Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia melalui mata manusia menyerap informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan.1 Ketajaman penglihatan dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu: Kelainan refraksi, media refrakta, dan kelainan pada saraf mata. Media refrakta terdiri dari kornea, humor aquous, lensa dan corpus vitreum. Jika terdapat gangguan pada salah satu bagian tersebut maka akan mengakibatkan penurunan ketajaman penglihatan.2 Salah satu gangguan pada lensa yang dapat mengakibatkan penurunan ketajaman penglihatan adalah katarak. 3 Katarak adalah suatu kekeruhan pada lensa. Katarak dapat terjadi akibat pengaruh bertambahnya usia, trauma, sinar ultraviolet, kongenital, kelainan sistemik atau metabolik. Penuaan merupakan penyebab katarak terbanyak.2,3 Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki catatan tentang kondisi kebutaan di masyarakat di negara-negara berkembang. Data tahun 2010 terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, sebanyak 60 % berada di negara miskin atau berkembang seperti Indonesia. Indonesia berada diurutan ketiga di dunia dengan terdapat angka kebutaan sebesar 1,47 % menurut catata WHO (Depkes RI, 2011) Data Departemen Kesehatan RI tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita katarak di Indonesia mencapai 2,4 juta orang. Pertambahan penderita katarak setiap tahun sekitar 240 ribu.4 Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-74 tahun sebanyak 50%, prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas 75 tahun.2