Anda di halaman 1dari 5

sistem termoregulasi

A. Pengertian sistem termoregulasi

Oleh Agustina Melviani, 1206218852

A. Pengertian sistem termoregulasi

Termoregulasi merupakan salah satu hal penting dalam homeostatis. Termoregulasi adalah
proses yang melibatkan mekanisme homeostatik yang mempertahankan suhu tubuh dalam
kisaran normal, yang dicapai dengan mempertahankan keseimbangan antara panas yang
dihasilkan dalam tubuh dan panas yang dikeluarkan (Brooker, 2008).

Manusia biasanya berada pada lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada suhu tubuh
mereka. Oleh karena itu, manusia harus terus-menerus menghasilkan panas secara internal untuk
mempertahankan suhu tubuhnya.

B. Anatomi sistem termoregulasi

Sistem termoregulasi dikendalikan oleh hipotalamus di otak, yang berfungsi sebagai


termostat tubuh. Hipotalamus sebagai pusatintegrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi
aferen mengenai suhu di berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian- penyesuaian
terkoordinasi yang sangat rumit dalam mekanisme penambahan atau pengurangan panas sesuai
dengan keperluan untuk mengkoreksi setiap penyimpangan suhu inti dari “patokan normal”.

1. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0,01 0 C. Tingkat
responss hipotalamus terhadap penyimapangan suhu tubuh disesuaikan dengan cara yang
sangat cermat, sehingga panas yang dihasilkan atau dikeluarkan sangat sesuai dengan
kebutuhan untuk memulihkan suhu ke normal (Sloane, 2003). • Termoreseptor perifer,
terletak di dalam kulit, memantau suhu kulit di seluruh tubuh dan menyalurkan informasi
mengenai perubahan suhu permukaan ke hipotalamus. • Termoreseptor sentral, terletak
diantara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ abdomen dan struktur internal
lainnya juga untuk mendeteksi perubahan suhu darah. Pusat termoregulasi menerima
masukan dari termoreseptor di hipotalamus itu sendiri yang berfungsi menjaga
temperatur ketika darah melewati otak (temperatur inti) dan reseptor di kulit yang
menjaga temperatur eksternal. Keduanya diperluka oleh tubuh untuk melakukan
penyesuaian. Dalam individu yang sehat, suhu inti tubuh diatur oleh mekanisme kontrol
umpan balik yang menjaga hampir konstan sekita 98,60 F (370 C) sepanjang hari,
minggu, bulan atau tahun (Sherwood, 2001). Dalam hipotalamus terdapat dua pusat
pengaturan suhu, yaitu: (Sherwood, 2011) • Regio posterior yang diaktifkan oleh suhu
dingin dan kemudian memicu refleks-refleks yang memperantarai produksi panas dan
konveksi panas. • Regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu refleks-refleks
yang memperantarai pengurangan panas.
2. Sensor dalam sistem termoregulasi adalah hipotalamus dan reseptor kulit (reseptor
perifer). Sedangkan efektor adalah kelenjar keringat, dan kapiler kulit. Efektor ini
memiliki tiga mekanisme yang terlibat dalam termoregulasi. Pertama, sistem vasomotor,
yang terdiri dari saraf yang bekerja pada otot polos pembuluh darah untuk mengontrol
diameter pembuluh darah. Kedua, disediakan oleh efektor metabolik, yaitu substansi
yang diproduksi oleh tubuh untuk meningkatkan aktivitasnya. Ketiga, disediakan oleh
kelenjar keringat. Sistem vasomotor bertanggung jawab untuk dua respon fisiologis yang
disebut dengan vasodilatasi dan vasokonstriksi. C. Fungsi sistem termoregulasi Sistem
termoregulasi berfungsi untuk menjaga keseimbangan energi panas yang masuk dan
energi panas yang terbuang sehingga mencapai temperatur yang mendekati konstan.
Fungsi utama sistem termoregulasi yaitu berperan penting dalam homeostasis, dimana
homeostasis merupakan upaya penyesuaiasn neuroendokrin dalam mempertahankan
kestabilan fisiologi (Sabiston, 1995). D. Mekanisme sistem termoregulasi Hipotalamus
mendeteksi perubahan kecil pada suhu tubuh. Jika sel saraf di hipotalamus anterior
menjadi panas di luar batas titik pengaturan (set point) maka impuls
3. dikirimkan untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme kehilangan panas adalah dengan
berkeringat, vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, dan hambatan produksi panas.
Tubuh akan mendistribusikan darah ke pembuluh darah permukaan untuk menghilangkan
panas. Semakin banyak darah dari bagian tengah tubuh yang mencapai kulit, semakin
dekat suhu kulit dengan suhu inti. Pembuluh darah kulit melenyapkan efektivitas kulit
sebagai isolator dengan mengangkut panas ke permukaan, tempat panas tersebut dapat
dikeluarkandari tubuh melalui radiasi, konduksi dan konveksi. Dengan demikian
vasodilatasi pepmbuluh darah kulit, yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke kulit,
meningkatkan pengurangan panas atau, apabila suhu lingkungan lebih tinggi daripada
suhu inti, mengurangi pertambahan panas. Terdapat empat mekanisme penghilangan
panas, yaitu: (Sherwood, 2001) • Radiasi Merupakan transfer panas dari permukaan suatu
objek ke permukaan objek lainnya tanpa kontak langsung antara keduanya. Radiasi
adalah gelombang panas yang berjalan melaluui ruang (gelombang elektromagnetik).
Radiiasi akan meningkat saat perbedaan suhu antara kedua objek semakin besar. Tubuh
dapat mengalami pengurangan panas melalui radiasi ke benda-benda di lingkungan yang
permukaannya lebih dingin daripada permukaan kulit, misalnya dinding bangunan,
perabot rumah tangga (meja-kursi), pohon secara rata-rata. Manusia kehilangan hampir
separuh energi panas mereka melalui radiasi. • Konveksi Merupakan transfer panas
melalui gerakan udara. Ketika tubuh kelingan panas melalui konduksi ke udara
sekelilingnya yang lebih dingin, udara yang berkontak langsung dengan tubuh akan
menjadi lebih hangat. Karena udara hangat lebih ringan (kurang padat) dibandingkan
dengan udara dingin, maka udara yang hangat tersebuut akan bergerak ke atas sementara
udara yang lebih dingin bergerak ke kulit menggantikan udara panas yang telah pindah
tersebut. Proses ini terjadi secara berulang-ulang. • Evaporasi
4. Merupakan penguapan air dari kulit yang dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh,
misalnya berkeringat. Saat suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior memberikan
sinyal kepada kelenjar keringat untuk melepaskan keringat melalui saluran kecil pada
permukaan kulit (pori-pori). Keringat akan mengalami evaporasi, sehingga terkjadi
kehilangan panas. Tubuh dapat memperoleh panas sebagai proses internal yang berasal
dari aktivitas metabolik atau dari lingkungan eksternal apabila yang terakhir ini lebih
panas daripada suhu tubuh. Perubahan aktiivtas otot rangka merupakan cara utama untuk
mengontrol suhu melalui penambahan panas. Menggigil merupakan satu bentuk respons
terhadap penurunan suhu inti tubuh. Dalam hal ini hipotalamus pertama-tama
meningkatkan tonus otot rangka (tonus otot mengacu pada tingkat ketegangan konstan di
dalam otot). Setelah itu, segera timbul menggigil. Menggigil terdiri dari konstraksi otot
rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan frekuensi tinggi sepuluh hingga empat
puluh kali lipat per detik. Mekanisme ini sangat efektif untuk meningkatkan produksi
panas; semua energi yang dibebaskan selama tremor otot ini diubah menjadi panas karena
otot tidak melakukan kerja eksternal. Produksi panas dapat meningkat dua sampai lima
kali lipat akibat proses menggigil ini hanya dalam beberapa detik sampai menit. Selain
respons menggigil, hipotalamus juga berespons untuk mengurangi pengeluaran panas
dengan vasokonstriksi pada kulit. Vasokontriksi mengurangi aliran darah hangat ke kulit,
sehingga suhu kulit tubuh turun. Selain itu, rambut di kulit terperangkap oleh udara yang
lebih hangat jika dalam posisi berdiri dan kurang hangat pada saaat posisi mendatar.
Otot-otot kecil di kulit dapat dengan cepat menarik rambut menjadi tegak untuk
mengurangi hilangnya panas dan membuatnya mendatar untuk menambah hilangnya
panas. Suhu kulit Suhu inti Termoreseptor perifer (di kulit) Termoreseptor sentral (di
hipotalamus, bagian lain SSP, organ abdomen)
5. Pusat integrasi termoregulasi hipotalamus Adaptasi perilaku Kontrol produksi panas/
pengurangan panas Neuron motorik Sistem saraf simpatis Sistem saraf simpatis Otot
rangka Tonus otot, menggigil Kontrol produksi panas Pembuluh darah Vasokonstriksi &
vasodilatasi Kontrol pengurangan panas Kelenjar keringat berkeringat Kontrol
pengurangan panas
6. Semua respons tubuh tersebut berfungsi agar suhu inti tubuh tetap stabil. Oleh karena itu
penambahan panas harus seimbang dengan pengeluaran panas, karena panas ini amatlah
penting untuk mempertahan suhu inti. Mekanisme keseimbangan suhu tubuh secara
singkat ialah jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan kehilangan
7. panas diminimalkan, sehingga suhu tubuh normal dapat dipulihkan. Sebaliknya, jika suhu
inti tubuh mulai meningkat diatas normal, hal tersebut dapat dikoreksi dengan
meningkatkan pengurangan panas, sementara produksi panas juga dikurangi.
Referensi

Brooker, Chris. (2008). Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC Sabiston, David. C.


(1995). Buku Ajar Bedah. Jakarta: EGC Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia: dari Sel
ke Sistem. Jakarta: EGC

8. Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
“Thermoregulation”. http://www.enotes.com/thermoregulation-
reference/thermoregulation/ (diakses pada 14 September 2013)

Anda mungkin juga menyukai