DISUSUN OLEH :
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan dalam Pembuatan Sediaan Larutan……...6
2.2 Larutan Oral dan Pembuatan Larutan Oral ……………………………………….9
2.2.1 Campuran Kering Untuk Larutan (Dry Syrup)…………………………..10
2.2.2 Larutan Rehidrasi Oral…………………………………………………...12
2.2.3 Larutan Oral Pencuci Kolon……………………………………………...12
2.2.4 Larutan Oral Magnesium Sitrat…………………………………………..13
2.2.5 Sirup……………………………………………………………………...13
2.2.6 Eliksir…………………………………………………………………….17
2.2.7 Suspensi………………………………………………………………….19
2.2.8 Emulsi……………………………………………………………………21
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1 LATAR BELAKANG
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut, seperti terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur (Soetopo dkk, 2003). Penggunaan
larutan dalam bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis
daan memiliki ketelitin yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur karena
molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata.
Zat yang terlarut dalam suatu larutan disebut sebagai solute, sedangkan
yang melarutkan solute dalam larutan disebut solvent / pelarut/ cairan pembawa.
Solvent yang biasa digunakan untuk melarutkan solute dalam larutan adalah,
sebagai berikut: (Soetopo dkk, 2003)
4
1.2 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan berbagai jenis sediaan cair oral dan topikal.
2. Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis sediaan cair oral dan topikal
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Sebagian besar larutan yang ditujukan untuk penggunaan oral
mengandung perasa dan pewarna agar sediaan menjadi lebih menarik dan
rasa yang tidak enak dari zat aktif tertutupi (Allen dkk, 2010). Biasanya,
dalam larutan juga terdapat bahan penstabil untuk menjaga kestabilan
fisika dan kimia zat aktif dan pengawet agar mikroorganisme tidak tumbuh
dalam interaksi kimia antar berbagai macam komponen apabila
diperlukan. Oleh karena itu, untuk melakukan formulasi diperlukan kehati-
hatian oleh seorang farmasis dalam mengatasi interaksi kimia antar
berbagai macam komponen dalam larutan yang dapat mengubah stabilitas
dan potensi zat aktif. Contohnya, apabila dalam suatu larutan mengandung
ester p – hidroksibenzoat (metil-, etil-, propil-, dan butil- paraben) yang
amat seing digunakan sebagai pengawet memiliki kecenderungan memisah
dan bereaksi dengan minyak (oleum) perasa tertentu. Efek partisi ini dapat
menurunkan konsentrasi efektif pengawet dalam medium air di bawah
rata-rata keefektifan sebagai pengawet yang telah ditetapkan sebagai
pengawet standar dalam sediaaan larutan farmasi.
7
dry syrup karena obat tersebut tidak stabil dalam larutan air sehingga
tidak tahan lama dalam penyimpanan bila obat tersebut dilarutkan
dalam air.Biasanya, dry syrup berbentuk serbuk atau granul yang
dikema dalam botol, yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan
sejumlah air yang telah ditentukan oleh prdusen sebelum diberikan
kepada pasien.
Fluimucil
Source :wwwgoogle.com
Dengan potensi : Tiap 5cc syr kering mengandung Asetil sisteina
100mg. Indikasi : Pengencer sekresi mukus.
8
Karakteristik :
Larutan mengandung elektrolit, sehingga tidak boleh dicampur
dengan larutan air yang mengandung elektrolit lain, seperti susu
atau jus buah.
Kekuatan sediaan :
Satu liter larutan rehidrasi oral mengandung 45 mEq Na+, 20
mEq K+, 35 mEq Cl-, 30 mEq sitrat dan 25 mg dekstrosa.
Contoh produk :
Pedialyte dan rehydralyte
9
memiliki kecendrungan membentuk kristal padat selama
penyimpanan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
penyimpanannya. Karena larutan terkarbonasi, larutan tersebut
kehilangan karbonasi apabila dibiarkan saja setelah wadah dibuka.
Kekuatan sediaan :
Larutan ini mengandung sejumlah magnesium sitrat setara dengan
1,55 hingga 1,9 g magnesium oksida dalam 100 ml.
Contoh produk :
Solutio citratis magnesici
2.2.5 Sirup
1. Karakteristik Sirup
Sirup memiliki beberapa karakteristik, sebagai berikut :
Berupa cairan kental
Mengandung sukrosa dalam jumlah yang tinggi
Mudah dikonsumsi terutama untuk anak kecil
Mudah dibsorbsi pada saluran cerna
Rasa yang manis, harum, dan warna yang menarik
Penggunaan bahan tambahan ditujukan untuk meningkatkan
viskositas dan memperlambat proses pengendapan sehingga sirup
menjadi stabil
2. Komponen Sirup
Sebagian besar sirup mengandung komponen sebagai berikut :
a. Gula
Sukrosa adalah gula yang sering digunakan dalam sirup.
Sebagian besar sirup mengandung sukrosa dengan proporsi tinggi
sekitar 60-80%. Namun, dalam kondisi tertentu sukrosa dapat
digantikan secara keseluruhan atau sebagian dengan gula yang lain
atau bahan seperti sorbitol, gliserin, dan propilen glikol. Dapat juga
digantikan dengan bahan nonglikogenesis yaitu bahan yang tidak
berubah menjadi glukosa di dalam tubuh. Seperti metil selulosa dan
10
hidroksietil selulosa. Kedua bahan tersebut tidak dihidrolisis dan
terabsopsi ke dalam aliran darah. Penggunaan kedua bahan tersebut
dapat menghasilkan pembawa seperti sirup yang ditujukan untuk
penderita diabetes dan pasien lain yang harus mengkontrol diet dan
pembatasan bahan glikogenesis.
b. Pengawet Antimikroba
Banyaknya pengawet antimikroba yang digunakan bergantung
pada proporsi air yang tersedia untuk pertumbuhan, kondisi dan
aktivitas pengawet pada beberapa bahan formulasi, dan kemampuan
pengawet itu sendiri. Pengawet antimikroba yang biasa digunakan
adalah asam benzoat 0,1-0,2%, natrium benzoat 0,1-0,2%, kombinasi
antara metilparaben, propilparaben, dan butilparaben 0,1%.
c. Pemberi Aroma
Sebagian besar sirup diberi aroma dengan pemberi aroma
sintetik atau bahan alami. seperti minyak jeruk, vanilin, dll. Sirup
adalah larutan mengandung air, maka pemberi aroma juga harus dapat
larut dalam air. Namun, terkadang ditambahkan sejumlah alkohol
untuk pemberi aroma yang tidak larut dalam air.
d. Pewarna
Untuk memperbaiki penampilan sirup digunakan bahan pewarna yang
berkolerasi dengan pemberi aroma yang digunakan, misalnya hijau
dengan mint, coklat dengan rasa coklat dsb. Pewarna larut dalam air,
tidak bereaksi dengan komponen lainnya, warna stabil pada rentang
pH dan dibawah intensitas cahaya yang kemungkinan akan dihadapi
selama masa simpannya.
3. Contoh Obat Sirup
a. Benacol DTM
Komposisi :
• Dextromethorphan HBr 7,5 mg
• Diphenhydramine HCl 12,5 mg
• Ammon Cl 100 mg
• K guaiacolsulfonate 30 mg
• Na citrate 50 mg
• Menthol 1 mg
Indikasi : Antitusif, ekspektoran
Dosis :
• Dws : 1-2sdt tiap 3-4 jam & 1 sdt pd malam hari
11
• Anak2 : 1/2 -1 sdt tiap 3-4 jam & 1 sdt pd malam hari
Efek Samping : Mengantuk, pusing, mulut kering
2.2.6 Eliksir
A. Pengertian
B. Karakteristik
1. Kurang manis dan kurang kental karena mengandung gula yang
lebih rendah, akibatnya eliksir kurang efektif dalam menutupi
bau dan rasa obat dibanding sirup.
2. Eliksir berkarakter hidroalkohol sehingga lebih baik daripada
sirup dalam hal mempertahankan komponen. Baik komponen
yang larut air maupun yang larut alkohol.
3. Lebih stabil dan dalam pembuatannya dapat dibuat dari sisi
industri lebih mudah dan sederhana.
4. Kelarutan air dan alkohol berbeda
5. Mengandung pemberi aroma, warna dan 10-20% alkohol yang
biasanya dapat mengawetkan sendiri tanpa bantuan
penambahan bahan antimikroba.
C. Eliksir Teofilin
1. Kekuatan sediaan
Sinonim: Theofin, Aqualin Asmafil.
Pemerian: Serbuk hablur putih, rasa pahit dan tidak berbau.
Kelarutan: sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam air
panas. Mudah larut dalam alkil hidroksida, sukar larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan: dalam wadah tertutup.
Formulasi umum eliksir teofilin:
Teofilin 5,3 gram
Asam sitrat 10,0 gram
Glukosa cair 44,0 gram
Sirup 132,0 ml
Gliserin 50,0 ml
Larutan sorbitol 324,0 ml
Alkohol 200,0 ml
12
Sakarin Na 5,0 gram
Minyak lemon 0,5 gram
FDC Yellow No. 5 0,1 gram
Air murni untuk membuat 1.000,0 ml.
2. Info Penting
2.2.7 Suspensi
Pengertian Suspensi
Suspensi merupakansediaan cair dalam bentuk sistem
dispersi. Pada dasarnya, di dalam sistem dispersi terkandung dua
fase berbedayang tidak tercampur sempurna, di mana di dalam
suspensi, kedua fase tersebut adalah fase padat dan fase cair.
Secara keseluruhan, suspensi tampak berbentuk cair atau liquid,
artinya fase padat dari suspensi terdispersi di dalam fase cair,
sehingga secara sederhana, suspensi didefinisikan sebagai sediaan
cair berupa sistem dispersi yang mengandung partikel padat tidak
larut di dalam fase cair.
Beberapa jenis suspensi ada yang disediakan dalam bentuk
siap digunakan, dan beberapa jenis lainnya ada yang disediakan
dalam bentuk serbuk kemudian dilarutkan dalam medium
pendispersinya terlebih dahulu ketika akan digunakan. Biasanya
jenis obat yang mengandung bahan tidak tahan terlalu lama kontak
13
dengan cairan, seperti antibiotik disediakan dalam bentuk serbuk
yang harus didispersikan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Contoh suspensi (topikal):
CaladineLotion
Indikasi :Mengatasi gatal dan alergi pada kulit
Komposisi : Per 60 ml mengandung
DifenhidraminHCl 2%, Calamine 5%, Zink Oxide 10%,
Glyserin 5%, champoraqs
Dosis : Bersihkan bagian kulit yang gatal,
lalu oleskan 2-4x sehari. Sebaiknya digunakan sehabis
mandi dan sore
Pemberian : Di oleskan ke bagian kulit yang
gatal atau alergi
Cara Penyimpanan : Disimpan ditemput sejuk pada suhu
kamar
14
suspensi juga mudah ditutupi dengan penambahan perasa atau
pemanis.
2.2.8 Emulsi
Definisi
Emulsi adalah suatu dispersi ketika fase terdispersi tersusun
globul kecil suatu cairan yang terdistribusi di seluruh pembawa
yang satu sama lain tidak saling campur.
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang
salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil.
Menurut FI Edisi III, emulsi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam
cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan
yang cocok.
Dalam istilah emulsi, fase terdispersi adalah fase internal
dan medium dispersi adalah fase eksternal atau kontinyu. Emulsi
dengan fase internal bahan berminyak dan fase eksternal air disebut
emulsi minyak dalam air (m/a, Oil in Water atau o/w). Sebaliknya,
emulsi yang memiliki fase internal berair dan fase eksternal
berminyak disebut emulsi air dalam minyak (a/m, Water in Oil atau
w/o).
Karakteristik Emulsi
Kestabilan dari suatu emulsi farmasi memiliki karakteristik
antara lain:
15
2. Tidak adanya creaming
Creaming dapat berpotensi terjadinya penggabungan fase
terdispersi secara sempurna. Disamping itu, pada emulsi yang
mengalami creaming, pengocokan yang tidak sempurna akan
berakibat tidak tercapainya pemberian dosis yang diharapkan
pada penggunaannya.
Scott’sEmulsion
Golongan : Vitamin dan Suplemen Makan
Indikasi : Untuk memelihara daya tahan tubuh dan
memenuhi kebutuhan vit A dan D di dalam tubuh
Komposisi : Per 15 mL Cod liver oil 3 gr, (vit A 850 iu,
vit D 85 iu), Cahypophospite 148 mg, Na hypophospite 74
mg dengan ediblegumsandflavor
Dosis : Anak >12 tahun 1 sdm 3 x/hari, 7-12 tahun
1 sdm 2 x/hari, 1-6 tahun 1 sdm/hari
Pemberian : Diberikan sesudah makan
16
Curcuma PlusEmulsion
Golongan : Vitamin dan Suplemen Makan
Indikasi : Membantu memenuhi kebutuhan vitamin
pada masa pertumbuhan, membantu memelihara daya tahan
tubuh, membantu memperbaiki nafsu makan
Komposisi : Tiap sendok makan (15 mL) mengandung :
Vitamin A 850 I.U Vitamin B1 3 mg Vitamin B2 2 mg
Vitamin B6 5 mg Vitamin B12 5 meg Vitamin
B5/Dekspantenol 3 mg Vitamin D 100 I.U Kalsium
Hipofosfit 500 mg Minyak Ikan Kod 7,5 mg Ekstrak
Curcumaxanthorrhiza 10 mg
Dosis : Dewasa : 3 kali sehari 1 sendok makan.
Anak-anak : 6 - 12 tahun : 2 kali sehari 1 sendok makan. 1 -
6 tahun : 1 kali sehari 1 sendok makan. 6 bulan - 1 tahun : 1
kali sehari 1/2 sendok makan
17
halus yang digunakan secara topika,sebagian besar untuk sediaan
nasofaring atau pada kulit. Banyak oba semprot komersial yang
digunakan secara intranassal untuk memulihkan hidung tersumbat dan
iinfalamsi serta infksi, mengandung histamin, bahan simpatomimetik , dan
bahan antibiotik. Karena kondisi noninvasif dan cepatnya obat semprot
nasal menghantarkan obat secara sistemik, pada masa yang akan datang,
beberapa obat yang biasanya digunakan melalui rute yang lain, akan
diberikan melalui nasal. Sebagian obat khusus insulin dan glikagon akan
diberikan denagan metode ini. Penelitian menunjukan bahwa penggunaan
glukakon melalui obat semprot hidung dapat memulihkan gejala
hipoglikemi selama 7 menit, yang merupakan keuntungan mutlak untuk
pertolongan darurat konvesional intravena glikosa.
18
Hidrigen 3% Mengandun Anti infeksi
Peroksida g air topikal
Povidon Larutan 7,5% dan 10% Mengandun Anti infeksi
iodine betadin g air topikal
19
setelah diencerkan dengan sekitar 9 volume air attau kombinasi dengan
berbagai bahan lain seperti losion, salep, atau larutan.
20
olehada dan lepasnya iodin dari kompleks. Larutan komersial :
betadin.
2.3.5 Tinktur
21
lebih memilih dalam bentuk tablet, kapsul, eliksir dengan rasa yang
enak, atau sirup karena tinktur memiliki kandungan alkohol yang
lebih tinggi.
Tinktur yang digunakan secara topikal meliputi tinktur iodin,
tinktur benzoin, dan tinktur thimerosal.
Tinktur Iodin
Tinktur iodin adalah tinktur yang dibuat dengan melarutkan
2% iodin dan 2,4% NaI dalam sejumlah alkohol sebesar
separuh volume tinktur yang akan dibuat, kemudian
diencerkan dengan sejumlah air yang cukup. Tinktur iodin
digunakan untuk antiinfeksi lokal yang diaplikasikan pada
kulit sebagai P3K dalam rumah tangga. Karakteristik
tinktur iodin antaralain meninggalkan warna cokelat
kemerahan pada kulit yang menggambarkan aplikasi pada
area kulit. Serta tinktur harus ditutup rapat untuk
menghindari peguapan alkohol. Contoh produk:
Source: www.google.com
22
75mg, suractan agent 150mg, etanol ad 15ml.
Indikasi: Fungisidum (ISO vol 47).
Tintur Benzoin (Kemenyan)
Tinktur benzoin adalah tinktur yang dibuat melalui
maserasi dalam alkohol dari 10% benzoin dan sejumlah
kecil aloe, storax, dan tolu balsam dengan total keseluruhan
24% bahan awal. Tinktur ini diketagorikan sebagai
protektan. Tinktur benzoin disebut sebagai protektan
karenadignakan untuk melindungi dan memperkuat kulit
pada pengobatan luka yang disebabkan terlalu lama
berbaring, pecah pada putting susu, dan retakan pada bibir
dan dubur.Tinktur ini disimpan dalam wadah tertutup rapat
dan terlindung dari cahaya. Tinktur harus terhindar dari
paparan sinar matahari langsung. Contoh produk:
Benzoin Tinktur
Source: www.google.com
Dengan potensi: Mengandung 10% benzoin, 24%
campuran aloe, storax, dan tolu balsam, alkohol 77%.
Indikasi: Melindungi dan memperkuat kulit pada
pengobatan luka yang disebabkan terlalu lama berbaring,
pecah pada putting susu, dan retakan pada bibir dan dubur.
Tinktur Thimerosal
Tinktur thimerosal adalah tinktur yang dibuat melalui
maserasi dalam campuran air-aseton, dan sekitar 50%
23
alkohol. Dalam tinktur ini tidak mengandung NaCl dan
Na2BO3. Disimpan dalam wadah yang tidak mengandung
logam seperti wadah gelas atau wadah lain yang sesuai
karena menyebabkan tinktur terdekomposisi. Tinktur
berwarna orange merah dan berfluoresensi kehijauan. Noda
merah tertinggal pada area penggunaan. Tinktur thimerosal
biasa digunakan sebagai cairan antiseptik rumah tangga
yang diaplikasikan pada kulit tergores atau teriris dan
digunakan untuk preparasi pasien sebelum pembedahan.
Contoh produk:
Thimerosal Tinktur
Source: www.google.com
24
Larutan dapat dibuat dari larutan serbuk,cair atau larutan
pekat. Dalam penggunaan larutan pekat,pasien diminta untuk
menambahkan sejumlah konsentrat yang diresepkan pada sejumlah
tertentu air hangat. Larutan yang dihasilkan mengandung jumlah
bahan kimia yang tepat pada kekuatan yang tepat. Bahan tersebut
menyerupai bahan yang dijelaskan untuk serbuk pembilas. Serbuk
digunakan untuk membuat larutan pembilas vagina,misalnya untuk
memebersihkan vagina. Serbuk tersebut dapat dibuat dan dikemas
dalam kemasaan besar atau satuan. Kemasan satuan dirancang
mengandung sejumlah serbuk yang tepat untuk membuat sejumlah
volume spesifik pada larutan pembilas. Serbuk terbagi dapat
digunakan dengan sendok teh atau sendok makan dalam
pembuatan larutan yang diinginkan. Pengguna dengan mudah
menambahkan sejumlah serbuk yang diresepkan pada sejumlah
volume air hangat dan diaduk hingga melarut. Komponen serbuk
pembilas adalah berikut ini :
1. Asam borat atau natrium borat
2. Astringen.sebagai contoh kalium,alum,alum ammonium,zink
sulfat
3. Antimikroba,sebagai contoh oksikuinolin sulfat,povidon iodin
4. Senyawa ammonium kuartener,sebagai contoh benzetonium
klorida
5. Detergen, sebagai contoh natrium lauril sulfat
6. Bahan pengoksidasi, sebagai contoh natrium perborat
7. Garam, sebagai contoh natrium sitrat, natrium klorida
8. Aromatik, sebagai contoh mentol,timol,eukaliptol,matal
salisilat,fenol
25
Sejumlah larutan digunakan melalui rektal untuk efek lokal
(misal hidrokortison) atau untuk absorpsi sistemik (misal
aminofilin). Pada kasus aminofilin,penggunaan melaalui rektal
akan meminimalkan reaksi yang tidak diinginkan disaluran
pencernaan yang disebabkan oleh penggunaan per oral. Kadar obat
dalam darah yang efektif secara klinis biasanya dicapai setelah 30
menit setelah aktivitas rektal. Kortikosteroid digunakan sebagai
enema retensi atau tetesan infus kontinu sebagai pengobatan
penunjang pada pasien dengan kolitis ulseratif.
26
1. Petunjuk pengenceran sebelum digunakan
2. ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”
Contoh Sediaan
Hexadol
Dosis : Kumur 15ml 30 detik pada pagi dan malam, atau oleskan
pada luka dengan lidi di kapas.
Tantum Verde
27
Dosis dan cara pemakaian : 2-3x 15ml sehari. Dikumur 1 menit
kemudian buang. Jangan lebih dari 7 hari
Komposisi
BAB III
KESIMPULAN
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, seperti terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur. Berdasarkan jenis pemakaiannya,larutan
dapat dibagi menjadi larutan oral dan topikal. Pada larutan oral biasanya
ditambahkan perasa dan pewarna agar sediaan menjadi lebih menarik dan rasa
yang tidak enak dari zat aktif tertutupi.
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Allen, Loyd V dkk. 2010. Ansel Bentuk Sediaan Farmasetis & Sistem
Penghantaran Obat Edisi 9. Jakarta: EGC.
2. Anonim. 2012. ISO Inforasi Spesialite Obat Indonesia. Jakarta: PT. ISFI
Penerbitan.
3. Anonim. 2014. Farmakope Indonesia V. Jakarta: DEPKES RI.
4. Soetopo, Seno dkk. 2003. Ilmu Resep Teori Jilid II (untuk kelas II) Cetakan
Kedua. Jakarta: DEPKES RI.
29