OBSERVASI FEBRIS
DISUSUN OLEH :
ARINI ULFA HIDAYATI
1820161007
A. DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi
sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh
normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan,
karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk
mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan,
khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam
keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi
peningkatan suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)
- Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
- Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.
- Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
- Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
- Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit
tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang
pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi
saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif &
Kusuma, 2013)
B. ETIOLOGI
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh
keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat,
juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya :
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan
riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi
perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta
penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah
cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan
gejala lain yang menyertai demam. (aplikasi nanda)
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada
hipotalamus, atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap
gangguan berikut:
- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran
pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi
virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu
tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,
C. PATOFISIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang
siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau
scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman
dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam
tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi.
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi
penyulit perdarahan usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan
kreatinin harus dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi
adanya antibody di dalam darah terhadap antigen kuman
Salmonella typhi. Hasil positif dinytakan dengan adanya
aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena
antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika,
waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan
umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
d. Urinalis
Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)
Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi
penyulit
e. Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan
vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan
sputum diperlukan untuk pasien yang demam disertai batuk-
batuk. Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan abnormal serta
urin diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang muncul.
f. Radiologi
Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari
pemeriksaan untuk setiap penyakit demam yang signifikan.
g. Biologi molekuler
Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan
perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan
DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi
kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi)
serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang
digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsi (Soedarto, 2007)
F. PATHWAY
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara
a. Pengkajian
Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan, malaise,
kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti
menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego
pasien.
4) Eliminasi
6) Hygiene
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri
yang dapat berpindah.
8) Keamanan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
J. ANALISA DATA
Diagnosa yang muncul:
Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer (00204)
Ds:
a. Ibu klien
mengatakan
anaknya lemas
Do:
a. Kulit menjadi
kering
b. Capillary refill >3
detik
c. Terjadi peurunan
nadi
K. RENCANA KEPERAWATAN
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.
Google. Com diakses tanggal 12 Januari 2015.
Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung
Seto, Jakarta.