LP Dan Komter Waham
LP Dan Komter Waham
WAHAM
A. MASALAH UTAMA
1. Pengertian
Waham adalah suatu sistem kepercayaan yang tidak dapat divalidasi atau
Waham atau delusi adalah suatu keyakinan atau pikiran dan dipertahan betul oleh
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan
c. Curiga
d. Bermusuhan
3. Rentang respon
a. Delusi
b. Halusinasi
penglihatan
teratur
e. Isolasi sosial
4. Penyebab
a. Teori Psikodinamika
perlindungan dan gagal membuktikan rasa percaya dengan orang lain, sehingga
individu selalu hati-hati dalam mengucapkan gangguan harga diri, kehilangan kontrol,
takut / cemas, sikap curiga terhadap orang lain dan sikap umum yang digunakan yaitu
proyeksi.
Beberapa teori percaya bahwa orang yang paranoid mempunyai orang tua
yang berkarakter keras, banyak permintaan dan yang ingin segalanya sempurna,
c. Teori Biologi
Muncuk karena adanya berapa kekuatan atau pengaruh dari beberapa penyakit
individu yang keluarganya mempunyai gejala penyakit yang sama, contohnya : pad
anak kemabar, jika salah satu terkena skizofrenia, maka 58 % kemungkinan akan
Faktor Predisposisi
a. Klien
2) Faktor sosial budaya : proses tumbuh kembang yang tidak tuntas, misalnya
Sering diancam, tidak dihargai atas jerih payah, kehilangan pekerjaan, support sistem
yang kurang, tidak mempunyai teman dekat, atau tidak mempunyai orang dipercaya.
c. Interaksi
1) Provokasi : sikap orang lain yang terlalu menguasai, curiga, kaku, tidak
Faktor Presipitasi
a. Internal
Merasa gagal, kehilangan sesuatu yang sangat bermakna secara berulang, ketakutan
b. Eksternal
Adanya serangan fisik, kehilangan hubungan yang penting dengan orang lain , adanya
5. Jenis Waham
1) Waham Kejadian
Klien percaya bahwa ada orang lain atau komplotan yang sedang
2) Waham kebesaran
kekerasan yang luar biasa, diantaranya bahwa dia ratu adil, dapat membaca
3) Waham Keagamaan
4) Waham Somatik
Klien merasa bahwa bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan
5) Waham Curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
6) Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada lagi didunia / meninggal,
kecurigaan, dan keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan. Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak
(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
7. Akibat
Klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran
dengar dan kontak mata yang kurang. Akibat lain yang ditimbulkan nya adalah
C. POHON MASALAH
Kerusakan komunikasi verbal Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan
lingkungan
a. Data subjektif :
sesuai kenyataan.
b. Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
waham.
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan
waham.
a. Tujuan umum :
b. Tujuan khusus :
Rasional :
interaksinya.
Tindakan :
perawatan diri.
Tindakan :
realistis.
perawatan diri).
• Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
Tindakan :
waham.
menggunakan wahamnya.
realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada
yang ada.
Tindakan :
realitas.
Tindakan :
dirasakan.
penyembuhan klien.
Tindakan:
2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah.
a. Tujuan umum :
Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat
harga dirinya.
b. Tujuan khusus :
Tindakan :
perasaannya
dirinya sendiri
dimiliki.
Tindakan :
dimiliki
Tindakan :
• Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pulang ke rumah
Tindakan :
lakukan
Tindakan :
Tindakan :
klien.
saat ini
2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
3. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
4. Tindakan Keperawatan
sendiri.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN
a. ORIENTASI :
dinas pagi ini di Ruang melati. Saya dinas dari jam 07.00-14.00, saya
yang akan membantu perawatan bapak hari ini. Nama bapak siapa?
b. KERJA :
“Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang Nabi, tapi
sulit bagi saya untuk mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi
tidak hidup didunia ini, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi
terputus pak?”
“Tampaknya pak R gelisa sekali, bias pak R ceritakan kepada saya apa
“Oooo, jadi pak R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan
“Ooo, Bagus pak R sudah punya rencana dan jadwal unutk diri
sendiri.” “Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak R.”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di luar
c. TERMINASI :
mempraktekannya.
a. ORIENTASI :
pak R?”
b. KERJA :
“Apa saja hobi pak R? Saya catat ya pak, terus apa lagi?” “Wah,
“Bisa pak R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main
baik itu.” “Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat jadwal
bermain suling?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan pak R yang lain selain bermain
suling?”
c. TERMINASI :
“Setelah ini coba pak R lakukan latihan bermain suling sesuai denga
minimum, setuju?”
3. SP 3 P : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.
a. ORIENTASI
“Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat
yang harus pak R minum, Bagaimana kalau kita mulai sekarang pak?”
b. KERJA:
“Pak R berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang
diminum?”
“Pak R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP
gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya
agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7
“Bila nanti setelah minum obat mulut pak R terasa kering, untuk
es batu.”
“Sebelum minum obat ini pak R mengecek dulu label dikotak obat
apakah benar nama pak R tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah
harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi,
c. TERMINASI :
yang pak R minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum
obat?”
obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat!”
“Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah