BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP TEORI
GOUT ARTHRITIS 1
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika,
psoriasis, polisitemia vena dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis
kronik atau gagal ginjal kronik
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam
metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal
asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam
urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
• Sickle cell anemia
• Kanker maligna
• Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik)
dapat menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi
akibat hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya
purin (terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
GOUT ARTHRITIS 2
Nuklear (PMN) menginfiltrasi persendian dan memfagosit kristal-kristal urat yang
menyebabkan kematian leukosit PMN, pengeluaran enzim-enzim lisosom serta mediator-
mediator inflamasi lainnya kedalam jaringan. Hal ini menyebabkan sendi yang terserang
terlihat kemerahan, papas, bengkak dan terasa nyeri.
Sekitar 50% serangan gout arthritis akut terjadi pada sendi metatarsophalangeal tumit,
sedangkan bagian tubuh lain yang juga mengalami serangan; ankle, tumit, lutut, jari-jari
tangan dan siku. Nyeri bertambah dalam beberapa jam yang disertai keluhan demam serta
peningkatan angka leukosit (white blood cell) dan sedimen rate.Serangan akut gout ini dapat
terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Hampir 60% penderita mengalami
serangan ulang setelah satu tahun.
GOUT ARTHRITIS 3
keras. Tofi ini merupakan menifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah
serangan artritis akut pertama.
Pada ginjal akan timbul sebagai berikut:
1. Mikrotofi, dapat terjadi di tubuli ginjal dan menimbulkan nekrosis
2. Pielonefritis kronis
3. Tanda-tanda arterosklerosis dan hipertensi
4. Tidak jarang ditemukan pada pasien dengan kadar asam urat tinggi dalam darah,
Nefrolitiasis karena endapan asam urat tanpa adanya riwayat gout, yang disebut
hiperurisemia asimtomatik. Pasien demikian sebaiknya dianjurkan mengurangi kadar asam
uaratnya karena menjadi faktor resiko dikemudian hari ini dan kemudian terbentuknya batu
asam urat di ginjal.
GOUT ARTHRITIS 4
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi
dari sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif
gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak
terdapat perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka
akan terlihat jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
GOUT ARTHRITIS 5
Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang
tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak.
Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
Untuk membuang tofi yang besar, terutama kalau tofi mengganggu gerakan sendi,
maka dilakukan pembedahan.
G. KOMPLIKASI
1. Erosi, deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi.
2. Hipertensi dan albuminuria.
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik
4. Deformitas pada persendian yang terserang
5. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
6. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal.
GOUT ARTHRITIS 6
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan pasien
a. Keluhan utama ( Pasien mengeluh nyeri pasa daerah persendian )
b. Riwayat kesehatan sekarang ( pasien mengatakan myeri pada persendian, dan merasa
keram)
c. Riwayat kesehatan masa lalu ( pasien tidak pernah mengalami penyakit yang sama)
d. Riwayat kesehatan keluarga ( keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit
yang sama )
3. Pemeriksaan laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg% normalnya
pada pria 7 mg% dan pada wanita 6 mg%.
4. Pemeriksaan fisik
- B1 ( Breathing) = px. Paru – paru ( IPPA)
- B2 (Blood) = pengisian kapiler < 1 detik, keringat dingin dan Pusing
- B3 ( Brain) = Kesadaran CM, kepala dan wajah, sklera tidak ikterik
konjungtiva anemis.
- B4 (Bladder) = produksi urin dalam batas normal dan tidak terdapat keluhan
kecuali penyakit Grout.
- B5 ( Bowel ) = normal tapi harus dikaji frekuensinya, warna, bau fases.
Biasanya mengalami nyeri lambung, mual dan tidak nafsu makan.
- B6 ( Bone )
Look Keluhan nyeri sendi dan perlu segera diberi pertolongan
Feel adanya nyeri tekan pada kaki yang bengkak
Move hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat
A. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri pada persendian pasien berhubungan dengan ketidak mampuan klien mengenal
penyakit Grout arthritis.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak mampuan pengetahuan klien
mengenal penyakit Grout arthritis.
GOUT ARTHRITIS 7
B. Intervensi Keperawatan
DX 2 : Nyeri pada persendian pasien berhubungan dengan ketidak mampuan klien
mengenal penyakit Grout Arthritis.
Intervensi
a. Kaji pengetahuan klien tentang Grout Arthritis
Rasional : untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan klien tentang penyakit
Gout Arthritis
b. Berikan penjelasan mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, dan
perawatan Gout Arthritis.
Rasional : untuk menambah pengetahuan klien mengenal penyakit Gout
Arthritis
c. Kaji nyeri klien.
Rasional : untuk mengetahui identitas nyeri, karakteristik nyeri, lokasi nyeri
durasi nyeri dan faktor yang memperberat nyeri.
d. Anjurkan kompres dingin dan hangat.
Rasional : untuk menghambat nyeri dan mengurangi inflamasi.
e. Ajarkan teknik nafas dalam.
Rasional : untuk mengurangi nyeri
f. Tanyakan tentang yang telah terjadi dijelaskan mengenai penyakit Grout arthritis
Rasional :untuk mengetahui pemahaman klien tentang yang sudah di jelaskan.
g. Beri pujian pada klien mencoba nafas dalam
Rasional : untuk memberikan semangat pada klien.
GOUT ARTHRITIS 8
Rasional : untuk melatih otot pergerakan agar tidak terjadi kekakuan otot.
l. Berikan pujian partisipasi dan kemauan klien mau mencoba latihan pergerakan.
Rasional : untuk memberikan dukungan pada klien agar mau mencoba setiap
nyeri dan bengkak berkurang.
GOUT ARTHRITIS 9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GOUT ARTHRITIS
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan utama : Klien mengatakan lemas dan nyeri pada sendi.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien menyatakan sudah nyeri sendi dari beberapa hari yang lalu sejak tanggal 19
januari 2017. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi daging sapi, bayam, teri dan
sarden . Klien juga mengatakan badannya lemas.
c. Riwayat Penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga tidak
pernah berobat ke Puskesmas
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi, dan
penyakit menurun lainnya.
GOUT ARTHRITIS 10
Genogram :
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: garis penghubug suami/istri
: garis keturunan
: Garis keturunan
Tipe keluarga :
Keluarga inti, karena dalam keluarga terdiri dari suami dan istri
GOUT ARTHRITIS 11
4. Pengkajian fisik
a. Pemenuhan kebutuhan dasar
1. Pola Nutrisi
Klien makan 3 kali / hari. Nafsu makan baik. Klien menghabiskan makanan klien minum
10 kali /hari.
2. Pola Eliminasi
Klien BAK 3-4 kali/hari dengan warna putih dan bau khas urine. Klien BAB 1-2
kali/hari dengan konsistensi padat.
3. Pola Aktivitas
Klien biasanya membukus jajanan kerupuk, untuk di jual di toko
4. Pola istirahat dan tidur
Klien tidur malam jam 9 kadang jam 11 malam dan bangun tidur jam 5 subuh ketika
adzan subuh.
5. psikososial
a. Konsep dasar
1. Gamaran diri
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah tua.
2. Identitas diri
Klien mampu menyebutkan nama Ny. R dengan jelas. Klien juga merasa puas dan
senang dengan jenis kelamin perempuan.
3. Peran
Peran klien dikeluarga sebagai ibu yang mengurus suami dan anak – anak yang
tinggal dengan klien. Peran klien di lingkungan sebagai masyarakat.
4. Ideal diri
Klien berharap bisa hidup lebih baik di saat umur yang sudah tua klien masih tetap
bisa membantu suami.
5. Harga Diri
Klien tidak merasa malu akan penyakitnya, Klien hanya merasa susah untuk
bekerja karena penyakitnya.
GOUT ARTHRITIS 12
b. Status mental
1. Penampilan
Penampilan klien rapi dan bersih, setiap sehabis mandi klien mengganti bantu, dan
ketika waktunya sholat ataupun ada yasinan klien selalu memakai yang rapi dan
bersih.
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lamba, klien bicara
dengan jelas, klien juga mampu untuk memulai pembicaraan.
3. Aktivitas motorik
Klien melakukan aktivitas dengan semangat
4. Alam perasaan
Klien mengatakan hanya ingin sembuh
5. Afek
Afek klien sesuai, klien terlihat tersenyum ketika bicara sesuatu hal yang
menyenangkan, klien tertawa ketika berbicara hal yang lucu.
6. Interaksi selama wawancara
Selama interaksi, klien terlihat tersenyum kooperatif dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan, kontak mata (+) serta dapat dipertahankan
7. Tingkat kesadaran
Kesadaran klien compos metis, klien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat,
dan orang. Itu ditandai ketika menanyakan jam, tanggal, dan tempat pada saat
pengkajian.
8. Memori
Memori jangka pendek jangka klien bagus, klien dapat menceritakan kejadikan
penyakit dahulu. Klien juga dapat menjawab siapa presiden terdahulu ketika
ditanya.
9. Tingkat konsentrasi berhitung
Tingkat konsentrasi berhitung klien baik, klien dapat menghitung mundur dari 20
di kurang 3.
10. Gangguan penilaian
Kemampuan penilaian klien baik, klien mampu mengambil keputusan yang
sederhana, ketika ditanya setelah bangun tidur mandi atau makan dulu ? dan klien
menjawab mandi dulu.
GOUT ARTHRITIS 13
6. Spiritual
a. Klien beragama islam. Klien mampu melaksanakan sholat lima waktu. Klien
mengikuti kegiatan yasinan yang diadakan oleh ibu – ibu di Gg karya III.
b. Kemandirian dalam aktivitas
Klien sehari – harinya melakukan aktivitas sendiri secara mandiri, walaupun klien
kadang – kadang kesemutan dan mengganggu aktivitas.
c. Keseimbangan tubuh
Keseimbangan tubuh klien baik.
d. Pengkajian head to toe
Tanda – tanda vital : TD : 120/80 mmHg
Nadi : 70 x / menit
Suhu : 36,5ºC
Respirasi : 20 x/menit
1. Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak terdapat kelainan, tidak terdapat benjolan, tidak ada
luka/lesi, kepala bersih, klien membersihkan kepala 2 kali dalam seminggu
2. Mata
Bentuk kedua simetris, tidak ada perdarahan ataupun peradangan, klien menggunakan
alat bantu baca.
3. Hidung
Hidung klien berfungsi dengan baik, bentuk simetris. Tidak ada peradangan ataupun
ataupun perdarahan, tidak ada polip.
4. Mulut
Mulut klien bersih, tidak ada tanda peradangan atau perdarahan. Gigi depan atas klien
sudah tidak ada hanya tersisa gigi depan bawah, dan graham klien.
5. Telinga
Telinga klien kiri kanan berfungsi dengan baik, klien dapat mendengar bunyi detik
arloji dalam jarak 30 cm. Telinga bersih, tidak ada luka ataupun peradangan, klien
tidak menggunakan alat bantu dengar.
6. Leher
Kebersihan baik, tidak ada tanda peradangan ataupun lika, tidak ada pembesaran
kelenjar tyrod.
7. Dada
Dada simetris, tidak ada kelainan, tidak ada luka, tidak ada batuk.
GOUT ARTHRITIS 14
8. Abdomen
Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada lesi atau luka, kebersihan terjaga.
9. Ekstremitas
Klien dapat beraktivitas dengan baik, namun kadang berhenti karena linu pada sendi.
10. Genitalia
Klien berjenis kelamin perempuan
5. Pengkajian lingkungan
a. Rumah
Lingkungan rumah bersih, rumah tidak dimodifikasi sesuai dengan penyak klien.
Pencahayaan cukup.
b. Sanitasi
Sanitasi rumah baik, klien menggunakan sumur gali untuk air minum dan mandi
GOUT ARTHRITIS 15
c. Faktor – faktor resiko
Lingkungan klien yang tidak di modifikasi membuat adanya resiko cidera.
7. Pemanfaatan layanan kesehatan
Klien memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang dilaksanakan satu bulan sekali di
posyandu lansia
8. Tingkat pengetahuan tentang Kesehatan
a. Klien tahu akan penyakitnya, namum klien belum tahu tentang apa yang boleh di
makan dan tidak boleh.
b. Sikap tentang kesehatan
Sikap klien baik, klien ingin sekali mengetahui tentang penyakitnya saat ini.
GOUT ARTHRITIS 16
B. Analisa Data
No. Data Etilogi Masalah
1. DS :
Klien mengatakan kaki dan Kaku Sendi Hambatan
tangan sering terasa nyeri dan Mobilitas Fisik
kesemutan
2. DS :
Klien mengatakan hanya Kurangnya Kurangnya
diberi tahu bahwa mengenal pengetahuan
penyakitnya Asam Urat, masalah
namun tidak tahu tentang penyakit
yang lainnya , yaitu tentang
Asam Urat .
GOUT ARTHRITIS 17
D. Rencana Asuhan Keperawatan
Kurangnya Berikan
pengetahuan Setelah pendidikan Menambah
berhubungan dilakukan kesehatan pengetahuan
dengan pendidikan mengenai klien tentang
kurangnya kesehatan Asam Urat Asam Urat
mengenal selama 3
masalah kali Pengertian Berkolaborasi
penyakit. kunjungan tanda dan untuk
diharapkan gejala pemberian obat
klien penyebab
komplikasi
Pencegahan
Diit
Motivasi klien
untuk berobat
ke Puskesmas
GOUT ARTHRITIS 18
E.IMPLEMENTASI
7,9 mg/ dl
A:
Asam Urat
Klien tinggi
P:
Pendidikan
Kesehatan
untuk
pengetahuan
klien
Lanjutkan
mengajarkan
klien untuk
latihan ROM
Motivasi klien
untuk ke
Puskesmas
GOUT ARTHRITIS 19
Kamis , Kurangnya Melakukan S:
03 Mei pengetahuan pendidikan Klien
2018 berhubungan kesehatan mengenai mengatakan
dengan Asam Urat : mengerti dengan
kurangnya penjelasan
mengenal Pengertian tanda perawat .
masalah dan gejala penyebab O:
penyakit Diit Klien dapat
menyebutkan
pengertian ,
tanda dan gejala,
Kepatuhan Diit penyebab, dan
diit Asam Urat
A:
Pengetahuan
klien bertambah
tentang Asam
Urat
P:
Pendidikan
Kesehatan
tentang apa yang
boleh dimakan
dan tidak boleh
Motivasi klien
untuk berobat ke
Puskesmas
Kurangnya S:
Senin , pengetahuan Klien
07 Mei berhubungan mengatakan
2018 dengan sudah paham
kurangnya dengan
mengenal penjelasan
masalah Perawat.
penyakit O:
Mengontrol kadar Klien sudah bisa
Asam Urat teknik ROM
dengan bantuan
Mengevaluasi latihan perawat
ROM
UA : 7,5 mg/dl
Pendidikan
Kesehatan mengenai Klien dapat
apa yang boleh menyebutkan
GOUT ARTHRITIS 20
dimakan dan yang apa yang tidak
tidak boleh dimakan boleh dimakan
oleh penderita
Asam Urat
A : Penetahuan
Klien
bertambah
P:
Evaluasi akhir
S:
Ny. R
Selasa , mengatakan
08 Mei belum ada ke
2018 Puskesmas
Ny. R sudah
memahami apa
yang boleh
dimakan dan
yang tidak boleh
Mengevaluasi dimakan
kunjungan Lansia Ny. R
mengatakan
kadang
mempraktekkan
ROM
O:
Ny. P dapat
menyebutkan
apa yang tidak
boleh dimakan
oleh penderita
Asam Urat
UA : 7,2 mg/ dl
Klien
memperagakan
ROM dengan
bantuan Perawat
A:
Mengontrol kadar Asam Urat Ny.
Asam Urat R masih diatas
Normal
P:
Motivasi untuk
ke Puskesmas
Motivasi untuk
melakukan ROM
secara teratur
GOUT ARTHRITIS 21
Evaluasi akhir
GOUT ARTHRITIS 22
BAB V
PENUTUP
Setelah melakukan asuhan keperawatan gerontik dengan Gout Arthritis pada Ny.
W dijalan Karya Jaya Gg. Karya No. 7 Medan / Puskesmas Medan Johor maka,
penulis membuat kesimpulan dan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi pembaca
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan Gerontik dengan Gout
Arthritis .
5.1. Kesimpulan
1. Pada tahap pengkajian asuhan keperawatan terhadap Ny. W dengan Gout Arthtritis
penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik wawancara dengan pasien
dan keluarga, observasi langsung, dan studi dokumentasi. Pada tahap ini penulis tidak
memdapatkan hambatan dimana pasien dan keluarga dapat diajak kerjasama .
2. Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis dapat merumuskan 2 (dua) diagnosa
keperawatan . Ada dua diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus ,
berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan .
3. Pada saat intervensi keperawatan, rencana keperawatan pada kasus disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan fasilitas yang disediakan.
4. Pada saat implementasi keperawatan, semua rencana dapat dilakukan, karena adanya
kerjasama pasien dengan keluarga.
5. Pada tahap evaluasi, penulis tidak menjumpai masalah, hasil dari pelaksanaan yang
telah dilakukan selama 3 hari masalah pasien teratasi .
5.2.Saran
1. Dalam pengkajian, sebaiknya dilakukan pengkajian yang tepat dan komprehensif
yang mencakup aspek, Bio – Psiko - Sosio dan Spritual , sehingga data yang
diperoleh akurat dan dapat menyimpulkan masalah yang dihadapi pasien.
2. Dalam perumusan diagnose keperawatan diharapkan, tetap merumuskan masalah dan
mampu menganalisa data sesuai dengan data yang ditemukan pada kasus , sehungga
diperoleh diagnose keperawatan yang sinkron .
3. Perencanaan dapat menjawab apa yang menjadi masalah , dapat meningkatkan
komunikasi. Tahap ini sebaiknya perlu peningkatan pengetahuan , agar rencana yang
telah disusun benar benar dan mempunyai dasar logika .
GOUT ARTHRITIS 23
4. Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap yang menentukan tercapainya tujuan
sehingga perlu ditingkatkan kerjasama yang baik agar rencana yang telah disusun
benar benar terlaksana .
5. Dalam evaluasi, perlu ditingkatkan kerjasama yang baik untuk menilai perkembangan
keberadaan pasien
GOUT ARTHRITIS 24
DAFTAR PUSTAKA
GOUT ARTHRITIS 25