem mosquito.
Caranya, tarik preputium ke proksimal kemudian klem dibuka sambil didorong ke arah
perlengketan. Cara ini dilakukan berulang-ulang kearah proksimal dan lateral sampai
terlihat sulkus korona glandis dan pangkal mukosa prepusium di sekeliling sulkus korona
glan penis.
Teknik kassa
Cara ini lebih baik karena kemungkinan melukai penis lebih kecil disbanding dengan
klem. Caranya sama, preputium ditarik dengan tangan kiri ke arah proksimal sampai
meregang sehingga terlihat perlengketan, tangan kanan memegang kasa steril untuk
membebaskan perlengketan. Kemudian daerah perlengketan didorong dengan kasa dan
didorong ke arah proksimal sehingga perlengketan terlepas sedikit demi sedikit.
Keuntungan tehnik ini adalah minimnya resiko lecet atau trauma pada gland penis, namun
kerugiannya adalah prosesnya memakan waktu relatif lama.

Anatomi penis :
Gambar penampang membujur penis

Gambar penampang melintang penis

5. Pengguntingan dan Penjahitan


a. Pasang klem pada preputium diarah jam 6,11,1, dengan ujung klem mencapai ±1,5 cm
dari sulcus corona penis. Tujuannya sebagai pemandu tindakan dorsumsisi dan sarana
hemostatis.
b. Lakukan dorsumsisi dengan menggantung kulit dorsum penis pada jam 12 menyusuri
dari distal ke proksimal sampai dengan 0,3 sampai 0,5 cm dari corona.
c. Pasang jahitan kendali, dengan menjahit batas ujung dorsumsisi agar pemotongan
kulit selanjutnya lebih mudah dan simetris
d. Gunting secara melingkar (tindakan sirkumsisi) dimulai dari dorsal pada titik jahitan
jam 12 melingkari penis, sisakan mukosa sekitar 0,5 cm. Pada sisi frenulum,
pengguntingan membentuk huruf V di kiri kanan klem. Pemotongan harus simetris
dan sama panjang antara kulit dari mukosa.
e. Atasi perdarahan yang timbul dengan jepitan klem, kemudian lakukan jahitan
hemostatis dengan benang catgut.
f. Lakukan penjahitan aproksimasi kulit dengan mukosa, jahit kiri dan kanan glans,
biasanya masing-masing 2-3 simpul. Prinsipnya adalah dengan mempertemukan
pinggir kulit dan pinggir mukosa.
g. Jahit mukosa distal frenulum (jam 6) dengan jahitan angka 8 atau 0.
h. Setelah penjahitan selesai, gunting mukosa frenulum disebelah distal dari jahitan
sebelumnya, dan bersihkan dengan iodine 10% lalu beri salep kloramfenikol 2%.
i. Hemostasis
- Penekanan/depper : Hanya bisa dilakukan pada perdarahan pembuluh darah
kecil. Untuk pembuluh darah besar dilakukan penjepitan/pengekleman atau
bahkan ligasi.
- Pengekleman: Sebelum diklem, harus dipastikan sumber perdarahan dengan
mendep lokasi perdarahan. Posisi klem diusahakan tegak lurus supaya bagian
yang terjepit seminimal mungkin.
- Ligasi: Dilakukan jika setelah pengekleman masih terjadi perdarahan
- Kauterisasi: Pembuluh darah yang terbuka dibakar untuk menimbulkan
obstruksi
TEKNIK KHUSUS
a. Melepaskan perlekatan preputium dan fimosis
Perlekatan preputium dapat dilepaskan dengan kassa atau bantuan klem. Jika perlekatan
luas, sebaiknya manipulasi dilakukan setelah anestesi.
- Dengan kassa steril (berantiseptik) : kedua ibu jari dan telunjuk operator digunakan
untuk melepaskan perlekatan. Cara ini berisiko kecil, tapi teknik lebih sulit.
- Dengan klem arteri(terutama klem benkok): cari sela-sela yang dapat dimasuki ujung
klem kemudian klem diregangkan pelan-pelan. Tak boleh dipaksakan karena glans dapat
robek. Bekas perlekatan diolesi antiseptik dengan sebelumnya membersihkan smegma.
Kurangi trauma yang tidak perlu dengan mempertimbangkan jenis tindakan.
b. Fimosis dengan sayatan dorsal
Jika secara konservatif tak membawa hasil maka perlu dilakukan insisi pada jam
12(antara jam 11 dan 1) sebatas glans dapat dipaparkan. Selanjutnya dilakukan teknik
sirkumsisi rutin.
Jika disertai balanopostitis, insisi/sayatan dorsal dipertahankan sementara dengan jahitan
cut gut sekaligus diberi sntibiotik. Setelah balanopostitis akut mereda, sirkumsisi dapat
dilanjutkan.
c. Parafimosis
Pada parafimosis, preputium terperangkap di belakang tepi glans penis dalam sulcus
corona glandis. Biasanya terjadi bendungan di glans maupun di dalam preputium yang
menjadi besar sekali karena udem. Udem ditekan perlahan-lahan sampai berkurang
dilanjutkan reposisi preputium. Lakukan sayatan dorsal bilamana reposisi gagal.

6. Pembalutan
a. Bersihkan dengan betadine dan olesi dengan salep antibiotik
b. Balut dengan sufratul secara melingkar
c. Balut dengan kassa steril kering ujung kain kasa dipilin sebagai tempat fiksasi supra
pubic dengan menggunakan plester (Balutan Suspensorium) atau biarkan berbentuk
cincin (Balutan Ring)
d. Tambahkan fiksasi dengan plester ke arah inguinal dextra et sinistra
e. Jangan sampai penis terpuntir saat membalut
7. Pemberian Obat-obatan
a. Analgetika
Antalgin 500mg PO 3dd1
Asam Mefenamat 500mg PO 3dd1
b. Antibiotika
Amoksisilin 500mg PO 3dd1
Eritromisin 500mg 3dd1
c. Roboransia
Vitamin B Complex
Vitamin C
8. Observasi
Observasi 15 menit setelah khitan. Dilihat adakah tanda-tanda perdarahan. Apabila
ada, segera ditangani. Apabila tidak ada, pasien diberi obat yang harus diminum dan
diedukasi.

9. Perawatan Pasca Khitan


a. Luka operasi sebaiknya tetap kering, minimal selama 3 hari
b. Perawatan untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan
c. Pelepasan kassa pembalut pada hari ke- 3
d. Setelah luka kering, tidak perlu dibungkus kassa.
e. Penggunaan celana dari bahan nilon sangat tidak dianjurkan agar luka operasi tetap
kering

10. Edukasi
Pesan kepada orang tua pasien:
 Anak jangan terlalu aktif, perbanyak istirahat
 Jangan terkena debu / kotoran lain
 Hati hati dengan perdarahan post sircumsisi, bila ada segera kontrol
 Usahakan balutan tetap kering. Luka dalam 3 hari jangan kena air
 Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa
 Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi terutama yang banyak mengandung
protein, tidak ada larangan makan
 Control pada hari ke – 3 atau ke- 4 pasca operasi

11. Follow Up
Follow up dilakukan 3 hari pasca sirkumsisi. Peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan sama. Yang dilakukan : mengangkat perban (lihat Bedah Minor), observasi
adanya perdarahan, infeksi atu pun tanda-tanda peradangan. Tangani masing-masing
masalah kalau ada. Jahitan tidak perlu diangkat. Jika sudah mengering tidak perlu
diperban lagi, jikamasih basah bisa dilakukan perban ulang. Olesi lagi dengan salep
atibiotik.

5. RESEP
SINGKATAN DALAM RESEP
- a.c (ante coenam) : sebelum - p.r.n (pro renatera) : jika perlu
makan - sc : sub cutan
- iv : intravena - ad libit (ad libitum) : sesuka
- p.c (post coenam) : setelah hati
makan - col. Or (colutio oris) : kumur-
- ue (usus externus) : pemakaian kumur
luar - pulv (pulveratus) : diserbukkan
- a.j (ante jentaculum) : sebelum - sup. : supositoria
makan pagi - im : intramuskular
- ui (usus internus) : pemakaian
dalam
CONTOH CARA PENULISAN DAN BACA RESEP
Kasus : pasien dengan keluhan panas batuk berdahak, pilek, sudah 3 hari
Dx/Diagnosis : common cold
Cara baca :
R/ Amoxicillin tab No X Ambil amoxicillin, GG, CTM, Vit C
∫3 dd tab I masing-masing 10 tablet, diberikan
3x1/hari
R/ GG tab No X Ket : R/ = recipe (ambillah)
Tab = tablet
∫ 3 dd tab I
Dd = de die (sehari)
R/ CTM tab No X Catatan : setiap menulis resep obat
digarisbawahi dan diberi paraf.
∫ 3 dd tab I
R/ Vit C tab No X
∫ 3 dd tab I

Cara baca resep yang lain :


- R/ Allopurinol tab mg 100 No IX

∫1-1-1
Artinya : Allopurinol bentuk : tablet, dosis : 100 mg. Jumlah : 9 tablet, diminum 3x
sehari masing-masing 1 tablet.
- R/ Hct mg 25 tab No X

∫ 1-0-0
Artinya : Hidrocloritiazid dosis 25 mg, jumlah 10 tablet, diminum 1x pada pagi hari.
- R/ Paracetamol syrup 60ml flac No I
∫ 3 dd Cth 1
Kalau Kodenya C : Cochlear (cobarium) = sendok makan
Ket : Cth : Cochlear thease = sendok teh
Flac : flacon
OBAT TETES

R/ erlamycetin ED flac No I
∫ 3 dd gtt 1-2 ODS
R/ erlamycetin ED flac No I
∫ 3 dd gtt 1-2 ADS
Cara baca : 1 flacon erlamycetin 1-2 tetes, 3x sehari pada mata/ telinga kanan-kiri tergantung
bagian mana yang sakit.
OBAT LUAR

R/ 2-4 zalf tube I


∫ Ue
R/ Hidrocortison 1% cream tube I
∫ Ue
Ket : Ue = Usus Externus

OBAT DIARE

R/ medocair/ Diatab tab X


∫ 2-1-1

Catatan : untuk obat diare 2-1-1 bukan dibaca 2 pagi, siang dan malam 1. Maksud
dari resep ini adalah setelah pasien menerima obat, diare pertama setelah itu diberi
minum obat sebanyak 2 tablet. Kemudian untuk diare berikutnya cukup 1 tablet dan
kalau diare sudah berhenti dihentikan penggunaannya untuk menghindari sembelit.
VARIASI PENULISAN RESEP

R/ Amox ½
Artinya : ambilah Amoxicillin, GG, Pct, Ctm
Pct ½ masing-masing 4 tablet, kita gerus
menjadi puyer, kemudian bagi dalam 10
GG ½ bungkus, diminum 3x1 bungkus dalam
Vit C ½ sehari.

Saccarom lastic QS

Mfl pulv dtd No X


∫ 3 dd pulv I

RESEP INJEKSI
R/ ectacobalamin inj 1 cc
∫ Imm

Ket : Imm : in monum medici = berikan ke tangan dokter


Inj : injection = suntik

R/ Xylo : della 1:1


∫ Imm
Ket :
Kita ambil 2 obat tersebut masing-masing 1 cc

Nama Obat Indikasi Dosis Kontraindikasi Efek samping

AINS
Piroksikam Penyakit 10-20 mg/hr Hipersensitivitas, Gangguan
inflamasi sendi: tukak lambung, saluran cerna,
Osteoarthritis, hamil, minum pusing, tinitus,
reumatoid antikoagulan nyeri kepala,
spondilitis, eritem kulit
gangguan otot
skelet, gout
akut
Alpara Meringankan Sirop: Anak
influenza yang (6-12th) 3 x 1
disertai gejala : ½ kaplet
demam, pilek, Dewasa : 1-2
bersin, sakit kaplet
kepala, dan
batuk
Voltadex Menghilangkan 100-150 mg/
rasa sakit, 3xpemberian
inflamasi
reumatoid
arthritis,
reumatoid lain
Antalgin 3 x 500 mg Tukak lambung
Asam Analgesik 250-500 mg/ Hamil, anak <14 Dispepsia,
Mefenamat 2-3x th, pemberian iritasi mukosa
pemberian/h tidak >14 hr lambung,
r hipersensitivit
as eritem,
bronkokonstri
ksi
Alopurinol Antipiretik 200-400 Reaksi kulit,
mg/hr alergi,
gangguan
saluran cerna
Paracetamol Antipiretik Bayi <1th:
60mg/max6
pemberian/h
r Anak 1-6 th:
6-12 th : 150-
300 mg/kali,
max 1,2gr/hr
Dewasa : 300
mg-1 g/kali,
max 4g/hr
Nama Obat Indikasi Dosis Kontraindikasi Efek samping

ANTIHIPERTENSI
Captopril Penghambat 25-100 Hamil trimester Batuk kering,
ACE efektif mg/2x 2 dan 3 rash, disgeusa
untuk pemberian/h
hipertensi r
ringan, sedang, Tablet 12,5 :
berat, 25 : 50 mg
hipertensi,
gagal jantung
kongestif
Hct Hipertensi 12,5-25 Hipokalemi
dengan fx mg/1x meningkatkan
ginjal normal pemberian/h efek toksin,
r obat digitalis,
Tablet 25 : 25 hiper Ca,
mg hiperglikemia,
urisemia,
hiperkolesterol
emia,
hipertrigliserid
emia
Nifedipin 15-30 mg/3x Hipotensi,
pemberian/h reflek simpatis
r kuat, ex.
Tablet 5 : 10 Takikardia,
mg palpitasi
Furosemid Lebih efektif 20 (1x)-80 Hipokalemi
>Tiazid (Hct) mg/2x meningkatkan
untuk pemberian/h efek toksin,
hipertensi r obat digitalis,
gangguan fx hiper Ca,
ginjal atau hiperglikemia,
gagal jantung urisemia,
hiperkolesterol
emia,
hipertrigliserid
emia

ANTIBIOTIK
Amoxicillin Infeksi saluran Dewasa dan
nafas, saluran anak BB >20
kemih dan kg : 250-500
kelamin, infeksi mg/3x
antara lain : pemberian/h
salmonella, r
Shigella, kulit, Bayi dan
luka selulitis, anak <20 kg :
furunkulosis 25-75
mg/kgBB/ hr
3x
pemberian

Nama Obat Indikasi Dosis Kontraindikasi Efek samping

VITAMIN
Vit C
Vit B1
Vit B6
Vit B12
Vit B
Complex
Mecobion Pengobatan 1x1
defisiensi vit
B1, B6, B12,
dan E

OBAT SALURAN NAFAS


GG Ekspektoran Sirup : 100 Dosis besar :
mg/5ml kantuk, mual,
Dewasa : 2- muntah
4x 100-400
mg/hr
Dextral Ekspektoran 3x1
Anak 6-12 : ½
kaplet atau ½
sdt sirup
Dewasa : 1
kaplet atau 1
sdt sirup
DMP Antitusif Dewasa : 10-
30 mg/3-4x 1
hr
Bronkris Batuk Anak 2-5th : Tukak lambung Mual, muntah,
influenza, 2x 1 ½ tablet diare,
batuk karena Anak 5-10th : gangguan
radang saluran 3 x 2 tablet pencernaan
nafas
Salbutamol Asma bronkial, 1x
bronkitis,
emfisema
Teosal Bronkodilator
pada asma
bronkial,
bronkitis akut
atau kronis
Bromheksin Mukolitik pada 4-8 mg/3x Tukak lambung Mual,
bronkitis 1hr peninggian
transaminase
serum
DMP Antitusif Dewasa : 10-
30 mg/ 3-4 x
sehari
Nama Obat Indikasi Dosis Kontraindikasi Efek samping

INJEKSI
Neuroboram Neuromialgium Tiap ml
injeksi : vit
B1 100mg vit
B12 200 mg
Adrenalin Syok anafilaktik 0,33 cc

ANTIINFEKTUM, KOMBINASI
Primadex Gastroenteritis Dewasa : Hipersensitivitas,
forte , disentri 2xsehari 2 disjrajasia darah,
typoid, kolera, tablet gangguan fx hati
sistisis, (interval 12 dan ginjal, bayi
uretritis, otitis jam) atau 2 baru lahir, hamil
media, tablet forte :
sinusitis, anak 1-5th :
meningitis, 2x sehari
osteoniolitis

OBAT ANTI DIABET


Glibenclamid DM II 5-20 mg/ 1-2
x sehari

DIURETIK OSMOTIK
Isosorbit Glaukoma 1-3 g/kgBB,
2-4 x sehari

OBAT LUAR
Bedak salycyl
Hidrocortiso
n zalf
Tetes mata
erlamycetin
Tetes telinga
erlamycetin

ANTI JAMUR
Griseofulvin Infeksi jamur di Anak : Jarang, sakit
kulit, rambut, 10mg/kgBB/ kepala,
kuku hari antralgia,
Dewasa : neuritis
500-1000 perifer,
mg/hari dosis demam, mual
tunggal

HIPNOTIK SEDATIF
Diazepam

6. MATERI PENYULUHAN
a. Sasaran Penyuluhan : Anak-Anak
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk
memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
(Depkes, 2008) Sedangkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) sendiri
memiliki definisi :
1. Semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. (Depkes, 2008)
2. Wujud operasional promosi kesehatan merupakan dalam upaya mengajak,
mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat. (Ekasari,
2008)
3. Wujud pemberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Gaya Hidup, dan Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JPKM. Adapun
tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan
masyarakat agar hidup sehat, serta meningkatkan peran aktif masyarakat termasuk
swasta dan dunia usaha, dalam upaya mewujudkan derajat hidup yang optimal.
(Dinkes, 2006)
Indikator PHBS
Indikator diperlukan untuk menilai apakah aktifitas pokok yang dijalankan telah
sesuai dengan rencana dan menghasilkan dampak yang diharapkan. Dengan
demikian indikator merupakan suatu alat ukur untuk menunjukkan suatu
keadaan atau kecenderungan keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok
perhatian.
1. Indikator Nasional
Ditetapkan 3 indikator, yaitu :
a. Persentase penduduk tidak merokok.
b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-buahan.
c. Persentase penduduk melakukan aktifitas fisik/olah raga.
2. Indikator Lokal Spesifik
Khusus di Jawa Tengah indikator nasional ditambah indikator lokal spesifik dan
disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) maka telah dikembangkan menjadi 16 indikator yang dapat
digunakan untuk rnengukur perilaku sehat yaitu sebagai berikut :
PHBS TATANAN RUMAH TANGGA PROVINSI JAWA TENGAH
No. INDIKATOR PERTANYAAN INDIKATOR
I KIA DAN GIZI
1 Persalinan oleh Nakes Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(bidan, dokter) dan bagi rumah tangga yang
tidak/belum pernah hamil mengert kalau hamil
harus diperiksa oleh tenaga kesehatan
2 K4 Memeriksakan kehamilan minimal 4x selama
kehamilan dan bagi rumah tangga yang tidak
ada ibu hamilnya mengerti maksud K4
(periksa hamil minimal 4x).
3 ASI Eksklusif Bayi memperoleh ASI eksklusif sejak usia 0-6
bulan tanpa makanan tambahan lain dan bagi
rumah tangga yang tidak punya bayi mengerti
tentang ASI eksklusif.
4 Penimbangan Balita Balita ditimbangkan secara teratur bagi
rumah tangga yang tidak punya balita
mengerti tentang penimbangan balita
(posyandu).
5 Gizi Mengkonsumsi beraneka ragam makanan
dalam jumlah cukup dengan gizi seimbang
(tiap hari menu makanannya diganti).
II KESEHATAN
LINGKUNGAN
6 Air bersih Menggunakan air bersih untuk keperlukan
sehari-hari.
7 Jamban Sehat Menggunakan jamban sehat (leher angsa
dengan septic tank dan terjaga
kebersihannya).
8 Sampah Membuang sampah pada tempatnya.
9 Lantai Rumah Menggunakan lantai rumah kedap air.
III GAYA HIDUP
10 Aktifitas Fisik Melakukan olahraga/aktifitas fisik (bersepeda,
berjalan kaki, mencangkul, menyapu, dan
kegiatan rumah tangga lainnya).
11 Tidak Merokok Anggota rumah tangga tidak ada yang
merokok atau tidak merokok di dalam rumah,
rumah bebas dari asap rokok.
12 Cuci Tangan Mencuci tangan pakai sabun sebelum makan
dan sesudah BAB.
13 Kesehatan Gigi & Mulut Menggosok gigi minimal 2x sehari (masing-
masing anggota keluarga 1 sikat gigi).
14 Tidak Miras/Narkoba Anggota rumah tangga tidak minum
minuman keras / miras dan atau tidak
menyalahgunakan narkoba.
IV UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT
15 Dana Sehat Anggota rumah tangga menjadi peserta
jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) 15
Dana Sehat misalnya: dana sehat, Askes,
Jamkesmas, Jamkesda, Jamsostek, asuransi
jiwa.

16 PSN Melakukan PSN (Pemberantasan Sarang


Nyamuk) dengan gerakan 3M (Menguras,
Menutup, dan Mengubur) minimal seminggu
sekali.

Keterangan:
- Apabila jawaban “YA” nilainya = 1 (satu)
- Apabila jawaban “TIDAK” nilainya = 0
- Pendataan dilakukan tiap RUMAH bukan tiap Kepala Keluarga (KK).
- Dari hasil penilaian indikator tersebut, dapat ditentukan kriteria PHBS tatanan
Rumah Tangga, yaitu:
1. Sehat pratama = 0-5
2. Sehat madya = 6-10
3. Sehat utama = 11-15
4. Sehat paripurna = 16

Yuk kita menyikat gigi secara baik dan benar!!

Untuk langkah Pertama, pilih sikat gigi dengan kepala yang kecil baik tangkai maupun kepala
sikatnya, sehingga mudah dipegang dan tidak merusak gusi, besar bulu yang pas dan paling
soft, gagang sikat lurus, dan permukaan bulu yang lurus rata. Kenapa harus soft? Karena klo
kasar seperti sikat WC, bisa –bisa lapisan enamel yang warna aslinya putih jadi berkurang
dan yang tersisa Cuma dentin (lapisan gigi di bawah enamel) yang warna aslinya kuning.
Kenapa permukaan bulu harus rata? Karena permukaan yang zig-zag belum tentu pas sama
lekuk gigi. Bisa-bisa malah ada celah yang ga terjangkau. Terus, kenapa kepala sikat harus
kecil? Ya biar bisa menjangkau sampai molar 3 alias geraham bungsu.

