Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipotiroidisme adalah tingkat pengurangan hormon tiroid (tiroksin). Yaitu suatu keadaan
di mana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan sedikit tiroksin. Hal ini dapat
menyebabkan fungsi metabolisme tubuh bekerja sangat lambat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami kemukakan dalam makalah ini antara lain :
a. Apa definisi dari Hipotiroid?
b. Apa etiologi dari Hipotiroid?
c. Apa epidermiologi Hipotiroid?
d. Apa patofisiologi dari Hipotiroid?
e. Apa gejala klinis dari Hipotiroid?
f. Bagaimana pemeriksaan fisik dari Hipotiroid?
g. Bagaimana pemeriksaan diagnosis dari Hipotiroid?
h. Bagaimana diagnosis dari Hipotiroid?
i. Bagaimana therapy dari hipotiroid?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam
makalah ini antara lain:
Mengetahui pengertian dari 1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam
makalah ini antara lain:
a. Mengetahui definisi dari Hipotiroid
b. Mengetahui etiologi dari Hipotiroid
c. Mengetahui epidemiologi dari Hipotiroid
d. Mengetahui patofisiologi dari Hipotiroid
e. Mengetahui gejala klinis dari Hipotiroid
f. Mengetahui pemeriksaan fisik Hipotiroid
g. Mengetahui pemeriksaan diagnosa dari Hipotiroid
h. Mengetahui diagnosis dari Hipotiroid
i. Mengetahui therapy dari Hipotiroid

1
1.4 Metode
Adapun metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah kepustakaan.
Yaitu dengan mencari data-data yang menunjang materi/yang berhubungan dengan
Hipotiroid.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Penyakit

2.1 Definisi

Hipotiroidisme adalah tingkat pengurangan hormon tiroid (tiroksin). Yaitu suatu


keadaan di mana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan sedikit tiroksin. Hal ini dapat
menyebabkan fungsi metabolisme tubuh bekerja sangat lambat.

Hipotiroidisme adalah penurunan sekresi hormone tiroid sebagai akibat kegagalan


mekanisme kompensasi kalenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh akan
hormon-hormon tiroid
( Askep Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin, Hotma R )

Hipotiroidisme terjadi bila terdapat defisiensi hormone tiroid, berakibat turunnya laju
metabolisme dan proses-proses umum tubuh.
(Patofisiologi Untuk Keperawatan, Jan Tambayong)

2.2 Etiologi
a. Penyakit system kekebalan tubuh ( tiroiditis )
b. Kongenital ( kecacatan perkembangan )
c. Efek patologis ( autoimun )
d. Kurangnya asupan iodium

2.3 Epidemiologi / insiden kasus


Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30-60 tahun, empat kali lipat
angka kejadiannya pada wanita lebih dibandingkan pria. Namun ini juga dapat terjadi pada
setiap usia. Hipotiroidisme congenital dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup.

3
2.4 Patofisiologi

Dari etiologi ( penyakit system kekebalan tubuh atau tiroiditis, congenital, autoimun
serta kurangnya asupan iodium). Karena kekurangan asupan iodium sehingga dapat
menghambat produksi T3 dan T4. Akibatnya tidak tersedianya hormon yang dapat dipakai
untuk menghambat produksi TSH oleh hipofisis anterior sehingga kalenjar hipofisis
mensekresi banyak sekali TSH. Selanjutnya TSH menyebabkan sel-sel tiroid mensekresi
banyak sekali tioglobulin (koloid) kedalam folikel, dan kalenjarnya tumbuh semakin besar.
Tetapi oleh karena iodiumnya berkurang produksi tiroksin dan triiodotironin tidak meningkat
dan oleh sebab itu tidak ada penekanan secara normal pada produksi TSH oleh kalenjar
hipofisis. Ukuran folikelnya menjadi sangat besar dan kalenjar tiroidnya dapat membesar 10-
30 kali ukuran normal (hyperplasia kal. Tiroid). Muncul masalah gangguan body image.
Dari etiologi yang lain akan mengakibatkan penurunan produksi T3 dan T4 yang akan
menyebabkan kegagalan fungsi tropik tubuh ditandai dengan rambut sedikit, gangguan
pertumbuhan (kretinisme).
Mempengaruhi penurunan perkembangan saraf yaitu penurunan SSP menyebabkan
terjadi samnolen dan retardasi mental muncul masalah gangguan pola tidur dan resti inefektif
penatalaksanaan program terapeutik. Penurunan aktifitas medulla spinalis menyebabkan
peningkatan kelemahan otot dan penurunan reflek otot, disini muncul masalah intoleransi
aktivitas.
Penurunan proses metabolik mengakibatkan peningkatan jumlah lipoprotein darah,
keratonemia, oksidasi menurun, penurunan distribusi hasil metabolisme kejaringan dan
penurunan peristaltik saluran pencernaan. Peningkatan jumlah lipoprotein darah yang
mengandung kolesterol biasanya berkaitan dengan meningkatnya atherosclerosis dan
arteriosklerosis. Oleh karena itu sebagian besar penderita hipotiroidisme terutama yang
disertai dengan gejala miksedema akan menderita arteriosklerosis yang menimbulkan
penyakit vascular perifer, tuli dan seringkali mengalami sklerosis koroner berat yang dapat
menyebabkan kematian pada umur muda.

Penurunan oksidasi menyebabkan produksi panas menurun sehingga keringat


berkurang, kulit menjadi kering dan tidak tahan dingin. Muncul masalah resti terhadap
kerusakan integritas kulit, perubahan kenyamanan,risiko terhadap hipotermia. Bila ada

4
penimbunan zat dan makanan dalam jaringan tubuh mengakibatkan peningkatan BB disini
muncul masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Penurunan distribusi hasil metabolisme kejaringan menyebabkan penimbunan
mukopolisakarida ( asam hialuronat) diruang interstisil. Pada jantung terjadi retensi sodium
dan air disertai miksidemia menyebabkan akan menderita atheroskerosis dan
arteriosklerosis yang menurunkan ketahanan perifer muncul diagnosa perubahn perfusi
jaringan perifer. Bila terjadi diserat miokardium akan mengakibatkan degenerasi serat-serat
miokardial sehingga ada penurunan kontraktilitas, penurunan curah jantung, pembesaran
jantung dan CRF. Penurunan peristaltik saluran cerna mengakibatkan terjadi konstipasi

2.5 Gejala klinis


Integumen : kulit dingin, pucat, kering, bersisik dan menebal, pertumbuhan kuku
buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan
pertumbuhannya buruk.
Pulmonary : hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
Kardiovaskuler : bradikardia, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktivitas
menurun, hipotensi.
Metabolic : penurunan metabolism basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi
terhadap dingin
Muskuloskletal : nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat
Neurologi : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata,
gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen, bingung,
hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendon.
Gastrointestinal : anoreksia, peningkatan BB,obstipasi, distensi abdomen.
Reproduksi :
Pada wanita : perubahan menstruasi seperti amenore atau masa menstruasi yang
memanjang, infertilitas, anovulasi dan penurunan libido.
Pada pria : penurunan libido dan impoten.

Psikosis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku mania.

Manifestasi klinis lain berupa edema periorbita, wajah seperti bulan (moon face), wajah
kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid dan transkuilizer
meningkat, ekspresi wajah kosong, lemah, haluaran urine menurun, anemi, mudah berdarah.

2.6 Pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik mencakup:

5
a. Penampilan secara umum: amati wajah klien terhadap adanya edema disekitar mata,
wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman wajah kasar. Lidah tampak menebal
dan gerak-gerik klien sangat lamban. Postur tubuh kecil dan pendek. Kulit kasar, tebal
dan bersisik, dingin dan pucat.
b. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
c. Pembesaran jantung
d. Disritmia dan hipotensi
e. Parastesia dan reflek tendon menurun

2.7 Pemeriksaan diagnostik / penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
Pemeriksaan TSH ( pada klien hipotiroidisme primer akan terjadi peningkatan TSH
serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat menurun atau normal).

2.8 Diagnosis
Para dokter akan dapat melakukan diagnosis setelah mengadakan pemeriksaan fisik serta
melengkapi keluhan-keluhan dari pasien dan melakukan uji tes laboratorium. Pemeriksaan
fisik diantaranya, pemeriksaan jantung, mata, rambut, kulit. Penderita tampak pucat, lengan
dan tungkainya membengkak, mentalnya berkurang, denyut jantung lambat, tekanan darah
rendah dan suhu tubuh rendah. Sedangkan tes laboratorium diantaranya untuk mengukur
jumlah tiroksin ( T4), triyodotironin(T3). Disamping itu juga untuk tes darah ( antibody
antitiroid), untuk mengetahui kadar kolesterol serta untuk mendeteksi kadar kalsitonin,
kalsium, prolaktin dan tiroglobulin.

2.9 Therapy / tindakan penanganan

Hipotiroidisme diobati dengan menggantikan kekurangan hormone tiroid yaitu dengan


memberikan sediaan per oral ( lewat mulut). Yang paling banyak disukai adalah hormone
tiroid buatan T4. Bentuk yang lain adalah tiroid yang dikeringkan (diperoleh dari kalenjar
tiroid hewan).
Pengobatan pada penderita lanjut usia dimulai dengan hormone tiroid dosis rendah,
karena dosis terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan
secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal.
Obat ini biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita.

6
Kadar tetap aktivitas hormone tiroid dalam tubuh dapat terus dipertahankan dengan
mudah yaitu dengan pemberian satu tablet atau lebih yang mengandung tiroksin setiap hari.
Selanjutnya berhasilnya pengobatan pernderita hipotiroid dapat dilihat dari hilangnya seluruh
miksedema.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Aktivitas / istirahat
DS : keletihan / kelelahan
DO : bradikardia, kelemahan otot.
Sirkulasi
DS : nyeri badan
DO : pengurangan volume darah, pembengkakan seluruh tubuh
Integritas ego
DS : adanya riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik,
ketidakmampuan mengatasi stress, malas.
DO : depresi.
Eliminasi
DS : konstipasi
DO :konsistensi feses padat, distensi abdomen
Makanan / cairan
DS : BB meningkat, nafsu makan menurun
DO : pembengkakan pada bagian depan leher ( goiter), edema nonpitting
Neurosensori
DS : sulit fokus
DO : suara parau, ingatan terganggu, kelambanan mental,
Nyeri / kenyamanan
DS : nyeri badan
DO : distensi abdomen, kulit tebal dan kering, tubuh kasar
Pernafasan
DS :
DO :
Keamanan
DS :
DO :

7
Seksualitas
DS : siklus menstruasi tidak teratur
DO :berkurangnya pertumbuhan rambut dan kulit bersisik
Penyuluhan / pembelajaran
DS :
DO :

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d penurunan proses metabolisme
(peningkatan BB)
2. Konstipasi b/d penurunan motilitas usus sekunder terhadap penurunan peristaltik
saluran pencernaan.
3. Resti terhadap kerusakan integritas kulit b/d nutrisi yang buruk dan hipotermia.
4. Perubahan kenyamanan b/d penurunan proses metabolik
5. Risiko terhadap hipotermia b/d laju metabolisme yang menurun
6. Perubahan perfusi jaringan perifer b/d penurunan aliran darah sekunder terhadap
arteriosklerosis
7. Intoleransi aktivitas b/d meningkatnya kebutuhan metabolisme sekunder terhadap
kelainan metabolic atau endokrin
8. Gangguan pola tidur b/d respons ansietas
9. Resti inefektif penatalaksanaan program terapeutik b/d pernurunan perkembangan
system saraf pusat.
10. Gangguan body image b/d perubahan penampilan fisik

Prioritas diagnosa keperawatan yang muncul :


1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d penurunan proses metabolisme
(peningkatan BB)
2. Konstipasi b/d penurunan motilitas usus sekunder terhadap penurunan peristaltik
saluran pencernaan.
3. Perubahan perfusi jaringan perifer b/d penurunan aliran darah sekunder terhadap
arteriosklerosis
4. Gangguan body image b/d perubahan penampilan fisik
5. Intoleransi aktivitas b/d meningkatnya kebutuhan metabolisme sekunder terhadap
kelainan metabolic atau endokrin
6. Gangguan pola tidur b/d respons ansietas
7. Perubahan kenyamanan b/d penurunan proses metabolik
8. Resti inefektif penatalaksanaan program terapeutik b/d pernurunan perkembangan
system saraf pusat.
9. Resti terhadap kerusakan integritas kulit b/d nutrisi yang buruk dan hipotermia.
10. Risiko terhadap hipotermia b/d laju metabolisme yang menurun

8
3. Evaluasi

1. Dx I : nutrisi pasien adekuat


2. Dx 2 : konstipasi tidak terjadi
3. Dx 3:
4. DX 4:

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hipotiroidisme adalah penurunan sekresi hormone tiroid sebagai akibat kegagalan
mekanisme kompensasi kalenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh
akan hormon-hormon tiroid.
Penyebabnya :
a. Penyakit system kekebalan tubuh ( tiroiditis )
b. Kongenital ( kecacatan perkembangan )
c. Efek patologis ( autoimun )
d. Kurangnya asupan iodium
3.2 Saran
Semua masyarakat diharapkan dapat mencegah angka kejadian hipotiroid dengan
gaya hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan gizi

9
sesuai kebutuhan, latihan dan istirahat yang cukup serta menghindari faktor yang
dapat memicu terjadinya hipotiroid. Diharapkan masyarakat juga dapat mengetahui
secara dini tentang tanda dan gejala hipotiroid agar mempermudah dan mempercepat
penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges,Marilynn E.dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC

Mansjoer, arif.dkk.1999.Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta:EGC

Santosa,Budi.2006.Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda

Smeltzer,Suzanne C.Brenda G Bare.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC

Price,Sylvia A.Lorraine M Wilson.2006.Konsep Klini proses-proses


penyakit.Jakarta:EGC

10

Anda mungkin juga menyukai