HVAC SYSTEM
Makalah ini disusun untuk memenuhi penilaian mata kuliah Smart Building
DISUSUN OLEH:
BETRIA LEOGITA KUSWANDI NIM (141734007)
PUTRI VICY HAPSARI NIM (141734022)
SITI AISYAH NUR FITRI NIM (141734029)
DOSEN:
HARTONO BUDI SANTOSO, MT
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Mengetahui cara kerja sistem HVAC pada bangunan
2. Mengetahui sistem control dari HVAC
3. Mengetahui penerapan sistem HVAC pada bangunan pintar.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sistem HVAC
HVAC merupakan singkatan dari Heating, Ventilation, and Air Conditioning. Yang
mana sistem pengkondisian udara ini merupakan aplikasi dari beberapa cabang ilmu
Mechanical Engineering yaitu termodinamika, mekanika fluida, dan perpindahan panas.
HVAC termasuk vital penggunaannya di beberapa industri, terutama di gedung-gedung,
perkantoran yang dipenuhi peralatan komputer yang perlu dijaga kelembaban udaranya, serta
industri-industri besar yang memerlukan sistem ventilasi yang baik. HVAC memberikan
kenyamanan untuk manusia dan juga membantu menjaga suhu udara tempat yang
bersangkutan menjadi efektif/optimal. Ini juga merupakan sistem yang dapat membantu Anda
untuk mengatur iklim dalam ruangan, dan juga menentukan aliran udara dalam rungan atau di
sebuah gedung. Sistem HVAC dapat memberikan ventilasi, mengurangi infiltrasi udara, dan
memelihara hubungan tekanan antara ruangBerikut adalah pengertian dari masing masing
bagian HVAC.
3.1.1 Heating
Sistem heating atau pemanas ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim
dingin, yang sepanjang musim didominasi dengan suhu yang dingin. Sistem ini digunakan
untuk menghangatkan ruangan sesuai dengan kondisi udara yang ada di luar runganan.
Sistem ini tersusun oleh beberapa bagian penting antara lain boiler, furnace, heat pump,
radiator, dan hydronic. Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air
bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang
selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas yang
dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk memanaskan
ruangan.
3.1.2 Ventilation
Ventilation adalah proses untuk mensirkulasikan udara di dalam suatu ruangan
dengan udara luar, yang bertujuan untuk me-remove debu, kelembaban, bau-bauan yang tidak
sedap, karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan.
Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida.
Gambar 2.1 Penggunaan fan pada industri
Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural ventilation. Forced
ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk
mensirkulasikan udara di dalam ruangan. Sistem ini banyak digunakan di perindustrian besar,
gedung-gedung, dan contoh yang paling dekat dengan kita adalah di dapur dan di kamar
mandi. Di dapur biasanya dipasang fan untuk menghisap asap dari kompor dan dibuang
keluar. Sedangkan di kamar mandi jelas digunakan untuk mengusir bau-bauan yang tidak
sedap dari dalam kamar mandi.
•Hydronic (Boiler)
Heating •Radiator
•Heat pump
•Fan
Ventilation •Blower
•AC
Air Conditioning •Chiller
•Cooling Tower
Dimana Ts adalah suhu lingkungan, Tc adalah temperatur pada sisi penyerapan kalor,
Th adalah temperatur pada sisi pembuangan kalor, W adalah kerja dari luar, Qc adalah kalor
yang terserap dan Qh adalah kalor yang dibuang.
Pada saat tidak ada W yang bekerja maka temperatur Ts, Tc, dan Th adalah sama
(Ts=Th=Tc) dan tidak ada proses perpindahan kalor diantaranya. Begitu ada kerja W
dijalankan maka Tc menjadi lebih rendah dibandingkan dengan Ts. Oleh karena itu energi
kalor yang berada di sekitarnya terserap oleh sistem ini. Kalor yang terserap ini dibuang ke
sisi Qh sehingga temperatur Th menjadi lebih besar dari Ts. Pada keadaan ini maka Tc < Ts <
Th. Hubungan antara kalor yang diserap dan dibuang mengikuti persamaan:
Untuk menunjukkan sebarapa baik performa dari suatu pompa kalor, maka dikenal
dengan istilah COP (Coefficient of Performance) atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan koefisien kinerja. COP ini merupakan perbandingan antara output yang digunakan
dengan input yang diberikan. Pada pompa kalor, input adalah kerja dan output dapat
merupakan penyerapan kalor atau pembuangan kalor. Jika pompa kalor digunakan sebagai
pendingin (Refrigerasi) maka output adalah penyerapan kalor. Sebaliknya, jika pompa kalor
digunakan sebagai pemanas (heater) maka outputnya adalah pembuangan kalor.
