Anda di halaman 1dari 12

BLOK BIOSTATISTIC AND RESEARCH METHODS

DISCOVERY LEARNING -2

SMALL GROUP DISCUSSION -1

“Analisis Jurnal Penelitian”

Dosen Pembimbing :

drg. Irfan Dwiandhono, Sp.KG

Disusun Oleh:

Andina Nisrina
G1G014007

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO

2017
1. Jurnal 1
A. Judul Penelitian
Perawatan Gigi Insisivus Lateralis Kanan Maksila Fraktur Ellis Kelas III
B. Latar Belakang Penelitian
Gigi fraktur Ellis kelas III merupakan kasus fraktur mahkota dengan terbukanya
pulpa. Fraktur mahkota yang luas dengan pulpa terbuka memerlukan perawatan saluran
akar dengan restorasi mahkota jaket disertai inti pasak. Perawatan ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengembalikan fungsi gigi dari segi mastikasi, estetika. Pasien laki-laki
umur 25 tahun datang untuk menambalkan gigi depan kanan atas yang patah 8 hari yang
lalu karena kecelakaan. Diagnosis gigi 12 adalah fraktur Ellis kelas III. Mula-mula
dilakukan anestesi infiltrasi pada rami nervus alveolaris superior anterior, kemudian
dilakukan pulpektomi satu kunjungan. Selanjutnya gigi direstorasi dengan mahkota jaket
porselin fusi metal disertai pasak fiber. Perawatan pulpektomi satu kunjungan dan
restorasi mahkota jaket porselin fusi metal dengan pasak fiber dapat mengembalikan
fungsi gigi dari segi mastikasi, estetika, fonetik, dan melindungi jaringan pendukung.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengevaluasi keberhasilan
perawatan pulpektomi satu kunjungan dan restorasi mahkota jaket porselin fusi metal
dengan pasak fiber dalam mengembalikan fungsi gigi dari segi mastikasi, estetika,
fonetik, dan melindungi jaringan pendukung pada gigi anterior maksila yang mengalami
trauma.
D. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Penelitian eksperimental murni in vivo
b. Kerangka Konsep
Variabel Terkendali
1. Usia, jenis kelamin trial
klinis
2. Restorasi resin komposit
pada gigi 11
3. Pulpektomi dengan
restorasi mahkota jaket
fusi metal pada gigi 12

Variabel Bebas Variabel Terikat


Gigi 12 fraktur Ellis kelas III
Kecelakaan lalu lintas dan gigi 11 fraktur Ellis kelas
II

Variabel Tidak Terkendali


Prosedur sementasi
c. Penentuan Besar Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive
Sample. Penelitian ini menggunakan 1 sampel yaitu pasien yang mengalami kecelakaan
lalu lintas.
d. Alat dan Bahan
Alat :
 Rubber dam
 Bur Endoaccess
 Bur diamendo
 Paper point steril
 siler Top Seal
 Gutaperca (MAF) no.35

Bahan :

 NaOCL 2,5%
 EDTA 15%
 Chlorhexidin 2%

e. Alur Penelitian

Anestesi infiltrasi

Pulpektomi

Restorasi

Kontrol

Analisis data

Pembuatan laporan
2. A. Judul Penelitian
Uji Kekerasan Resin Komposit Aktivasi Sinar dengan Berbagai Jarak Penyinaran

B. Latar Belakang Penelitian

Resin komposit merupakan bahan tumpatan yang sering digunakan dalam


kedokteran gigi karena memiliki nilai estetis serta kekerasan yang baik. Resin komposit
aktivasi sinar berpolimerisasi lebih baik daripada resin komposit aktivasi kimia, tetapi
alat visible light cured (VLC) yang digunakan tidak memiliki dudukan sehingga jarak
antara sumber sinar dengan permukaan komposit saat penyinaran sering diabaikan.
Proses penyinaran sangat penting agar terjadi polimerisasi yang baik sehingga komposit
memiliki kekerasan yang cukup untuk menahan tekanan kunyah manusia. Kekerasan
yang tidak cukup dapat menyebabkan komposit mengalami cracking atau pecahnya
tumpatan didalam mulut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jarak penyinaran yang
tepat agar resin komposit memiliki kekerasan yang cukup untuk menahan tekanan
kunyah manusia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode post-test only design
group yang diukur pada resin komposit jenis nanohibrid dan dilakukan di Laboratorium
Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi, dengan sampel sebanyak 27
sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan
pengukuran kekerasan komposit menggunakan metode Vickers dan alat micro vickers
hardness tester. Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok yang memiliki nilai
kekerasan tertinggi terdapat pada kelompok pertama dengan jarak penyinaran 0 mm atau
sumber sinar menyentuh permukaan komposit dengan nilai kekerasan 841,49 N/mm².
Nilai kekerasan ini secara bertahap menurun seiring dengan bertambah jauh jarak
penyinaran. Sehingga nilai kekerasan paling rendah terdapat pada kelompok penyinaran 8
mm yaitu 230,95 N/mm². Kesimpulan dari penelitian ini yaitu jarak penyinaran terhadap
resin komposit jenis nanohibrid sehingga resin komposit memiliki kekerasan yang cukup
untuk menahan tekanan kunyah maksimal manusia berkisar pada jarak 0-6 mm.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jarak penyinaran yang tepat agar resin
komposit memiliki kekerasan cukup untuk menahan tekanan kunyah.

D. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan posttest only design group.

b. Kerangka Konsep

Variabel Terkendali
1. Resin komposit
nanohibrid
2. Pengukuran kekerasan
sampel

Variabel Bebas Variabel Terikat

Jarak penyinaran Kekerasan resin komposit

Variabel Tidak Terkendali


Jarak penyinaran 7 mm dan 8
c. Penentuan Besar Sampel mm

Sampel yang digunakan pada penelitian ini ialah resin komposit nanohybrid
sebanyak 27 sampel.

d. Alat dan Bahan

Alat :

 sinar tampak (visible light curing)


 micro vickers hardness tester
 silet
 alat tulis
 masker
 sarung tangan
 glass plate
 petridish
 plastic filling instrument
 pinset
 jangka sorong

Bahan :

 resin komposit jenis nanohibrid yang diaktifkan dengan sinar


 vaselin
 sedotan berbahan plastik dengan diameter 5 mm
 celluloid strip

e. Alur Penelitian

Cetakan resin komposit dibuat dengan menggunakan sedotan berbahan plastik


dengan diameter 5 mm dan tinggi 2 mm, vaselin dioleskan pada bagian dalam cetakan
dan cetakan diletakkan di atas glass plate yang sudah dilapisi celluloid strip, cetakan
untuk resin komposit yang sudah ada dibagi dalam 9 kelompok perlakuan yaitu jarak
penyinaran 0 mm, 1 mm, 2 mm, dan 3 mm, 4 mm, 5 mm, 6 mm, 7 mm, dan 8 mm,
dengan masing-masing kelompok perlakuan memiliki 3 sampel. Komposit dimasukkan
ke dalam cetakan menggunakan plastic filling instrument dan cetakan ditahan dengan
menggunakan spatula semen mulai dari kelompok pertama dengan jarak penyinaran 0
mm atau sinar menyentuh komposit kemudian disinar selama 60 detik dengan panjang
gelombang 465 nm, langkah ini dilakukan berurutan sampai dengan kelompok
kesembilan, Komposit dikeluarkan dari cetakan kemudian letakkan di petridish sesuai
dengan kelompok jarak penyinaran, sampel dibawa ke laboratorium teknik mesin untuk
diukur kekerasannya dengan metode Vickers dan menggunakan alat micro Vickers
hardness tester, hasil yang diperoleh dari alat micro Vickers hardness tester ke dalam
tabel kerja yang telah disediakan. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
menggunakan program komputer.
f. Analisis Statistik

kelompok yang memiliki nilai kekerasan tertinggi terdapat pada kelompok


pertama dengan jarak penyinaran 0 mm atau sumber sinar menyentuh permukaan
komposit dengan nilai kekerasan 841,49 N/mm². Nilai kekerasan ini secara bertahap
menurun seiring dengan bertambah jauh jarak penyinaran. Sehingga nilai kekerasan
paling rendah terdapat pada kelompok penyinaran 8 mm yaitu 230,95 N/mm².
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu jarak penyinaran terhadap resin komposit jenis
nanohibrid sehingga resin komposit memiliki kekerasan yang cukup untuk menahan
tekanan kunyah maksimal manusia berkisar pada jarak 0-6 mm.

3. A. Judul Penelitian
Kekasaran Permukaan Resin Komposit Nanofiller Setelah Perendaman Alam Air Sungai
dan Air PDAM

B. Latar Belakang Penelitian

Salah satu jenis komposit yang sering digunakan untuk restorasi gigi adalah resin
komposit nanofiller. Resin komposit nanofiller adalah bahan restorasi yang memiliki
partikel filler berukuran sangat kecil, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik dari
komposit seperti menurunkan kekasaran permukaannya. Masyarakat Barito Kuala
khususnya Desa Anjir Pasar selain menggunakan air PDAM, mereka juga masih
menggunakan air sungai untuk kehidupan sehari-hari. Air Sungai Desa Anjir Pasar
memiliki karakteristik asam dengan rentang pH 3-5. Air dengan Ph asam dapat membuat
terjadinya kekasaran permukaan resin komposit nanofiller yang memungkinkan
terjadinya karies sekunder.

C. Tujuan Penelitian
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kekasaran permukaan bahan
restorasi resin komposit nanofiller setelah perendaman dalam air sungai dan air
PDAM dan akuades steril.

D. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan eksperimental murni (true experimental) dengan rancangan
posttestonly with control group design

b. Kerangka Konsep

Variabel Terkendali

1.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Air sungai, air PDAM dan


Permukaan resin komposit
akuades steril

Variabel Tidak Terkendali

c. Penentuan Besar Sampel

Penelitian ini menggunakan simple random sampling terdiri dari tiga kelompok
resin komposit nanofiller.

d. Alat dan Bahan

Alat :

 Cetakan sampel dari bahan stainless steel


 Light curing unit dengan intensitassinar 600 mW/cm²
 Gelas beker
 Gelas ukur
 Plastic filling instrument
 Pinset
 Celluloid strip
 Semen stopper
 Chip blower
 Scalpel
 pH meter
 kamerer water sampler
 surface roughness measurement

Bahan :

 wax malam merah


 Vaseline
 Resin komposit nanofiller
 Akuades steril
 Sampel air PDAM
 Sampel air sungai pH asam

e. Alur Penelitian

Sampel air sungai diambil dengan alat kamerer water sampler di bagian tengah
air sungai (setengah dari lebar dan kedalaman sungai), sampel air ledeng diambil di
PDAM Anjir Muara-Pasar, kemudian disimpan dalam botol. Setelah itu pH air sungai
dan air PDAM diukur dengan menggunakan alat pH meter. Pembuatan spesimen resin
komposit nanofiller menggunakan cetakan stainless steel yang sudah diolesi terlebih
dahulu dengan vaseline untuk mempermudah pengambilan spesimen. Spesimen resin
komposit nanofiller dibuat dengan ukuran diameter 10 mm dan ketebalan 2 mm
berdasarkan pada spesifikasi ISO 4287 untuk kekasaran permukaan resin komposit
nanofiller. Penyinaran dilakukan sedekat mungkin pada permukaan resin komposit
menggunakan light curing unit (LCU) selama 20 detik dan intensitas cahaya sekitar 600
mW/cm2 yang telah memenuhi kriteria dan direkomendasikan untuk kesempurnaan
polimerisasi resin komposit. Spesimen resin komposit nanofiller disimpan dalam gelas
beker dan diletakkan dalam inkubator 37ºC selama 24 jam untuk memastikan
polimerisasi berjalan maksimal. Sebagian spesimen resin komposit nanofiller
dimasukkan ke dalam gelas beker berisi air sungai pH asam, sebagian dimasukkan ke
dalam gelas beker berisi air PDAM, dan sebagian lagi ke dalam gelas beker berisi
akuades steril. Disimpan di dalam inkubator dengan suhu 37o C selama 8 hari. Setelah 8
hari perendaman, sampel dikeluarkan denganpinset, dikeringkan dengan kertas tissue dan
chic blower selama satu menit. Resin komposit nanofiller difiksasi dengan wax malam
merah. Unit Surftest dipasang pada driving shaft dan drive unit. Ujung jarum diletakkan
pada permukaan spesimen resin komposit nanofiller yang akan diukur. Setelah set meter
indication berwarna hijau, kemudian alat dijalankan dengan menekan tombol start. Hasil
pengukuran akan tertera di layar pada alat dalam satuan μm. Data yang didapat dari
penelitian ini dikumpulkan berdasarkan pengamatan mengenai hasil pengukuran
kekasaran permukaan resin komposit nanofiller setelah diberi perlakuan perendaman
dalam air sungai dan air PDAM Desa Anjir Pasar Barito Kuala, permukaan spesimen
kemudian diukur menggunakan surface roughness measurement dan dengan
menganalisis kelompok perlakuan serta kelompok kontrol (akuades steril).Data yang
terkumpul dievaluasi menggunakan SPSS dengan melakukan uji normalitas Shapiro-Wilk
dan uji homogenitas menggunakan Levene’s test. Jika data terdistribusi normal dan
homogen maka dilakukan analisis parametrik dengan menggunakan uji hipotesis One
Way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Apabila ada perbedaan
bermakna, maka dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Jika data tidak terdistribusi
normal, maka digunakan uji non parametrik Kruskal-Wallis. Apabila didapatkan
perbedaan bermakna pada hasil penelitian, maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney.

f. Analisis Statistik

Data diuji menggunakan analisis parametrik One Way ANOVA 95% (α = 0,05) dan
didapatkan p=0,000 (p<0,05). Dari hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat perbedaan
kekasaran permukaan yang bermakna pada resin komposit nanofiller antara perendaman dalam
setiap sampel air selama 8 hari.

Anda mungkin juga menyukai