Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

Diajukan untuk tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Komunitas 2

Praktek Belajar Lapangan IV

Disusunoleh:

Shelly Fatimah Nurfarida

NIM: 032012013

STIKES ‘AISYIYAH BANDUNG

Jln. Banteng Dalam No.6 Bandung

Tahun 2014/2015
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI

A. Definisi
Pada populasi lansia, secara umum hipertensi didefinisikan sebagai tekanan
sistolik 160 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :
1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140mmHg dan/
atau tekana diastolik sama atau lebih besar dari 90mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160mmHg
dan tekana diastolik lebih rendah dari 90mmHg.

Kategori Kategori Tekanan dan/ Tekanan


Tekanan Darah Tekanan Darah Darah Sistol atau Darah Diastol
menurut JNC 7 menurut JNC 6 (mmHg) (mmHg)
Normal Optimal < 120 dan < 80
Pra-Hipertensi 120-139 atau 80-89
- Nornal < 130 dan < 85
- Normal-Tinggi 130-139 atau 85-89
Hipertensi: Hipertensi:
Tahap 1 Tahap 1 140-159 atau 90-99
Tahap 2 - ≥ 160 atau ≥ 100
- Tahap 2 160-179 atau 100-109
Tahap 3 ≥ 180 atau ≥ 110

B. Faktor Penyebab & Patomekanisme


Sampai saat ini penyebab hipertensi esensial tidak diketahui dengan pasti.
Hipertensi primer tidak disebabkan oleh faktor tunggal dan khusus.
Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Hipertensi
sekunder disebabkan oleh faktor primer yang diketahui yaitu seperti
kerusakan ginjal, gangguan obat tertentu, stres akut, kerusakan vaskuler dan
lain-lain. Adapun penyebab paling umum pada penderita hipertensi maligna
adalah hipertensi yang tidak terobati. Risiko relatif hipertensi tergantung pada
jumlah dan keparahan dari faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang
tidak dapat dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara
lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang
dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi. (Yogiantoro M, 2006)
Patomekanisme hipertensi
C. Tanda dan Gejala
Sebagian besar manifestasi klinis terjadi setelah mengalami hipertensi
bertahun-tahun, dan berupa:
1. Sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium.
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina.
3. Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
4. Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerulus.
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

D. Program Medik
1. Terapi farmakologi
Terapi dengan menggunakan obat adalah pengobatan utama untuk
hipertensi esensial. Pada umumnya, pemakaian obat dimulai dengan satu
macam obat dalam dosis yang rendah dan diberikan satu kali tiap hari
untuk mempermudah kepatuhan pasien. Seringnya pemberian atau
banyaknya dosis obat diatur sesuai dengan respon pasien terhadap obat
yang diterimanya. Kategori obat dapat pula diganti apabila tidak ada
respon terhadap obat yang pertama.
Terapi farmakologi yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC
VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron
antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium antagonist,
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin II
Receptor Blocker atau ATI receptor antagonist blocker (ARB).
2. Non farmakologi
a. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih
Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap
tekanan darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat
penting dalam prevensi dan kontrol hipertensi.
b. Meningkatkan aktivitas fisik
Orang yang aktivitasnya rendah berisiko terkena hipertensi 30-50%
daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit
sebanyak >3x/hari penting sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
c. Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan
cara menghambat respons stres saraf simpatis

E. Diet Tepat
1. Mengurangi asupan natrium.
2. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol
Kafein dapat memacu jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan
lebih banyak cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol
lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko hipertensi.

F. Pengkajian
Data Subjektif :

1. Adanya faktor-faktor risiko: riwayat keluarga (Penyakit jantung,


hipertensi, stroke, diabetes, hiperlipidemia)
2. Adanya riwayat hipertensi, obat-obat yang digunakan, kepatuhan, dan
pemeriksaan lanjutan
3. Adanya riwayat hipertensi kardiovaskular, serebrovaskular, ginjal,
diabetes, hiperlipidemia
4. Merokok, konsumsi alkohol
5. Kebiasaan makan : riwayat peningkatan atau penurun berat badan
6. Kebiasaan gerak badan
7. Pekerjaan, stress, manajemen stress
8. Pengetahuan tentang hipertensi dan pengobatannya
Data Objektif :
1. Periksa tekanan darah 2 kali (lengan kiri dan kanan)
2. Berat badan dan tinggi badan
3. Funduskopi mata untuk mengetahui adanya penyempitan atau perdarahan
arteriole
4. Leher : bruit karotis, distensi vena jugularis, pembesaran kelenjar tiroid
5. Auskultasi jantung : adanya murmur, peningkatan kecepatan denyut jantung,
tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri
6. Abdomen : bruit, tumor, pembesaran organ-organ abdominal
7. Ekstremitas : warna kulit, edema, hangat, nadi perifer: auskultasi arteri
femoralis untuk adanya bruit
8. Pengkajian neurologis
9. Uji laboratorium: darah lengkap, kimia darah, lipid, kreatinin, urinalis rutin.

G. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan (faktor-faktor risiko hipertensi, pengobatan) yang
berhubungan dengan tidak informasi, kurang respons terhadap informasi,
tafsiran yang salah tentang informasi.
2. Keditakefektifan manajemen pengobatan yang berhubungan dengan nilai-
nilai hidup pasien, harga obat, efek samping obat.
3. Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan tidak adanya pengetahuan
(sifat hipertensi) pengbatan yang rumit, efek samping obat.

H. Intervensi
1. Penyuluhan kesehatan, mengenai :
a. Sifat hipertensi. Pasien dan keluarga perlu tahu konsep dari tekanan
darah, hipertensi, sistole, dan diastole. Jelaskan efek hipertensi pada
organ-organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal. Demonstrasikan
kepada pasien atau keluarga cara mengukur tekanan darah dan cara
mencatatnya.

b. Faktor-faktor resiko :
- Hindari makanan yang tinggi garam natrium karena dapat menahan
air. Kurangi konsumsi makanan cepat-saji
- Kurangi atau hindari lemak jenuh untuk mencegah risiko
aterosklerosis dan risiko penyakit jantung
- Kurangi atau hindari konsumsi alkohol karena dapat meningkatkan
tekanan darah. Alkohol mempunyai efek toksik pada hepar
- Nikotin dari rokok dapat mengakibatkan aterosklerosis. Rokok juga
merupakan faktor utama penyebab kanker hepar.
c. Partisipasi dalam program gerak badan aerobik 3 kali seminggu selama
30-45 menit
d. Bersama pasien dan keluarga membahas dan mengidentifikasi sumber-
sumber stress (di rumah, di temat kerja), dan mencari strategi yang cocok
untuk pasien dalam menangani stress secara efektif
e. Demonstrasikan pada pasien teknik-teknik relaksasi, seperti nafas dalam,
relaksasi otot secara progresif, meditasi.
f. Jelaskan kepada pasien dan keluarganya efek samping obat, dosis, dan
frekuensi memakan obat.
g. Mencegah ketidakpatuhan. Penyebab ketidakpatuhan dapat dikarenakan :
- Hipertensi yang asimtomatis pada tahap awal
- Harga obat
- Efek samping obat
- Pemberian obat-obat yang banyak sehingga pasien bingung.
h. Mempertahankan fungsi seksual. Efek samping potensial dari obat-obat
inhibitor adrenergik adalah disfungsi seksual.

Anda mungkin juga menyukai