Anda di halaman 1dari 11

BAB 4

IMPLEMENTASI

4.1 Pelaksanaan
Pada bab ini kami uraikan tentang Disentralisasi obat dalam manajemen
keperawatan di ruang Ar Rahman (Anak) RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Role play oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dari
tanggal 23 Mei – 05 Maret 2018 diruang Ar Rahman RSUD Ratu Zalecha
Martapura. Penyiapan sentralisasi obat dilakukan di ruang ners station.
Setelah mendapat tanda tangan persetujuan dari pasien maupun keluarga
pasien.

4.1.1 Tekhnik Pengelolaan Obat:


Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat di ruang nurse station. Setelah obat diterima langsung dari
farmasi maupun diterima langsung dari pasien yang sudah
mengambil resep dari dokter yang bertanggung jawab.
1. Di ruang Ar Rahman (Anak) penanggung jawab pengelolaan
obat adalah kepala ruangan yang secara oprasional dapat
didelegasikan kepada staf yang ditunjuk, misalnya katim
maupun perawat asosiate yang sedang berdinas.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol
penggunaan obat
3. Penerimaan obat di ruang Ar Rahman.
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat
yang sedang berdinas pada shif itu dan obat yang telah
diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, regestrasi, jenis obat,
jumlah dalam lembar penulisan obat. Keluarga atau pasien
selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan atau bilamana
obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T (
jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
4. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat
yang harus diminum beserta kartu sediaan obat.
a. Obat yang telah diserahkan selnjutnya disimpan oleh
perawat dalam lemari obat yang sudah tersedia diruangan
nurse station. 1 kotak 1 pasien yang mana didepannya
sudah dituliskan nama pasien, kamar berapa, bed berapa,
dan nomer rekam medik pasien.
5. Pembagaian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin perawat
yang berdinas dalam buku daftar pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selnjutnya diberikan oleh
perawat yang berdinas dengan memperhatikan alur yang
tercantum dalam buku daftar pemberian obat: dengan
terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi diinstruksi
dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam
obat, kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping obat,
dan setelah obat diberikan perawat tetap memantau efek
samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi
oleh kepala ruangan atau petugas yang ditujuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat – obatan
yang hampir habis akan diinformasikan kepada bagian
farmasin dan keluarga dan kemudian dimintakan resep (
jika masih perlu dilanjutkan ) kepada dokter penanggung
jawab pasien.
6. Penambahan obat baru
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis
atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini
akan dimasukan dalam buku masuk obat sekaligus
dilakukan perubahan dalam kartu sedian obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin ( sewaktu
saja ) maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku
masuk obat dan selanjutnya diinformasikan kepada pasien
ataupun keluarga bahwa yang diberikan adalah obat khusus
dan dberikannya hanya sewaktu-waktu saja.
7. Obat Khusus
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga
yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang
cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau
hanya diberikan dalam waktu tertentu / sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunkan kartu
khusus obat, dilaksanakan oleh ketua tim maupun perawat
yang mendspat delegasi.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga:
nama obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping.
d. Menyimpan persediaan obat
Ketua tim maupun perawat yang mendapat delegasi
memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat,
jumlah obat dan menulis etiket dan alamat pesien.
e. Lemari obat
Ketua tim maupun perawat yang mendapat delegasi
memeriksa keamanan mekanisme penyimpanan obat.

4.2 Bentuk Pelaksanaan Sentralisasi Obat


4.2.1 Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2016 ).
Pelaksanaan role play sentralisasi obat mulai dilaksanakan sejak
tanggal 23 Mei – 05 Juni 2018. Dalam kegiatan sentralisasi obat,
ketua tim yang bertugas pada shift pagi memerintahkan perawat
asosiate untuk bergabung dengan perawat ruangan untuk
melakukan sentralisasi obat, perawat asosiate baik dari tim 1
maupun tim 2 mengelola obat untuk pasien kelas 3. Baik dari
menyiapkan sampai memberikannya kepada pasien. Serta
mengawasi efek samping obat tersebut.