1.Kompresor
Kompresor Adalah Sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan gas refrigeran ke seluruh
sistem. Jika dianalogikan, cara kerja kompresor AC layaknya seperti jantung di Tubuh
Manusia. Kompresor Memiliki 2 Pipa,, Yaitu Pipa Hisap Dan Pipa tekan. Dan Memiliki 2
daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi. Ada tiga jenis kompresor, Yaitu :
Kompresor Torak ( Reciproacting ) Kompresor Sentrifugal, dan kompresor rotary.
2.Kondensor
Kondensor Berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran, dan
mengubah wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor Pada AC biasanya di
simpan pada luar ruangan (outdoor). Kondensor biasanya didinginkan Oleh Kipas (FAN),
Fan ini berfungsi menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada saat pelepasan
Kalor yang di serap Oleh gak refrigeran. Agar Proses Pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa
kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip.
3.Pipa
Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan refrigeran dan
mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler ini sangat vital
karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan
rendah. refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di ubah atau
diturunkan tekananya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan penurunan
suhu. Pada bagian inilah (pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa
kapiler terletak antara saringan (filter) dan Evaporator.
4.Evaporator
Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran. Akibatnya,
Wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan berubah wujud menjadi gak. Secara
sederhana, evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas. Udara panas di sekitar
reuangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati sirip-sirip pipa sehingga suhu
udara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari kondisi semua atau dingi.
Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur Oleh Blower indoor. Biasanya Evaporator
ditempatkan pada dalam ruangan.
Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran di dalam
sistem AC, Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat menyebabkan
penyumbatan pipa kapiler. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi terganggung. biasanya,
kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingn, seperti karat dan serpihan logam.
2.Accumulator
Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-bagian
kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas berfungsi
meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor bercampur
dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi di dalam sistem pendingin melewati kondensor
dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus memiliki persyaratan khusus, yaitu
bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang tinggi, memiliki titik beku
yang renndah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat refrigeran serta komponen AC
yang dilewatinya.
Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi menghembuskan udara
dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada bagian outdoor yang
berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk membantu pelepasan panas
pada kondensor
Komponen Kelistrikan Pada AC :
1.Thermistor
Thermistor adalah alat pengatur temperatur. Dengan begitu, thermistor mampu mengatur
kerja kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan temperatur. Biasanya, termistor
dipasang di bagian evaporator. Thermistor dibuat dari bahan semikonduktro yang dibuat
dalam beberapa bentuk, seperti piringan, batangan, atau butiran, tergantung dari pabrikan AC.
Pada thermistor berbentuk butiran, memiliki diameter (kira-kira 3-5 mm). Kemudian,
beberapa butir thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang terbuat dari bahan gelas
(kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasangi dua buah kaki terminal (pin). Karena
ukurannya sangat kecil, thermistor berbentuk butiran mampu memberikan reaksi yang sangat
cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor dirancang agar memiliki tahanan yang
nilainya semaking mengecil ketika temperatur bertambah. Pada Unit AC, ada dua jenis
thermistor, yaitu thermistor temperatur ruangan dan thermistor pipa evaporator. Thermistor
temperatur ruangan berfungsi menerima respon perubahan temperatur dan hembusan
evaporator. Thermistor pipa berfungsi menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.
2.PCB Kontrol
PCB Kontrol merupakan alat mengatur kerja keseluruhan Unit AC. Jika di analogika, fungsi
PCB kontrol menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam komponen PCB Kontrol terdiri dari
bermacam-macam alat elektronik, sperti thermistor,sensor,kapasitor,IC,trafo,fuse,saklar,relay
, dan alat elektronik lainnya. Fungsinya pun beragam, mulai dari mengontrol kecepatan
blower indoor, pergerakan swing, mengatur temperatur, lama pengoperasian(timer), sampai
menyalakan atau menonaktifkan AC.
3. Kapasitor
Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan muatan listrik
sementara. Dikatakan sementara, kapasitor akan melepaskan semua muatan listrik yang
terkandung secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat. Besarnya muatan yang bisa
ditampung tergantung dari kapasitas kapasitor. Satuan dari kapasitas kapasitor adalah Farad
(F). Biasanya, Kapasitor difungsikan sebagai penggerak kompresor pertama kali atau starting
kapasitor. Dengan bantuan starting kapasitor, hanya dibutuhkan waktu sepersekian detik atau
sangat singkat untuk membuat motor kompresor berputar pada kecepatan penuh. Lama atau
singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah muatan listrik yang tersimpan
pada kapasitor. Setelah motor kompresor mencapai putaran penuh, secara otomatis hubungan
listrik pada kapasitor akan dilepas, dan digantikan dengan hubungan langsung dari PLN.
Kapasitor akan mengisi kembali muatan dan akan digunakan kembali sewaktu-waktu pada
saat menyalakn kompresor lagi. Pada unit AC, biasanya terdapat dua starting kapasitor, yaitu
sebagai penggerak kompresor dan motor kipas (fan). pada kompresor AC bertenaga 0.5 – 2
PK memiliki start kapasitor berukuran 15-50 nF. Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor)
memiliki start kapasitor berukuran 1-4 nF.
Motor Listrik berfungsi untuk menggerakan kipas (outdoor) dan Blower (indoor). Bentuk dan
ukuran motor listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk membantu memaksimalkan putaran,
baik pada motor listrik indoor maupun outdoor, dibutuhkan start kapasitor yang berfungsi
menggerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai putaran penuh. Selanjutnya, fungsi
start capasitor akan digantikan oleh arus listrik PLN untuk memutar kedua motor listrik
tersebut.
5. Motor Kompresor
2.2.5 Chiller
Chiller adalah alat perpindahan panas yang menggunakan sistem pendingin untuk
menghilangkan panas dari beban proses dan mengalihkan atau melepaskan panas ke
lingkungan. Chiller juga dapat dikategorikan sebagai mesin pendingin pilihan untuk
mengkondisikan fasilitas industri dan fasilitas umum.
Gambar 2.8 Chiller pada industri
Fungsi chiller sendiri umumnya digunakan untuk menurunkan suhu semua jenis peralatan
dan proses seperti untuk mesin injeksi, peralatan pengelasan, kilang minyak, stasiun
pembangkit listrik, pabrik kimia dan pabrik makanan dan minuman. Bahkan hanya untuk
mendinginkan air minum ke tingkat yang diinginkan
Cara Kerja dan Pengelompokan Chiller
Chiller terdiri dari reservoir yang diisi dengan cairan seperti air atau campuran etilen
glikol dimana sirkulasi air akan terus terjadi. Dalam aplikasi bangunan khas, air dingin
disirkulasikan ke penangan udara atau sekarang balok pendingin yang semakin banyak
digunakan untuk mentransfer panas dari udara ke air, atau sebaliknya, mentransfer
pendinginan dari air ke udara bangunan. Diagram skematik plant chiller ditunjukkan pada
gambar di bawah.
Gambar 2.9 Skematik kerja Chiller
Selanjutnya, refrigerant dalam bentuk uap akan masuk ke kondensor dan akan
berubah menjadi cairan. Bagian larutan akan masuk ke absorber, karena ada perbedaan
tekanan antara kondensor dan evaporator, zat pendingin akan mengalir ke dalam evaporator
dan akan menyerap panas dari air dingin yang beredar di dalam evaporator. Akibatnya, suhu
air yang beredar berkurang dan kemudian digunakan untuk keperluan AC.
Uap refrigeran akan keluar dari evaporator dan kemudian dikompresi dengan kompresor
chiller hingga tekanan dan suhu menjadi tinggi. Kompresor membutuhkan masukan energi
untuk bekerja dan karenanya energi listrik dipasok ke sana. Uap pendingin menolak panas ke
cairan pendinginan luar atau udara. Refrigeran dalam bentuk kental atau cair keluar dari
kondensor diperluas dalam katup ekspansi dan tekanan dan suhunya dikurangi sampai tingkat
evaporator sehingga siklus di atas akan terus diulangi.
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, dengan banyaknya peralatan
dan parameter yang harus diamati dari sistem HVAC pada suatu gedung, adanya sistem
otomatis atau sistem kontrol akan sangat membantu. Baik dalam hal efisiensi energi,
penghematan biaya, maupun pengoperasian alat untuk sistem HVAC. Penerapan smart
building pada suatu gedung memang terlihat kompleks, namun hal tersebut justru sangat
membantu, terutama untuk masalah penghematan gedung yang bersifat jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA