Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

OBSERVASI FEBRIS

DISUSUN OLEH :
ARINI ULFA HIDAYATI
1820161007

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


KUDUS
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018

A. DEFINISI
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi
sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh
normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhu lingkungan,
karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk
mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan,
khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam
keadaan febris, keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi
peningkatan suhu dalam tubuh. (Ngastiyah, 2005)

Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38 0C


(100,4 0F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar
antara 36,1 0C-380C (970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-
anak lebih tinggi, kemudian menurun hingga pada tingkat dewasa
pada usia 13-14 tahun pada anak perempuan, dan 17-18 tahun pada
anak laki-laki. (Robert, 2007)

Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal


380C. demam merupakan tanda adanya masalah yang menjadi
penyebab, bukan suatu penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Data klinis terkait menemukan tanda yang menunjukkan keseriusan
demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki suhu 40 0C secara
umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi yang lesu
dan letargik dengan suhu 390C. (Muscari, 2001)

Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain adalah:

- Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam
hari dan turun kembali ketingkat di atas normal pada pagi hari.
Sering disertai keluhan mengigil dan berkeringat. Bila demam yang
tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam
hektik.
- Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai
suhu badan normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang
dicatat demam septik.
- Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam
dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali
disebut tersiana dan bila terjadi dua hari terbebas demam diantara
dua serangan demam disebut kuartana.
- Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat.
Pada tingkat demam yang etrus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia.
- Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh
beberapa periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit
tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang
pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas seperti: abses, pneumonia, infeksi
saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat
dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. (Nurarif &
Kusuma, 2013)

Menurut beberapa definisi tentang febris di atas, dapat


disimpulkan bahwa febris adalah peningkatan abnormal suhu badan
minimal 380C sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior.

B. ETIOLOGI
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh
keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat,
juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya :
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan
riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi
perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta
penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu dipeehatikan pada demam adalah
cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan
gejala lain yang menyertai demam. (aplikasi nanda)
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada
hipotalamus, atau sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap
gangguan berikut:
- Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran
pernapasan atas dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi
virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan pakaian yang terlalu
tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
- Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih,

pneumonia, bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic,


kanker, gangguan imunologik, keracunan atau overdosis obat, dan
dehidrasi. (Muscari, 2001)

C. PATOFISIOLOGI

Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set


point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan
panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point
(Julia,2000)

Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon


imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan
merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen)
yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan
reaksi imunologik terhadap benda asing(noninfeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat
pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran
panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaranpanas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi
ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel
limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang
berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.

Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau


krisis/flush.
Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari
tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat
dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh
biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.
Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan
mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak
berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat
normal. (Corwin, 2000)

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C-40C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

(Nurarif & Kusuma, 2013)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang
siap untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau
scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah, pembiakan kuman
dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam
tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau
limfangiografi.
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi
penyulit perdarahan usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan
kreatinin harus dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi
adanya antibody di dalam darah terhadap antigen kuman
Salmonella typhi. Hasil positif dinytakan dengan adanya
aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena
antara lain penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika,
waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan
umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
d. Urinalis
Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)
Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi
penyulit
e. Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan
vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan
sputum diperlukan untuk pasien yang demam disertai batuk-
batuk. Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan abnormal serta
urin diperlukan untuk mengetahui komplikasi yang muncul.
f. Radiologi
Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari
pemeriksaan untuk setiap penyakit demam yang signifikan.
g. Biologi molekuler
Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan
perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan
DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi
kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi)
serta kekhasan (spesifitas) yang tinggi pula. Specimen yang
digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsi (Soedarto, 2007)
F. PATHWAY

Infeksi zat asing masuk ke Merangsang sistem Melapaskan


dalam tubuh pertahanan pirogen

Dari dalam tubuh Dari luar tubuh


(pirogen endogen)
(pirogen eksogen)

Reaksi menaikkan Dirangsang pelepasan asam


Membawa pesan ke
suhu tubuh arakidonat & produksi
hipotalamus
prostaglandin meningkat
Pembuluh di arteri sempit febris hipertermi Metabolisme basal meningkat
&sekresi kelenjar keringat
terhambat
Kekurangan volume Oksigen ke otak menurun Ketidakseimbangan nutrisi
cairan kurang dari kebutuhan
tubuh
Kejang demam TIK meningkat

Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Secara fisik
a. Mengawasi kondisi klien dengan pengukuran suhu secara

berkala setiap 4-6 jam. Perhatikan apakan anak tidur


gelisah, sering terkejut atau mengigau. Perhatikan pula
apakah mata anak cenderung melirik keatas atau apakah
anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai
kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu
mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak akan
berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan
demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa
rusaknya fungsi intelektual tertentu.
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan napas harus terbuka untuk mencegah terputusnya
suplai oksigen ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-
sel otak
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-
banyaknya
e. Tidur yang cukup agar metabolism berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha.
Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh di permukaan
tubuh anak.
2. Obat-obatan antipiretik
Antipiretik bekerja secarasentral menurunkan suhu di pusat
pengatur suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk
mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set poin
hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas di atas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi (Suriadi dan Yuliani, R., 2001)

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

Data dasar pengkajian pasien dengan febris adalah :

1) Aktivitas atau istirahat

Gejala yang ditemukan pada kasus febris antara lain kelemahan, malaise,
kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.

2) Sirkulasi

Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane


mukosa kotor,
turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien
febris.

3) Integritas ego

Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti
menolak dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego
pasien.

4) Eliminasi

Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang bervariasi


dari lunak sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu
ginjal dengan tanda menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik dan ada
haemoroid.

5) Makanan dan cairan


Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan
dan tidak toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa
penurunan lemak sub kutan, kelemahan hingga inflamasi rongga mulut.

6) Hygiene

Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri


dan bau badan.

7) Nyeri atau ketidaknyamanan

Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri
yang dapat berpindah.

8) Keamanan

Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan


suhu tubuh dengan kemungkinan muncul lesi kulit.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hyperthermia berhubungan dengan proses infeksi.

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipovolemia

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan

nafsu makan yang menurun.

4. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan


dan prognosis

berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak


adekuat.

J. ANALISA DATA
Diagnosa yang muncul:

Dx Keperawatan & Batasan Karakteristik Fator yang


data fokus berhubungan

Hipertermia (0007) 1. konvulsi 1. anastesia


2. kulit kemerahan 2. penurunan
Ds: Ibu klien
mengatakan 3. peningkatan suhu respirasi
3. dehidrasi
anaknya panas tubuh di atas
4. pemajanan
Do: normal
lingkugan yang
4. kejang
a. Suhu tubuh klien
5. takikardi panas
lebih dari 370C 6. takipnea 5. penyakit
b. Kulit terasa 7. kulit terasa hangat 6. pemakaian
hangat pakaian yang tidak
c. Kulit terlihat
sesuai dengan
kemerahan
suhu lingkungan
d. Kejang
7. peningkatan laju
e. Takikardi
f. takipnea metabolism
8. medikasi
9. trauma
10. aktivitas
berlebihan

Ketidakseimbang 1. Kram abdomen 1. Factor biologis


2. Nyeri abdomen 2. Factor ekonomi
an nutrisi kurang
3. Menghindari 3. Ketidakmampuan
dari kebutuhan
makanan untuk
tubuh (00002) 4. Berat badan 20 %
mengabsorbsi
atau lebih dibawah
Ds nutrien
a. Ibu klien berat badan ideal 4. Ketdakmampuan
5. Kerapuhan kapiler
mengatakan untuk mencerna
6. Diare
anaknya susah 7. Kehilangan rambut makanan
5. Ketidakmampuan
makan berlebihan
b. Ibu Klien 8. Bising usus menelan makanan
6. Factor psikologis
mengatakan hiperaktif
9. Kurang makanan
anaknya mengalami 10. Kurang informasi
muntah 11. Kurang minat
Do pada makanan
a. Klien tampak 12. Penurunan
lemas dan tak beratbadan
memiliki stamina dengan asupan
b. Berat badan klien
makanan adekuat
mengalami 13. Kesalahan
penurunan konsepsi
c. Klien terlihat tidak 14. Kesalahan
memilki nafsu informasi
15. Membrane
makan
d. Membran mukosa mukosa pucat
16. Ketidakmampuan
klien pucat
e. Adanya sariawan memakan
f. Klien tampak
makanan
menghindari 17. Tonus otot
makanan menurun
18. Mengeluh
gangguan sensasi
rasa
19. Mengeluh asupan
makanan
berkurang
20. Cepat kenyang
setelah makan
21. Sariawan rongga
mulut

Ketidakefektifan
perfusi jaringan
perifer (00204)
Ds:
a. Ibu klien
mengatakan
anaknya lemas
Do:
a. Kulit menjadi
kering
b. Capillary refill >3
detik
c. Terjadi peurunan
nadi
K. RENCANA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


KEPERAWATAN

1. Hipertermia(000 NOC: NIC:


07) 1. Hidration Temperature regulation
2. Adherence
(pengaturansuhu)
behavior
1. Monitor suhu minimal
3. Immune status
4. Risk control tiapdua jam
5. Risk detection 2. Rencanakan monitoring
Kriteriahasil: suhusecarakontinyu
3. Monitor tekanandarah,
1. Keseimbangana
nadidanrespiratory rate
ntaraproduksipanas
4. Monitor warnadansuhukulit
, panas yang 5. Monitor tanda-
diterima, tandahipertermidanhipotermi
6. Tingkatkan intake
dankehilanganpana
cairandannutrisi
s
7. Selimutipasienuntukmencega
2. Seimbangantar
hhilangnyakehangatantubuh
aproduksipanas,
8. Ajarkanpada orang
panas yang
tuapasiencaramencegahkelet
diterima,
ihanakibatpanas
dankehilanganpana 9. Diskusikantentangpentingnya
sselama 28 pengaturansuhudankemungk
haripertamakehidup inanefek negative
an darikedinginan
3. Keseimbangana 10. Beritahutentangindikasite
sambasabayibarula rjadinyakeletihandanpenanga
hir nann emergency yang
4. Temperature
diperlukan
stabil : 36,5 – 11. Ajarkanindikasidarihipoter
37,5°C miadanpenanganan yang
5. Tidakadakejang
diperlukan yang diperlukan
6. Tidakadaperuba
12. Berikan anti
hanwarnakulit
7. Pengendalianris piretikjikadiperlukan
iko: hipertermia
8. Pengendalianris
iko: hipotermia
9. Pengendalianris
iko: proses menular
10. Pengendalianris
iko:
paparansinarmatah
ari

2. Ketidakseimban NOC: NIC


gan nutrisi 1. Nutritional Weight Management (1260)
kurang dari status 1. Binahubungandengankeluar
2. Nutritional
kebutuhan gaklien
status: Food and 2. Jelaskankeluargaklienmenge
tubuh (00002)
fluid intake naipentingnyapemberianmak
3. Nutritional
anan,
status: nutrient
penambahanberatbadandank
intake
ehilaganberatbadan
4. Weight control
3. Jelaskankelurgakliententang
Kriteria Hasil:
kondisiberatbadanklien
1. Adanya 4. Jelaskanresikodarikekuranga
peningkatan berat nberatbadan
5. Berikanmotivasikeluargaklie
badan sesuai
nuntukmeningkatkanberatba
dengan tujuan
2. Berat badan danklien
6. Pantauporsimakanklien
ideal sesuai dengan
7. Anjurkanklienmakanteratur
tinggi badan
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda
malnutrisi
5. Menunjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
6. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

3. Ketidakefektifan NOC: NIC:


perfusi jaringan 1. Circulation Status Peripheral Sensation
2. Tussue Perfusion :
perifer (00204) Management
Cerebral
Kriteria Hasil:
1. Monitor adanya daerah
Mendemonstrasikan
tertentu yang hanya peka
status sirkulasi yang
terhadap
ditandai dengan:
panas/dingin/tajam/tumpul
1. Tekanan systole 2. Monitor adanya paretese
3. Instruksikan keluarga
dan diastole dalam
untukmengobservasi kulit
rentang yang
jika ada lesi atau laserasi
diharapakan
4. Gunakan sarung tangan
2. Tidak ada
untuk protekai
ortostatik hipertensi
5. Kolaborasi pemberian
3. Tidak ada
analgetik
tanda-tanda
6. Batasi gerakan pada kepala,
peningkatan
leher dan punggung
intrakranial
DAFTAR PUSTAKA

Corwin. 2000. Hand Book Of Pathofisiologi. Jakarta:EGC

Huda Nurarif, Amin & Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda-NIC NOC. Jakarta: MediAction

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www.
Google. Com diakses tanggal 12 Januari 2015.

Muscari, Mary E. 2001. Panduan Balajar: Keperawatan Pediatrik. Jakarta:


EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC)


Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan


Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Robert, 2007, Penyakit – Penyakit Tropis, Artikel diakses dari


www.who_peditric.com
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika

Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik.


Com/knal.php. diakses tanggal 12 Januari 2015.

Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press,


Surabaya.

Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung
Seto, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai