Proposal
Proposal
PENDAHULUAN
Ikan lele (Clarias sp.) yang dibudidaya secara intensif mudah terserang
menyebabkan kematian yang sangat besar (Aziz, 2015). Tingkat kematian pada
ikan lele dapat mencapai 80%, bahkan 100% dalam waktu satu minggu
(Mulia,2012).
pada manusia, yaitu gangguan usus pada anak usia dibawah lima tahun, lansia,
2005).
asam amino dalam daging ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan
perbedaan profil asam amino daging ikan lele yang terinfeksi A. hydrophilla
dengan penambahan garam pada kondisi asam dan suhu yang berbeda.
1.3 Tujuan
1.4 Hipotesis
1.5 Kegunaan
Ikan lele (Clarias sp.) menurut Apriyana (2013), merupakan salah satu
ikan yang banyak dibudidayakan dengan kandungan protein ikan lele sebesar
18,7%, kadar air 78,5%, energi 90 kalori, lemak 1,1 %, fosfor 260 mg, zat besi 2
mg, natrium 150 mg, thiamine ( vitamin B1) 0,1 mg, riboflavin (vitamin B2) 0,05
Kingdom : Animalia
Sub-Kingdom : Metazoa
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-Klas : Teleostei
Ordo : Ostariphysi
Sub-Ordo : Siluroidea
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Aeromonas (dalam bahasa Yunani, Aer/air berarti gas, monas berarti unit,
maka aeromonas bermakna unit penghasil gas) merupakan gram negatif, bersifat
bergerak dengan satu flagela polar, katalase positif, oksidase positif, yang dapat
menfermentasi glukosa. Tumbuh pada kadar garam <5%, pH 6,0, toleran dan
tumbuh secara optimal pada suhu sekitar 28 0C. mampu tumbuh pada suhu
dingin. Beberapa strain mampu tumbuh pasa suhu -0,10C. habitat utama bakteri
ini yaitu lingkungan perairan seperti danau air tawar, sungau, atau sistem air
(Daskalov, 2006).
virulen pada LD50 104,5-5,5 cfu/ml. Inflamasi mulai terjadi 3 jam setelah injeksi
intramuskular pada 104cfu/ml dan ikan mulai mati 18 jam setelahnya. Strain
memproduksi gen hemolisin, meliputi AHH 1, AHH5, ASA, dan memiliki band 52
kDA pada SDS gel. Bakteri ini memproduksi toksin lytic yang kuat.
baru di dalam tubuh makhluk hidup. Diperkitakan 50% dari berat kering sel dalam
jaringan seperti misalnya hati dan daging terdiri dari protein, dan dalam tenunan
segar sekitar 20%. Protein apabila dihidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim
akan dihasilkan campuran asam-asam amino. Sebuah asam amino terdiri dari
sebuah gugus amino, sebuah gugus karboksil, sebuah atom hidrogen, dan
gugus R yang terikat pada sebuah atom C yang dikenal sebagai karbon (α),
H H O
N C C
H R OH
Gugus amino
Gambar 1. Sketsa bentuk molekul asam amino (Winarno, 2004).
Lisin, Alanin, Sistin, Serin, Glisin, Asam glutamat, Asam aspartat, Leusin, Valin,
adalah asam amino esensial pH netral, non polar (hidrofobik/tidak menyukai air),
rantai samping terbuka (alifatik), berat molekul HPLC 149,21 g/mol. Agrinin
adalah asam amino esensial, bersifat basa, termasuk asam amino alifatik, polar
esensial, struktur kimia aromatik, non polar, netral, berat molekul 165,19 g/mol.
Isoleusin termasuk asam amino esensial, bersifat netral, non polar, alifatik, berat
glikogenik, bersifat basa, dan merupakan polar bermuatan, berat molekul 155,16
g/mol. Treonin termasuk asam amino esensial, polar tidak bermuatan, struktur
kimia alifatik, berat molekul 119,12 g/mol. Valin adalah asam amino esensial,
struktur kimia alifatik, non-polar, netral, berat molekul 117,15 g/mol. Leusin
tergolong asam amino esensial, struktur kimia alifatik, non-polar, pH netral, berat
molekul 131,18 g/mol. Lisin merupakan asam amino esensial, polar dan
bermuatan, pH basa, struktur kimia alifatik, berat molekul 182, 65 g/mol. Reaksi
biokimia Tirosin yaitu glikogenik dan ketogenik, struktur kimia siklik aromatik,
tidak bermuatan, berat molekul 181,19 g/mol. Prolin merupakan asam amino
non-esensial, struktur kimia heterosiklik, pH netral, non-polar, berat molekul 115,
alifatik, berat molekul 133,1 g/mol. Asam glutamat termasuk asam amino non-
esensial, struktur kimia alifatik, polar bermuatan, bersifat asam, berat molekul
memiliki rantai samping terbuka, struktur kimia alifatik, berat molekul 75,07 g/mol.
Serin adalah asam amino non-esensial, pH netral, polar dan tidak bermuatan,
struktur kimia alifatik, berat molekul 105,09 g/mol. Sistein tergolong asam amino
non-esensial, struktur kimia alifatik, polar dan tidak bermuatan, pH netral namun
tidak memiliki gugus fungsional yang rantai cabangnya dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air, berat molekul 121,16 g/mol. Alanin merupakan asam amino
non-esensial, sifat netral, nono polar pada pH mendekali 7, struktur kimia alifatik,
2.4 Garam
yang diproduksi oleh manusia dan hewan. Zat ini berbahaya untuk kehidupan
akuatik. Konsentrasi yang tinggi dapat menghasilkan pH yang tinggi dan dapat
meracuni bakteri, sehingga menghambat suplai oksigen dalam air. Pada sintesis
katabolisme dan anabolisme, ion asetat (anion dari asam asetat) menghasilkan
Gambar 2. Muchsiri et al. (2016), menyebutkan bahwa zat ini bersifat anti-
HPLC adalah diameter kolom yang digunakan sangat kecil sehingga volume
injeksi sampel cukup hanya 5 mikrometer dan waktu retensi sampel menjadi
bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis adalah kadar
nitrogennya. Hasil analisis dikalikan dengan angka konversi 6,25, yang diperoleh
dari nilai protein dalam bahan itu. Angka 6,25 berasal dari angka konversi serat
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan