1.2/1/112 00 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2. Diagnosis
- Anamnesis :
Keluhan berupa nyeri hebat di daerah skrotum, yang sifatnya mendadak
dan diikuti pembengkakan pada testis. Nyeri dapat menjalar ke daerah
inguinal atau perut sebelah bawah, sehingga jika tidak diwaspadai sering
dikacaukan dengan apendisitis akut. Pada bayi gejalanya tidak khas
yakni gelisah, rewel, atau tidak mau menyusui
- Pemeriksaan fisik :
Status umum
Inspeksi: testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih
horisontal daripada testis sisi kontralateral.
Palpasi: kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi
dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
Phren sign dan reflek kremaster negatif
3. Diagnosis banding
- orkidoepididimitis, hernia skortalis terinfeksi, hidrokel terinfeksi
4. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium, darah lengkap, urine lengkap.
USG dopler abdomen jika didapatkan keraguan dalam diagnosis ( operasi
tidak terganggu karena pemeriksaan ini)
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
STANDAR PELAYANAN MEDIS TORSIO TESTIS
1.2/1/112 00 2/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur 7. Terapi
Operasi
Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi
testis pada arah yang benar dan setelah itu dinilai apakah testis
yang mengalami torsio masih viable atau sudah nekrosis.Jika
testis masih hidup, dikaukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada
tunika dartos kemudian disusul orkidopeksi pada testis
kontralateral, pada testis yang sudah nekrosis dilakukan orkidektomi.
8. Penyulit : infeksi saluran kemih, urosepsis, nekrosis testis
9. Standar tenaga : PPDS Bedah umum minimal jaga 2, PPDS Urologi
minimal jaga 1 bimbingan, Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : 2 hari
11. Masa pemulihan : 4 hari
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, Chapter 44 – 46, Tahun 2007
- Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 – 320
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153-156
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS UNDESENSUS TESTIS
1.2/1/112 00 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
3. Diagnosis banding
Testis retraktil , Anorkismus , Testis atrofi
4. Pemeriksaan penunjang
USG abdomen jika diperlukan
laboratorium darah lengkap, faal liver dan faal ginjal, faal hemostasis,
untuk persiapan operasi
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
7. T e r a p i : Orkidopeksi yaitu meletakkan testis ke dalam skrotum
dengan melakukan fiksasi pada kantong sub dartos
8. Penyulit : Perdarahan, infeksi, torsio testis, trauma testis,
degenerasi maligna
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : 4 hari
11. Masa pemulihan : 5 - 7 hari
STANDAR PELAYANAN MEDIS UNDESENSUS TESTIS
3. Diagnosis banding
genetalia ambigua
4. Pemeriksaan penunjang:
laboratorium darah lengkap, urine lengkap, kultur urine dan sensitivitas
antibiotika, faal liver dan faal ginjal, faal hemostasis untuk persiapan
operasi
USG abdomen
pada severe hypospadia (hipospadia proksimal dan atau disertai kordae
yang parah, undesesnsus testis) dilakukan kariotyping dan pemeriksaan
MRI
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
7. T e r a p i : Koreksi korde (ortoplasti), membuat neouretra dari
kulit penis (uretroplasti), dan membuat glans, bisa satu tahap atau dalam
dua tahap operasi rekonstruksi
8. Penyulit : Perdarahan, infeksi, fistula uretrokutan, divertikel
uretra, meatal stenosis, re chordae
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : 6 hari
11. Masa pemulihan : 11 hari
STANDAR PELAYANAN MEDIS HIPOSPADIA
- Pemeriksaan fisis:
a. Status umum
b. Inspeksi
pada skrotum bagian atas tampak benjolan berupa saluran yang
memanjang, melebar, dan berkelok-kelok.
c. Palpasi
teraba benjolan yang berupa saluran seperti sekumpulan cacing di
dalam kantong yang berkelok-kelok dan menebal kadang disertai
rasa kemeng bila ditekan, baik dengan valsava test maupun tidak.
3. Diagnosis banding : Hernia skrotalis, hidrokel funikuli
4. Pemeriksaan penunjang : Analisis semen bagi pasien yang sudah
menikah,
5. Indikasi operasi : infertilitas, nyeri, kosmetik
6. Perawatan RS : Rawat jalan/one day care (ODC) atau rawat inap
7. T e r a p i : Vasoligasi tinggi (Palomo)
8. Penyulit : Perdarahan, infeksi
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : Jika rawat inap sekitar 1 - 3 hari
11. Masa pemulihan : 5 - 7 hari
Unit Terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Section 17, Chapter 127, Tahun 2007
- Smith’s General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 688 – 689
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 140 – 142
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS HIPERPLASIA PROSTAT
JINAK ATAU BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA (BPH)
1.2/1/110 01 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
1.2/1/110 01 2/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
1.2/1/111 01 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
1.2/1/111 01 2/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
d. Pielolitotomi/nefrolitotomi
Prosedur
tindakan pembedahan, yakni untuk mengeluarkan batu dari
pielum/kaliks ginjal.
e. Bivalve nefrolitotomi
tindakan pembedahan untuk mengeluarkan batu baik dari pielum
maupun kaliks dengan membelah ginjal menjadi dua sisi anterior
dan posterior
8. Penyulit : Urosepsis, perdarahan, gagal ginjal
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis
Urologi
10. Lama perawatan : 4 hari
11. Masa pemulihan : 2 minggu
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, Chapter 42 – 43, Tahun 2007
- Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 – 329
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 62 – 65
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS BATU URETER
1.2/1/112 01 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2. Diagnosis
- Anamnesis :
Keluhan utama dan lamanya keluhan nyeri pinggang kadang-kadang
disertai muntah hilang timbul dan menjalar ke perut bawah atau
kemaluan (testis, ujung penis, labium mayor) tergantung lokasi batu,
pernah kencing keluar batu, kencing berdarah disertai nyeri pinggang,
dan sering/pernah mengeluh nyeri serupa didaerah pinggang
- Pemeriksaan fisik :
Status umum
Inspeksi: didapatkan penonjolan pada daerah pinggang
Palpasi: didapatkan massa pada daerah pinggang
Perkusi: didapatkan nyeri ketuk pada daerah pinggang (flank pain),
nyeri ketok costo vertebrae angel (CVA), colok dubur (rectal
toucher)
3. Diagnosis banding
- ISK, tumor traktus urogenitalia
4. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, urine lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, kalsium-phospate-
asam urat darah, ekskresi kalsium-phospate-asam urat dalam urin
tampung 24 jam.
intravenous urography (IVU), ultrasonografi (USG), Foto polos perut
(Kidney Ureter Bladder – KUB)retrograde pyelography (RPG),
anterograde (APG), Foto polos perut (Kidney Ureter Bladder – KUB) pre
operatif pada batu ureter opaq
Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, foto thorax jika diperlukan
1.2/1/112 01 2/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur 7. Terapi
a. Ureterorenoscopy (URS) Adalah mengambil/memecahkan batu
ureter dengan alat ureteronoskopi yang dimasukkan lewat muara
meter dengan bantuan sistoskopi.
b. Nephrostomy Percutan (PNS) Adalah membuat lubang yang
menghubungkan pelvis kaliks sistem dengan dunia luar. Tujuannya
untuk diversi urin bila sumbatan ureter tidak dapat segera diatasi.
c. Ureterolithotomi: operasi pembedahan untuk mengambil batu
ureter.
8. Penyulit : Urosepsis , perdarahan atau gagal ginjal
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis
Urologi
10. Lama perawatan : URS : 2-3 hari
operasi terbuka : 5 hari
11. Masa pemulihan : 1 minggu
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, Chapter 44 – 46, Tahun 2007
- Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 – 320
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 62 – 65
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS BATU URETRA
1.2/1/112 00 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2. Diagnosis
- Anamnesis :
Tidak bisa kencing secara tiba-tiba (retensi urin) tanpa riwayat LUTS
sebelumnya, biasanya didapatkan riwayat sakit pinggang hilang-timbul
atau pernah terdiagnosa menderita batu ginjal atau batu ureter dan
kadang mempunyai riwayat kencing batu secara spontan
- Pemeriksaan fisik :
Status umum
Inspeksi: didapatkan penonjolan pada suprapubik karena retensi
urin
Palpasi: teraba batu pada uretra anterior atau uretra posterior pada
colok dubur
3. Diagnosis banding
- striktur uretra, BPH dengan retensi
4. Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, urine lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, kalsium-phospate-
asam urat darah, ekskresi kalsium-phospate-asam urat dalam urin
tampung 24 jam.
Foto polos perut (Kidney Ureter Bladder – KUB), intravenous urography
(IVU), USG abdomen jika diperlukan
Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, foto thorax jika diperlukan
1.2/1/112 00 2/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Prosedur 7. Terapi
a. Dorsal meatotomi/meatoplasty : dilakukan incisi pada dorsal
meatus uretra untuk mengambil batu kemudian dilakukan
meatoplasty
b. Lubrikasi anterior : memberikan lubrikan lidocaine gel melalui uretra
anterior dengan tujuan agar batu bisa keluar spontan melalui uretra
anterior
c. Lubrikasi posterior : memberikan lubrikan lidocaine gel melalui
uretra anterior dengan tujuan agar batu terdorong masuk buli untuk
kemudian dilakukan prosedur panghancuran batu buli (litotripsi)
atau dipasang kateter kemudian untuk segera dilakukan litotripsi.
8. Penyulit : Retensi urin, infeksi saluran kemih, urosepsis
9. Standar tenaga : PPDS Bedah minimal jaga 2, PPDS Urologi
minimal jaga 1 bimbingan , Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : 1 hari
11. Masa pemulihan : 3 hari
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, Chapter 44 – 46, Tahun 2007
- Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 291 – 320
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 62 – 65
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS STRIKTUR URETRA
1.2/1/112 00 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
2. Diagnosis
- Anamnesis :
Keluhan yang muncul berupa sulit kencing (harus mengejan), pancaran
bercabang, menetes, sampai retensi urine. Selain itu, bisa juga disertai
pembengkakan/abses di daerah perineum dan skrotum, serta bila terjadi
infeksi sistematik juga timbul panas badan, menggigil, dan kencing
berwarna keruh, adanya riwayat uretritis, trauma dengan kerusakan pada
panggul, straddle injury, instrumentasi pada uretra, penggunaan kateter
uretra, kelainan sejak lahir
- Pemeriksaan fisik :
Status umum
Inspeksi: meatus eksternus sempit,pembengkakan serta fistula di
daerah penis,skrotum,perineum,suprapubik, kadang teraba benjolan
suprapubik jika terdapat retensi urin
Palpasi: teraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra anterior; pada
bagian ventral penis, muara fistula bila dipijit mengeluarkan getah/nanah
Rectal toucher (colok dubur)
3. Diagnosis banding
- batu uretra, kelainan di prostat (BPH, prostatitis, kanker prostat)
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, urine lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, uroflowmeter
b. uretrografi, BVCUG (bipolar voiding cystouretrografi)
c. Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, foto thorax jika diperlukan
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
STANDAR PELAYANAN MEDIS STRIKTUR URETRA
Prosedur 7. Terapi
- Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati.
Tindakan yang kasar tambah akan merusak uretra sehingga
menimbulkan luka baru yang pada akhirnya menimbulkan striktur lagi
yang lebih berat. Tindakan ini dapat menimbulkan salah jalan (false
route).
- Uretrotomi interna, yaitu memotong jaringan sikatriks uretra dengan
pisau Otis/Sachse. Otis dikerjakan bila belum terjadi striktur uretra total,
sedangkan pada striktur yang lebih berat, pemotongan striktur
dikerjakan secara visual dengan memakai pisau Sachse.
- Uretrotomi eksterna, adalah tindakan operasi terbuka berupa
pemotongan jaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis di
antara jaringan uretra yang masih sehat.
8. Penyulit : Retensi urin, infeksi saluran kemih, urosepsis
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : Uretrotomi interna (sachse) : 3 hari
Operasi terbuka : 5 hari
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Section 11, hal. 3915-3930, Tahun 2007
- Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 620-623
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153 – 156
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS TUMOR TESTIS
1.2/1/112 00 1/2
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
MALANG
Ditetapkan tanggal, Desember 2011
Prosedur Tetap Direktur,
Tanggal Terbit
IRNA II Desember 2011
SMF UROLOGI DR. Dr. BASUKI B. PURNOMO, SpU
NIP. 19540731 198201 1 002
Pengertian Keganasan pada testis
Tujuan Melaksanakan pelayanan medis pasien tumor testis secara terstandar
Kebijakan Sesuai dengan pedoman standar pelayanan medis Departemen Kesehatan RI
Prosedur 1. Kriteria diagnosis
Semua pembesaran dan perubahan konsistensi dari testis, dan dari hasil
patologi didapatkan keganasan pada testis
2. Diagnosis
- Anamnesis :
- Keluhan utama : pembesaran testis tanpa nyeri
- Keluhan akibat penyebaran :Nyeri belakang (back pain), Kolik
ureter, Tumor abdomen, Ginekomasti, Batuk.
- Pemeriksaan fisik :
Status umum
Inspeksi, palpasi: terdapat benjolan padat keras, tidak nyeri pada
palpasi, dan tidak menunjukkan tanda transiluminasi. Diperhatikan
adanya infiltrasi tumor pada funikulus atau epididimis. Perlu dicari
kemungkinan adanya massa di abdomen, benjolan kelenjar
supraklavikuler, ataupun ginekomasti
3. Diagnosis banding
Orko-epididimitis, Hidrokel, Spermatokel
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, Afa feto protein,
Beta HCG
b. Foto thorax, USG testis/abdomen, CT Scan, MRI jika diperlukan
c. Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, jika diperlukan
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
STANDAR
PELAYANAN MEDIS TUMOR TESTIS
Prosedur 7. Terapi
- Radikal orkidektomi /inguinal orkidektomi dilanjutkan dengan :
- Radiasi eksterna sebagai ajuvan terapi jika hasil patologi
menunjukkan seminoma testis.
- Pada non seminoma yang belum melewat stadium III dilakukan
pembersihan kelenjar retroperitoneal atau retroperitoneal
lymphnode disection (RPLND). Tindakan diseksi kelenjar pada
pembesaran kelenjar paraaorta yang sangat besar didahului
dengan pemberian sitostatika terlebih dahulu.
8. Penyulit : Perdarahan, Infeksi
9. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis Urologi
10. Lama perawatan : 4 hari
11. Masa pemulihan : tergantung stadium
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, urine lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika, sitologi urine
b. Foto thorax, IVU, USG abdomen, CT Scan, MRI jika diperlukan
c. Sitoskopi biopsi
d. Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, jika diperlukan
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
STANDAR
PELAYANAN MEDIS KARSINOMA BULI
Prosedur 8. Terapi
- Reseksi Transuretra (TUR-Buli)
Dengan resektoskop dilakukan reseksi transuretra dalam keadaan
narkose baik sebagai monoterapi maupun dengan tujuan mereseksi
masa tumor sampai bersih atau mengurangi masa tumor. Cara ini
dilakukan dengan menggunakan peralatan endoskopi.
- Sistektomi Partial
Pengangkatan buli-buli secara parsial (sebagian buli-buli) sebatas
daerah tumor. Adapun teknik operasi dengan cara pendekatan supra
pubik, identifikasi buli-buli dan kelenjar getah bening daerah pelvis,
ligasi arteri vesicalis superior, dilakukan limfadenektomi daerah pelvis
dan wide eksisi tumor minimal 2 cm daerah bebas tumor.
- Radikal Sistektomi
Pengangkatan organ yang lebih luas / radikal. Pada laki-laki dilakukan
pangangkatan buli-buli, peritoneum daerah pelvis, prostat, vesikula
seminalis dengan cara sistoprostatektomi radikal, termasuk
limfadenektomi daerah pelvis. Pada wanita pengangkatan buli-buli
disertai organ sekitarnya termasuk peritoneum daerah pelvis, uretra,
serviks, uterus sepertiga dinding depan vagina, ligamen maupun
ovarium disertai limfadenektomi daerah pelvis. Diversi urin dikerjakan
berdasarkan persetujuan dokter, penderita maupun kebiasaan
operator, baik yang kontinen maupun yang inkontinen.
- Radiasi
Radiasi yang diberikan adalah eksternal radiasi dengan dosis 6000 –
7000 rad diberikan selama 5 - 8 minggu untuk tujuan kuratip dan 2000
rad untuk preoperatip (sistektomi).
- Kemoterapi
Kemoterapi diberikan baik secara topikal intravesikal oleh urolog atau
intra vena oleh medical-onkolog
12. Penyulit : Klot retensi, Perdarahan, Infeksi
13. Standar tenaga : PPDS Urologi minimal jaga 2, Spesialis Urologi
14. Lama perawatan : TUR-Buli : 5 hari
15. Masa pemulihan : tergantung stadium
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi, SMF Penyakit dalam
devisi Hemato-Onkologi
Referensi - Campbell’s Urology, 9th ed., Tahun 2007, 1094 - 1140
- Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 353 - 371
- Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 181-186
- European Association of Urology Guideline, tahun 2011
STANDAR PELAYANAN MEDIS TUMOR GINJAL
(GRAWITZ)
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, urine lengkap,
kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika
b. Foto thorax, IVU, USG abdomen, CT Scan, MRI
c. Gula darah puasa dan 2 jam PP, EKG, jika diperlukan
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
7. Terapi
Nefrektomi. Tumor yang masih dalam stadium dini dilakukan nefrektomi
radikal yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula Gerota. Beberapa kasus
yang sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin untuk dilakukan
operasi, masih dapat untuk dilakukan nefrektomi paliatif
Khemoterapi pada kasus yang advanced oleh medical-onkolog
STANDAR PELAYANAN MEDIS TUMOR GINJAL
(GRAWITZ)
4. Pemeriksaan penunjang:
a. Laboratorium, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, faal hemostasis,
urine lengkap, kultur urin, tes kepekaan kuman terhadap antibiotika
b. Foto thorax, IVU, USG abdomen, CT Scan, MRI
5. Konsultasi : Spesialis Urologi
6. Perawatan RS : Rawat inap
1.2/1/112 00 2/2
Prosedur 8. Terapi
Radikal Nefrektomi untuk tumor yang masih dalam stadium dini
yaitu mengangkat ginjal beserta kapsula Gerota. Beberapa
kasus yang sudah dalam stadium lanjut tetapi masih mungkin
untuk dilakukan operasi, masih dapat untuk dilakukan
nefrektomi paliatif
Sitostatika. Pemberian sitostatika dimulai sebelum
pembedahan dan atau beberapa seri setelah pembedahan
Radiasi Eksterna. Radiasi diberikan sebelum atau setelah
operasi dan kadang kala diberikan berselingan dengan
sitostatika sebagai terapi sandwich.
12. Penyulit : Perdarahan, Infeksi
13. Standar tenaga : PPDS Urologi chief, Spesialis Urologi
14. Lama perawatan : 6 hari
15. Masa pemulihan : tergantung stadium
Unit terkait Laboratorium PK, Instalasi Radiologi, SMF urologi, SMF Ilmu Kesehatan
Anak devisi Hemato-Onkologi
SOP
PEMASANGAN KATETER URETRA PADA PRIA
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
No. Dokumen No Revisi Halaman
MALANG
1.2/1/113 00 1/2
SOP
PEMASANGAN KATETER URETRA PADA PRIA
RSU Dr. SAIFUL ANWAR
No. Dokumen No Revisi Halaman
MALANG
1.2/1/113 00 2/2
Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Darurat, Instalasi Rawat
Unit Terkait
Inap, Instalasi Rawat Jalan
Referensi – Campbell’s Urology, 9th ed., Section 3, Chapter 6, Tahun 2007
– Smith’s General Urology, Edisi 17, Tahun 2008, hal. 155 – 156
– Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 227 – 229
SOP
PEMASANGAN KATETER URETRA PADA WANITA
RSU Dr. SAIFUL ANWAR No. Dokumen No Revisi Halaman
MALANG
1.2/1/113 00 1/2