Askep Klompok Isi
Askep Klompok Isi
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam
makalah ini antara lain:
Mengetahui pengertian dari 1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang kami kemukakan dalam
makalah ini antara lain:
a. Mengetahui definisi dari Hipotiroid
b. Mengetahui etiologi dari Hipotiroid
c. Mengetahui epidemiologi dari Hipotiroid
d. Mengetahui patofisiologi dari Hipotiroid
e. Mengetahui gejala klinis dari Hipotiroid
f. Mengetahui pemeriksaan fisik Hipotiroid
g. Mengetahui pemeriksaan diagnosa dari Hipotiroid
h. Mengetahui diagnosis dari Hipotiroid
i. Mengetahui therapy dari Hipotiroid
1
1.4 Metode
Adapun metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah kepustakaan.
Yaitu dengan mencari data-data yang menunjang materi/yang berhubungan dengan
Hipotiroid.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hipotiroidisme terjadi bila terdapat defisiensi hormone tiroid, berakibat turunnya laju
metabolisme dan proses-proses umum tubuh.
(Patofisiologi Untuk Keperawatan, Jan Tambayong)
2.2 Etiologi
a. Penyakit system kekebalan tubuh ( tiroiditis )
b. Kongenital ( kecacatan perkembangan )
c. Efek patologis ( autoimun )
d. Kurangnya asupan iodium
3
2.3 Epidemiologi / insiden kasus
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30-60 tahun, empat kali lipat
angka kejadiannya pada wanita lebih dibandingkan pria. Namun ini juga dapat terjadi pada
setiap usia. Hipotiroidisme congenital dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup.
2.4 Patofisiologi
Dari etiologi ( penyakit system kekebalan tubuh atau tiroiditis, congenital, autoimun
serta kurangnya asupan iodium). Karena kekurangan asupan iodium sehingga dapat
menghambat produksi T3 dan T4. Akibatnya tidak tersedianya hormon yang dapat dipakai
untuk menghambat produksi TSH oleh hipofisis anterior sehingga kalenjar hipofisis
mensekresi banyak sekali TSH. Selanjutnya TSH menyebabkan sel-sel tiroid mensekresi
banyak sekali tioglobulin (koloid) kedalam folikel, dan kalenjarnya tumbuh semakin besar.
Tetapi oleh karena iodiumnya berkurang produksi tiroksin dan triiodotironin tidak meningkat
dan oleh sebab itu tidak ada penekanan secara normal pada produksi TSH oleh kalenjar
hipofisis. Ukuran folikelnya menjadi sangat besar dan kalenjar tiroidnya dapat membesar 10-
30 kali ukuran normal (hyperplasia kal. Tiroid). Muncul masalah gangguan body image.
Dari etiologi yang lain akan mengakibatkan penurunan produksi T3 dan T4 yang akan
menyebabkan kegagalan fungsi tropik tubuh ditandai dengan rambut sedikit, gangguan
pertumbuhan (kretinisme).
Mempengaruhi penurunan perkembangan saraf yaitu penurunan SSP menyebabkan
terjadi samnolen dan retardasi mental muncul masalah gangguan pola tidur dan resti inefektif
penatalaksanaan program terapeutik. Penurunan aktifitas medulla spinalis menyebabkan
peningkatan kelemahan otot dan penurunan reflek otot, disini muncul masalah intoleransi
aktivitas.
Penurunan proses metabolik mengakibatkan peningkatan jumlah lipoprotein darah,
keratonemia, oksidasi menurun, penurunan distribusi hasil metabolisme kejaringan dan
penurunan peristaltik saluran pencernaan. Peningkatan jumlah lipoprotein darah yang
mengandung kolesterol biasanya berkaitan dengan meningkatnya atherosclerosis dan
arteriosklerosis. Oleh karena itu sebagian besar penderita hipotiroidisme terutama yang
disertai dengan gejala miksedema akan menderita arteriosklerosis yang menimbulkan
4
penyakit vascular perifer, tuli dan seringkali mengalami sklerosis koroner berat yang dapat
menyebabkan kematian pada umur muda.
