Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang memungkinkan isi


abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus, atau kandung kemih) memasuki defek
tersebut sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal. Hernia inguinalis
merupakan protrusi viscus (penonjolan organ) dari kavum peritoneal ke dalam
canalis inguinalis. Hernia ini timbul akibat menetapnya prosesus vaginalis (kantong
hernia) saat embrio. Hernia ireponibel adalah ketika isi kantong hernia tidak dapat
direposisi kembali ke dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan
isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun
tanda sumbatan usus.
Diagnosa HIL reponible ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis pasien di dapatkan benjolan di lipat
paha yang timbul pada waktu mengejan, batuk, atau mengangkat beban berat, dan
menghilang waktu istirahat baring. Pada pemeriksaan fisik keadaan asimetri pada
kedua lipat paha, Pasien di minta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan
atau keadaan asimetri dapat dilihat, pada hernia inguinalis Lateral reponible akan
terlihat tonjolan yang berbentuk elip dan kenyal, bila isi hernia berupa usus maka
bising usus dapat terdengar, palpasi dapat menggunakan metode finger tip test.
Pemeriksaan penunjang digunakan untuk mengetahui adanya strangulasi jika
leukositosis, Elektrolit, BUN, kreatinin tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi
dehidrasi, urinalisis: untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus
genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.
Prinsip penatalaksanaan HIL adalah konservatif dan operatif. Namun,
apabila telah terjadi perlekatan atau irreponible maka lebih baik operatif. Tindakan
operatif yang dapat dilakukan adalah herniotomi dan herniorepair.
DAFTAR PUSTAKA

Faiz, Omar dan David Moffat. 2004. At a Glance: Series Anatomi. Alih bahasa:
Annisa Rahmalia. Jakarta: Erlangga
Grace, Pierce A. dan Neil R. Borley. 2007. At a Glance: Ilmu Bedah. Edisi 3. Alih
bahasa: Vidhia Umarni. Jakarta: Erlangga
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Sjamsuhidajat, et al. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah De Jong. Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai