Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit yang mengakibatkan tidak seimbangnya
kemampuan tubuh menggunakan makanan secara efisien yang disebabkan oleh pankreas gagal
memproduksi insulin atau terjadi misfungsi tubuh yang tidak bisa menggunakan insulin secara
tepat. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronik yang prevalensinya terus
meningkat setiap tahun . Jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia tahun 2000 mencapai
8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030, bahkan saat ini
prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke empat di dunia setelah India, China dan
Amerika Serikat.
WHO memperkirakan sekitar 4 juta orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi DM.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DepKes) angka prevalensi penderita diabetes di
Indonesia pada tahun 2008 mencapai 5,7% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 12 juta
jiwa. Penyakit DM terdiri dari DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 1 yaitu diabetes yang
bergantung pada insulin di mana tubuh kekurangan atau tidak diproduksinya hormon insulin
sedangkan DM tipe 2 yaitu keadaan di mana hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi
dengan semestinya.1 Penyakit DM tipe 2 di Indonesia merupakan salah satu penyebab utama
penyakit tak menular atau sekitar 2,1% dari seluruh kematian.
Diperkirakan sekitar 90% kasus DM di seluruh dunia tergolong DM tipe 2. Jumlah
penderita DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok umur dewasa terutama umur > 30 tahun
dan pada seluruh status sosial ekonomi Obesitas terutama yang bersifat sentral merupakan salah
satu factor yang mempengaruhi timbulnya penyakit DM Tipe 2. Timbunan lemak
yangberlebihan di dalam tubuh dapat mengakibatkan resistensi insulin yang berpengaruh
terhadap kadar gula darah penderita diabetes mellitus.1
2. Tujuan
Tujuan umum :Meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Tujuan khusus :Mempererat silaturahmi terhadap pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan informasi tambahan baik secara auto aanamnesis ataupun
allo anamnesis tentang kondisi pasien, kondisi keluarga, kondisi sosial dan
lingkungan pasien.Memperhatikan kondisi lingkungan pasien dan
memberi edukasi yang terkait dengan penyakitnya.
3. Masalah
Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia,
kekerapan diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4 dengan 1,6%. Pada tahun 2006,
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bekerja
sama dengan Bidang Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan melakukan
Surveilans Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular di Jakarta yang melibatkan 1591
subyek, terdiri dari 640 laki-laki dan 951 wanita. Survei tersebut melaporkan prevalensi
DM di lima wilayah DKI Jakarta sebesar 12,1% dengan DM yang terdeteksi sebesar
3,8% dan DM yang tidak terdeteksi sebesar 11,2%. Berdasarkan data ini diketahui bahwa
kejadian DM yang belum terdiagnosis masih cukup tinggi, hampir 3x lipat dari jumlah
kasus DM yang sudah terdeteksi.1
4. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain adalah:
Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien dan penyakitnya
Meningkatkan komunikasi dokter-pasien
Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien
Pembahasan
1. Laporan kunjungan rumah
PASIEN UTAMA
Puskesmas : Puskesmas Kelurahan Tanjung Duren Selatan
Tanggal kunjungan : 18 Juli 2017
Identitas Pasien
Nama : Ibu Sulastri
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu kantin
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Alamat : Jl. Mandalika 3 no.26 RT 02 RW 06
Telepon : 081310789568
Nama keluarga yang tinggal bersama:
Nama Jenis kelamin Umur Hubungan
2. Anamnesis
Keluhan utama : suka banyak pikiran sehingga merasa gula tinggi sejak 3
bulan lalu
Riwayat penyakit sekarang : gula tinggi ( diabetes)
Riwayat penyakit dahulu :-
Riwayat penyakit keluarga :-
Riwayat kebiasaan sosial :
a. Merokok :-
b. Konsumsi alcohol :-
c. Pola jajan : Tidak begitu suka ngemil
d. Pola makan : Teratur. Sehari 2-3 kali tetapi suka yang manis-manis
e. Pola rekreasi : Jarang dilakukan karena kendala kerjaan
Hubungan psikologis dengan keluarga : Baik, Hampir tidak pernah ada kesalah fahaman
antara anggota keluarga.
Aktivitas social : Sering ikut kegiatan dalam masyrakat terutama
ikut berpartisipasi apabila dilakukan kerja bakti.
Kegiatan kerohanian : Baik, Karen ibu Banim selalu sholat 5waktu
tetapi tidak terlalu sering untuk ikut pengajian-pengajian di masjid.
KELUARGA
Riwayat biologis keluarga
Keadaan kesehatan : Baik, karena anggota yang tinggal bersama dirumah
jarang terkena penyakit dan apabila ada yang sakit hanya flu biasa dan itu jarang .
Hanya ibu sulastri saya yang sedang sakit diabetes.
Kebersihan perorangan : Sedang, Dapat dilihat suasan dalam rumah sedikit tidak
tersusun. Menurut si Ibu, anggota keluarganya Cuma mandi sehari 2 kali saja.
Penyakit yang diderita : Ibu sulastri menderita diabetes melitus
Penyakit keturunan :-
Penyakit kronis/menular : -
Kecacatan anggota keluarga : -
Pola makan : Anggota keluarga ini makan sehari sebanyak 2 kali, dan
seringkali memasak makanan sendiri.
Pola istirahat : Baik, ibu sulastri selalu beristirahat setelah kantin tutup
pukul 3 sore sampai pukul setengah 6 sore.
Jumlah anggota keluarga : 5 orang
Psikologis keluarga
Kebiasaan buruk :-
Pengambilan keputusan : Biasanya mereka selalu berdiskusi dulu untuk
menyelesaikan masalah dan keputusan akan ditetepkan oleh suami ibu sulastri.
Ketergantungan obat : Ibu sulastri mengkonsumsi obat Metformin untuk
mengatasi DM yang dideritanya.
Alergi obat :-
Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Tanjung Duren Selatan
Pola rekreasi : Ibu Sulastri hanya akan liburan apa bila sedang ada waktu
liburan (jarang)
Kebersihan : Kurang.
Ruangan Keterangan
Ruang tamu Lumayan besar tetapi kurang dalam
penataan barang sehingaga tampak
sedikit berantakan.
Dapur Agak berserakan
Kamar mandi Kurang bersih dan kurang terjaga
Kamar tidur Berserakan
Ventilasi : Sedang
Ruangan Keterangan
Ruang tamu Ada ventilasi
Dapur Tidak ada ventilasi karena berada
disamping rumah.
Kamar mandi Ada ventilasi
Kamar tidur Ada ventilasi
Spiritual keluarga
Ketaatan beribadah : Mereka melakukan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh
orang Islam.
Keyakinan tentang kesehatan : Cukup kerana ibu Sulastri juga mengerti tentang
penyakitnya dan suka bertanya kepada dokter yang berpraktik umum di dekat rumahnya
3. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesedaran : Compos mentis
c) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 36,0oC
Kadar pernapasan : 20 x per menit
Denyut nadi : 88x per menit
4. Diagnosis pasien
a) Biologi : Diabetes Melitus tipe-II
b) Psikologi : gangguan cemas apabila setelah check up gulanya
meningkat
c) Sosial :-
5. Penatalaksanaan penyakit dan edukasi
a) Health Promotion
Memberi penyuluhan mengenai pengertian, gejala, faktor resiko, serta komplikasi
diabetes.
b) Specific protection
Diusahakan agar pasien dapat hidup dengan pola sehat dengan cara berolahraga ringan
secara rutin, control makanan terutama mengurangi makanan yang manis-manis.
c) Early diagnosis and prompt treatment
Menyarankan kepada pasien supaya sentiasa melakukan pemeriksaan kadar gula dan
tanda-tanda vital lain ke Puskesmas.
d) Disability limitation
Pasien yang sedang dalam pengobatan disarankan agar mengikuti cara pengobatan yang
benar supaya diabetesnya itu dapat dikontrol dan menyarankan makanan yang manis-
manis dapat dikurangkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit diabetes ini makin
memburuk.
e) Rehabilitation
Pasien yang sudah tidak menderita gejala diabetes dianjurkan untuk tetap menjalani
pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk melihat gejala-gejala diabetes masih ada
atau tidak.
6. Prognosis
a) Penyakit
Secara umum prognosis penyakit ini baik. Namun penyakit ini juga perlu ditangani
secara baik agar tidak menimbulkan komplikasi yang dapat mengubah prognosisnya.
b) Keluarga
Prognosis bagi keluarga juga baik. Hal ini dikarenakan penyebab dari diabetes pada
usia lanjut merupakan penyakit degeneratif yang tidak menular.
c) Masyarakat
Prognosis bagi masyarakat sekitar juga baik. Hal ini karena penyakit pasien bukanlah
penyakit menular yang dapat menyebabkan KLB ataupun wabah.
7. Resume
Dari hasil kunjungan ke rumah pasien pada tanggal 18 Juli 2017, didapatkan
bahwa pasien menderita diabetes. Saat ini pasien berusia 53 tahun dan masih aktif
menjalankan aktifitas sehari-hari sebagai ibu kantin. Pasien memiliki suami dan 2 orang
anak. Kesehatan pasien masih cukup baik karena pasien rutin menjaga kesehatannya
dengan berbagai aktifitas meski pada saat dilakukan pemeriksaan kadar gula didapat kan
hasilnya GDS 127 dan GDP 195 dan pasien belum konsumsi obat dikarenakan obat yang
biasa dikonsumsi habis.
Ditinjau dari segi rumah, rumah pasien yang dilengkapi dengan kamar tidur,
dapur dan toilet kurang jika dilihat dari tingkat kebersihannya. Penerangan yang ada pada
rumah pasien masih kurang. System pembuangan limbah yang diterapkan pasien adalah
mengalirkan limbah ke got besar yang ada dekat dengan rumah. Kemudian untuk
spiritual, dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga ini adalah keluarga yang taat
beribadah. Pasien dan keluarganya merupakan penganut agama Islam.
Saat dilakukan penyuluhan, kondisi pasien cukup baik. Pasien aktif saat diajak
wawancara mengenai kesehatannya. Pasien masih rutin datang ke puskesmas setiap
bulannya untuk mengetahui kondisinya. Dari hasil anamnesis, terlihat bahwa pasien
secara umum keadaanya baik-baik saja, tapi stressor lah yang menyebabkan pasien
merasakan gejala-gejala diabetes terutama saat pasien merasa sangat kelelahan.
Tinjauan Pustaka
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sindrom homeostasis gangguan energi yang disebabkan
oleh defisiensi insulin atau oleh defisiensi kerjanya dan mengakibatkan metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak tidak normal. Individu yang menderita diabetes tergantung insulin
menghadapi beban serius yang meliputi kebutuhan mutlat insulin eksogen setiap harinya,
kebutuhan untuk memonitor pengendalian metabolik dirinya dan kebutuhan untuk
memperhatikan terus-menerus pada masukan diet. Morbiditas dan mortalitas yang berasal dari
kekacauan metabolik dan dari komplikasi jangka panjang yang memepengaruhi pembuluh kecil
dan besar serta menyebabkan retinopati, nefropati, penyakit jantung iskemik, dan obstruksi arteri
dengan gangren tungkai.2
Puasa 2jam PP
1. Risiko Rendah
Tes glukosa darah tidak dibutuhkan apabila :
2. Risiko Sedang
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24 – 28 minggu terutama pada wanita dengan ras
Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
3. Risiko Tinggi
Wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami glukosuria. Dilakukan tes
gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis maka pemeriksaangula darah
diulang pada minggu 24 – 28 kehamilan atau kapanpun ketika pasien mendapat gejala yang
menandakan keadaan hiperglikemia.
Etiologi
Diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa
oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel β tidak mampu
mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin.
Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa,
maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekrasi insulin lain. Berarti sel β
pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.1,2
Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan jantung.
Pemeriksaan Penunjang
2. HbA1C.
3. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida).
4. Kreatinin serum.
5. Albuminuria.
6. Keton, sedimen dan protein dalam urin.
Penatalaksanaan
1. Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus, mempertahankan rasa
nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
2. Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas diabetes melitus.3
Kesimpulan
Penyakit Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang disebabkan kegagalan relatif sel β
dan resistensi insulin yang dapat sembuh jika didiagnosis cepat dengan menjaga pola makan
dan pengobatan yang adekuat dan didukung dengan program PMO yaitu istri dari pasien
yang mengingatkan untuk minum obat dan sewaktu kunjungan pasien sudah merasa tidak
terganggu aktivitas sehari – harinya .
Pemberian pemahaman yang benar tentang perawatan mandiri pasien DM kepada pasien
dan keluarga, penderita DM dapat hidup layaknya seperti orang lain yang sehat, yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produktifitas dan tingkat kesejahteraan keluarga dimana pasien
tersebut tinggal.
Daftar Pustaka
1. Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisis. Jakarta; 2005.
2. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga Medical
Series; 2007. h.138-9.
3. Waspadji S, Sukardji K, Octarina M. Pedoman diet diabetes melitus. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI;2002.
LAMPIRAN