PENDAHULUAN
1
sehingga dapat mencapai prestasi maksimal. Oleh karena itu, untuk
mencapai hasil belajar Kimia yang baik perlu diaplikasikan teori belajar
yang sesuai dengan konsep Kimia yang diajarkan dan prinsip-prinsip teori
belajar yang hendak digunakan.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dalam isi laporan ini yaitu : dapat mendeskripsikan aplikasi
dari teori belajar yang dikemukakan para Ahli dalam pembelajaran Kimia
yang dianalisis dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
disusun oleh guru.
1.4 MANFAAT
Manfaat bagi pembaca yaitu : dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang aplikasi teori belajar dalam pembelajaran Kimia.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Ilmu kimia sebagai bagian dari IPA, terdiri atas aspek teoritis dan empiris.
Belajar kimia harus mampu mencakup kedua aspek tersebut, yaitu selain
mempelajari aspek teoritis (produk kimia), seperti konsep, teori, hukum, prinsip,
juga harus melakukan aktivitas empiris (proses kimia) dalam rangka membuktikan
bagaimana suatu produk kimia diperoleh melalui eksperimen maupun praktikum.
Ratna Wilis Dahar (1996: 108) menyatakan bahwa dalam belajar kimia, teori
belajar yang sesuai untuk pembelajaran kimia adalah teori belajar penemuan
(Bruner) dan teori belajar bermakna (Ausubel). Oleh karena itu, dalam
melaksanakan pembelajaran kimia harus direncanakan desain sistem pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran ilmu kimia yang cara
memperolehnya berasal dari suatu proses dan melalui suatu metode ilmiah.
Namun tidak menutup kemungkinan penggunaan dari beberapa teori belajar yang
lain. Berikut beberapa teori belajar yang sering digunakan dalam pembelajaran
Kimia dan konsep inti belajar menurut para ahli.
Teori belajar Behavioristik, beberapa para ahli yang mengemukakan teori
belajar behavioristik adalah :
1. Edward Lee Thorndike
2. Ivan P. Pavlov
3. Burrhus F. Skinner
4. Robert Gagne
Teori belajar Kognitif, beberapa para ahli yang mengemukakan teori belajar
kognitif adalah :
1. J. Bruner
2. J. Piaget
Teori belajar Sosial, beberapa para ahli yang mengemukakan teori belajar
sosial adalah :
1. Lev Vygotsky
2. Albert Bandura
3
2.1 DESKRIPSI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
1. Thorndike
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-
asosiasi antara peristiwa-peristiwa : stimulus (S) dgn respon (R). Stimulus
merupakan suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda
untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat R. Respon
merupakan sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya
perangsang.
2. Pavlov
Pavlov menemukan teori baru tentang belajar yang dikenal teori
Classical Conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses
yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing. Menurutnya,
perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara
berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
3. Skinner
Skinner menyampaikan konsep tentang Operant Conditioning. Gaya
mengajar guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan (drill)
dan latihan (exercise). Manajemen kelas berupa usaha untuk memodifikasi
perilaku (behavior modification).
4. Robert Gagne
Menurut Gagne, terdapat 9 kondisi instruksional, yaitu :
Gaining attention = Mendapatkan perhatian
Inform learner of objectives = Menginformasikan siswa mengenai
tujuan yang akan dicapai
Stimulate recall of prerequisite learning = Stimulasi kemampuan dasar
siswa untuk persiapan belajar
Present new material = Penyajian materi baru
Provide guidance = Menyediakan pembimbingan
Elicit performance = Memunculkan tindakan
Provide feedback about correctness = Siap memberikan umpan balik
langsung terhadap hasil yang baik
Assess performance = Menilai hasil belajar yang ditunjukkan
4
Enhance retention and recall
5
Mengikuti aturan-aturan yang ditetapkan (positif–diulangi, negatif-
dihilangkan)
Berlatih melalui pengulangan dan pembiasaan
Menguasai ketrampilan dasar sebagai persyaratan penguasaan ketrampilan
selanjutnya
6
Aplikasi Teori Belajar Kognitif
Menghasilkan individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir
untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang
memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh
peserta didik
Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar
kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar
yang sesuai bagi dirinya.
Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan
pada diri peserta didik.
7
Berkunjung ke tokoh/ahli tertentu (sebagai model)
Demonstrasi
Role playing
Aplikasi Teori Belajar Sosial
Guru : memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam
kehidupan siswa
Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai
proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami
potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan
meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif
Proses belajar : menyenangkan dan bermakna bagi siswa
8
BAB III
METODE
3.2 MATERI
Materi pembelajaran Kimia yang dianalisis yaiu pada materi faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Materi ini dibelajarkan pada siswa
kelas XI SMA semester ganjil.
3.3 INSTRUMEN
Instrumen analisis teori belajar pada RPP mengacu pada deskripsi
konsep dasar teori-teori belajar yang umumnya sudah dikenal seperti teori
belajar behavioristik, teori belajar kognitif, dan teori belajar sosial yang
dikemukakan oleh para ahli.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
4.2 Aplikasi Teori Belajar Vygotsky
Konsep belajar menurut Vygotsky terdiri dari dua konsep utama yaitu
konsep Zona Proksimal Development (ZPD) dan konsep Scaffolding.
Menurut konsep ZPD, tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan
siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah
secara mandiri. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari
kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan
masalah ketika di bawah bimbingan guru atau ketika berkolaborasi dengan
teman sebaya yang lebih kompeten. Hal ini sesuai dengan model inquiry
terbimbing yang digunakan sebagai model pembelajaran. Untuk
menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara
mandiri siswa difasilitasi dengan kegiatan belajar yang mengarahkan siswa
menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri, seperti melakukan pengamatan
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, perumusan konsep laju reaksi,
dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dan
memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan guru atau ketika
berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih kompeten, siswa difasilitasi
dengan kegiatan praktikum yang diarahkan oleh guru dengan bantuan Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan diskusi kelompok untuk menganalisis data hasil
praktikum.
Konsep scaffolding menurut Vygotsky adalah pemberian bantuan
(tuntunan) yang dapat mendukung siswa lebih kompeten dalam usahanya
menyelesaikan tugas di daerah jangkauan kognitifnya. Pemberian bantuan
(tuntunan) kepada siswa yang sedang pada awal belajar, kemudian sedikit
demi sedikit mengurangi dukungan atau bantuan tesebut setelah ia mampu
memecahkan problem dari tugas yang dihadapinya. Hal ini sesuai model
pembelajaran inquiry terbimbing, yang mana pada awalnya siswa diberi
tuntunan (misalnya menuntun membuat rumusan masalah, hipotesis,
rancangan percobaan) kemudian bantuan ini dikurangi seiring dengan
kemampuan siswa yang meningkat.
11
4.3 Aplikasi Teori Belajar Ausubel
Teori belajar menurut Ausubel dikenal dengan teori belajar bermakna
(meaningful learning), artinya belajar tidak hannya sekedar menghafal materi
pelajaran tetapi dapat memaknai maksud dari materi yang dipelajari, dapat
menghubungkan antara pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya dengan
pengetahuan baru yang dipelajari sehingga pengetahuan akan bertahan lama
dalam struktur kognitif siswa. Hal ini tampak dalam rancangan pembelajaran
yang tertuang dalam bentuk apersepsi awal yang diberikan kepada siswa
yakni merangsangsiswa untuk mengingat kembali materi/konsep yang telah
dipelajari sebelumnya seperti pengertian umum tentang laju reaksi, dan
pertanyaan lain misalnya “ suatu reaksi yang sama dapat berlangsung dengan
laju yang berbeda. Apa sajakah yang dapat mempengaruhi laju suatu reaksi?”
12
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan materi yang
telah dipaparkan diatas adalah : aplikasi teori belajar dalam pembelajaran
Kimia khususnya pada Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP) dengan
topik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi yang dianalisis adalah
teori belajar Bruner, Ausubel, dan Vygotsky.
3.2 SARAN
Dalam implementasi teori belajar ke dalam proses pembelajaran, kita
diharapkan dapat mempelajari dan menerapkan berbagai teori belajar yang
ada, tidak mengacu hanya kepada salah-satu teori, sebab masing-masing teori
mempunyai kebaikan dan kekurangan.
13