dihasilkan dalam 2 larutan perak dietilditiokarbamat sedikit larutan hidrogen peroksida P, jika campuran
dapat dibandingkan pada panjang gelombang serapan menjadi cokelat atau gelap. Lanjutkan ekstraksi hingga
maksimum antara 535 nm dan 540 nm menggunakan zat organik terurai, naikkan suhu lempeng pemanas
kolorimeter yang sesuai, dimana pada panjang gelombang secara bertahap hingga asap dari belerang trioksida
ini gangguan yang disebabkan oleh stibin dapat dibebaskan dan larutan menjadi tidak berwarna atau
diabaikan. berwarna kuning pucat. Dinginkan, tambahkan hati-hati
10 ml air, campur dan uapkan sekali lagi hingga terjadi
Metode II asap tebal. Ulangi prosedur ini untuk menghilangkan sisa
hidrogen peroksida. Dinginkan, tambahkan hati-hati
Catatan: 10 ml air, bilas dinding labu dengan beberapa ml air, dan
(1) Perhatian Lakukan dengan hati-hati. Beberapa zat encerkan dengan air hingga 30 ml.
dapat bereaksi dengan ledakan yang membahayakan Prosedur Lakukan seperti tertera pada Metode I
bila dicampur dengan hidrogen peroksida. Zat Kimia Pengganggu Lakukan seperti tertera pada
(2) Apabila terdapat campuran mengandung halogen Metode I.
gunakan suhu lebih rendah pada saat memanaskan
zat uji dengan asam sulfat P, hindari mendidihnya
campuran dan tambahkan hidrogen peroksid dengan UJI BATAS BESI <331>
hati-hati sebelum terjadi pengarangan, untuk
mencegah hilangnya arsen trivalen. Uji batas besi digunakan untuk menunjukkan bahwa
(3) Apabila zat uji bereaksi dengan asam sulfat 5 ml kandungan besi, dalam bentuk besi(III) atau besi(II) tidak
sangat cepat, dan sudah terjadi pengarangan pada lebih dari batas besi yang tertera pada masig-masing
penambahan 5 ml asam sulfat P sebelum pemanasan, monografi. Penetapan dilakukan dengan membandingkan
sebagai pengganti gunakan 10 ml asam sulfat encer secara visual dengan larutan yang dibuat khusus dari
dingin (1 dalam 2) dan tambahkan beberapa tetes Larutan baku besi.
hidrogen peroksida P sebelum pemanasan.
Pereaksi khusus
Larutan baku Pipet 3,0 ml Larutan baku arsen ke Larutan baku besi Larutkan 863,4 mg besi(III)
dalam labu generator, tambah 2 ml asam sulfat, campur ammonium sulfat P FeNH4(SO4)2.12H2O] dalam air,
dan tambahkan sejumlah 30% hidrogen peroksida P yang tambahkan 10 ml asam sulfat 2 N dan encerkan dengan
digunakan dalam pembuatan Larutan uji. Panaskan air hingga 100,0 ml. Pipet 10 ml larutan ini ke dalam labu
campuran hingga terjadi asap putih tebal, dinginkan tentukur 1000-ml, tambahkan 10 ml asam sulfat 2 N,
tambahkan perlahan-lahan 10 ml air, dan panaskan lagi ecerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan ini
sampai terjadi asap putih tebal. Ulangi prosedur dengan mengandung 10 µg Fe.
menggunakan 10 ml air untuk menghilangkan sisa Larutan ammonium tiosianat Larutkan 30 g ammonium
hidrogen peroksida. Dinginkan dan encerkan dengan air tiosianat P dalam air hingga 100 ml.
sampai 35 ml.
Larutan uji Jika tidak dinyatakan lain dalam masing- Larutan baku Pipet 1 ml larutan baku besi (10 µg Fe)
masing monografi masukkan ke dalam labu generator ke dalam tabung pembanding warna 50 ml, encerkan
sejumlah zat uji, dalam g, dihitung menggunakan rumus: dengan air hingga 45 ml, tambahkan 2 ml asam klorida P
dan campur.
3,0
L Larutan uji Masukkan sejumlah larutan uji seperti
tertera pada masing-masing monografi ke dalam tabung
dimana L adalah batasan arsen dalam ppm. Tambahkan 5 pembanding warna 50 ml, bila perlu encerkan dengan air
ml asam sulfat P dan beberapa manik kaca, ekstraksi hingga 45 ml; atau larutkan sejumlah g zat dalam air
dalam lemari asam, lebih baik menggunakan lempeng hingga 45 ml yang dihitung dengan rumus:
pemanas dan pada suhu tidak lebih dari 120º hingga
terjadi pengarangan. (Mungkin diperlukan asam sulfat
1,0
berlebih untuk membasahkan zat uji secara sempurna,
tetapi jumlah volume yang ditambahkan tidak lebih 10 (1000L)
ml). Tambahkan hati-hati tetes demi tetes 30% hidrogen
peroksida P biarkan reaksi terjadi dan panaskan kembali L adalah batas besi dalam persen. Tambahkan 2 ml asam
diantara penetesan. (Tambahkan dengan sangat hati-hati klorida P dan campur.
beberapa tetes pertama dengan mencampur secukupnya,
untuk menghindari reaksi cepat). Hentikan pemanasan Prosedur ke dalam masing-masing tabung yang berisi
bila terbentuk busa berlebih. Bila reaksi berkurang, Larutan baku dan Larutan uji, tambahkan 50 mg
panaskan hati-hati, goyangkan labu sesekali untuk amonium peroksida sulfat P dan 3 ml Larutan amonium
mencegah zat melekat pada dinding labu yang kontak tiosianat dan campur: warna yang terjadi pada Larutan
dengan pemanasan. Pertahankan kondisi oksidasi setiap uji tidak lebih gelap dari Larutan baku
saat selama ekstraksi dengan menambahkan sedikit demi
- 1412 -
UJI BATAS ETILEN OKSIDA DAN DIOKSAN Gunakan peralatan yang telah didinginkan jika
<342> diperlukan. Buat segera sebelum digunakan].
Larutan dioksan 500 g per ml dioksan P.
Prosedur berikut ini digunakan untuk menetapkan Larutan Baku A Masukkan 0,1 ml Larutan etilen
jumlah residu etilen oksida dan dioksan dalam sediaan oksida ke dalam vial 10-ml “headspace” bertekanan.
yang dibuat dari etilen oksida. Kecuali dinyatakan lain [Catatan Vial berukuran lain misalnya vial 22-ml
pada masing-masing monografi, gunakan Metode I. “headspace” bertekanan dapat digunakan, tergantung
kondisi operasional. Akan tetapi harus digunakan
Metode I “headspace” berukuran sama untuk Larutan baku A,
Larutan baku B dan Larutan uji]. Tambahkan 0,1 ml
[Peringatan Etilen oksida adalah zat toksik dan mudah Larutan Asetaldehida dan 0,1 ml Larutan dioksan, tutup
terbakar. Siapkan larutan ini dengan hati-hati di dalam vial dan campur.
lemari asam berventilasi baik. Lindungi tangan dan Larutan Baku B Timbang 1,0 g zat uji, masukkan ke
wajah dengan memakai sarung tangan polietilen dan dalam vial “10-ml headspace” bertekanan dan
masker yang sesuai. Simpan semua larutan dalam wadah tambahkan 0,1 ml Larutan etilen oksida; 0,1 ml Larutan
kedap udara, pada suhu antara 4 - 8]. dioksan dan 1,0 ml N,N-dimetilasetamida P. Tutup vial
[Catatan Sebelum menggunakan polietilen glikol 200 P dan campur.
pada pengujian ini, hilangkan semua komponen mudah Larutan uji Timbang 1,0 g zat uji masukkan ke dalam
menguap dengan menempatkan 500 ml polietilen glikol vial 10-ml “headspace” bertekanan dan tambahkan 1,0
200 P dalam labu alas bulat 1000 ml dan sambungkan ml N,N-dimetilasetamida P dan 0,2 ml air. Tutup vial dan
labu dengan penguap berputar, pertahankan pada suhu campur.
60° dan vakum 10 - 20 mmHg selama 6 jam]. Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
Larutan Asetaldehida Asetaldehida P 10 g per ml <931>. Kromatograf gas “headspace” dilengkapi
[Catatan Siapkan segera sebelum digunakan]. detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler terbuat dari
kaca atau kuarsa 0,32 mm x 30 m, berisi bahan pengisi
Larutan persediaan etilen oksida Buat larutan etilen fase G1 dengan tebal lapisan 1,0 m. Gas pembawa
dioksida 2,5 mg per g yang disiapkan dengan cara sebagai helium P dipertahankan pada kecepatan linier 20 cm per
berikut: Tara Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan 50 detik. Suhu injektor dan detektor dipertahankan berturut-
ml polietilen glikol 200 P, dan timbang kembali turut pada suhu 150° dan 250°. Suhu kolom diprogram
Erlenmeyer. Masukkan 5 ml etilen oksida P cair dalam sebagai berikut:
gelas piala 100 ml dinginkan dalam campuran natrium
klorida P dan es (1:3). Masukkan 300 l (250 mg) etilen Suhu Kenaikan Suhu Waktu
oksida cair P pada polietilen glikol 200 P, aduk perlahan- awal suhu akhir dipertahankan
lahan sampai tercampur. Sumbat Erlenmeyer, timbang (o) (o per menit) (o) pada suhu akhir
kembali labu dan tetapkan jumlah etilen dioksida yang (menit)
diabsorbsi dengan adanya perbedaan berat. Atur berat 50 - 50 5
campuran dengan menambahkan polietilen glikol 200 P 50 5 180 -
sampai 100,0 g, sumbat Erlenmeyer dan goyang hati-hati 180 30 230 5
sampai tercampur. [Catatan Isi botol pendingin
bertekanan dengan etilen oksida cair dan simpan dalam Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku A, rekam
lemari pembeku bila tidak digunakan. Gunakan sepotong kromatogram dan ukur respons puncak utama seperti
kecil film polietilen untuk melindungi cairan dari kontak tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara aseltadehida dan
dengan karet penutup. Gunakan peralatan yang telah etilen oksida tidak kurang dari 2,0; perbandingan “signal
didinginkan bila diperlukan. Buat larutan persediaan to noise” tidak kurang dari 5,0 ditetapkan dari puncak
segera sebelum digunakan, dan simpan dalam lemari dioksan; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
pendingin]. tidak lebih dari 15,0%. [Catatan Waktu retensi relatif
asetaldehida dan etilen oksida berturut-turut adalah 0,94
Larutan etilen oksida Tara Erlenmeyer bersumbat dan 1,0].
kaca dan dinginkan dalam lemari pendingin. Tambahkan
35 ml polietilen glikol 200 P, dan timbang kembali labu. Sistem “headspace sampler” Atur suhu “transfer line”
Masukkan 1 g Larutan persediaan etilen dioksida dingin 150°, suhu pengaturan tekanan 1 menit dan waktu injeksi
ke dalam Erlenmeyer bersumbat. Atur berat campuran 12 detik. Waktu untuk kesetimbangan suhu selama 45
dengan menambahkan polietilen glikol 200 P sampai 50,0 menit dan suhu kesetimbangan masing-masing: 70° untuk
g, sumbat kembali, goyang hati-hati sampai tercampur. Larutan baku A, 90° untuk Larutan baku B dan 90° untuk
Pindahkan 10 g larutan ini pada labu tentukur 50-ml. Larutan uji.
Tambahkan 30 ml air dan campur. Encerkan dengan air
sampai tanda, dan campuran yang diperoleh mengandung Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
etilen oksida lebih kurang 10 g per ml. [Catatan sama (lebih kurang 0,51 ml “headspace” gas dengan
- 1413 -
“split ratio” 20:1) Larutan baku B dan Larutan uji ke Larutan baku B Timbang 1,0 g zat, masukkan ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur dalam vial 10-ml “headspace”. Tambahkan 2,0 ml
respons puncak utama. [Catatan Waktu retensi relatif Larutan baku A. Segera tutup vial dengan membran
untuk etilen oksida dan dioksan berturut-turut adalah 1,0 silikon berlapis politef dan perkuat dengan tutup luar
dan 2,5]. Hitung jumlah etilen dioksida dalam bpj, dalam aluminium, campur hati-hati.
zat yang digunakan dengan rumus:
Larutan uji Timbang 1,0 g zat, masukkan ke dalam
AE xrU vial 10-ml “headspace”. Tambahkan 2,0 ml air. Segera
rS xW U rU xW S tutup vial dengan membran silikon berlapis politef dan
perkuat dengan tutup luar aluminium, campur hati-hati.
AE adalah jumlah etilen oksida dalam g yang Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
ditambahkan dalam Larutan baku B; rU dan rS berturut- Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
turut adalah respon puncak etilen oksida dari Larutan uji <931>. Kromatograf gas “headspace” dilengkapi
dan Larutan baku B; WU adalah bobot zat dalam g yang detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler terbuat dari
digunakan untuk membuat Larutan uji; Ws adalah bobot leburan silika 0,53 mm x 50 m, berisi bahan pengisi fase
dalam g yang digunakan untuk membuat Larutan baku B. G27 dengan tebal lapisan 5,0 m. Gas pembawa helium P
Hitung jumlah dioksan dalam bpj, dalam zat yang dipertahankan pada laju alir 4 mm per menit. Sistem
digunakan dengan rumus: “headspace sampler” waktu untuk kesetimbangan suhu
selama 30 menit dan suhu kesetimbangan 80°. Suhu
A D xrU
injektor dan detektor dipertahankan berturut-turut pada
rS xW U rU xW S suhu 85° dan 250°. Suhu kolom diprogram sebagai
berikut: suhu awal dipertahankan pada 70º selama 10
AD adalah jumlah dioksan dalam g yang ditambahkan menit, kemudian diatur kecepatan kenaikan suhu lebih
dalam Larutan baku B; rU dan rS berturut-turut adalah kurang 10º per menit sampai 250º dan pertahankan suhu
respon puncak dioksan dari Larutan uji dan Larutan baku tersebut selama 5 menit. Lakukan kromatografi terhadap
B; WU adalah bobot zat dalam g yang digunakan untuk Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons
membuat Larutan uji; WS adalah bobot zat dalam g yang puncak utama seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
digunakan untuk membuat Larutan baku B. antara asetaldehida dan etilen oksida tidak kurang dari 2,0
[Catatan Waktu retensi relatif asetaldehida dan etilen
Metode II oksida berturut-turut adalah 0,9 dan 1,0].
Larutan baku etilen dioksida Encerkan 0,5 ml etilen Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
oksida dalam metilen klorida P (50 mg per ml)1 dengan sama (lebih kurang 0,51 ml “headspace” gas dengan
air sampai 50,0 ml. [Catatan Larutan stabil selama “split ratio” 3,5:1) Larutan baku B dan Larutan uji ke
3 bulan jika disimpan dalam vial politetrafluoroetilen dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
(politef)-dengan tutup berlapis membran silikon pada respons puncak utama. [Catatan Waktu retensi relatif
suhu -20°]. Biarkan sampai mencapai suhu ruang. untuk etilen oksida dan dioksan berturut-turut adalah 1,0
Encerkan 1,0 ml larutan dengan air sampai 250,0 ml dan 1,9]. Hitung jumlah etilen dioksida dalam bpj, dalam
hingga diperoleh larutan dengan kadar etilen dioksida zat yang digunakan dengan rumus:
2 g per ml. [Catatan Buat segera sebelum digunakan].
C E xVxr U
Larutan baku dioksan 0,05 l per ml dioksan. rS xW U rU xW S
Larutan baku aseltadehida Larutan mengandung CE adalah kadar etilen oksida dalam g per ml Larutan
asetaldehida 10 g per ml [Catatan Buat segera sebelum baku A; V adalah volume Larutan baku A yang
digunakan]. ditambahkan pada Larutan baku B (2,0 ml); rU dan rS
berturut-turut adalah respon puncak etilen oksida Larutan
Larutan Resolusi Pipet 2 ml Larutan baku uji dan Larutan baku B; WU adalah bobot dalam g zat
asetaldehida dan 2 ml Larutan baku etilen oksida ke yang digunakan untuk membuat Larutan uji; WS adalah
dalam vial 10-ml “headspace”. Segera tutup vial dengan bobot dalam g zat yang digunakan untuk membuat
membran silikon berlapis politef dan perkuat dengan Larutan baku B.
tutup luar aluminium, campur hati-hati. Hitung jumlah dioksan dalam bpj, dalam zat yang
digunakan dengan rumus:
Larutan baku A Buat larutan etilen oksida dengan
kadar 0,48 g per ml dari Larutan baku etilen oksida dan C D xVx xFxr U
dioksan dengan kadar 0,005 g per µl dari Larutan baku
dioksan.
rS xW U rU xW S
- 1414 -
CD adalah kadar dioksan dalam l per ml Larutan baku A; Atur fotometer nyala sampai diperoleh pembacaan
V adalah volume Larutan baku A yang ditambahkan pada mendekati transmitans 100% dengan Larutan baku pada
Larutan baku B (2,0 ml); adalah berat jenis dioksan panjang gelombang yang memberikan emisi maksimum
(1,03 g per ml = 1,03 g per l); F adalah faktor konversi yang sesuai dengan panjang gelombang yang spesifik
(1000 g per mg); rU respons puncak dioksan dari seperti tertera pada daftar di bawah. Gunakan lebar celah
Larutan uji; rS adalah respons puncak etilen oksida dari keluar yang sesuai, sedekat mungkin dengan lebar pita
Larutan baku B; WU adalah bobot zat dalam g yang yang ditentukan. Rekam transmitans yang dibaca (S).
digunakan untuk membuat Larutan uji dan WS adalah Encerkan alikot Larutan uji dengan air untuk
bobot zat dalam g yang digunakan untuk membuat mendapatkan kadar larutan yang sesuai dengan Larutan
Larutan baku B. baku. Tanpa mengubah pengaturan kondisi fotometer
nyala, tetapkan emisi larutan sebagai persentase
transmisi, rekam pembacaan (T). Pengaturan kembali
UJI BATAS KALSIUM, KALIUM DAN hanya pada monokromator, ke panjang gelombang yang
ditentukan untuk penetapan latar belakang. Tetapkan
NATRIUM <351>
emisi larutan pada panjang gelombang tersebut sebagai
persentase transmisi, dan rekam pembacaan (B).
Fotometer nyala khusus dilengkapi dengan detektor
tabung foto pelipat ganda untuk penetapan kalsium atau
natrium, detektor tabung cahaya peka warna merah untuk Panjang gelombang (nm) Lebar
Ion pita (nm)
penetapan kalium, mono-kromator, celah keluar yang Spesifik Latar belakang
mudah diatur, alat kendali yang peka, dan pembakar
Kalsium 422,7 430 0,8
oksiasetilena. Pembakar oksihidrogen diperlukan untuk
Kalium 766,5 750 12
penetapan kalium di dalam campuran dengan kalsium
Natrium 589 580 0,8
jumlah besar.
Larutan baku ion kalsium Masukkan 249,7 mg kalsium
karbonat P yang telah dikeringkan pada suhu 300° Pengujian ini dinyatakan memenuhi syarat, jika harga
selama 3 jam dan didinginkan dalam eksikator selama T kurang B, lebih kecil dari atau sama dengan S kurang T.
2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam
campuran 20 ml air dan 5 ml asam klorida 3 N, encerkan
dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung UJI BATAS KLORIDA DAN SULFAT <361>
1,00 mg ion kalsium (Ca).
Larutan baku ion kalium Masukkan 190,7 mg kalium Uji batas klorida dan sulfat berikut adalah prosedur
klorida P yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama umum untuk menetapkan batas klorida dan sulfat yang
2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan tertera pada masing-masing monografi.
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan Lakukan pengujian dan pembandingan menggunakan
mengandung 1,00 mg ion kalium (K). sepasang tabung kaca dengan diameter sama dan
Larutan baku ion natrium Masukkan 254,2 mg natrium disetarakan sebaik mungkin seperti tertera pada
klorida P yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama pembandingan visual dalam Spektrofotometri dan
2 jam, ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Hamburan Cahaya <1191>. Gunakan jumlah dan jenis
encerkan dengan air sampai tanda. Tiap ml larutan pereaksi yang sama pada Larutan uji maupun Larutan
mengandung 1,00 mg ion natrium (Na). pembanding yang mengandung sejumlah volume tertentu
Larutan baku Masukkan 50 ml alikot Larutan uji ke klorida atau sulfat. Jika setelah diasamkan larutan tidak
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan sejumlah volume jernih, saring melalui kertas saring yang tidak
Larutan baku ion yang tertera pada masing-masing memberikan reaksi terhadap klorida dan sulfat.
monografi, encerkan dengan air sampai tanda. Encerkan Tambahkan sejumlah larutan pengendap perak nitrat LP
larutan ini secara kuantitatif dengan air secukupnya, atau barium klorioda LP sejumlah yang diperlukan pada
untuk mendapatkan kadar ion yang diuji sesuai dengan Larutan uji dan Larutan pembanding pada saat yang
daerah pengukuran yang ideal pada fotometer nyala yang bersamaan.
digunakan. Jika pada masing-masing monografi, pengujian
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain pada masing- dilakukan terhadap volume tertentu Larutan uji, dan batas
masing monografi, masukkan 2,000 g zat uji ke dalam klorida atau sulfat sesuai dengan atau kurang dari 0,20 ml
labu tentukur 100-ml, dinginkan dalam tangas es, asam klorida 0,02 N atau asam sulfat 0,02 N, lakukan
tambahkan 5 ml asam nitrat P, goyang sampai larut dan pengujian tanpa pengenceran lebih lanjut. Dalam hal ini,
biarkan hangat sampai suhu kamar. Jika perlu panaskan pertahankan volume Larutan pembanding sama seperti
hati-hati untuk mendapatkan campuran yang jernih atau pada Larutan uji. Untuk pengujian pada garam logam
hanya sedikit keruh. Dinginkan sampai suhu kamar, jika berat, yang pada umumnya bereaksi asam, hilangkan
perlu, encerkan dengan air sampai tanda. Jika perlu, penambahan asam dan larutan tidak boleh dinetralkan.
saring atau sentrifus untuk mendapatkan larutan yang Larutkan garam bismuth dalam beberapa ml air dan 2 ml
jernih. asam nitrat P sebelum penambahan larutan pengendap.
- 1415 -
Klorida Larutkan sejumlah zat uji dalam 30 - 40 ml air, pengisi 3 % fase cair G3 pada partikel penyanggga S1A
atau, jika zat uji adalah larutan, tambahkan air tersilanisasi, pertahankan suhu pada 120. Gunakan
secukupnya hingga jumlah volume 30 - 40 ml, dan jika nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih
perlu netralkan larutan dengan asam nitrat P terhadap kurang 30 ml per menit.
kertas lakmus P. Tambahkan 1 ml asam nitrat P dan 1
ml perak nitrat LP, dan tambahkan air secukupnya Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
hingga 50 ml. Campur, diamkan larutan 5 menit sama (dengan rentang 2 - 20 µl) Larutan baku dan
terlindung cahaya matahari langsung. Bandingkan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram
kekeruhan yang terjadi dengan larutan pembanding yang dan ukur luas puncak utama. Perbandingan respons
mengandung sejumlah volume asam klorida 0,020 N puncak dimetilanilin terhadap puncak naftalena yang
seperti tertera pada monografi. diperoleh dari Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan
baku (0,002 %).
Sulfat Larutkan sejumlah zat uji dalam 30 - 40 ml air,
atau, jika zat uji adalah larutan, tambahkan air
secukupnya hingga jumlah volume 30 - 40 ml, dan jika UJI BATAS LOGAM BERAT <371>
perlu netralkan larutan dengan asam klorida P terhadap
kertas lakmus P. Tambahkan 1 ml asam klorida 3 N, 3 ml Pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukkan
barium klorida LP dan air secukupnya hingga 50 ml. bahwa cemaran logam yang dengan ion sulfida
Campur, diamkan larutan 10 menit. Bandingkan menghasilkan warna pada kondisi penetapan, tidak
kekeruhan yang terjadi dengan larutan pembanding yang melebihi batas logam berat yang tertera pada masing-
mengandung sejumlah volume asam sulfat 0,020 N masing monografi, dinyatakan dalam % (bobot) timbal
seperti tertera pada monografi. dalam zat uji, ditetapkan dengan membandingkan secara
visual seperti tertera pada pembandingan visual dalam
Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> dengan
UJI BATAS DIMETILANILIN <362> pembanding Larutan baku timbal. [Catatan Senyawa-
senyawa yang memberikan respons pada uji ini adalah
Uji batas berikut digunakan sebagai prosedur umum, timbal, raksa, bismut, arsen, antimon, timah, kadmium,
bila dinyatakan pada masing-masing monografi untuk perak, tembaga, dan molibdenum].
menetapkan dimetilanilin (sebagai penangkap asam Tetapkan jumlah logam berat menggunakan Metode I,
klorida yang mungkin digunakan selama proses) dalam kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi.
suatu zat secara kromatografi gas. Metode I digunakan untuk zat yang pada kondisi
penetapan memberikan larutan jernih dan tidak berwarna
Larutan baku internal Kecuali dinyatakan lain dalam pada kondisi uji. Metode III digunakan untuk zat yang
masing-masing monografi, buat larutan naftalena dalam pada kondisi Metode I tidak menghasilkan larutan jernih
sikloheksana P dengan kadar lebih kurang 50 µg per ml. dan berwarna, atau senyawa yang karena sifatnya
menganggu pengendapan logam oleh ion sulfida atau
Larutan baku Kecuali dinyatakan lain dalam masing- minyak lemak dan minyak menguap. Metode V suatu
masing monografi, timbang saksama lebih kurang 50 mg metode digesti basah, hanya digunakan bila Metode I dan
N,N–dimetilanilin masukkan ke dalam labu tentukur Metode III tidak dapat digunakan.
50-ml, tambahkan 25 ml asam klorida 1 N, goyangkan
hingga larut, encerkan dengan air sampai tanda dan Pereaksi khusus
campur. Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur
250-ml, encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Larutan persediaan timbal(II) nitrat Larutkan 159,8
Pipet 1 ml larutan masukkan ke dalam tabung sentrifuga mg timbal(II) nitrat P dalam 100 ml air yang telah
yang sesuai, tambahkan 5,0 ml natrium hidroksida 1 N ditambah 1 ml asam nitrat P, kemudian encerkan dengan
dan 1,0 ml Larutan baku internal, kocok kuat selama air hingga 1000,0 ml. Buat dan simpan larutan ini dalam
1 menit, dan sentrifus. Gunakan beningan sebagai wadah kaca yang bebas dari garam-garam timbal yang
Larutan baku. larut.
Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing- Larutan baku timbal Buat larutan segar dengan
masing monografi, timbang saksama lebih kurang 1 g zat mengencerkan 10,0 ml Larutan persediaan timbal(II)
uji, masukkan ke dalam tabung sentrifuga yang sesuai, nitrat dengan air hingga 100,0 ml. Tiap ml Larutan baku
tambahkan 5,0 ml natrium hidroksida 1 N dan 1,0 ml timbal setara dengan 10 µg timbal. Larutan pembanding
Larutan baku internal, kocok kuat selama 1 menit, dan yang dibuat dari 100 µl Larutan baku timbal dalam 1
sentrifus. Gunakan beningan sebagai Larutan uji. gram zat uji setara dengan 1 bagian timbal per sejuta.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi
<931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom 2 mm x 2 m berisi bahan
- 1416 -
Metode I
Larutan blangko Campur 10 ml air dengan 2 ml
Dapar asetat pH 3,5 Larutkan 25,0 g amonium asetat Larutan uji.
P dalam 25 ml air dan tambahkan 38,0 ml asam klorida 6
N. Jika perlu atur pH hingga 3,5 dengan penambahan Prosedur Ke dalam tiap larutan tambahkan 2 ml dapar
amonium hidroksida 6 N atau asam klorida 6 N, encerkan asetat pH 3,5 dan campur. Tambah 1,2 ml tioasetamida
dengan air hingga 100 ml, campur. LP, campur dengan cepat dan diamkan 2 menit. Amati
permukaan dari atas pada dasar putih: uji tidak absah bila
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku timbal (20 µg Larutan baku tidak menunjukkan warna cokelat
Pb) ke dalam tabung pembanding warna 50 ml, dan dibanding Larutan blangko, warna cokelat yang terjadi
encerkan dengan air hingga 25 ml. Atur pH antara 3,0 dan pada Larutan uji tidak lebih intensif dari warna Larutan
4,0 dengan penambahan asam asetat 1 N atau amonium baku. Jika hasil yang diperoleh sulit untuk disimpulkan,
hidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga 40 ml, campur. saring larutan melalui penyaring membran (ukuran pori
3 µm); lihat gambar alat tanpa prefilter. Lakukan
Larutan uji Ke dalam tabung pembanding warna 50 penyaringan secara lambat dan menyeluruh menggunakan
ml masukkan 25 ml Larutan uji seperti tertera pada tekanan sedang dan konstan. Bandingkan bercak pada
masing-masing monografi atau menggunakan sejumlah penyaring di antara ketiga larutan.
volume asam jika dinyatakan dalam masing-masing
monografi, larutkan dan encerkan dengan air hingga 25 Metode III
ml. Gunakan sejumlah zat uji dalam g, yang dihitung
dengan rumus : [Catatan Metode ini tidak mencakup merkuri.]
Metode VI
20
Pereaksi
V Larutan kalium permanganat Larutkan 5 g kalium
permanganat P dalam 100 ml air.
V adalah volume, dalam ml Titran ditizon yang Larutan hidroksilamina hidroklorida Larutkan 10 g
ditambahkan. hidroksilamina hidroklorida P dalam 100 ml air.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g, Larutan timah(II) klorida Larutkan 10 g timah(II)
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml bersumbat klorida, SnCl2.2H2O dalam 20 ml asam klorida P hangat,
kaca, tambahkan 20 ml campuran asam nitrat P dan asam tambahkan 80 ml air. Buat segar setiap minggu.
sulfat P volume sama, hubungkan dengan pendingin yang Larutan baku raksa Buat dari Larutan persediaan
sesuai, refluks campuran selama 1 jam, dinginkan, raksa seperti pada Metode I. Tiap ml Larutan baku raksa
encerkan hati-hati dengan air dan didihkan sampai uap mengandung setara dengan 1 µg Hg.
asam nitrit habis. Dinginkan larutan, encerkan hati-hati
dengan air, pindahkan ke dalam labu tentukur 200-ml, Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing-
encerkan dengan air sampai tanda, campur dan saring. masing monografi, timbang dalam g, zat uji yang dihitung
Prosedur Masukkan 50,0 ml Larutan uji ke dalam dengan rumus:
corong pisah 250 ml, ekstraksi beberapa kali dengan
sedikit kloroform P, sampai ekstrak kloroform terakhir 2,0
tidak berwarna. Buang ekstrak kloroform dan pada
larutan tambahkan 50 ml asam sulfat 1 N, 90 ml air, 1 ml
L
asam asetat glasial P dan 10 ml larutan hidroksilamina L adalah batas raksa dalam bpj.
hidroklorida P (1 dalam 5). Lakukan seperti pada
Pembakuan titran ditizon, mulai dengan “Titrasi larutan Metode IIa
dengan Titran ditizon”. Hitung jumlah raksa.
Larutan baku Pipet 2,0 ml Larutan baku raksa ke
Metode II dalam gelas piala 100 ml, tambahkan 35 ml air, 3 ml
asam sulfat P, dan 1 ml Larutan kalium permanganat.
Instrumen deteksi raksa Gunakan spektrofotometer Tutup gelas piala dengan kaca arloji, didihkan beberapa
serapan atom yang sesuai, dilengkapi dengan perekam detik, dinginkan.
respons cepat dan dapat mengukur radiasi yang diserap
oleh uap raksa pada garis resonansi raksa pada 253,6 nm. Larutan uji Masukkan sejumlah zat uji ke dalam gelas
[Catatan Cuci semua peralatan kaca yang digunakan piala 100 ml, dan tambahkan 35 ml air. Aduk dan
dengan asam nitrat P, dan bilas seaksama dengan air hangatkan jika perlu untuk melarutkan. Tambahkan 2
sebelum digunakan]. tetes fenolftalein LP, dan perlahan-lahan netralkan
seperlunya sambil terus diaduk, dengan natrium
hidroksida 1 N atau asam sulfat 1 N. Tambahkan 3 ml
- 1420 -
asam sulfat P dan 1 ml Larutan kalium permanganat. terurai oleh asam, tambahkan hati-hati melalui pendingin,
Tutup gelas piala dengan kaca arloji, didihkan beberapa tetes demi tetes hidrogen peroksida P, biarkan reaksi reda
menit, dan dinginkan. dan panaskan lagi di antara penetesan (tambahkan
beberapa tetes pertama dengan sangat hati-hati dengan
Prosedur Pasang alat aerasi seperti pada gambar, pencampuran yang cukup, untuk mencegah reaksi yang
dengan bejana aerasi dan labu perangkap dalam keadaan cepat; hentikan pemanasan jika terjadi buih berlebihan).
kosong, dan kran pada posisi langsung ke labu perangkap. Jika reaksi telah reda, panaskan hati-hati, goyang labu
Hubungkan alat dengan sel penyerap, dan atur laju aliran sesekali untuk mencegah zat melekat pada dinding dasar
udara atau nitrogen P sehingga dalam prosedur berikut labu yang kontak dengan pemanas. Pertahankan kondisi
diperoleh penyerapan dan reprodusibilitas maksimum, oksidasi selama digesti dengan penambahan sedikit
tanpa busa berlebih dalam Larutan uji. Usahakan hidrogen peroksida apabila campuran menjadi cokelat
pembacaan garis dasar yang lurus pada 253,6 nm, sesuai atau hitam. Lanjutkan digesti sampai zat organik terurai,
buku petunjuk penggunaan alat. Perlakukan Larutan baku dan kemudian refluks campuran selama 1 jam. Hentikan
dan Larutan uji dengan cara yang sama sebagai berikut: sirkulasi air pendingin, dan panaskan hingga terjadi asap
Hilangkan kelebihan permanganat dengan penambahan putih belerang trioksida berlebih dan larutan menjadi
tetes demi tetes Larutan hidroksilamina hidroksida, tidak berwarna atau sedikit kekuningan. Dinginkan, dan
sampai larutan tidak berwarna. Segera masukkan larutan tambahkan 10 ml air hati-hati melalui kondensor, sambil
ke dalam bejana aerasi, bilas dan encerkan dengan air menggoyangkan labu. Panaskan kembali hingga terjadi
hingga 100 ml. Tambahkan 2 ml Larutan timah(II) uap putih. Dinginkan, tambahkan 15 ml air hati-hati.
klorida, dan segera hubungkan kembali bejana aerasi Lepaskan pendingin, bilas dinding labu sebelah dalam
dengan Alat aerasi, putar kran dari posisi langsung ke dengan beberapa ml air hingga diperoleh volume 35 ml.
labu perangkap ke posisi aerasi, dan teruskan aerasi Tambahkan 1 ml Larutan kalium permanganat, didihkan
sampai puncak serapan telah terlampaui dan pena selama beberapa detik, dan dinginkan.
pencatat kembali ke garis dasar. Lepaskan bejana aerasi Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam
dari alat, dan cuci alat setelah digunakan. Setelah Metode IIa.
dikoreksi dengan blangko pereaksi, serapan Larutan uji
tidak lebih dari Larutan baku.
UJI BATAS SELENIUM <391>
Metode IIb
Larutan persediaan Larutkan 40,0 mg selenium P
[Perhatian Beberapa zat pada waktu didigesti dengan dalam 100 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 2) dalam
hidrogen peroksida dapat menimbulkan ledakan hebat. labu tentukur 1000-ml, jika perlu hangatkan hati-hati di
Perhatikan keamanan selama bekerja]. atas tangas uap hingga larut, tambahkan air sampai tanda.
Larutan baku Pipet 2 ml Larutan baku raksa ke Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur 200-ml,
dalam Erlenmeyer 125 ml, tambahkan masing-masing 3 tambahkan air sampai tanda. Tiap ml larutan mengandung
ml asam nitrat P dan asam sulfat P, campur, dan setara dengan 1 µg selenium (Se).
tambahkan sejumlah hidrogen peroksida P sejumlah yang
sama seperti yang digunakan pada pembuatan Larutan Larutan diaminonaftalena Larutkan 10 mg 2,3-di-
uji. Hubungkan labu dengan kondensor air dingin yang aminonaftalena P dan 500 mg hidroksilamin hidroklorida
sesuai, dan refluks di dalam lemari asam selama 1 jam. P dalam asam klorida 0,1 N hingga 100 ml. Larutan
Hentikan sirkulasi air yang melewati kondensor, dan dibuat segar.
panaskan hingga terjadi uap putih di dalam labu.
Dinginkan, dan secara hati-hati tambahkan 10 ml air Larutan baku Pipet 6 ml Larutan persediaan ke
melalui pendingin, sambil goyangkan labu. Panaskan dalam gelas piala 150 ml, tambahkan 25 ml larutan asam
kembali hingga terjadi uap putih, dinginkan dan nitrat P (1 dalam 30) dan 25 ml air.
tambahkan lagi 15 ml air. Lepaskan kondensor dan bilas
dinding labu hingga diperoleh volume 35 ml. Tambahkan Larutan uji Faktor penting dalam pengujian adalah
1 ml Larutan kalium permanganat, didihkan selama pembakaran sempurna zat uji. Untuk senyawa yang
beberapa detik, dan dinginkan. pembakarannya kurang sempurna dan menghasilkan
jelaga, penambahan magnesium oksida P biasanya
Larutan uji Masukkan sejumlah zat uji yang telah menghasilkan pembakaran lebih sempurna dan
dihitung ke dalam labu Erlenmeyer 125 ml. Tambahkan mengurangi pembentukan jelaga. Penambahan
masing-masing 5 ml asam nitrat P dan asam sulfat P dan magnesium oksida yang diperlukan tertera pada masing-
beberapa manik kaca. Hubungkan labu dengan kondensor masing monografi. Gunakan labu pembakar 1000 ml dan
air dingin dan digesti dalam lemari asam, sebaiknya 25 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 30) sebagai cairan
dengan lempeng pemanas pada suhu tidak lebih dari 120 penjerap, dan lakukan seperti tertera pada Pembakaran
sampai mulai pengarangan. (Jika diperlukan penambahan dengan Labu Oksigen <501>, jika tidak dinyatakan lain
asam sulfat P untuk membasahi spesimen secara dalam masing-masing monografi, gunakan contoh
sempurna, tambahkan hati-hati melalui kondensor, tetapi pengujian 100 - 200 mg. Setelah pembakaran sempurna,
jumlahnya tidak boleh lebih dari 10 ml). Setelah zat uji
- 1421 -
basahi mulut labu dengan beberapa ml air, longgarkan Enceran larutan baku timbal Encerkan sejumlah
sumbat, dan bilas sumbat, tempat contoh, dan dinding volume Larutan baku timbal yang diukur saksama seperti
labu dengan lebih kurang 10 ml air. Masukkan larutan tertera pada Uji Batas Logam Berat <371> (mengandung
dengan bantuan lebih kurang 20 ml air ke dalam gelas 10 g Pb per ml), dengan 9 bagian volume larutan asam
piala 150 ml dan panaskan hati-hati sampai suhu didih. nitrat P (1 dalam 100) hingga kadar timbal 1 g per ml.
Didihkan selama 10 menit dan biarkan dingin pada suhu Larutan pengekstraksi ditizon Larutkan 30 mg ditizon
kamar. P dalam 1000 ml kloroform P dan tambahkan 5 ml etanol
P. Simpan larutan dalam lemari pendingin.
Prosedur Perlakukan Larutan baku, Larutan uji dan Sebelum digunakan, kocok sejumlah volume Larutan
blangko pereaksi yang mengandung 25 ml larutan asam pengekstraksi ditizon dengan lebih kurang setengah
nitrat P (1 dalam 30) dan 25 ml air, secara bersamaan volume larutan asam nitrat P (1 dalam 100), buang
sebagai berikut: Tambahkan larutan amoniumm bagian asam nitrat.
hidroksida P (1 dalam 2) hingga pH 2,0 ± 0,2. Encerkan Larutan hidroksilamina hidroklorida Larutkan 20 g
dengan air hingga 60,0 ml dan pindahkan ke dalam hidroksilamina hidroklorida P dalam air secukupnya
corong pisah aktinik rendah dengan bantuan 10,0 ml air, hingga lebih kurang 65 ml, pindahkan ke dalam corong
tambahkan 10,0 ml air bilasan ke dalam corong. pisah, tambahkan 5 tetes biru timol LP kemudian
Tambahkan 200 mg hidroksilamina hidroklorida P, tambahkan amonium hidroksida P hingga terjadi warna
goyang hingga larut, tambahkan segera 5,0 ml larutan kuning. Tambahkan 10 ml larutan natrium
diaminonaftalena, tutup labu, goyang. Diamkan larutan dietilditiokarbamat P (1 dalam 25), campur dan diamkan
pada suhu kamar selama 100 menit. Tambahkan 5,0 ml selama 5 menit. Ekstraksi larutan beberapa kali, tiap kali
sikloheksana P, kocok kuat selama 2 menit, biarkan dengan 10 - 15 ml kloroform P hingga 5 ml ekstrak
lapisan memisah. Buang lapisan air, dan sentrifus ekstrak kloroform tidak menghasilkan warna kuning apabila
sikloheksana untuk menghilangkan air yang terdispersi. dikocok dengan tembaga(II) sulfat LP. Tambahkan asam
Tetapkan serapan ekstrak sikloheksana Larutan uji dan klorida 3 N sampai larutan berwarna merah muda (jika
Larutan baku pada panjang gelombang serapan perlu, tambahkan lagi 1 tetes atau 2 tetes biru timol LP)
maksimum lebih kurang 380 nm, gunakan ekstrak dan encerkan dengan air hingga 100 ml.
sikloheksana dari blangko pereaksi sebagai blangko. Larutan kalium sianida Larutkan 50 g kalium sianida P
Serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku, dalam air secukupnya hingga 100 ml. Hilangkan timbal
menggunakan 200 mg contoh pengujian atau jika dengan cara mengekstraksi larutan beberapa kali, tiap kali
digunakan 100 mg contoh pengujian, tidak lebih besar menggunakan Larutan pengekstraksi ditizon seperti
dari setengah kali serapan Larutan baku. tertera pada Larutan amonium sitrat di atas, kemudian
ekstraksi sisa ditizon dengan kloroform P. Encerkan
Larutan sianida dengan air secukupnya hingga kadar 10 g
UJI BATAS TIMBAL <401> kalium sianida per 100 ml.
Larutan baku ditizon Larutkan 10 mg ditizon P dalam
Ketatnya batas jumlah timbal yang diperbolehkan 1000 ml kloroform P. Simpan larutan dalam botol bebas
dalam sediaan farmasi mengakibatkan penggunaan dua timbal bersumbat kaca, lindungi terhadap cahaya
metode yang salah satunya adalah metode berikut ini menggunakan pelindung yang sesuai, simpan dalam
yang bergantung pada ekstraksi timbal dengan larutan lemari pendingin.
ditizon. Untuk penetapan kadar logam berat secara
umum, dihitung sebagai timbal, dapat dilihat pada Uji Larutan uji [Catatan Apabila dalam pembuatan
Batas Logam Berat <371>. larutan uji berikut ini, zat uji sangat cepat bereaksi dan
Untuk uji berikut ini, gunakan pereaksi yang mulai mengarang dengan 5 ml asam sulfat P sebelum
mempunyai kandungan timbal serendah mungkin dan dipanaskan, gunakan 10 ml larutan asam sulfat sulfat P
simpan semua pereaksi dalam wadah kaca borosilikat. (1 dalam 2) dingin dan tambahkan beberapa tetes
Bilas semua alat kaca dengan larutan asam nitrat P hidrogen peroksida P sebelum dipanaskan]. Apabila
(1 dalam 2) hangat, kemudian bilas dengan air. dalam monografi tidak dicantumkan pembuatan larutan
uji secara khusus, buat Larutan uji sebagai berikut.
Pereaksi khusus [Perhatian Lakukan prosedur ini dengan hati-hati, sebab
Larutan amonia sianida Larutkan 2 g kalium sianida P beberapa zat mudah meledak apabila bereaksi dengan
dalam 15 ml amonium hidroksida P dan encerkan dengan hidrogen peroksida]. Masukkan 1,0 g zat uji ke dalam
air hingga 100 ml. labu yang sesuai, tambahkan 5 ml asam sulfat P dan
Larutan amonium sitrat Larutkan 40 g asam sitrat P beberapa manik kaca, dan ekstraksi di atas lempeng
dalam 90 ml air. Tambahkan 2 tetes atau 3 tetes merah pemanas dalam lemari asam hingga mulai mengarang.
fenol LP dan secara hati-hati tambahkan amonium Pemanasan dapat dilakukan dengan cara lain yang sesuai
hidroksida P hingga berwarna kemerahan. Hilangkan (jika perlu tambahkan asam sulfat P lagi, agar basah
timbal yang masih ada dengan cara mengekstraksi larutan sempurna, tetapi penambahan jangan lebih dari 10 ml).
beberapa kali, tiap kali dengan 20 ml Larutan Tambahkan hidrogen peroksida P 30% tetes demi tetes
pengekstraksi ditizon, hingga tinggal larutan ditizon yang dengan hati-hati, biarkan reaksi mereda dan panaskan lagi
berwarna jingga-hijau. diantara penetesan. Tambahkan beberapa tetes pertama
- 1422 -
secara sangat pelan, campur hati-hati supaya reaksi tidak telah ditentukan seperti tertera pada Warna dan
terlalu cepat, dan hentikan reaksi jika terbentuk busa Akromisitas <1291>.
berlebih. Goyang larutan dalam labu untuk mencegah zat Perlu diperhatikan kadar asam sulfat yang digunakan.
yang tidak bereaksi menempel pada dinding labu Pereaksi yang berkadar 95,0 % ± 0,5 % H2SO4 ditetapkan
[Catatan tambahkan peroksida jika campuran menjadi sebagai Larutan uji.
cokelat atau menjadi gelap]. Lanjutkan ekstraksi hingga
zat terurai sempurna, timbul asap belerang trioksida dan
larutan menjadi tidak berwarna. Dinginkan, tambahkan KADAR ZINK OKSIDA DALAM MASSA
hati-hati 10 ml air, panaskan hingga belerang trioksida PEREKAT <421>
timbul lagi, dan dinginkan. Ulangi prosedur ini
menggunakan 10 ml air lagi untuk menghilangkan sisa Panaskan 1 g contoh yang telah dipotong-potong
hidrogen peroksida, encerkan hati-hati dengan 10 ml air dengan 75 ml kloroform P, 6 ml asam asetat 6 N dan
dan dinginkan. 40 ml air dalam labu Erlenmeyer hingga lapisan
kloroform mendidih, lanjutkan pemanasan selama
Prosedur Pindahkan Larutan uji, bilas dengan 10 ml 4 menit sambil sering digoyang, biarkan agak dingin,
air, atau sejumlah volume larutan uji khusus seperti tutup labu, kocok kuat-kuat selama 2 menit, bilas tutup
tertera pada monografi, ke dalam corong pisah, dan dengan air dan kumpulkan bilasan dalam labu.
apabila tidak dinyatakan lain dalam monografi, Tambahkan 10 ml larutan dapar amonia pH 10,9 dan
tambahkan 6 ml Larutan amonium sitrat dan 2 ml titrasi selagi hangat dengan dinatrium edetat 0,1 M LV
Larutan hidroksilamina hidroklorida. (Untuk penetapan sambil terus digoyang, menggunakan 0,2 ml campuran
timbal dalam garam besi gunakan 10 ml Larutan indikator larutan hitam eriokrom P 0,5% dan larutan
amonium sitrat). Tambahkan 2 tetes merah fenol LP dan hidroksilamin hidroklorida P 4,5% dalam metanol P.
basakan dengan amonium hidroksida P, hingga berwarna Tiap ml dinatrium edetat 0,1 M setara dengan 8,137 mg
merah. Dinginkan larutan jika perlu, tambahkan 2 ml ZnO. Enaptuangkan cairan titrasi melalui penyaring
Larutan kalium sianida. Ekstraksi segera larutan ini berukuran 106 µm, kembalikan serat yang terkumpul
beberapa kali, tiap kali dengan 5 ml Larutan pada kain ke dalam labu, cuci beberapa kali dengan
pengekstraksi ditizon, alirkan tiap ekstrak ke dalam sedikit kloroform P dan keringkan pada suhu 105°.
corong pisah lain hingga larutan ditizon tetap berwarna Biarkan bahan yang sudah kering pada suhu dan
hijau. Kocok kumpulan larutan ditizon selama 30 detik kelembaban seperti tertera pada Penyiapan sediaan dalam
dengan 20 ml larutan asam nitrat P (1 dalam 100) dan Identifikasi Serat <841> dan timbang. Bobot massa
buang lapisan kloroform. Ke dalam larutan asam, perekat adalah selisih dalam bobot. Hitung persentase
tambahkan 5,0 ml Larutan baku ditizon dan 4 ml Larutan kandungan zink oksida dalam massa perekat.
amonia-sianida dan kocok selama 30 detik: warna
lembayung lapisan kloroform tidak lebih tua dari pada
larutan pembanding yang dibuat dari sejumlah volume KANDUNGAN ANTISEPTIK DALAM
Enceran larutan baku timbal yang setara dengan batas PEMBALUT <431>
timbal zat uji, menggunakan pereaksi yang sama dan
diperlakukan sama seperti zat uji. Aminakrin hidroklorida Ekstraksi 25 gr potongan-
potongan kecil pembalut yang telah diimpregnasi dengan
eter P menggunakan alat Soxhlet hingga lemak
UJI ZAT MUDAH TERARANGKAN <411> terekstraksi sempurna. Kocok ekstrak eter dengan 20 ml
air, biarkan memisah dan simpan lapisan air. Keringkan
Pada uji zat mudah terarangkan, kecuali dinyatakan bahan yang terekstraksi dalam aliran udara hangat dan
lain, tambahkan sejumlah tertentu zat yang telah di ekstraksi kembali dengan metanol P yang mengandung 1
serbuk halus jika berbentuk padat, sedikit demi sedikit ke ml asam klorida 2 N sampai bahan antiseptik terekstraksi
dalam wadah banding, yang terbuat dari kaca tak sempurna, uapkan ekstrak di atas tangas air sampai lebih
berwarna, tahan asam sulfat dan berisi sejumlah volume kurang 10 ml, tambahkan lapisan air yang diperoleh dari
tertentu asam sulfat LP. ekstraksi dengan eter, kemudian tambahkan 100 ml air,
Aduk campuran dengan batang pengaduk kaca sampai didihkan untuk mengurangi volume hingga lebih kurang
larut, diamkan selama 15 menit. Kecuali dinyatakan lain, 60 ml, dinginkan dan atur pH hingga 5,0 dengan larutan
bandingkan warna larutan dengan larutan padanan, yang natrium asetat P 10%. Sambil diaduk tambahkan 5 ml
terdapat dalam wadah banding terbuat dari kaca tak kalium heksasianoferat(III) 0,04 M, biarkan selama 30
berwarna dan mempunyai ukuran sama bagian dalam dan menit, saring dan cuci residu dengan 50 ml air. Pada
penampang melintang. Amati kedua cairan dari atas kumpulan filtrat dan air cucian, tambahkan berturut-turut
dengan latar belakang porselen atau kaca putih. 1 ml asam klorida P, 1 g natrium klorida P, 5 ml larutan
Jika pemanasan diperlukan untuk mempercepat kalium iodida P 2,0% dan 2 ml larutan zink sulfat P
pelarutan zat dalam asam sulfat LP, campur zat dengan 15,0%, sambil diaduk setelah setiap penambahan.
asam sulfat LP dalam tabung reaksi, panaskan seperti Biarkan selama 3 menit dan titrasi dengan natrium
yang ditentukan, pindahkan ke dalam wadah banding
untuk membandingkan dengan Larutan padanan yang
- 1423 -
tiosulfat 0,04 M LV menggunakan indikator natrium dalam metanol P dan telah didispersikan dan dikeringkan
amilum glikolat LP. Lakukan penetapan blangko. pada suhu 105° (V2 ml). Hitung persentase C22H40BrNO,
dengan rumus:
1 ml natium tiosulfat 0,04 M
setara dengan 29,85 mg C13H10N2.HCl.H2O 0,7V1
wV 2
Klorheksidin hidroklorida Larutan uji Timbang
seksama 30 g pembalut yang telah diimpregnasi,
tambahkan 140 ml air dan 60 ml asam klorida 1 N, kocok Metode II Buat kolom kromatografi sebagai berikut:
selama 30 menit, enaptuangkan. Kocok residu selama Suspensikan sejumlah resin penukar anion basa kuat
15 menit dua kali, tiap kali dengan 100 ml campuran (Amberlit IRA-400, Deasidit FF-IP atau Zerolit FF)
7 volume air dan tiga kali volume asam klorida 1 N, dalam asam klorida 2 N dan biarkan selama 10 menit.
enaptuangkan setiap ekstrak. Encerkan kumpulan ekstrak Masukkan suspensi secukupnya ke dalam tabung
dengan air hingga 1000 ml. Pada 40,0 ml larutan ini kromatografi yang sesuai, dilengkapi gumpalan wol kaca
tambahkan 45 ml air dan 5 ml larutan setrimida P 20%, pada ujungnya yang menyempit, hingga tinggi kolom
basakan dengan natrium hidroksida 5 N, terhadap kertas lebih kurang 15 cm, cuci kolom dengan air hingga pH
lakmus P, tambahkan 2 ml brom P 1,0% dalam natrium eluat 6 - 7, kemudian cuci beberapa kali dengan metanol P.
hidroksida 10 N dan kocok. Tambahkan 1 ml isopropanol Keringkan 5 g potongan-potongan kecil bahan
P untuk menghilangkan buih, encerkan dengan air hingga pembalut yang akan diuji pada suhu 105° hingga bobot
100 ml dan biarkan pada suhu 18° - 22° selama 25 menit. tetap, celupkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang
Ukur serapan dari larutan yang dihasilkan pada panjang berisi 100 ml metanol P dan kocok selama 30 menit.
gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm. Enaptuangkan cairan bagian atas yang jernih. Masukkan
Kurva kalibrasi Buat kurva kalibrasi serapan 50 ml ke dalam kolom melalui corong pisah dengan
menggunakan larutan yang mengandung 0,001% sampai kecepatan lebih kurang 3 ml per menit, kumpulkan eluat
0,005% Klorheksidin Hidroklorida BPFI dalam dalam labu alas datar, cuci kolom dengan 40 ml metanol
campuran 5 volume asam klorida 1 N dan 95 volume air. P, uapkan kumpulan eluat dan cucian di atas tangas air
Lakukan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari hingga volume 5 ml sampai 10 ml, biarkan dingin dan
“Pada 40,0 ml larutan ini tambahkan...”. Hitung lakukan seperti tertera pada Metode I, mulai dari
kandungan C22H30Cl2N10.2HCl menggunakan kurva “Tambahkan 40 ml air dan ...”.
kalibrasi.
C p P
.......(unit) berupa angka yang diikuti dengan satuan
ukuran, misalnya 0,015 mg per ml atau 0,1%]. 100 1 2
Zat-zat yang paling lazim digunakan adalah 2 senyawa V p 2 P1
raksa: fenil raksa(II) nitrat dan timerosal; dan 4 homolog
ester asam p-hidroksibenzoat, fenol, benzil alkohol, dan
klorobutanol. Cara penetapan fenil raksa(II) nitrat dan C adalah kadar benzil alkohol dalam mg per ml Larutan
timerosal dengan metode polarografi, sedangkan yang baku; V adalah volume zat uji dalam ml tiap 100 ml
lainnya secara kromatografi gas. Larutan uji.
Prosedur umum berikut ini dapat digunakan untuk Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 140 mg
penetapan kuantitatif benzil alkohol, klorobutanol, fenol benzaldehida P dalam 10 ml metanol P dalam labu
dan ester metil, etil, propil dan butil asam tentukur 100-ml, goyang sampai larut, dan encerkan
p-hidrobenzoat, yang disebut terakhir dianggap sebagai dengan air sampai tanda.
satu kelompok, dan masing-masing, jika ada, dapat
ditetapkan secara terpisah. Buat Larutan baku internal Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 125 mg
dan Larutan baku untuk tiap senyawa seperti berikut ini. klorobutanol P, masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml.
Kecuali dinyatakan lain, buat Larutan uji dengan cara Tambahkan 2 ml metanol P, goyang sampai larut.
mencampur sejumlah Larutan baku internal dan sejumlah Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini
zat uji yang diukur saksama, hingga kadar zat dan 5,0 ml Larutan baku internal, masukkan ke dalam
antimikroba dan komposisi pelarutnya mendekati kadar labu tentukur 25-ml, campur hingga kadar klorobutanol
dan komposisi Larutan baku. Parameter operasional lebih kurang 2,5 mg per ml.
kromatograf gas disarankan seperti tertera pada tabel
dibawah ini; sebagai gas pembawa helium P atau nitrogen Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume zat uji,
P; tipe detektor ionisasi nyala. jika perlu encerkan dengan metanol P hingga
mengandung klorobutanol tidak lebih dari 5,0 mg per ml.
Tabel Parameter Operasional Campur 3,0 ml larutan ini dengan 3,0 ml Larutan baku
Kromatograf Gas internal.
Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara
laju
Ukuran kolom Isi kolom/
aliran, suhu kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>
Zat fase
Diameter penyangga
ml per kolom [Catatan lihat Tabel Parameter Operasional
panjang menit
dalam Kromatograf Gas]. Pertahankan suhu injektor dan
Benzil Alkohol 1,8 m 3 mm 5% G16/SIA 50 140o detektor masing-masing pada suhu 180 dan 220.
Klorobutanol 1,8 m 2 mm 5% G16/SIA 20 110o
Fenol 1,2 m 3 mm 5% G16/SIA 50 145o Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Paraben 1,8 m 2 mm 5% G2/SIA 20 150o kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak benzaldehida
Benzil Alkohol dan klorobutanol tidak kurang dari 2,0 dan simpangan
baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Larutan baku internal Larutkan lebih kurang 380 mg Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
fenol P dalam 10 ml metanol P dalam labu tentukur 200- sama (lebih kurang 1 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke
ml, tambahkan air sampai tanda. dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Waktu
retensi relatif benzaldehida dan klorobutanol masing-
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 180 mg masing lebih kurang 0,8 dan 1,0. Hitung jumlah dalam
benzil alkohol P, larutkan dalam 20,0 ml metanol P mg C4H7Cl3O, per ml zat uji yang digunakan dengan
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan Larutan baku rumus :
internal sampai tanda.
L R
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume C u
sama (lebih jurang 5 µl) Larutan baku dan Larutan uji, D Rs
gunakan parameter operasional kromatograf gas yang
tertera pada Tabel. Ukur luas puncak benzil alkohol dan C adalah klorobutanol dihitung terhadap zat anhidrat
fenol Larutan baku, tandai masing-masing dengan P1 dan dalam mg per ml Larutan baku; L adalah jumlah
P2, dan luas puncak p1 dan p2 dari Larutan uji. Hitung klorobutanol yang tertera pada etiket dalam mg per ml zat
jumlah dalam mg C7H8O, per ml zat uji yang digunakan uji; D adalah kadar klorobutanol dalam mg per ml
dengan rumus : Larutan uji dihitung terhadap volume zat uji yang telah
diencerkan; Ru dan Rs berturut-turut adalah perbandingan
puncak klorobutanol dan benzaldehida dalam Larutan uji
dan Larutan baku.
- 1425 -
Fenol asetamida P, atau bis(trimetilsilil)trifluoroasetamida P.
Campur, dan biarkan tidak kurang dari 15 menit.
Larutan baku internal Pipet 1 ml benzil alkohol P,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
metanol P sampai tanda. sama (lebih kurang 2 µl) Larutan baku dan Larutan uji
masing-masing yang telah disilanisasi, gunakan
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 75 mg parameter operasional kromatograf gas seperti tertera
fenol P, larutkan dalam 7,5 ml metanol P dalam labu pada Tabel. Ukur luas puncak metil paraben, propil
tentukur 100-ml. Tambahkan 20,0 ml Larutan baku paraben dan benzofenon Larutan baku, tandai masing-
internal dan tambahkan air sampai tanda. masing dengan P1, P2 dan P3, dan luas puncak p1, p2 dan
p3 dari Larutan uji. Hitung jumlah dalam µg C8H8O3, per
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume ml zat uji dengan rumus:
sama (lebih kurang 3 µl) Larutan baku dan Larutan uji,
gunakan parameter operasional kromatograf gas seperti
C p1 P3
tertera pada Tabel. Ukur luas puncak fenol dan benzil 100 M
alkohol dari Larutan baku, tandai masing-masing dengan V p 3 P1
P1 dan P2, dan puncak p1 dan p2 dari Larutan uji. Hitung
jumlah dalam mg C6H6O, dalam per ml zat uji yang CM adalah kadar metilparaben dalam µg per ml Larutan
digunakan dengan rumus: baku; V adalah volume zat uji dalam ml. Dengan cara
yang sama, hitung jumlah dalam µg propilparaben,
C p P C10H12O3 per ml zat uji dengan rumus:
100 1 2
V p 2 P1
C p P
10 p 2 3
C adalah kadar fenol dalam mg per ml Larutan baku; V
V p3 P2
adalah volume zat uji dalam ml per 100 ml Larutan uji.
Cp adalah kadar propilparaben dalam µg per ml Larutan
baku. Etilparaben dan Butilparaben dapat ditetapkan
Metilparaben dan Propilparaben dengan cara yang sama.
Larutan baku Timbang saksama masing-masing 100 Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg
mg metilparaben P dan 10 mg propilparaben P, fenil raksa(II) nitrat P, larutkan dalam larutan natrium
masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan hidroksida P (1 dalam 250) dalam labu tentukur 1000-ml,
Larutan baku internal sampai tanda. Pipet 10 ml larutan jika perlu dihangatkan, tambahkan larutan natrium
ini, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 25 ml dan hidroksida P sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ini,
lanjutkan seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml dan lanjutkan
“Tambahkan 3 ml piridina P....”. seperti tertera pada Larutan uji, mulai dari “tambahkan 2
ml larutan kalium nitrat P (1 dalam 100)…”.
Larutan uji Pipet 10 ml zat uji dan 10 ml Larutan
baku internal, masukkan ke dalam corong pisah kecil. Larutan uji Pipet 10 ml zat uji, masukkan ke dalam
Kocok kuat-kuat, biarkan lapisan memisah, pindahkan labu tentukur 25-ml, tambahkan 2 ml larutan kalium
lapisan air ke dalam corong pisah kedua, dan pindahkan nitrat P (1 dalam 100) dan 10 ml Larutan dapar borat
lapisan eter ke dalam labu kecil melalui corong yang basa dan atur pH hingga 9,2 jika perlu dengan
berisi natrium sulfat anhidrat P. Ekstraksi lapisan air penambahan asam nitrat 2 N. Tambahkan 1,5 ml larutan
dua kali, tiap kali dengan 10 ml eter P, saring ekstrak segar gelatin P (1 dalam 1000), kemudian tambahkan
melalui natrium sulfat anhidrat P. Uapkan kumpulan Larutan dapar borat basa pH 9,2 sampai tanda.
ekstrak dengan aliran udara kering hingga volume lebih
kurang 10 ml, dan masukkan residu ke dalam labu Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji ke dalam sel
Erlenmeyer 25 ml. Tambahkan 3 ml piridina P, uapkan polarograf, hilangkan udara dengan mengalirkan gas
eter hingga sempurna dan didihkan di atas lempeng panas nitrogen ke dalam larutan selama 15 menit. Masukkan
hingga volume lebih kurang 1 ml. Dinginkan, dan elektrode tetes raksa pada polarograf yang sesuai
tambahkan 1,0 ml zat sililasi yang sesuai, seperti (Lakukan polarografi seperti tertera pada Polarografi
heksametildisilazana P yang sebelumnya telah <1161> dan rekam polarogram dari -0,6 volt hingga -1,5
ditambahkan trimetilklorosilana P, bis(trimetilsilil) volt terhadap elektrode kalomel jenuh. Tetapkan arus
difusi (id)u dari Larutan uji, sebagai selisih antara arus
- 1426 -
sisa dan arus batas. Dengan cara yang sama dan mempunyai cincin putaran pada pusatnya. Atur daya
bersamaan, lakukan penetapan arus difusi (id)s dari pengaduk magnetik hingga menghasilkan kecepatan
Larutan baku. Hitung jumlah dalam µg, C6H5HgNO3, per pengadukan rata–rata 300 ± 30 putaran per menit, bila
ml zat uji dengan rumus: batang pengaduk terpusat dalam gelas piala, seperti yang
ditetapkan oleh takometer optik yang sesuai.
i
2,5C d u Larutan uji
id s Serbuk Timbang saksama sejumlah zat uji seperti yang
tertera dalam masing-masing monografi, masukan ke
dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 70 ml air dan
C adalah kadar fenil raksa(II) nitrat dalam µg per ml
campur menggunakan Pengaduk magnetik selama 1
Larutan baku.
menit.
Padatan efervesen Timbang saksama sejumlah zat uji
Timerosal
setara dengan dosis terkecil dari yang tertera pada etiket,
masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 10 ml
Larutan baku Buat larutan segar dengan menimbang
air dan goyang perlahan-lahan biarkan reaksi mereda.
saksama lebih kurang 25 mg timerosal P, masukkan ke
Tambahkan lagi 10 ml air dan goyang perlahan-lahan.
dalam labu tentukur 250-ml, tambahkan air sampai tanda.
Cuci dinding bagian dalam gelas piala dengan 50 ml air
Lindungi dari pengaruh cahaya. Pipet 15 ml larutan ini ke
dan campur menggunakan Pengaduk magnetik selama 1
dalam labu tentukur 25-ml, tambahkan 1,5 ml larutan
menit.
gelatin P (1 dalam 1000), kemudian tambahkan larutan
Suspensi dan Cairan lain Kocok wadah sampai isinya
kalium nitrat P (1 dalam 100) sampai tanda.
homogen dan tetapkan bobot jenisnya. Timbang saksama
sejumlah campuran tersebut yang tertera pada etiket
Larutan uji Pipet 15 ml zat uji ke dalam labu dalam
masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan air
labu tentukur 25-ml, tambahkan 1,5 ml larutan gelatin P
hingga jumlah volume lebih kurang 70 ml dan campur
(1 dalam 1000) tambahkan larutan kalium nitrat P (1
menggunakan Pengaduk magnetik selama 1 menit.
dalam 100) sampai tanda.
Tablet Timbang dan serbukkan tidak kurang dai 20
tablet, hitung bobot rata-rata. Timbang saksama sejumlah
Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji ke dalam sel
serbuk setara dengan dosis terkecil dari yang tertera pada
polarograf, hilangkan udara dengan mengalirkan gas
etiket, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml. Jika perlu
nitrogen ke dalam larutan selama 15 menit. Masukkan
pembahasan, tambahkan tidak lebih 5 ml etanol P (yang
elektrode tetes raksa pada polarograf yang sesuai
telah dinetralkan sampai pH 3,5), dan campur sampai
(Lakukan polarografi seperti tertera pada Polarografi
semuanya basah. Tambahkan 70 ml air dan campur
<1161>) dan rekam polarogram dari -0,2 volt sampai -1,4
menggunakan Pengaduk magnetik selama 1 menit.
volt terhadap elektrode kalomel jenuh. Tetapkan arus
Tablet kunyah Lakukan penyiapan seperti tertera pada
difusi (id)u dari Larutan uji sebagai selisih antara arus sisa
Tablet.
dan arus batas. Dengan cara yang sama dan secara
Tablet wajib kunyah Masukkan 1 tablet ke dalam gelas
bersamaan, lakukan penetapan arus difusi (id)s dari
piala 250 ml tambahkan 50 ml air dan campur
Larutan baku. Hitung jumlah dalam µg C6H9HgNaO2S,
menggunakan Pengaduk magnetik selama 1 menit.
per ml zat uji dengan rumus:
Kapsul Timbang saksama tidak kurang dari 20 kapsul,
keluarkan semua isi kapsul, jika perlu bersihkan dengan
i kapas. Timbang saksama cangkang kapsul dan hitung
1,667C d u
id s
bobot rata-rata isi kapsul. Campur homogen semua isi
kapsul, dan lakukan penetapan seperti tertera pada Tablet,
C adalah kadar timerosal dalam µg per ml Larutan baku. dimulai dari “Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan dosis terkecil dari yang tertera pada Tablet,
dimulai dari “Timbang saksama sejumlah serbuk setara
KAPASITAS PENETRALAN ASAM <451> dengan dosis terkecil dari yang tertera pada etiket,
masukkan...”
[Catatan Seluruh pengujian dilakukan pada suhu
37º ± 3º]. Prosedur untuk Serbuk, Padatan Efervesen,
Susupensi dan Cairan lain, Tablet, Tablet kunyah dan
Standardisasi pH meter Lakukan kalibrasi pH meter Kapsul Pipet 30 ml asam klorida 1,0 N LV ke dalam
menggunakan Larutan dapar baku kalium biftalat Larutan uji sambil diaduk terus menggunakan Pengaduk
0,05 M dan kalium tetraoksalat 0,05 M seperti tertera magnetik. [Catatan Bila kapasitas penetralan asam zat
pada Penetapan pH <1071>. uji lebih besar dari 25 mEq, gunakan 60,0 ml asam
klorida 1,0 N LV). Setelah penambahan asam, aduk
Pengaduk magnetik Masukkan 100 ml air ke dalam selama 15 menit tepat, segera titrasi. Titrasi kelebihan
gelas piala 250 ml yang berisi batang pengaduk magnetik asam klorida dengan natrium hidroksida 0,5 N LV dalam
40 mm x 10 mm yang dilapisi perfluorokarbon padat dan waktu tidak lebih dari 5 menit sampai dicapai pH 3,5
- 1427 -
yang stabil (selama 10 detik sampai 15 detik). Hitung hingga berjumlah 20 bagian volume, tetap jernih
jumlah mEq asam yang digunakan dengan rumus: dibandingkan terhadap minyak yang tidak diencerkan.
Larut dalam n bagian volume etanol (a%), menjadi
Total mEq = (30 x NHCl) – (VNaOH x NNaOH) berkabut jika diencerkan; jika larutan jernih dalam n
bagian volume manjadi berkabut dalam n1 bagian volume
NHCl dan NNaOH berturut-turut adalah normalitas dari (n1 kurang dari 20) dan tetap berkabut setelah
asam klorida LV dan natrium hidroksida LV; VNaOH penambahan bertahap berjumlah 20 bagian volume
adalah volume dari natrium hidroksida LV yang etanol.
digunakan untuk titrasi. Hasil dinyatakan dalam mEq Larut dalam n bagian volume etanol (a%), menjadi
asam yang digunakan tiap g zat uji. berkabut dalam n1 bagian volume (n1 kurang dari 20);
jika larutan jernih dalam n bagian volume menjadi
Prosedur untuk tablet kunyah Pipet 30 ml asam berkabut dan tetap berkabut setelah penambahan bertahap
klorida 1,0 N LV ke dalam Larutan uji sambil diaduk hingga jumlah n2 bagian volume (n2 kurang dari 20),
terus menggunakan Pengaduk magnetik selama 10 menit kemudian menjadi jernih. Maka kelarutan minyak
tepat, setelah penambahan asam. Hentikan sebentar menguap dalam etanol (a%) adalah 1 bagian volume
pengadukan dan segera keluarkan zat yang lengket dari dalam n bagian volume dan berkabut antara n1 dan n2
gelas piala menggunakan jarum panjang. Segera cuci bagian volume.
jarum menggunakan 20 ml air, kumpulkan air cucian Larut dengan kekeruhan; jika larutan etanol berwarna
dalam gelas piala, dan lanjutkan kembali pengadukan sedikit kebiruan sama dengan yang ditimbulkan dengan
selama 5 menit tepat. Segera titrasi kelebihan asam penambahan 0,5 ml perak nitrat 0,1 N dan 0,1 ml asam
klorida dengan natrium hidroksida 0,5 N LV dalam waktu nitrat P pada 50 ml larutan natrium klorida P 0,0012%,
tidak lebih dari 5 menit sampai dicapai dengan pH 3,5 campur, biarkan selama 5 menit.
yang stabil (selama 10 detik sampai 15 detik). Hitung
jumlah mEq asam yang digunakan oleh tablet yang diuji
dengan rumus: CEMARAN SENYAWA ORGANIK MUDAH
MENGUAP <471>
Total mEq = (30 x NHCI) – (VNaOH x NNaOH)
Metode berikut diberikan untuk penetapan cemaran
NHCl dan NNaOH berturut-turut adalah normalitas dari senyawa organik mudah menguap dalam bahan
asam klorida LV dan natrium hidroksida LV; VNaOH Farmakope. Metode khusus yang digunakan dan jenis
adalah volume dari natrium hidroksida LV yang metode yang diperlukan diuraikan di dalam masing-
digunakan untuk titrasi. Hasil dinyatakan dalam mEq masing monografi.
asam yang digunakan tiap g zat uji. Pengujian yang tidak perlu dapat diabaikan jika
produsen memberikan jaminan, berdasarkan data yang
jelas dari proses pembuatan dan penanganan terkendali
KELARUTAN DALAM ETANOL <461> dan penyimpanan bahan, bahwa tidak ada kecenderungan
adanya pelarut beracun spesifik, dan bahan jika diuji,
Timbang 1 ml minyak dalam gelas ukur bersum-bat akan memenuhi persyaratan yang ditetapkan, seperti
kaca 25 ml atau 30 ml dan masukkan ke dalam alat yang tertera pada Ketentuan dan Persyaratan Umum. [Catatan
mempunyai suhu tetap yang dipertahankan pada suhu Air bebas senyawa organik seperti tertera pada metode
19,8º - 20,2º. Dengan menggunakan buret berkapasitas berikut, jika dilakukan kromatografi tidak memberikan
tidak kurang dari 20 ml tambahkan etanol dengan kadar puncak ikutan yang berarti].
seperti dinyatakan pada monografi, tiap kali dengan 0,1
ml sampai larut sempurna kemudian tiap kali dengan 0,5 Etilen Oksida Pengujian etilena oksida dilakukan hanya
ml sampai jumlah 20 ml dan sering dikocok kuat. Catat jika disebutkan dalam masing-masing monografi.
volume etanol yang diperlukan untuk mendapatkan Parameter larutan baku dan metode penetapan diuraikan
larutan jernih. Lanjutkan penambahan jumlah etanol dalam masing-masing monografi. Batas kadar tidak lebih
dengan cara yang sama. Jika larutan menjadi berkabut dari 10 bpj.
atau keruh sebelum penambahan 20 ml etanol, catat
volume pada saat terjadi kabut atau kekeruhan, dan juga Metode I
volume pada saat kabut atau kekeruhan hilang. Jika tidak
diperoleh larutan jernih dengan penambahan 20 ml Lakukan kromatografi gas seperti tertera pada
etanol, ulangi pengujian dengan kadar etanol yang lebih Kromatografi <931>.
tinggi. Pada prosedur berikut digunakan kromatograf gas yang
dilengkapi dengan program suhu, dengan kolom tabuler
Ketentuan yang digunakan terbuka berlubang lebar dengan dinding bersalut dan
Larut dalam n bagian volume etanol (a%) atau lebih; detektor ionisasi nyala.
jika larutan jernih dalam n bagian volume etanol, setelah
penambahan selanjutnya dengan etanol berkekuatan sama Larutan baku Buat larutan, dalam air bebas senyawa
organik atau pelarut seperti tertera pada monografi, yang
- 1428 -
mengandung 1,0 µg kloroform P dan masing-masing terperangkap dibebaskan dari perangkap dengan
2,0 µg benzen P, 1,4-dioksan P, metilen klorida P dan memanaskan perangkap dan mengaliri kembali
trikloroetilena P per ml. perangkap dengan gas pembawa ke dalam kromatograf.
Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi Larutan baku Lakukan seperti tertera pada Larutan
dengan detektor ionisasi nyala, sistem injeksi tanpa celah, baku dalam Metode I.
kolom analitik leburan silika 0,53 mm x 30 m, diameter
dalam disalut dengan fase diam G27 sambung silang Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Larutan uji
secara kimia setebal 5 µm dan kolom pelindung silika dalam Metode I.
0,53 mm x 5 m, diameter dalam dideaktivasi dengan
fenilmetil siloksan. Gunakan helium P sebagai gas Alat perangkap dan pendorong Alat ini terdiri dari 3
pembawa dengan kecepatan linier lebih kurang 35 cm per bagian yang terpisah: pendorong zat uji, perangkap dan
detik [Catatan Dapat digunakan nitrogen P]. alat pembebas. Pendorong zat uji dirancang agar dapat
Pertahankan suhu injektor dan detektor masing-masing menerima 5 ml zat uji dengan kolom air yang
pada 70° dan 260°. Atur suhu kolom sebagai berikut: kedalamannya tidak kurang dari 3 cm. Ruang kosong di
pertahankan suhu 35° selama 5 menit, kemudian naikkan bagian atas yang berisi gas antara kolom air dan
suhu hingga 175° dengan kecepatan 8° per menit, diikuti perangkap mempunyai jumlah volume kurang dari 15 ml.
dengan kenaikan suhu hingga 260° dengan kecepatan 35° Gas pendorong yang dilewatkan melalui kolom air
per menit dan pertahankan suhu paling sedikit 16 menit. membentuk gelembung udara yang terbagi halus dengan
Suntikkan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur diameter kurang dari 3 mm pada waktu keluar pertama
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: sistem kali. Gas pendorong yang dialirkan tidak lebih dari 5 mm
dinyatakan sesuai jika menghasilkan kromatogram yang dari dasar kolom air.
semua komponen dalam Larutan baku terpisah, resolusi, Perangkap mempunyai panjang tidak kurang dari 25
R, antara dua komponen tidak kurang dari 1,0 dan cm dan diameter dalam tidak kurang dari 2,67 mm.
simpangan baku relatif dari respons puncak masing- Perangkap dikemas dengan zat penjerap dengan panjang
masing pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 15%. minimal seperti yang tertera di bawah ini, mulai dari
tempat masuk gas pada perangkap dengan urutan sebagai
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume berikut: 7,7 cm polimer 2,6-difenilena oksida; 7,7 cm
sama (lebih kurang 1 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke silika gel dan 7,7 cm arang tempurung kelapa.
dalam kromatograf, ukur respons puncak. Identifikasi Alat pembebas harus tahan pada pemanasan perangkap
setiap puncak pada kromatogram Larutan uji, yang cepat sampai 250°. Perangkap tidak boleh
berdasarkan waktu retensi, dan hitung jumlah cemaran dipanaskan lebih dari 250°. Kondisikan perangkap
senyawa organik mudah menguap yang tertdeteksi. terpasang pada awal penggunaan, pada suhu 225° selama
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, semalam dengan gas inert dengan laju aliran tidak kurang
jumlah masing-masing cemaran senyawa organik mudah dari 20 ml per menit. Pada penggunaan sehari-hari,
menguap dalam zat uji tidak lebih dari batas seperti kondisikan perangkap lebih dahulu pada suhu 225°
tertera pada Tabel 1. selama 15 menit.
Tabel 2