ANGINA PECTORIS
Oleh:
Yoga Zunandy Pratama, S.Ked
G1A216068
Pembimbing:
dr. Yulinda Fetritura, M.Kes
LAPORAN KASUS
ANGINA PECTORIS
Oleh:
Yoga Zunandy Pratama, S.Ked
G1A216068
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini pada Program Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat 2 di RSUD H. Abdurrahman Sayoeti yang berjudul
“Angina Pectoris”. Penulisan laporan kasus ini dalam rangka memenuhi salah satu
syarat dalam menjalani program profesi dokter di bagian ilmu kesehatan masyarakat 2.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Yulinda
Fetritura, M.Kes sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membacanya. Semoga tugas ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
A. Nama/Kelamin/Umur : Tn.M/Laki-laki/49 tahun
B. Pekerjaan : Pedagang
C. Alamat : RT 04 Tanjung Raden
II. Latar Belakang Sosial-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak : 3 orang
c. Status ekonomi keluarga : menegah kebawah
d. Kondisi rumah
Pasien tinggal disebuah rumah semi permanen dengan luas 10x15 meter,
lantai dari kayu, dinding kayu, atap sebagian seng dan sebagian genteng,
terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, ventilasi dirumah pasien cukup baik,
rumah pencahayaannya cukup terang, sumber air sehari-hari dari sumur gali,
sumber air minum dari air isi ulang, sumber listrik dari PLN, kamar mandi 1
buah dan menggunakan WC jongkok, sampah dibuang di tempat
pembuangan sampah.
e. Kondisi Lingkungan di sekitar rumah:
Rumah pasien berjarak cukup jauh dengan rumah lainnya.
III. Aspek Perilaku dan Psikologis dalam Keluarga
Tidak ada masalah psikologis dalam keluarga
IV. Keluhan Utama :
Nyeri dada kiri yang bertambah sering sejak ±2 hari yang lalu
V. Riwayat Penyakit Sekarang :
± 1 tahun yang lalu, pasien pernah merasakan nyeri dada kiri hilang timbul,
nyeri seperti ditekan di daerah dada kiri, tidak menjalar dan tidak tembus ke
belakang, tidak dipengaruhi gerakan tubuh atau tekanan, nyeri dirasakan ketika
beraktivitas terutama aktivitas berat dan menghilang ketika beristirahat, keringat
dingin (-), berdebar (-), sesak napas (-), mual muntah (-), rasa terbakar (-). Pasien
tidak berobat, namun keluhan menghilang.
±1 minggu ini, nyeri dada dirasakan lebih sering terutama 2 hari terakhir,
sehingga pasien menghitung berapa lama keluhan terjadi, keluhan dirasakan
sekitar < 10 menit, nyeri seperti ditekan pada dada kiri dan terasa tembus
kebelakang, nyeri sepeti ditekan, kadang disertai menjalar ke dada belakang atau
tangan kiri dan kadang tidak, nyeri dirasakan saat beraktivitas. Saat beristirahat
keluhan menghilang.
VI. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat sakit jantung (-)
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat diabetes mellitus (-)
- Riwayat maag (-)
VII. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat sakit serupa (-)
- Riwayat hipertensi (+) ayah pasien
- Riwayat diabetes mellitus (-)
- Riwayat sakit jantung (-)
VIII. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang relevan
Pasien sering mengkonsumsi santan dan daging, pasien setiap hari makan
gorengan sebagai sarapan pagi. Pasien seorang perokok sejak usia 17 tahun dalam
sehari menghabiskan ± 1 bungkus
IX. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Keadaan sakit : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Suhu : 36,7°C
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 170 cm
1. Pemeriksaan Organ
a. Kepala Bentuk : Normocephal
Simetri : Simetris
b. Hidung : Tak ada kelainan
c. Telinga : Tak ada kelainan
d. Mulut Bibir : Lembab
Bau pernafasan : Normal
Gigi geligi : Lengkap
Palatum : Deviasi (-)
Gusi : Warna merah muda, perdarahan
(-)
Selaput Lendir : Normal
Lidah : Putih kotor, ulkus (-)
e. Leher KGB : Tak ada pembengkakan
Kel.tiroid : Tak ada pembesaran
f. Pulmo
Pemeriksaan Kanan Kiri
Inspeksi Statis & dinamis: Statis & dinamis :
simetris simetris
Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal
Perkusi Sonor Sonor
Batas paru-hepar :ICS
VI kanan
Auskultasi Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)
g. Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula
sinistra
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula
sinistra
Perkusi Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan :ICS V linea parasternalis dextra
Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
h. Abdomen
Inspeksi Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)
Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer
(-), , hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok
costovertebra (-/-)
Perkusi Timpani
Auskultasi Bising usus (+) normal
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : atrofi (-/-), akral hangat (+), sianosis (-)
Inferior : atrofi (-/-), akral hangat (+), sianosis (-)
X. Pemeriksaan Laboratorium
-
XI. Usulan Pemeriksaan Penunjang :
EKG, Foto Thoraks, Pemeriksaan lipid lengkap, enzim jantung (CK, CKMB,
CRP/hs CRP, troponin)
Tradisional :
Pegagan : herba dikeringkan dibawah sinar matahari hingga memperoleh
simplisia, lalu ditimbang 0.6 g tambahkan 300 cc air mendidih, didinginkan
dan diminum 2 kali sehari setengah gelas
d. Rehabilitatif
Menjalani pengobatan sampai tuntas
Rutin kontrol ulang ke fasilitas kesehatan untuk melihat perkembangan
penyakitnya.
Dinas Kesehatan Kota Jambi
RSUD ABDURRAHMAN SAYOETTI
Dokter Yoga Zunandy. P
SIP : 123456
STR : 3457089
R/Amlodipin tab 5 mg no X
S 1 d d tab 1
Pro :
Umur :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Faktor Presipitasi
a. Usia
Angina pektoris biasanya menyerang orang yang lebih tua dari 65
tahun karena jika usianya sudah tua maka akan lebih rentan terkena
angina sebab elastisitas dari otot-otot telah berkurang, regenerasi
sel telah berkurang, hormon dan kerja jaringan telah berkurang
pula, tetapi dapat pula terjadi pada orang dengan usia 20-an atau 30-
an tahun. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat meski
masih di usia muda. Hindari kebiasaan merokok dan atasi masalah
kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan
kolesterol tinggi sejak dini. Penyakit-penyakit tersebut dapat
meningkatkan risiko penyakit pada jantung.
b. Jenis Kelamin
Yang sering berisiko terkena angina pektoris adalah pria, karena
pria beraktivitas lebih berat daripada wanita, dan karena aktivitas
yang terlalu berat dapat meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
c. Hereditas (Genetik)
Faktor keturunan berhubungan dengan angina pektoris serta
penyakit jantung lainnya. Tetapi faktor keturunan mungkin saja
disebabkan oleh kecendrungan bawaan terhadap kolestrol tinggi
dalam darah sebagai akibat memakan makanan yang mengandung
lebih banyak kolesterol. Kecendrungan menuju penyakit jantung
bawaan juga bisa tercermin dari faktor risiko, seperti diabetes,
hipertensi dan obesitas bawaan.
Klas III Aktivitas sehari-hari nyata terbatas. AP timbul bila berjalan 1-2 blok, naik
tangga 1 lantai dengan kecepatan yang biasa
Klas IV AP bisa timbul waktu istirahat sekalipun. Hampir semua aktivitas dapat
menimbulkan angina, termasuk mandi, menyapu, dan lain-lain
2. Aritmia / Distrimia
Terjadi akibat iskemia pada miokardium atau ketidakseimbangan eletrolit
akibat penurunan curah jantung. Serangan jantung seringkali merusak sistem
listrik jantung yang mengontrol irama jantung. Hal ini dapat menyebabkan
problem seperti terjadi aritmia. Bila sistem listrik tersebut lenyap, kondisinya
akan amat berbahaya.
3. Infark Miokard
Infark miokard atau nekrosis iskemik pada miokardium, diakibatkan
oleg iskemia miokard yang berkepanjangan yang bersifat irreversibel. Waktu
yang diperlukan bagi sel – sel otot jantung mengalami kerusakan adalah
iskemia selama 15 – 20 menit. Infark miokard hampir selalu terjadi di ventrikel
kiri dan dengan nyata mengurangi ventrikel kiri, makin luas daerah infark
makin kurang daya kontraksinya.
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan
mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan
Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri angina tetapi
lebih intensif dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan
istirahat ataupun pemberian nitrogliserin
4. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik terjadi akibat kurang mampunya ventrikel kiri / kanan
memompa cukup banyak darah, sehingga tekanan sistol rendah, perfusi perfier
kurang dengan gejala kulit lembab dan dingin, takikardia, bingung dan kurang
menghasilkan urin. Di perifer terjadi metabolisme anaerob yaitu asam laktat
dan dapat menimbulkan asidosis metabolik yang dapat berakhir fatal. Penyebab
syok kardogenik adalah infark miokard, namun kardiomiopati, distrimia dan
embloisme puolmonal dapat menekan fungsi miokard dapat mencetus syok
kardiogenetik
BAB III
ANALISA KASUS
DAFTAR PUSTAKA