Anda di halaman 1dari 30

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
1. Anak adalah seorang yang belum mempunyai umur 21 tahun dan
belum pernah kawin (Pusdiknakes, 1998 : 3).
2. Anak adalah bukan miniatur orang dewasa tetapi merupakan sosok
individu yang unik yang mempunyai kebutuhan khusus. Sesuai dengan
tahap perkembangan dan pertumbuhannya (Pusdiknakes, 1998 : 83)
3. Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atas
bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (Staf
FKUI, 1999 283).
4. Diare akut adalah buang air berak yang terjadi pada bayi dan atau
anak yang sebelumnya nampak sehat dan frekuensi 3 kali atau lebih
perhari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir atau
darah (Markum, 2001 : 448).

B. Patofisiologi dan Patogenesis


Patofisiologis
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
1. kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan, keseimbangan asam basa (asidosis metabolit, hipokalemia, dan
sebagainya).
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan
kurang, pengeluaran bertambah.
3. Hypoglikemia
4. Sirkulasi darah mengalami gangguan
(Staf FKUI, 1999 : 285)
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1) Gangguan osmotik : adanya makanan/zat yang tidak dapat
diserpakan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat.
2) Gangguan sekresi : akibat rangsangan tertentu (toksin) pada,
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektroli dalam
rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus : hiperperistaltik menyebabkan
berkurangnya kesempatan usus untuk mendapatkan makanan (Staf FKUI,
1999 : 284).

C. Macam Dehidrasi
1. Dehidrasi ringan/sedang, apabila :
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut :
 Gelisah/rewel
 Mata cekung
 Cubitan kulit perut kembalinya lambat
2. Dehidrasi berat apabila :
Terdapat 2 atau lebih tanda, berikut
 Letargis atau tidak sadar
 Mata cekung
 Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
(Depkes RI, 1999)

D. Pengkajian
Pengkajian dilakukan karena merupakan kunci untuk menentukan status
kesehatan anak
1. Data subyektif
a. Identitas/biodata
1) Nama
Ditanyakan nama anak dan orang tuanya agar tidak keliru bila ada
kesamaan nama dengan penderita lain.
2) Umur
Umur yang paling rawan adalah balita, oleh karena pada masa itu
anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu
masa balita merupakan pembentukan kepribadian anak sehingga
diperlukan perhatian khusus (Soetjiningsih, 1998 : 6)
3) Jumlah saudara
Jumlah anak banyak sosial ekonomi cukup akan mengakibatkan
berkurangnya perhatian dan kasih sayang diterima anak, lebih-
lebih kalau jarak anak terlalu dekat. Pada keluarga sosial ekomomi
kurang, jumlah banyak mengelambatkan selain kasih sayang,
perhatian kurang juga kebutuhan primer tidak terpenuhi
(Soetjiningsih, 1998 : 10).
4) Jenis kelamin
Anak laki-laki lebih sering sakit disbanding anak perempuan,
tetapi belum diketahui secara fisik mengapa demikian
(Soetjiningsih, 1998 : 6).
5) Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini
mungkin karena dengan memahami agama akan menuntut umatnya
untuk berbuat kebaikan dan kebajikan (Soetjiningsih, 1998 : 11)
6) Ras/suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras/suku bangsa.
Bangsa kulit putih/ras eropa mempunyai pertumbuhan somatik
lebih tinggi daripada bangsa Asia (Soetjiningsih 1998 : 10).
7) Pendidikan ayah dan ibu
Pendidikan orang tua merupaka salah satu faktor penting dalam
tumbuh kembang anak karena dengan pendidikan yang baik maka
orang tua dapat menerima informasi tentang cara pengasuhan ana
yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya dan
pendidikannya (Soetjiningsih, 1998 : 10).
8) Pekerjaan/pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh
kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua
kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder (Soetjiningsih,
1998 : 10)
b. Keluhan utama
Berisi alasan datang ke tenaga kesehatan dan keluhan yang dirasakan
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat kesehatan yang lalu
 Riwayat kehamilan ibu
Gizi ibu yang jelek, sebelum terjadi kehamilan maupun waktu
hamil lebih sering melahirkan BBLR, lahir mati, hambatan
pertumbuhan otak janin, anemia pada BBL, mudah terkena
infeksi, abortus, dan lain-lain (Soetjiningsih, 1998 : 3).
 Riwayat kelahiran
Trauma dari cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi. Demikian posisi janin dalam uterus
dapat mengalihkan tali pusat, dislokasi panggul, torlikalia
congenital, palsifasialis atau kroniotaber (Soetjiningsih, 1998 :
3).
3) Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
 Pertumbuhan fisik anak umur 11 bulan
BB : n + 4 kg ( n = bulan)
2
: 11 + 4 = 9,5 kg
2
TB : 80 + 5 n cm
80 + 5 ( 1 ) cm = 85 cm
LK : pada usia 11 bulan LK mencapai 48 cm

 Pada umur 11 bulan anak sudah dapat mencapai


perkembangan sebagai berikut :
- Berdiri sendiri
- Berdiri 3 detik
- Bangkit terus duduk sendiri
- Mengucapkan 1 – 2 kata
- Mengucapkan mama – papa dengan spesifik
- Menaruh kubus di cangkir
- Membenturkan 2 kubus
- Memegang dengan ibu jari dan jari
- Bermain bola
- Daag daag dengan tangan
(Soetjiningish, 1998 : 48)
4) Riwayat imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha, memberikan kekebalan pada bayi
dan anak terhadap penyakit tertentu
Dalam pemberian imunisasi untuk mencegah anak dari penyakit-
penyakit infeksi terhenti dapat dilakukan sebagai berikut :
 Pada umur 0-1 bulan diberikan BCG, polio1, hepatitis B1
 Pada umur 2 bulan DPT1, polio2, hepatitis B2
 Pada umur 3 bulan DPT2 dan polio3
 Pada umur 4 bulan DPT3 dan polio4
 Pada umur 9 bulan diberikan imunisasi campak, hepatitis
B3
(Pusdiknakes, 1998 : 46-47)
d. Riwayat kesehatan keluarga
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu DM yang hamil dan tidak
mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan. Umur ibu kurang
dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun, deffisiensi lodium waktu hamil
(Soetjiningsih, 1998)
e. Kebutuhan sehari-hari
1) Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya seperti protein, lemak, karbohidrat, dan
mineral serta vitamin-vitamin.
Nutrisi penting untuk :
 Mempertahankan kehidupan dan meningkatkan fungsi vital
tubuh
 Pertumbuhan dan perkembangan serta memelihara dan
meningkatkan kesehatan.
Selama periode pertumbuhan yang cepat seperti prenatal, bayi,
pubertas, dan remaja kebutuhan protein dan karbohidrat akan
bertambah. Mungkin saja pemberian nutrisi yang baik kurang
bermanfaat apabila ada gangguan penyerapan atau asimilasi dari
makanan terganggu misalnya :
 Tidak adequatnya pemberian nutrisi baik kualitas maupun
kuantitas.
 Anak yag hiperaktif (kurang istirahat) sehingga sebagian
besar kalori digunakan untuk bergerak.
 Keadaan sakit yang menyebabkan kurang nafsu makan atau
penyerapan zat makanan kedalam tubuh kurang karena
absorbsi zat makanan yang terganggu seperti muntah, berak-
berak yang terjadi pada anak.
Penampilan umum termasuk didalamnya status nutrisi anak
yang tidak hanya berat badan dan tinggi badan, tetapi nutrisi
anak dapat dibandingkan dengan cara pemberian makanan oleh
orang tua.
Table kebutuhan kalori, protein pada nak
Usia Energi/kalo Protein
ri/kg/BB/ha gr/kg,
ri BB/hari
0-6 bln 114 2,2
6 bln-1 th 105 2,1
1-3 th 100 1,8
4-6 th 85 1,5
7-10 th 85 1,2
Laki-laki
11-14 th 60 1,0
15-18 th 42 0,8
Wanita
11-14 th 48 1,0
15-18 th 48 0,8
2) Pola eliminasi
 Hal yang paling susah harus melihat tingkat pertumbuhan
dan perbedaan individu yang meliputi : perkembangan fungsi
eliminasi, eliminasi yang disiplin dan lain-lain (Pusdiknakes,
1998 : 8)
 Pada kasus diare
Yang perlu ditanyakan berapa kali BAB, bentuknya cair/tidak
ada lendir dan darah atau tidak baud an warnanya pada diare
yang berlanjut tinja lama-kelamaan berwarna hijau karena
tercampur dengan empedu (Depkes RI, 1999 : 13).
3) Istirahat dan tidur
Anak-anak sangat memerlukan istirahat yang cukup. Tidak ada
ketentuan berapa lama harus istirahat dengan bertambahnya umur.
Anak yang mulai besar akan berkurang waktu istirahatnya karena
kegiatan fisik meningkat (Pusdiknakes, 1998 : 61).
4) Aktifitas
Olahraga akan meningkatkan sirkulasi, aktifitas fisiologis dan
stimulasi perkembangan otot-otot (Pusdiknakes, 1998 : 16).
5) Ketergantungan
Bila anak mempunyai ketergantungan terhadap makanan dan
minuman yang mengandung zat-zat yang tinggi makaakan
mengganggu tumbuh kembang dari anak tersebut.
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik anak merupakan kunci untuk menentukan status
kesehatan. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan berat badan tinggi
badan, keadaan kulit maupun lingkar kepala dan lain-lain.
1) Berat badan
Sebelum anak ditimbang, skala timbang harus pada angka nol (0)
(Pusdiknakes, 1998 : 7)
Perkiraan BB dalam kilogram usia 1 - 12 umur (bulan)
(Soetjiningsih, 1998 : 20)
2) Tinggi badan (TB)
TB anak diukur dengan posisi anak berdiri tegak, kepala ditengah
garis, mata memandang kedepan sejajar lantai (Pusdiknakes, 1993 :
7).
TB rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm. secara garis besar,
tinggi badan anak dapat diperkiraan. Rata-rata kenaikkan tinggi
badan pada anak pra sekolah adalah 6-8 cm/tahun (Soetjiningsih,
1998 : 21)
3) Lika
- Lika bayi baru lahir di Indonesia, rata-rata 33 cm
- Lika anak 11 bulan 47 cm
(Soetjiningsih, 1998 : 23)
Tanda-tanda vital
Merupakan kunci untuk mengevaluasi status fisik dan tes vital
yaitu suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah tiap anak pada
umur tertentu mempunyai normal yang berbeda-beda
(Pusdiknakes, 1998 : 7)
4) Suhu badan
Anak yang dapat diajak kerjasama pengukuran melalui mulut
untuk anak yang tidak dapat diajak kerjasama pengukuran melalui
axial (ketiak) (Pusdiknakes, 1998 : 7).
5) Nadi
Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis, dihitung
dengan waktu satu menit, irama teratur/tidak, dan kuat/lemah, anak
usia 2-10 tahun, waktu bangun, 7-10 x/mnt, waktu tidur 60-90
x/mnt, waktu demam > 200 x/mnt (Pusdiknakes, 1998 : 9)
6) Pernafasan
Dihitung sama dengan pada orang dewasa, dihitung dalam waktu
satu menit, anak usia 4 tahun 23 (Pusdiknakes, 1998 : 9).
7) Tekanan darah
Diukur pada usia 3 tahun ke atas cara pengukurannya sama dengan
orang dewasa (Pusdiknakes, 1998 : 9).
b. Pemeriksaan umum
Yang dilihat dalam hal ini adalah keadaan umum, kesan subyektif dan
penampilan fisik, status nutrisi, tingkah laku, kepribadian, cara
interaksi dengan orang tua atau orang lain ataupun dengan perawat,
postur, perkembangan dan bicara (Pusdiknakes, 1998 : 10).
1) Muka : Menunjukkan sakit, susah
bernafas, kekuatan, perasaan tidak senang,
gangguan mental atau sakit akut, juga dicatat
tentang kebersihkan perseorangan seperti
kebersihan rambut, leher, kuku, kaki dan
pakaian.
2) Mata : Pemeriksaan pada mata
termasuk pemeriksaan apakah ada infeksi,
bagaimana struktur, ukuran, simetris atau tidak,
cornea dan keadaan retina
3) Hidung : Pemeriksaan hidung
apakah membengkak, ada cairan/tidak warna,
kemungkinan infeksi pada jalan pernafasan
4) Mulut : Apakah ada tonsil, tekak,
oropharyng dengan menyuruh anak
mengucapkan kata apakah ada pembengkakan,
merah, dan sebagainya.
5) Telinga: Pemeriksaan pada telinga
apakah simetris letaknya/tidak adanya infeksi
seperti otitis media dan berbau.
6) Leher : Pada leher dilihat adanya
pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang
seperti pada keadaan campak, infeksi mulut dan
saluran pernafasan.
Vena leher yang membesar terdapat pada
gangguan pernafasan pada ekspirasi seperti
asma. Pembengkakan kelenjar tyroid yang
terdapat pada dasar letak bila diraba apakah
membesar atau tidak.
7) Dada : Simetris, tidak ada retraksi
interkosta, pernafasan teratur/tidak.
8) Perut : Apakah ada hernia femoralis,
apakah buncit, bagaimana kebersihannya.
9) Genetalia : Pada laki-laki dapat
dilihat :
- Apakah glans penis baik bentuknya
- Bagaimana testis, apakah sudah turun benar
terutama pada bayi
- Keadaan scrotum apakah simetris
- Bagaimana BAK lancar/tidak, terdapat
penyumbatan
10) Anus : Keadaan lubang anus, apakah
ada haemoroid prolaps dan sebagainya.
11) Ekstremitas : Apakah simetris/tidak
lengkap/tidak terutama jari, kebersihan kuku,
kaki dan ketiak.
(Pusdiknakes, 1998 : 12-13)
c. Pemeriksaan neurologik
Dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan
yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma
lahir, persalinan yang lama, asfiksia. Berat dan sebagainya, kemudian
dilakukan tes/pemeriksaan neurologik yang teliti, maka dapat
membantu dalam diagnosa kelainan msial : lesi intracranial, palsi
cerebralis dan lain-lain) (Soetjiningsih, 1998 : 65).
d. Perkembangan psikososial
1) Anak usia 1 tahun egosentris mulai timbul, belum mampu
berfikir dari sudut pandang orang lain, menilai kejadian tidak dari
proporsi yang umum, tetapi dari dirinya anak mulai berpikir
konkrit, tidak dapat mengungkapkan simbol-simbol.
2) Menurut insiative vs guilt (3-6 tahun)
Setelah anak mempunyai rasa percaya, dan otonomi, anak siap
untuk memperluas lingkup (cakrawala) yaitu dengan kemampuan
berbahasa dan anak mulai aktif diluar rumah.
- Lingkungan anak mulai menuntut, misalnya merapikan
mainan
- Bila diajak membantu ibu, anak merasa diikut sertakan
- Bila aktifitasnya dicela atau dianggap tidak bagus anak
akan merasa bersalah.
(Pusdiknakes, 1998 : 14-15)
3. Analisa data
Bidan melakukan analisa data berdasarkan urutan sebagai berikut :
a. Mencari hubungan antar data/fakta yang satu dengan yang lainnya
untuk mencari sebab dan akibat.
b. Menentukan masalah dan apa masalah utamanya
c. Menentukan penyebab utamanya
d. Menentukan tingkat resiko masalah
Hasil analisa merupakan langkah awal dari penentuan perumusan
masalah untuk menentukan diagnosa kebidanan.
(Depkes RI, 1999 : 9)

E. Diagnosa Kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan merumuskan
ke dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab dan
prediksi terhadap kondisi tersebut, prediksi yang dimaksud mencakup masalah
potensial dan prognosa. Hasil dari perumusan masalah merupakan keputusan
yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosa kebidanan.
Diagnosa kebidanan mencakup :
1. Kondisi pasien/klien yang terkait dengan masalah
2. Masalah utama dan penyebab utamanya (tingkat rsiko)
3. Masalah potensial
4. Prognosa
(Depkes RI, 1999 : 9)
Kemungkinan masalah yang timbul pada anak diare
- Gangguan keseimbangan asam basa sehubungan dengan
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi)
- Potensial terjadi asidosis
- Gangguan gizi kurang intake kurang out-put banyak (biasanya
pada diare kronis
(Staf FKUI, 1998 : 285)

F. Perencanaan
1. Masalah : : Gangguan keseimbangan asam basa sampai dengan
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi)
Intervensi
a. Kaji faktor-faktor makanan, alergi, perjalanan.
b. Kurangi diare dengan cara :
- Hentikan makanan padat
- Minum cairan pengganti (juice buah, air daging)
c. Hindari produk susu, lemak, tepung beras, buah-buahan segar,
sayur.
d. Secara bertahap makanan semi padat dan padat
e. Tingkatkan masukan oral untuk mempertahankan berat jenis
normal urine dengan cara
- Jelaskan kepada ibu untuk sesering mungkin memberi
minum anaknya.
- Ajak anak untuk minum bersama-sama.
2. Masalah II : Potensial terjadi asidosis
Intervensi
a. Berikan cairan tinggi kalsium dan natrium (jeruk, buah anggur, air,
daging)
b. Hindari penggunaan cairan yang merangsang
3. Masalah III : Gangguan gizi karena intake kurang out put banyak
Intervensi
Anjurkan pada ibu untuk memberikan makanan anak yang tinggi kalori,
tinggi protein, susu rendah laktosa dan minuman atau cairan rehidrasi oral
yang mengandung natrium dan tinggi kalsium
Apabila anak diare dengan dehidrasi
a. Dehidrasi ringan
- Dehidrasi (upaya rehidrasi oral)
- Oralit : anak-anak 300 cc/jam)
b. Dehidrasi sedang :
- URO = 100 cc/kg BB-4 gram (bila tidak ada muntah)
- Infuse : bila ada muntah
- Observasi
c. Dehidrasi berat
- Rehidrasi IV rawat
- Cairan RL/Pz/Nacl-glukosa

G. Pelaksanaan
1. Langkah pelaksanaan dalam proses manajemen kebidanan
dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2. Bidan melakukan mandiri, bila perlu dilakukan tindakan di luar
kewenangan perlu kolaborasi.
3. Intervensi dilakukan kepada pasien/klien, bidan mengawasi dan
memonitor kemajuan kesehatan klien/pasien.
4. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan di dalam waktu yang singkat,
efektif, hemat dan berkwalitas (Depkes RI, 1999 : 11)

H. Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan dalam proses manajemen kebidanan
Tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana
Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan kebdianan yang
dilakukan (Depkes RI, 1999 : 11)
Dalam evaluasi harus dicantumkan juga :
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pulta melalui anamnesa.
O : Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik,
laboratorium tes diagnosa yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung assasment
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa dan interpretasi DS, DO, dalam situasi
indentifikasi
- Diagnosa/masalah
- Antisipasi diagnosa lain/masalah potensial
- Prognosa
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian perencanaan, tindakan, evalusi
berdasarkan assesment (Depkes RI, 1999 : 7-10).
.
BAB II
TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
Tanggal : 11 februari 2009, jam 19.30 WIB
Tempat : BPS Ny. Sudarni Sundjana, Amd.Keb Maospati
1. Identitas/biodata
a. Anak
Nama lengkap : An. “A”
Umur : 10 bulan
Anak ke :2
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Ds. “M”
b. Penanggung jawab
Ibu Ayah
Nama : Ny. “T” Tn. S
Umur : 33 th 36 th
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan :- Rp. 1.000.000,-/bln
Alamat : Ds. “M”
c. Keluhan utama
BAB encer kurang lebih hari ini, sejak tadi pagi hingga sekarang jam
19.30 WIB sudah BAB 5x.
d. Riwayat kesehatan anak
1) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan, kurang lebih 2 hari ini anaknya mengalami diare,
sejak tadi pagi hingga sekarang sudah BAB 4x dan encer kemudian
ibu langsung membawanya berobat ke Bidan sekarang ini.

15
2) Riwayat kesehatan yang lalu
 Riwayat kehamilan ibu
Ibu mengatakan kehamilan yang kedua, umur kehamilan cukup
bulan (9 bulan) periksa hamil setiap bulan, imunisasi TT 2x
pada umur kehamilan 4 dan 5 bulan. Ibu mendapatkan 90 tablet
tambah darah diminum dengan air putih 1x sehari, pernah
diberi kapsul iodium dan kalk. Selama hamil ibu mual muntah
terus sampai usia kehamilan 9 bulan.
 Riwayat kelahiran
Ibu mengatakan melahirkan di bidan, langsung menangis, uri
lahir spontan lengkap.
 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
- BBL : 3300 gram, PB : 49 cm, ibu mengatakan
pertumbuhan anak normal sesuai KMS.
 Pada usia 10 bulan ini anak sudah dapat berdiri tapi masih
berpegangan, berjalan 2 – 4 langkah, bertepuk tangan, berkata
mama dan papa.
 Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anak telah mendapatkan imunisasi di Bidan
umur 1 hari (hepatitis B), 1 bulan BCG, 2 bulan (hepatitis B 2)
DPT1, polio1), 3 bulan (hepatitis B, DPT2, polio2), 9 bulan
(campak, polio4)
 Riwayat penyakit yang pernah diderita
Ibu mengatakan sebelumnya anak pernah menderita batuk,
pilek, panas, dan segera sembuh setelah berobat ke puskesmas
atau ke bidan. Anak tidak pernah sakit sampai masuk rumah
sakit serta tidak pernah mengalami operasi.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
dengan gejala batuk yang lama, panas lama, kencing manis, asma
dada berdebar-debar, cepat lelah (payah jantung), jika berdarah
sulit berhenti (hemofili)
4) Kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Sebelum sakit : Anak minum ASI sampai sekarang, mulai
diberi pendamping ASI usia 5 bulan,
sekarang anak minum susu formula 2x
sehari, anaknya diberi makanan yang
dihaluskan, dengan komposisi nasi tim,
sayur, lauk pauk, buah kadang-kadang 3x
sehari. Tiap pagi anak makan bubur, nafsu
makan anak baik.
Selama sakit : Nafsu makan anak menurun, tapi anak masih
mau makan walaupun cuma sedikit.
 Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari, konsistensi lunak, warna
kuning, BAK 4-5 x/hari, warna kuning jernih
Selama sakit : BAB 5x sehari, konsistensi encer, warna
kuning, BAK 4-5 x/hari, warna jernih.
 Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anak tidur pukul 21.00 WIB,
tidur siang pukul 13.00-15.00 WIB, anak
tidur dengan nyenyak.
Selama sakit : Ibu mengatakan selama sakit tidur anak tidak
mengalami gangguan, tidur malam mulai
pukul 21.00-05.30 WIB, tidur siang pukul
13.00-15.00 WIB
 Aktifitas
Sebelum sakit : Anak melakukan aktifitasnya yaitu bermain,
merangkak,dll.
Selama sakit : Aktifitas bermain anak kurang dan anak
tampak diam.
 Personal hygiene
Sebelum sakit : Anak mandi 2x sehari, dan keramas 3x
seminggu dengan dibantu ibu
Selama sakit : Anak mandi 2x sehari, dan keramas 3x
seminggu dengan dibantu ibu.
5) Pemeriksaan fisik
 BB : 12 kg, TB : 68 cm, LK : 39 cm, LILA : 11,5 cm, LD :
50 cm.
 Tanda-tanda vital
N : 100 x/mnt
T : 37,8oC
R : 24 x/mnt
 Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Anak tampak lemah
Kepala/rambut : Kulit kepala bersih, rambut hitam,
penyebaran merata, tidak mudah rontok,
tidak ada nyeri tekan.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih,
simetris, tidak ada secret, fungsi penglihatan
baik.
Hidung : kedua lubang hidung simetris, tidak ada
polip, tidak ada secret.
Mulut : Bersih, gigi tidak berlubang
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada
kelainan.
Leher : Tidak ada pembendungan vena jugularis,
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembengkakan kelenjar limfe.
Dada : Bentuk simetris, nafas teratur, tidak ada
wheezing, ronchi, tidak ada retraksi.
Perut : Perut kembung, tidak ada benjolan dan nyeri
tekan.
Ekstrimitas atas : Gerakan kurang aktif,bentuk tulang simetris,
jumlah jari normal, tidak ada kelainan.
Ekstrimitas bawah : Gerakan kurang aktif, bentuk tulang
simetris, jumlah jari normal, tidak ada
kelainan.
Genetalia : Bersih tidak ada kelainan.
Anus : Tidak ada haemoroid, tidak ada lecet /
kemerahan.
 Pemeriksaan neurologik
Reflek patella +/+
e. Data psikososial
Ibu mengatakan dalam keluarga harmonis, jika sakit anak terlihat diam
dan lemah tetapi anak masih mau bermain dengan temannya. Saat
diperiksa anak tidak takut dan mau diajak bekerjasama.
f. Data spiritual
Kedua orang tua selalu berdoa agar anak cepat sembuh dan kembali
riang.
Terapi tanggal 11 Februari 2009
- Neo Kaominal sirup 3 x ½ sendok teh
- Metronidazol sirup 3 x 1 sendok teh
- Puyer 3 x 1 bungkus
- Oralit

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


Dx: An. A, usia 10 bulan, jenis kelamin laki-laki, diare dehidrasi ringan,
keadaan umum baik, kesadaran composmentis dengan masalah potensial
terjadi dehidrasi berat, prognosa baik.

DS : - Ibu mengatakan anaknya umur 10 bulan mulai jam 08.00 – 19.30 WIB
sudah BAB 5x, konsistensi encer.
DO : - Anak tampak lemas dan tidak bergairah
- Mata tidak cekung dan turgor kulit baik
- BB 12 kg
- TB : 68cm
- LK : 39cm
- LILA : 11.5cm
- LD : 50cm
- Tanda-tanda vital
N : 100x/menit
S : 37,80C
R : 24x/menit

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi dehidrasi berat

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Segera berikan asupan cairan agar tidak terjadi dehidrasi

V. INTERVENSI
Tanggal 11 Februari 2009 Jam. 19.45 WIB

Tujuan : - Anak sehat


- Tidak terjadi dehidrasi berat
Kriteria : - Anak ceria
- Mata tidak cekung
- Turgor kulit baik
- Tidak panas
- BAB lancar 1x sehari, konsitensi lunak.
- BB tidak turun
Intervensi
1. Jelaskan keadaan anak kepada ibunya.
R/ Ibu mengerti tentang kondisi anaknya sehingga kooperatif dalam
tindakan yang diberikan.
2. Jelaskan kepada ibu bahaya akibat diare pada anak.
R/ Ibu mengerti dan kooperatif dengan tindakan yang diberikan.
3. Diskusikan dengan ibu untuk memberi makanan yang mudah
dicerna, rendah serat, dalam porsi kecil tapi sering.
R/ Dengan makan yang mudah dicerna tidak mempercepat kerja usus
sehingga tidak terjadi malabsorbsi.
4. Diskusikan dengan ibu pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan.
R/ Kebutuhan cairan terpenuhi.
5. Jelaskan pada ibu pemberian cairan sesuai dengan kebutuhan.
R/ Kebutuhan cairan terpenuhi.
6. Jelaskan pada ibu macam cairan yang bisa diberikan.
- LGG ( larutan gula garam)
- Air tajin
- Oralit
- Teh encer
- Kaldu air sayur
R/ Sebagai ganti cairan elektrolit yang hilang.
7. Jelaskan pada ibu cara pembuatan.
- LGG ( larutan gula garam)
- Air tajin
R/ Ibu mengerti dan kooperatif dalam tindakan.
8. Motivasi ibu untuk teratur dan telaten dalam memberikan
makan/minum.
R/ Dehidrasi terhindarkan.
9. Motivasi ibu untuk memberikan obat secara teratur.
R/ Pemberian obat secara teratur dapat mempercepat penyembuhan.
10. Anjurkan pada ibu untuk segera menghubungi/datang ke tenaga
kesehatan bila terjadi hal-hal seperti :
- BAB bertambah sering
- Anak panas tinggi
- Anak tegang
R/ Segera dapat diatasi segera tepat dan benar.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 11 Februari 2009 jam 20.00 WIB
Diagnosa : An. “A” usia 10 bulan, jenis kelamin laki-laki, diare dehidrasi
ringan, keadaan umum baik, kesadaran komposmentis dengan masalah
potensial terjadi dehidrasi berat.

Implementasi
1. Menjelaskan pada ibu bahwa anaknya sakit diare, meliputi :
- Penyebab
- Tanda dan gejala
- Komplikasi
- Penatalaksanaan
2. Menjelaskan pada ibu bahaya akibat diare yang berkelanjutan pada
anak :
- Dehidrasi berat
- Malnutrisi
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI dan
memberikan makanan pada anaknya yang mudah dicerna, rendah serat,
porsi kecil tapi sering.
4. Anjurkan ibu untuk memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan
anak.
- Jumlah cairan diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kg BB/hari
sebaya 1x setiap 2 jam.
- Jika setiap kali diare dan umur anak < 1 tahun diberikan ½ gelas.
- Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan-berat 100 ml/kg
BB/4-6 jam.
5. Menjelaskan pada ibu berbagai macam cairan yang bisa diberikan.
- LGG
- Air tajin
- Oralit
- Teh encer
- Air kaldu (kuah sayur)
6. Menjelaskan pada ibu cara pembuatan
a. LGG
- Gula pasir 1 sendok teh munjung
- Garam dapur halus ½ sendok teh
- Air masak/air teh hangat 1 gelas diaduk sampai larut
b. Air tajin
- Cara tradisional
3 liter air + 100 gram atau 6 gelas makan munjung beras
dimasukan selama 45’-46’, setelah masak air tajin (2 liter + 5 gram
garam).
- Cara biasa
2 liter air + tepung beras 100 gram + 5 gram dimasak hingga
mendidih dan akan didapat air tajin.
7. Memotivasi ibu untuk teratur dan telaten memberikan
makan/minum, misal :
- Anak tidak mau makan diberikan sedikit-sedikit tapi sering
- Jenis makanan diberikan sesuai kebiasaan sehari-hari
8. Memotivasi ibu untuk memberikan obat secara teratur.
9. Menganjurkan pada ibu untuk segera menghubungi/datang
ketenaga kesehatan apabila terjadi
- BAB tidak berkurang, tetap atau bertambah sering
- Panas badan tinggi setiap dikompres handuk basah segera kering
- Anak kejang

VII. EVALUASI
Tanggal 11 Februari 2009 jam 20.30 WIB

S : - Ibu mengatakan paham dengan penyakit anaknya.


- Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan Bidan
- Ibu mengatakan akan melaksanakan anjuran bu. Bidan
O : Ibu mampu mengulang penjelasan yang diberikan dengan sederhana
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi pada kunjungan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000. diagnosa Keperawatan Edisi 6, Jakarta : EGC.

FKUI, 1998. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC.

Ngastiah, 1997. Perawatan Anak Sakit, Jakarta.

Suryanah, 1996. Keperawatan Untuk Siswa SPK, Jakarta : EGC.

Soetjiningsih, 1995. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC.

Pusdiknakes, 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga, Jakarta :


Depkes RI.

Pusdiknakes, 1994. Manajemen Kebidanan, Jakarta : Depkes.


ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK”A” DENGAN
PENYAKIT DIARE DI BPS Ny.Sudarni S,Amd.Keb
MAOSPATI MAGETAN

Oleh:
FITRI MARIYANA
2006013

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI HUSADA MULIA


MADIUN
2009
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan kebidanan pada An. “A” usia 10 bulan dengan penyakit diare di
BPS Ny. Sudarni Sundjana, Amd.Keb. Maospati Magetan. Telah diperiksa dan
disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Praktek

Yenni Utami, SSiT Ny. Sudarni Sundjana, Amd,Keb.


NIS. NIP.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini. “Asuhan Kebidanan pada Anak “A” dengan Diare Di BPS Ny.
Sudarni Sundjana, Amd.Keb, Maospati Magetan dapat tersusun dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun mendapat bantuan, pengarahan
dan bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Hj. Sunarsih, SST. MM. Kes, selaku Direktur Akbid Bhakti Husada
Mulia Madiun.
2. Ibu Yenni Utami,SSiT, selaku pembimbing pendidikan Akbid Bhakti
Husada Mulia Madiun.
3. Ibu Sudarni Sundjana, Amd.Keb, selaku pembimbing Praktek.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan
laporan ini.
Penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penyususn memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang
akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Madiun, September 2009

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
BAB I LANDASAN TEORI
A...................................................................................................Pengert
ian................................................................................................. 1
B...................................................................................................Patofisi
ologi dan Patogenesis................................................................... 1
C...................................................................................................Macam
Dehidrasi...................................................................................... 2
D...................................................................................................Pengka
jian................................................................................................ 2
E...................................................................................................Diagno
sa Kebidanan................................................................................ 11
F....................................................................................................Perenc
anaan............................................................................................ 12
G...................................................................................................Pelaksa
naan.............................................................................................. 13
H...................................................................................................Evalua
si................................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN KASUS
A...................................................................................................Pengka
jian................................................................................................ 15
B...................................................................................................Diagno
sa Kebidanan................................................................................ 20
C...................................................................................................Perenc
anaan............................................................................................ 20
D...................................................................................................Pelaksa
naan.............................................................................................. 21
E...................................................................................................Evalua
si................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

iv

Anda mungkin juga menyukai