Kedua, pasta gigi ga perlu sampai memenuhi semua permukaan kepala sikat. Cukup separo-
nya saja. klo banyak-banyak yang ada kita nanti nyikat lantai kamar mandi. Kok bisa? Iya,
lha wong pasta giginya malah pada jatuh tercecer. Sering gitu kan?

Ketiga, tanpa membasahi pasta gigi dan tanpa berkumur, oleskan pasta gigi ke suluruh
permukaan gigi secara merata, baru mulai menyikat. Ini biar pasta giginya ga jatuh-jatuh dan
busa dari pasta gigi tidak cepat memenuhi mulut. Jadi, kita ga cepet kepedesan dan bisa
menyikat gigi lebih lama. Kata dosen saya lagi, idealnya sikat gigi itu minimal selama 2
menit!

Nah, ini pembagian cara menyikat secara sederhana, sikat gigi dengan 3 teknik di bawah ini
secara bergantian (dikombinasi, ga harus urut):

1. Teknik Bass : sikat diletakkan dengan dengan sudut <45 derajat terhadap sumbu
panjang gigi. Sikat ditekan perlahan-lahan masuk sulcus ginggiva di daerah
interdental (di celah antar gigi) lalu gerakkan perlahan-lahan seperti memutar.
2. Teknik Scrub : sikat diletakkan 90 derajat terhadap permukaan gigi dan digerakkan
kekanan kiri biasa… Bulu sikat ga boleh kena gusi/ginggiva
3. Teknik Still mann : dengan mulut terbuka, sikat diletakkan 45 derajat pada daerah
gusi. Gerakkan sikat kearah oklusal (permukaan kunyah) berulang kali. Seperti
menyikat dengan gerakan atas-bawah biasa, tapi harus searah. Misalnya untuk gigi
atas, harus searah yaitu dari atas ke bawah. Dan sebaliknya untuk gigi bawah,
menyikatnya dari arah bawah ke atas
Kalau yang ini cara menyikat gigi secara lengkapnya….

1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah
perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi
atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar
sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan
hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga
bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi.
Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat
gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama
di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi
karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering
sehingga dapat mongering setelah dipakai.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi
mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski
sikat sudah dibersihkan.
10. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis
ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun
sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi Anda.

Lalu, kapan sikat gigi paling baik? Dua kali sehari cukup, setelah sarapan dan sebelum tidur
malam.

Oia, untuk yang sering sariawan tanpa sebab (tergigit misalnya) dan di banyak tempat, cobe
deh ganti pasta giginya dengan yang non-detergen. Karena bisa jadi sariawan itu karena
alergi sama detergen yang ada di pasta gigi. Terus, buat yang ga suka pedes/mint, jangan
gengsi buat make pasta gigi anak-anak. Karena klo kepedesan, bisa-bisa nyikat giginya asal
berbusa dan Cuma bentar.
Ok, have a nice brushing teeth time! And hope we will have sparkling health teeth!

Sering mencuci tangan adalah cara terbaik untuk terhindar dari penyakit dan menyebarkan
penyakit. Hanya sabun dan pembersih tangan tanpa air yang mengandung alcohol adalah cara
terbaik untuk mencuci tangan.

Kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan?

Saat Anda menyentuh orang, permukaan dan benda-benda sepanjang hari, Anda
mengakumulasi kuman di tangan Anda. Pada gilirannya, Anda dapat menginfeksi diri sendiri
dengan kuman dengan menyentuh mata, hidung atau mulut. Meskipun tidak mungkin untuk
menjaga tangan Anda bebas kuman, mencuci tangan Anda sering dapat membantu membatasi
perpindahan bakteri, virus dan mikroba lainnya.

Selalu mencuci tangan sebelum:


 Menyiapkan makanan atau makan
 Mengobati luka, memberikan obat, atau merawat orang sakit atau terluka
 Memasang atau melepas lensa kontak
Selalu mencuci tangan anda setelah:
 Menyiapkan makanan, terutama daging mentah atau unggas
 Menggunakan toilet atau mengganti popok
 Menyentuh mainan hewan atau binatang, kalung anjing, atau limbah
 Membuang ingus, batuk atau bersin ke tangan Anda
 Mengobati luka atau merawat orang sakit atau terluka
 Penanganan sampah kimia, rumah tangga atau berkebun, atau apapun yang bisa
terkontaminasi – seperti kain pembersih atau sepatu kotor
 Selain itu, mencuci tangan Anda setiap kali mereka terlihat kotor

Cara Mencuci Tangan yang Benar


Mencuci tangan yang benar harus menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir.
Sedangkan langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut.

 Basahi tangan dengan air di bawah kran atau air mengalir.


 Ambil sabun cair secukupnya untuk seluruh tangan. Akan lebih baik bila sabun
mengandung antiseptik.
 Gosokkan kedua telapak tangan.
 Gosokkan sampai ke ujung jari.
 Telapak tangan tangan menggosok punggung tangan kiri (atau sebaliknya) dengan
jari-jari saling mengunci (berselang-seling) antara tangan kanan dan kiri. Gosok sela-
sela jari tersebut. Lakukan sebaliknya.
 Letakkan punggung jari satu dengan punggung jari lainnya dan saling mengunci.
 Usapkan ibu jari tangan kanan dengan telapak kiri dengan gerakan berputar. Lakukan
hal yang sama dengan ibu jari tangan kiri.
 Gosok telapak tangan dengan punggung jari tangan satunya dengan gerakan kedepan,
kebelakang dan berputar. Lakukan sebaliknya.
 Pegang pergelangan tangan kanan dengan tangan kiri dan lakukan gerakan memutar.
Lakukan pula untuk tangan kiri.
 Bersihkan sabun dari kedua tangan dengan air mengalir.
 Keringkan tangan dengan menggunakan tissue dan bila menggunkan kran, tutup kran
dengan tissue.

Mengeringkan dengan tissue lebih baik dibandingkan mengeringkan tangan menggunakan


mesin pengering tangan yang umum ada di mal. Karena mesin pengering tangan yang dipakai
secara umum menampung banyak bakteri yang dapat menularkan ke orang lain.

b. Sasaran Penyuluhan : Remaja


1. KESEHATAN REPRODUKSI
Adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang bebas dari
penyakit atau kecacatan dan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, serta fungsi dan prosesnya

Organ reproduksi pria(Genitalia maskulina)


Terdiri atas :
Organa genitalia eksterna (penis, scrotum)
 Bagian-bagian penis : radix penis, batang penis, glands penis, corona glandis
Organa Genitalia Interna
 Testis
Organ yang menghasilkan sperma dan hormon testosteron
 Saluran sperma (epididimis, ductus deferens, urethra)
Saluran yang akan dilewati oleh sperma setelah keluar dari testis hingga keluar
tubuh melalui lubang pada penis.
 Kelenjar ascessoria (prostat, vesikula seminalis, bulbourethral)
Kelenjar pada system genitalia maskulina

Istilah anatomis :
Preputium :Kulit yang melipat menutupi glands penis atau ujung penis.
Sirkumsisi :pemotongan preputium / membuang preputium dengan tujuan
membuat corona glandis terbuka
Smegma :Kotoran di corona glandis, media yang sangat baik untuk kuman,
prediposisi kanker penis.
Ereksi :Keadaan ketika batang penis menegang dan tegak berdiri
Ejakulasi :Proses keluar cairan semen dari lubang penis menuju ke luar tubuh

Organ Reproduksi Wanita(Genitalia Feminina)


 Ovarium
Homolog testis, berfungsi untuk menghasilkan ovum(sel telur) dan hormon feminina.
Terdapat sepasang.
 Tuba Fallopi
Saluran penghubung antara ovarium dengan uterus
 Uterus (Rahim)
− Merupakan sebuah ruang yang berada di atas dari vagina.
− Berfungsi sebagai tempat perkembangan fetus (janin)
− Berbentuk seperti corong, bagian bawah yang berhubungan dengan vagina
disebut leher rahim atau serviks. Kanker serviks merupakan kanker yang paling
banyak diderita perempuan indonesia.
 Vagina
− Sebuah saluran yang menghubungkan genitalia feminina dengan lingkungan luar
− Berfungsi sebagai tempat pengeluaran urin dan menstruasi serta tempat masuknya
penis saat coitus (senggama).
− Bagian yang penting dari vagina adalah labia mayora, labia minora, himen,
clitoris, dan dinding vagina

Masa Pubertas
Masa ketika organ seksual mulai mengalami kematangan, sehingga sudah mampu
untuk memproduksi sperma dan ovum yang memungkinkan terjadinya pembuahan
Pada laki-laki umur : 13/14-17/18
Pada perempuan umur : 11/12-17/18
Tanda-tanda pubertas pria
 Mulai mengalami mimpi basah / ejakulasi sperma
 Ditandai dengan perkembangan karakter maskulina atau sifat-sifat pria seperti :
− Jakun mulai tampak
− Badan bidang dan tegap
− Suara memberat
− Tumbuhnya rambut pada kemaluan
− Sifat kelelakian mulai nampak
− Tertarik terhadap lawan jenis
Proses mimpi basah
Testis memproduksi sperma setiap hari. Kemudian ditampung di Epididimis. Jika
sudah penuh akan terjadi ejakulasi. Dibawah sadar/ tidak sadar disebut mimpi basah,
jika disengaja disebut masturbasi.

Tanda-tanda pubertas wanita


 Menstruasi merupakan indikator pubertas wanita
 Ditandai dengan perkembangan karakter feminina atau sifat-sifat kewanitaan
seperti :
− Buah dada mulai membesar
− Puting mulai membesar
− Areola mulai hiperpigmentasi
− Kulit menjadi halus
− Tumbuhnya rambut pada kemaluan
− Pinggul mulai membesar
− Tertarik terhadap lawan jenis
Proses Menstruasi
Pertama akan terjadi penebalan dinding rahim. Kemudian pelepasan sel telur yang
telah matang dan menunggu untuk dibuahi. Bila tidak dibuahi dinding rahim dan sel
telur akan luruh yang dinamakan menstruasi. Jika sel telur itu dibuahi oleh sperma
maka akan terjadi kehamilan,tidak ada darah yang keluar.

Infeksi Menular Seksual


Adalah penyakit yang menular lewat hubungan seksual.
A. Bakteri
 Gonorrhoea: disebut juga Kencing nanah. disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrheae.Gejala awal :
− Keluaran cairan kental berwarna kekuningan
− Nyeri perut bagian bawah
− Dapat tanpa gejala
 Sifilis : disebut juga Raja singa. disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Gejala awal : Luka di alat kelamin, tidak nyeri .
Gejala Lanjut : Kemerahan pada seluruh tubuh, Lemas , dan Demam
B. Virus
 HIV/AIDS
HIV adalah Human Immunodeficiency Virus. AIDS adalah Acquired Immune
Deficiency Syndrome.
− Disebabkan oleh Retrovirus yang menjangkiti sistem kekebalan tubuh manusia.
Sistem kekebalan (berkurang) menyebabkan lebih rentan terhadap berbagai
penyakit.
− Perjalanan penyakit HIV AIDS
a. Periode Jendela (3-6 bulan)
Waktu dimana seseorang sudah terinfeksi HIV/AIDS namun masih belum
menunjukkan gejala apapun dan ketika tes hasilnya negative, namun sudah dapat
menularkan virus HIV.
b. HIV + (3-10 tahun)
Penderita tidak merasakan apa-apa.
c. AIDS (1-2 tahun)
− Gejala
Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis > 1 bulan berulang maupun
terus-menerus, dan penurunan BB > 10% dlm 3 bulan. Minimal 2 dari 3 gejala
tersebut dikatakn gejala HIV/AIDS.
− Gejala minor
Batuk kronis selama > 1 bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan oleh
jamur Candida albicans, pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di
seluruh tubuh,dan munculnya Herpes zorter berulang bercak-bercak gatal di seluruh
tubuh . Minimal 1 dari gejala-gejala tersebut.
− Penularan HIV/AIDS, melalui: hubungan seksual (oral, anal, dan vagina),
jarum suntik pada IDU (injection Drug User) , transfusi darah dan Dari Ibu ke anak
(kehamilan, persalinan, menyusui)
C. Parasit
 Trichomoniasis
disebabkan oleh parasit protozoa Trichomonas vaginalis. gejala : pada laki-laki tidak
menunjukkan gejala. pada perempuan : Gatal, Terasa panas dan nyeri saat BAK,
keluar cairan kental berwarna kuning dan amis dari vagina.
Bahaya IMS
− GO berakibat kemandulan
− Sifilis dapat berakibat bayi cacat atau lahir dalam kondisi meninggal
− HIV/AIDS menurunkan daya tahan tubuh -> KEMATIAN
− Trichomoniasis dapat meningkatkan risiko kanker serviks

Pencegahan
− Jaga organ reproduksi agar tidak lembab setelah buang air kecil atau buang air
besar.
− Membersihkan vagina dengan arah dari DEPAN ke BELAKANG.
− Hindari pemakaian celana dalam yang terlalu ketat ganti 2 kali sehari.
− Menjaga Kebersihan organ reproduksi.
− Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
− Tidak menggunakan jarum suntik secara bergantian.

Resiko Kehamilan Remaja.


− Angka kematian Remaja hamil & melahirkan adalah 3 – 4 kali lebih besar
dibanding kematian usia 20 – 35 tahun yang hamil & melahirkan.
− Angka kematian bayi dari ibu yang masih remaja adalah 2 – 3 kali kematian
bayi dari ibu dengan usia 20 – 35 tahun.

Cara menjaga kesehatan Reproduksi


− Jaga kebersihan alat kelamin. Terutama untuk wanita karena alat reproduksi
perempuan lebih pendek dan lembab sehingga mudah terinfeksi.
− Untuk wanita kalau “cebok” arahnya dari depan ke belakang dan searah.
− Untuk laki-laki jangan buang air kecil di sembarang tempat,setelah BAK atau
BAB harus dibersihkan dengan air dan sabun.
− Wanita ketika siklus haid rajin mengganti celana dalam serta pembalut, minimal
3X sehari
− Hindari hubungan seksual sebelum nikah :
− Mencegah penularan penyakit menular seksual
− Apabila sampai terjadi kehamilan usia muda maka akan meningkatkan risiko
kanker serviks.
D. Sasaran Penyuluhan : Ibu-Ibu

KERACUNAN
A. Pengertian
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada kulit atau
dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan cedera dari
tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh
manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan
melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan,
merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua pengunjung departemen
kedaruratan dating karena masalah toksik.
B. Macam-macam Keracunan
1. Mencerna (menelan) racun
Tindakan yang dilakukan adalah menghilangkan atau menginaktifkan racun sebelum
diabsorbsi, untuk memberikan perawatan pendukung, untuk memelihara system organ
vital, menggunakan antidote spesifik untuk menetralkan racun, dan memberikan
tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.
Penatalaksanaan umum :
a. Dapatkan control jalan panas, ventilasi, dan oksigensi. Pada keadaan tidak ada
kerusakan serebral atau ginjal, prognosis pasien bergantung pada keberhasilan
penatalaksanaan pernapasan dan sisitem sirkulasi.
b. Coba untuk menentukan zat yang merupakan racun, jumlah, kapan waktu tertelan, gejala,
usia, berat pasien dan riwayat kesehatan yang tepat.
c. Tangani syok yang tepat.
d. Hilangkan atau kurangi absorbsi racun.
e. Berikan terapi spesifik atau antagonis fisiologik secepat mungkin untuk menurunkan
efek toksin.
f. Dukung pasien yang mengalami kejang. Racun mungkin memicu system saraf pusat atau
pasien mungkin mengalami kejang karena oksigen tidak adekuat.
g. Bantu dalam menjalankan prosedur untuk mendukung penghilangan zat yang ditela,
yaitu:

cartridge
containing an adsorbent [karbon atau resin], dimana setelah detoksifikasi darah
dikembalikan ke pasien.
h. Pantau tekanan vena sentral sesuai indikasi.
i. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit.
j. Menurunkan peningkatan suhu.
k. Berikan analgesic yang sesuai untuk nyeri.
l. Bantu mendapatkan specimen darah, urine, isi lambung dan muntah.
m. Berikan perawatan yang konstan dan perhatian pada pasien koma.
n. Pantau dan atasi komplikasi seperti hipotensi, disritmia jantung dan kejang.
o. Jika pasien dipulangkan, berikan bahan tertulis yang menunjukan tanda dan gejala
masalah potensial dan prosedur untuk bantuan ulang.
Minta konsultasi dokter jiwa jika kondisi tersebut karena usaha bunuh diri
Pada kasus keracunan pencernaan yang tidak disengaja berikan pencegahan racun dan
instruksi pembersihan racun rumah pada pasien atau keluarga