Dalam pelaksaan sentralisasi obat kami menggunakan prosedur


sentralisasi obat menurut Nursalam (2016) :

Tabel 4.4
Prosedur Sentralisasi Obat
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Katim mendatangi Karu & menyatakan mau 10 menit Nurse Katim
mengadakan sentralisasi obat oral dan injeksi Station
2. Karu menanyakan persiapan SO
3. Katim menyebutkan hal-hal yang sudah
disiapkan
4. Karu memeriksa kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi: informed consent, Karu
formulir pemberian obat oral dan injeksi,
lembar serah terima obat)

Pelaksanaan 1. Karu mendatangi bed pasien yang akan di 30 menit Bed Karu
adakan sentralisasi obat pasien
2. Katim meminta satu/dua orang keluarga pasien Katim
untuk dijelaskan tentang sentralisasi obat secara Nurse
umum di nurse station Station
3. Katim menjelaskan bagaimana
pensentralisasian obat Katim
4. PP memberikan informed consent pada
keluarga pasien Perawat
5. Katim bersama keluarga mencatat jumlah obat Pelaksana
dan menyimpan obat
6. Katim & perawat pelaksana bersama sama Katim
melakukan pendokumentasian pemberian obat
Katim &
Perawat
pelaksana
Penutup 1. Katim melaporkan kepada Karu dengan 15 menit Nurse Karu
membawa semua kelengkapan SO Station
2. Karu mengecek informed concent dan lembar
serah terima obat
3. Karu mengevaluasi pada Katim tentang
pelaksanaan sentralisasi obat
Dalam pelaksanaan sentralisasi obat kami menggunakan alur
sentralisasi obat pasien sebagai berikut:

DOKTER PERAWAT

DOKTER PERAWAT

PASIEN /
KELUARGA

Surat persetujuan
Pendekatan
sentralisasi obat
perawat
dari perawat
FARMASI /
APOTEK

PASIEN /
KELUARGA
Lembar serah terima
obat
Buku serah terima/
Masuk obat
PP / perawat yang
menerima

Pengaturan dan
pengelolaan oleh
perawat

Pasien / Keluarga
Keterangan :

:Garis Komando
: Garis Koordinasi

Bagan 2.1 Alur pelaksanaan sentralisasi obat

4.3 Evaluasi
Berdasarkan tujuan penyelenggaraan sentralisasi obat yang dilaksanakan
oleh kelompok 10 stase manajemen keperawatan Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin diruang Ar Rahman (Anak) RSUD Ratu
Zalecha Martapura, dapat dievaluasi bahwa setelah mengikuti praktek
sentralisasi obat, mahasiswa mampu menerapkan sentralisasi obat sesuai
prosedur.
 Mahasiswa mendapat kesempatan melaksanakan sentralisasi obat
pasien sesuai prosedur 6 T 1 W.
 Mampu meningkatkan kepuasan dan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan.
 Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat
dalam pengelolaan sentralisasi obat.
 Mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
perawat primer dan perawat associate dalam mengelola sentralisasi
obat dengan prinsip 6T dan 1W.
4.3.1 Evaluasi Proses Awal POA

No Masalah Kegiatan Indikator Waktu Penanggung Jawab


Keberhasilan

1. Kurang optimalnya Perawat memberikan Perawat melakukan Minggu Yulianita


pelaksanaan percontohan dalam melakukan sentralisasi obat
sentralisasi obat sentralisasi obat sesuai dengan berdasarkan SPO Ke: 2-3
sesuai SOP SOP ruangan
4.3.2 Evaluasi Proses Akhir POA
Berdasarkan rencana yang telah disusun, maka kegiatan yang dilaksanakan adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.7

Evaluasi Proses Akhir POA tahun 2018

No. Pokok Target Rencana Tanggal Hasil Evaluasi


Kegiatan

1. Pelaksanaan Sentralisasi obat 23 Mei s/d a. Evaluasi proses :


sentralisasi dilakukan secara 05 Juni
Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan oleh
obat efektif dan sesuai 2018
Mahasiswa/i stase manajemen dan perawat
konsep
yang sedang berdinas, sentralisasi obat diawali
dengan persiapan obat, yang masing-masing di
ambil dari persediaan yang ada di lemari obat
pasien. Mahasiswa stase menajemen
mengelola obat kelas 3, dan perawat yang
berdinas mengelola obat kelas 1 dan kelas 2
serta ruang observasi. Kemudian mahasiswa
dan perawat yang sedang berdinas mencatat
dosis, nama obat, jam di beri dan kamar
pasien. Setelah selesai menyiapkan obat
perawat dan mahasiswa mempersiapkan diri
serta mempersiapkan apa saja yang akan di
bawa ke kamar pasien. Mahasiswa stase
manajemen terlebih dahulu mencuci tangan
dan memakai sarung tangan. sSetelah sampai
di kamar pasien mahasiswa memperkenalkan
diri, menanyakan nama pasien, kemudian
mahasiswa menjelaskan obat apa yang akan
diberikan kepada pasien serta efek samping
yang ditimbulkan pasien.

Pada tanggal 04 Juni 2018 role play


sentralisasi obat pada pukul 08.00 WITA
sentralisasi obat shift pagi dilakukan seperti
biasanya sesuai prosedur dan diikuti oleh
mahasiswa stase manajemen. Sentralisasi obat
melibatkan karu, katim, dan perawat asosiate.
Katim mendatangi Karu & menyatakan mau
mengadakan sentralisasi obat oral dan injeksi.
Karu menanyakan persiapan SO. Katim
menyebutkan hal-hal yang sudah disiapkan.
Karu memeriksa kelengkapan administrasi
sentralisasi obat (meliputi: informed consent,
formulir pemberian obat oral dan injeksi,
lembar serah terima obat). Karu mendatangi
bed pasien yang akan di adakan sentralisasi
obat. PA memberikan informed consent pada
keluarga pasien. Katim bersama keluarga
mencatat jumlah obat dan menyimpan obat.
Katim & perawat pelaksana bersama sama
melakukan pendokumentasian pemberian obat.
Setelah itu dilanjutkan dengan katim
melaporkan kepada karu bahwa sentralisasi
sudah selesai kemudian karu mengevaluasi
kepada katim tentang pelaksanaan sentralisasi
obat.

b. Evaluasi Output :
 Sentralisasi obat sudah dilakukan secara
optimal sesuai dengan SPO.
4.4 Faktor Kesulitan dan Faktor Pendukung
4.4.1 Pelaksanaan Sentralisasi obat

Pelaksanaan Sentralisasi Obat yang ada di ruang Ar Rahman (Anak) dilakukan


setiap hari saat pergantian shif dinas. Dari hasil observasi sentralisasi obat ada
beberapa kendala dan dukungan, yaitu:

4.4.1.1 Hambatan
a) Keterbatasan pengetahuan mahasiswa yang sedang praktik stage
manajemen tentang sentralisasi obat yang baik dan benar sesuai SPO,
sehingga terkadang pelaksaan sentralisasi obat kurang optimal.
b) Saat pelaksaan sentralisasi obat terkadang ada pasien yang
memerlukan obat langsung (contohnya suhu tubuh di atas batas
normal) sehingga sentralisasi terkadang tidak sesuai dengan SPO.

4.4.1.2 Dukungan
a) Pembimbing lahan dan perawat memberikan arahan dalam
pelaksanaan role play sentralisasi obat dan juga memberi masukan
demi perbaikan pelaksaan sentralisasi obat.
b) Adanya kerja sama dan partisipasi perawat ruangan dalam kegiatan
sentralisasi obat.
c) Adanya kerja sama dari pasien dan keluarga didalam pelaksaan
sentralisasi obat. Terutama didalam kegiatan persiapan obat.

Anda mungkin juga menyukai