5
Reproduksi :
Pada wanita : perubahan menstruasi seperti amenore atau masa menstruasi yang
memanjang, infertilitas, anovulasi dan penurunan libido.
Pada pria : penurunan libido dan impoten.
Psikosis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku mania.
Manifestasi klinis lain berupa edema periorbita, wajah seperti bulan (moon face), wajah
kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap opioid dan
transkuilizer meningkat, ekspresi wajah kosong, lemah, haluaran urine menurun, anemi,
mudah berdarah.
6
2.8 Diagnosis
Para dokter akan dapat melakukan diagnosis setelah mengadakan pemeriksaan fisik serta
melengkapi keluhan-keluhan dari pasien dan melakukan uji tes laboratorium. Pemeriksaan
fisik diantaranya, pemeriksaan jantung, mata, rambut, kulit. Penderita tampak pucat, lengan
dan tungkainya membengkak, mentalnya berkurang, denyut jantung lambat, tekanan darah
rendah dan suhu tubuh rendah. Sedangkan tes laboratorium diantaranya untuk mengukur
jumlah tiroksin ( T4), triyodotironin(T3). Disamping itu juga untuk tes darah ( antibody
antitiroid), untuk mengetahui kadar kolesterol serta untuk mendeteksi kadar kalsitonin,
kalsium, prolaktin dan tiroglobulin.
7
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Aktivitas / istirahat
DS : keletihan / kelelahan
DO : bradikardia, kelemahan otot.
Sirkulasi
DS : nyeri badan
DO : pengurangan volume darah, pembengkakan seluruh tubuh
Integritas ego
DS : adanya riwayat factor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik,
ketidakmampuan mengatasi stress, malas.
DO : depresi.
Eliminasi
DS : konstipasi
DO :konsistensi feses padat, distensi abdomen
Makanan / cairan
DS : BB meningkat, nafsu makan menurun
DO : pembengkakan pada bagian depan leher ( goiter), edema nonpitting
Neurosensori
DS : sulit fokus
DO : suara parau, ingatan terganggu, kelambanan mental,
Nyeri / kenyamanan
DS : nyeri badan
DO : distensi abdomen, kulit tebal dan kering, tubuh kasar
Pernafasan
DS :
DO :
Keamanan
DS :
DO :
8
Seksualitas
DS : siklus menstruasi tidak teratur
DO :berkurangnya pertumbuhan rambut dan kulit bersisik
Penyuluhan / pembelajaran
DS :
DO :
9
4. Gangguan body image b/d perubahan penampilan fisik
5. Intoleransi aktivitas b/d meningkatnya kebutuhan metabolisme sekunder terhadap
kelainan metabolic atau endokrin
6. Gangguan pola tidur b/d respons ansietas
7. Perubahan kenyamanan b/d penurunan proses metabolik
8. Resti inefektif penatalaksanaan program terapeutik b/d pernurunan perkembangan
system saraf pusat.
9. Resti terhadap kerusakan integritas kulit b/d nutrisi yang buruk dan hipotermia.
10. Risiko terhadap hipotermia b/d laju metabolisme yang menurun
3. Evaluasi
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipotiroidisme adalah penurunan sekresi hormone tiroid sebagai akibat kegagalan
mekanisme kompensasi kalenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh
akan hormon-hormon tiroid.
Penyebabnya :
a. Penyakit system kekebalan tubuh ( tiroiditis )
b. Kongenital ( kecacatan perkembangan )
c. Efek patologis ( autoimun )
d. Kurangnya asupan iodium
3.2 Saran
Semua masyarakat diharapkan dapat mencegah angka kejadian hipotiroid dengan
gaya hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan yang memiliki kandungan gizi
sesuai kebutuhan, latihan dan istirahat yang cukup serta menghindari faktor yang
dapat memicu terjadinya hipotiroid. Diharapkan masyarakat juga dapat mengetahui
secara dini tentang tanda dan gejala hipotiroid agar mempermudah dan mempercepat
penyembuhan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12