MENIMBANG : a. Unit kamar bedah adalah bagian dari rumah sakit yang memberikan
pelayanan medis kepada pasien dalam tindakan operasi.
b. Bahwa rumah sakit mempunyai sistem untuk menyediakan pelayanan kamar bedah yang
dibutuhkan dalam pelayanan klinis dan kebutuhan pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan
yang diberikan harus memenuhi standar dirumah sakit, nasional juga undang-undang dan
peraturan.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf (a) dan (b) diatas maka
diperlukan Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Kamar Bedah di Rumah Sakit
MENGINGAT:
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU : Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan Kamar Bedah Rumah Sakit sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan
KETIGA : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan atau kekeliruan dalam
ketetapan ini maka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di :
Tanggal :
RUMAH SAKIT
Direktur Utama
b. Pelayanan kamar bedah melayani pasien langsung atau pasien yang tidak harus menjalani
perawatan dengan menginap di rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan pembedahan yang
di sebut dengan One Day Care (ODC).
e. Kamar bedah memberikan pelayanan selama 24 jam dengan pengaturan jaga 3 shif jaga
yang terbagi sebagai berikut :
1) Pagi (07.00 Wib – 14.00 WIB) ,
2) Sore (14.00 WIB – 21.00 WIB)
3) Malam ( 21.00 Wib – 07.00 Wib )
2. Menyediaan sumber daya insani melalui upaya :
a. Setiap pembedahan dilakukan secara teamwork
b. Setiap individu yang bertugas di kamar bedah wajib mempunyai memiliki ketrampilan
teknis (kompetensi klinis) dan non teknis.
c. RS memberikan kesempatan bagi setiap personil yang bertugas di kamar bedah untuk
memiliki ketrampilan klinis dan non teknis dengan mengikuti kegiatan pelatihan baik formal
maupun non formal.
3. Menyediakan lingkungan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat melalui upaya :
a. Melakukan identifikasi faktor risiko yang dapat membahayakan pasien dan petugas kamar
operasi serta meminimalisasi dampak kejadian tidak diharapkan yang terjadi.
b. Kamar bedah dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan dengan
memperhatikan aspek :
1) Ketersediaan peralatan dan instrument bedah
2) Sterilitas ruang dengan pembagian sesuai dengan denah kamar bedah sebagai berikut :
c) Daerah bebas non steril (Unrestricted zone ) Hanya orang-orang yang berkepentingan yang
boleh berada di daerah ini, tetapi baju luar biasa diperbolehkan
5. Bila terjadi bencana/hospital disaster plan, kamar bedah siap untuk berperan di dalam
penaggulangannya dengan memberikan pelayanan dan memprioritaskan kasus bencana yang
terjadi yang membutuhkan pelayanan.
B. KEBIJAKAN KHUSUS :
1. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi diberikan informasi / penyuluhan
mengenai prosedur yang akan dijalani khususnya prosedur pre medikal/pre anestesi.
2. Pada setiap pasien yang akan dilakukan tindakan operasi prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi selalu dijalankan.
3. Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan sewaktu di kamar operasi
dilakukan identifikasi meliputi :
a. Tepat lokasi
b. Tepat prosedur
c. Tepat pasien yang akan dioperasi.
4. Bila terjadi kecelakaan / kegagalan dari tindak operasi yang dimaksud, hal tersebut
dilaporkan kepada direktur pelayanan
5. Tim bedah yang terlibat wajib mendokumentasikan atau melaporkan kegiatan selama
tindakan pembedahan yang telah dilakukan dan masuk dalam catatan rekam medis pasien
meliputi :
a. Dokter operator :
1) Mencatat prosedur pembedahan
2) Temuan selama pembedahan
3) Sistem drainase
4) Cara pembalutan
5) Instruksi pasca bedah
6) Komplikasi
7) Perdarahan
b. Dokter anestesi :
1) Assement pre anestesi
2) Monitoring selama pre anestesi, intra dan pasca bedah