2. Keracunan melalui inhalasi


Penatalaksanaan umum :
1. Bawa pasien ke udara segar dengan segera; buka semua pintu dan jendela.
2. Longgarkan semua pakaian ketat.
3. Mulai resusitasi kardiopulmonal jika diperlikan.
4. Cegah menggigil; bungkus pasien dengan selimut.
5. Pertahankan pesien setenang mungkin.
6. Jangan berikan alcohol dalam bentuk apapun.
3. Keracunan makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang tiba-tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi
setelah menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Pertolongan Pertama Pada Keracunan Makanan
1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-banyaknya atau diberi
susu yang telah dicampur dengan telur mentah.
2. Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4 tablet selama 3 kali
berturut-turut dalam setia jamnya.
3. Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok makan garam dapat
menjadi alternative jika norit tidak tersedia.
4. Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah. Lakukan dengan cara
memasukan jari pada kerongkongan leher dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk
memudahkan kontraksi
5. Apabila penderita dalam keadaan p[ingsan, bawa egera ke rumah sakit atau dokter
terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

4. Gigitan ular
Bisa (racun) ular terdiri dari terutama protein yang mempunyai efek fisiologik yang luas
atau bervariasi. Sisitem multiorgan, terutama neurologic, kardiovaskuler, sisitem
pernapasan mungkin terpengaruh.
Bantuan awal pertama pada daerah gigitan ular meliputi mengistirahatkan korban,
melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan kehangatan,
membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi bagian tubuh
dibawah tinggi jantung. Es atau torniket tidak digunakan. Evaluasi awal di departemen
kedaruratn dilakukan dengan cepat meliputi :
Menentukan apakah ular berbisa atau tidak.
Menentukan dimana dan kapan gigitan terjadi sekitar gigitan.
Menetapkan urutan kejadian, tanda dan gejala (bekas gigi, nyeri, edema, dan
eritema jaringan yang digigit dan didekatnya).
Menentukan keparahan dampak keracunan.
Memantau tanda vital.
Mengukur dan mencatat lingkar ekstremitas sekitar gigitan atau area pada
beberapa titik.
Dapatkan data laboratorium yang tepat (mis. HDL, urinalisi, dan pemeriksaan
pembekuan).

5. Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas, sampai edema
laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian. Umumnya waktu yang lebih pendek
diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat merupakan prognosis yang paling
buruk.

Penatalaksanaan umum:
Berikan epineprin (cair) secara langsung. Masase daerah tersebut untuk mempercepat
absorbsi.
Jika sengatan pada ekstermitas, berikan tornikuet dengan tekanan yang tepat untuk
membendung aliran vena dan limfatik.
Instruksikan pasien untuk hal-hal berikut:
Injeksi segera dengan epineprin
Buang penyengat dengan garukan cepat kuku jari
Bersihkan area dengan sabun air dan tempelkan es
Pasang tornikuet proksimal terhadap sengatan
Laporkan pada fasilitas perawatan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut
C. Gambaran Klinik
Yang paling menonjol adalah kelainan visus,hiperaktifitas kelenjar ludah,keringat dan
gangguan saluran pencernaan,serta kesukaran bernafas. Gejala ringan meliputi :
Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada lidah,kelopak mata,pupil
miosis.
Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, bradikardi.
Keracunan berat : diare, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas, sianosis, edema paru
,inkontenesia urine dan feces, koma

D. Penatalaksanaan

1. Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan nadi.Infus dextrose
5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran
pernafasan,hindari obat-obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada
kegagalan nafas berat.Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo
fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan buatan hanya dilakukan dengan
meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve – mask.
2. Eliminasi.
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar atau dengan
pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah 20 menit bila tidak berhasil.
Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun telah sampai
diusus halus dan besar.
Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau
pada penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah lambung dikerjakan
dalam 4 jam setelah keracunan.
Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.
Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan terjadi
kurang dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga berat tindakan kumbah lambung
sebaiknya dukerjakan dengan bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk
mencegah aspirasi pnemonia.

3. Anti dotum (penawar racun)


Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh pada tempat
penumpukan.
a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi timbulk gejala-gejala
atropinisasi ( muka merah,mulut kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya setiap 2 – 4
–6 – 8 dan 12 jam.
d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian yang mendadak
dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru dan kegagalan pernafasan
akut yang sering fatal.

LUKA BAKAR
Untuk luka bakar ringan dan sedang
1. Penanganan yang tepat adalah langsung disiram, direndam, atau diletakkan dibawah
aliran air selama beberapa menit. Dapat juga dikompres dengan handuk yang lebih
dulu dibasahi air dingin. Jangan gunakan es batu atau air dingin. Cukup dengan air
biasa untuk mengurangi panas pada kulit. Sesudah itu, oleskan lotion antibakteri
untuk mencegah infeksi. Tutup daerah yang terkena luka bakar dengan bandage steril
dan kering.

Foto: Istimewa
2. Jangan sekali-kali mengobati luka bakar dengan mengoleskan mentega, minyak,
garam, kecap, air kapur, pasta gigi dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut bisa
mengakibatkan terjadinya infeksi.
3. Jauhkan penderita dari sumber panas. Andaikan ia terjilat api, ingatkan dia untuk
berguling-guling, bukannya berlari karena tindakan ini justru akan membesarkan
nyala apinya. Siram penderita dengan air atau selimuti dengan kain basah
4. Foto: IstimewaJangan memecahkan gelembung kulit yang timbul akibat luka bakar,
agar tak terjadi infeksi.
5. Jangan membalut luka dengan kapas absorbent karena akan melekat pada luka. Untuk
luka bakar ringan dan sedang, tutup luka dengan balutan kering.
6. Pada masa penyembuhan, usahakan tidak menggaruk bekas luka. Hal tersebut akan
menimbulkan luka cacat/parut di kulit.
7. Hindari kontak sinar matahari pada masa penyembuhan, karena mengakibatkan
jaringan kulit baru rusak.
8. Untuk luka bakar akibat terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-
banyaknya. Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air.
9. Segera ke Unit Gawat Darurat (UGD) bila terjadi luka bakar pada muka, sendi, atau
alat kelamin, atau telah mengalami gangguan sesak napas akibat kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai