Anda di halaman 1dari 6

Prasarana Kerja Lainnya

Menurut pengamatan dan wawancara, tersedia lift pengangkut pekerja di gedung control
mesin. Penyalur petir terdapat pada setiap gedung dan nanti akan di alirkan ke tanah. Terdapat
pula alarm kebakaran yang akan berbunyi selama 10 detik dan sebanyak dua kali, jika
bertambah bahaya akan berbunyi sebanyak tiga kali. APAR yang tersedia terdiri dari dua jenis
bahan yaitu gas dan foam. APAR akan dilakukan kalibrasi setiap tiga bulan sekali. Selain itu
terdapat pula Hydrant yang tersedia di setiap gedung. Kotak P3K disediakan di setiap divisi.
Terdapat lemari asam yang berfungsi sebagai tempat mencampur zat asam. Chemical shower
yang berguna untuk penanganan awal apabila pekerja terkena bahan kimia.

Konstruksi Tempat Kerja

Dari hasil pengamatan secara langsung bahan yang digunakan berupa semen adukan
beton, pasir, besi, batu, serta bahan-bahan lain. Tetapi semua data yang didapat sangat terbatas
sekali sehingga tidak ada data lain yang dapat dikemukakan. Dan pada sebagian ruangan
menggunakan bahan tembaga ringan yang berfungsi sebagai peredam suara.

Sarana Penanggulangan Kebakaran

Sarana pengangguangan yang harus dipenuhi pada suatu gedung berdasarkan Standar
Nasional dan Internasional , antara lain :

1. Sistem deteksi dan alarm kebakaran


2. Sistem pemadam kebakaran
3. Sistem pengendalian kebakaran

Pada pembangunan PT. Krakatau Daya Listrik terdapat sarana penanggulangan


kebakaran antara lain :

1. Sistem deteksi dan alarm kebakaran


Apabila terjadi kebakaran smoke detector akan menyala dan akan
menyalakan alarm dan menyomprotkan air. Di setiap divisi terdapat petugas safety
yang bertanggung jawab pada kejadian tanggap darurat seperti kebakaran atau
kecelakaan kerja. Apabila smoke detector tidak menyala maka petugas akan
menekan tombol alarm yang berada di ruangan safety.

2. Sistem pemadam kebakaran

 Terdapat APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di setiap lokasi yang tersebar di
lokasi rawan kebakaran, yaitu panel istrik, area turbin, tempat makan, dan
gudang/tempat penyimpanan
 Terdapar macam APAR yaitu : CO2 dan Foam
 Pemeliharaan APAR dilakukan setiap 3 bulan sekali
3. Sistem pengendalian kebakaran
 paduan dan panduan tanggap darurat : terdapat tim tanggap darurat yang terdiri
dari HSE dan seluruh supervisor, panduan arah menuju Asembly point

Alat Pelindung Diri

Alat pelindung diri (APD) standard yang digunakan oleh tenaga kerja di PT. Krakatau
Daya Steel selama proses produksi berlangsung diantaranya ialah : Penutup kepala (
helm), Rubber boot, Rubber Glove, Baju Kerja dari bahan Jins, Ear Muff, Googles, Masker di
lab.Namun apabila pekerja bekerja diketinggian tinggi , yaitu ketinggian lebih dari 2 meter dari
permukaan lantai maka pekerja akan diberikan tambahan berupa body harmless. Tambahan ini
akan diberikan 2 jam sebelum pekerja melakukan pekerjaaan di tempat tinggi.

Setiap pekerja akan dibnerikan helm, sepatu boot dan rompi dengan scooth line. Seluruh
alat pelindung diri menjadi hak milik dari setiap pekerja. Bila terdapat kerusakan pada alat
pelindung diri, seperti helm yang pecah maka dapat melapor pada departemen safety dan akan
mendapatkan penganti.

Setiap akan memasuki tempat kerja maka setiap pekerja wajib memakai alat pelindung
diri dan apabila ada pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri saat berada di tempat kerja
maka akan mendapat sanksi berupa dikeluarkan dari pekerjaan.
Tanggap Darurat dan Jalur Evakuasi

Tim tanggap darurat terdiri dari satu orang setiap divisi. Sebagai tindakan antisipasi,
dilakukan simulasi bencana setiap 3 bulan sekali, yang melibatkan seluruh pekerja. Simulasi
bencana yang dilakukan yaitu bencana kebakaran.

Apabila terjadi keadaan darurat, maka penanggung jawab dari setiap divisi akan
bertindak langsung sebagai penangan awal. Pekerja akan di evakuasi menuju assembly hall.
Setelah berkumpul di assembly hall, para pekerja akan diberi tahu tentang kondisi darurat yang
sedang terjadi, dan dilakukan pendataan untuk mengetahui apakah ada pekerja yang masih
terjebak di lokasi proyek. Selanjutnya, tim tanggap darurat bekerja sama dengan tim pemadam
kebakaran dan tim SARS setempat untuk melakukan penyelamatan dan penanganan bencana.

Kejadian Kecelakaan Kerja

Sistem keselamatan kerja digunakan oleh PT. Krakatau Daya Listrik mengacu pada
keputusan UU no.1 tahun 1970. Oleh karena itu PT. Krakatau Daya Listrik terdapat
departement safety health environ yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman dengan target “ zero fatality”.

Berdasarkan penjelasan departement safety, selama ini Pelaksanaan dilapangan terdapat


beberapa kecelakaan kerja, yaitu luka bakar derajat satu dan dua akibat induksi listrik, terkena
percikan bahan kimia karena kebocoran pipa. Penanganan awal untuk gawat darurat dilakukan di
klinik perusahaan, dan untuk penanganan selanjutnya tenaga kerja dirujuk ke Rumah sakit kratau
medika.

Personil Keselamatan Kerja

Personil keselamatan kerja di proyek pembangunan PT. Krakatau Daya Listrik terdapat 8 orang
yang sudah tersertifikasi. Kegiatan yang dilakukan adalah simulasi kejadian bencana yang
dilakukan setiap 3 bulan sekali dan patroli yang dilakukan oleh satu orang petugas personil
keselamatan pada setiap divisi setiap harinya.
BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

Secara umum PT. Krakataua Daya Listrik sudah menjalankan program K3 dengan baik.
Kecelakaan yang terjadi hanya sebanyak 2 kejadian disebabkan oleh kelalaian dan
ketidakpatuhan tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya, oleh karena itu perlu ditingkatkan
kesadaran dan kedisiplinan pekerja akan keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara
peningkatan pengawasan terhadap tenaga kerja dan pemberian sanksi yang mendidik tenaga
kerja.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan di PT. Krakatau Daya Listrik dapat
disimpulkan bahwa perusahaan sudah menerapkan standar K3 yang telah diatur oleh undang-
undang, diantaranya:
1. Karyawan baru diberikan pelatihan sebelum mulai bekerja, sehingga dapat mencegah
kecelakaan kerja.
2. Tenaga kerja sudah menggunakan APD.
3. Terdapat jalur evakuasi khusus dan tanggap darurat.

B. SARAN
1. Perlu dilakukan briefing rutin sebelum melakukan kerja yang mengingatkan tentang
pentingnya perhatian dan kehati-hatian setiap pekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja
(safety induction).
BAB VI

PENUTUP

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan standar kerja yang harus dipenuhi
oleh suatu perusahaan guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif dengan
mengendalikan berbagai resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja. Ruang lingkup K3 terdiri
dari aspek tenaga kerja, sistem kerja, sarana dan prasarana perusahaan. PT. Krakatau Daya
Listrik sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja yang belum sepenuhnya menerapkan K3,
sehingga pelaksanaannya belum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai