Anatomi/Komponen Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan-pengetahuan yang telah memiliki tolak ukur tersendiri. Hasnah
(2011:65) mengemukan bahwa Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri,
tanda, syarat tertentu, yaitu sestematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur,
a. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis dapat diukur dan
dibuktika. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas keyakinan kepada
b. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengertikan kepingan pengetahuan satu
putusan sendiri, bebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mencakub ke objek
(atau dalam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis.
perseorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalam dirinya sendiri, hipotesis-hipotesis dan teori-
d. Di pihak lain, yang seringkali berkaitan dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmiah) adalah ide
bahwa metode-metode yamg berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka
e. Ciri hakiki lainya dari ilmu adalah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak
dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide
yang terpisah-pisah.
komponen atau bagian-bagiannya tersebutlah yang menjadi syarat utama untuk mengakui
a. Masalah (Problems)
Menurut Bahm, suatu masalah bisa dianggap ilmiah, sedikitnya memiliki tiga ciri:
1) terkait dengan komunikasi; 2) sikap ilmiah dan 3) metode ilmiah. Tidak ada masalah yang
disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Jika belum
atau tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain atau masyarakat maka belum dianggap
ilmiah. Tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa
dihadapkan pada sikap ilmiah. Demikian pula tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah
b. Sikap (attitude)
Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Bahm setidaknya harus memiliki enam ciri
(tentativity).
c. Kesadaran untuk berlaku objektif (willingness to be objective). Sikap ini penting, sebab
objektivitas merupakan ciri ilmiah. Sikap demikian harus dimiliki oleh seorang ilmuwan.
a) Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk memperoleh pemahaman
sebaik mungkin;
b) Melangkah dengan berdasarkan pada pengalaman dan alasan, artinya, pengalaman dan alasan
c) Dapat menerima data sebagaimana adanya (tidak ditambah dan dikurangi). Hal ini terkait
d) Bisa menerima perubahan (fleksibel, terbuka), artinya jika objeknya berubah, maka seorang
e) Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial and error merupakan karakteristik
f) Tidak mengenal putus asa, artinya gigih dalam mencari objek atau masalah, hingga mencapai
d. Terbuka (open mindedness), artinya selalu bersedia menerima kritik dan saran ilmuwan lain
f. Bersifat sementara, artinya harus menerima bahwa kesimpulan ilmiah bersifat sementara.
c. Metode (Method)
Menurut Bahm, bahwa esensi dari sebuah pengetahuan adalah metode. Setiap
pengetahuan memiliki metodenya sendiri sesuai dengan permasalahannya. Meski diantara para
ilmuwan terjadi perbedaan tentang metode ilmiah, tetapi mereka sepakat bahwa masalah tanpa
observasi tidak akan menjadi ilmiah, sebaliknya observasi tanpa masalah juga tidak akan
menjadi ilmiah. Menurutnya, bahwa ilmu pengetahuan adalah aktivitas menyelesaikan masalah
dan melihat metode ilmiah sebagai sesuatu yang memiliki karakteristik yang esensial bagi
penyelesaian masalah. Ada lima langkah esensial dan ideal –menurut Bahm– dalam
menerapkan metode ilmiah yang harus dipahami oleh seorang peneliti (ilmuwan), yaitu 1)
memecahkan masalah.
d. Aktivitas (Activity)
Aktivitas dimaksud adalah penelitian ilmiah, yang memiliki dua aspek: individual
e. Kesimpulan (Conclusion)
aktivitas. Kesimpulan ilmiah tidak pasti, tetapi bersifat sementara dan tidak dogmatis.
Bahkan jika kesimpulan dianggap dogmatis, maka akan mengurangi sifat dasar dari ilmu
pengetahuan tersebut. Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu bersifat tidak stabil, setiap generasi
f. Pengaruh (Effects)
dan industri; 2) pengaruh pada peradaban manusia. Industrialisasi yang berkembang dengan
pesat merupakan produk dari ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak besar terhadap
perkembangan ilmu, sehingga nampak seperti yang terjadi dalam perubahan sifat ilmu itu
sendiri. Proses industrialisasi tidak akan dapat diputarulang yang akhirnya ilmu pengetahuan
itu sendiri mengalami proses terindustrialisasi. Ilmu pengetahuan yang terindustrialisasi ini
menjadi bagian utama dari penggerak ilmu pengetahuan dan menjadi sebuah sumber bidang
misalnya dipergunakannya senjata nuklir sebagai alat pemusnah massal di Hiroshima pada
perang Dunia II (termasuk pengeboman Iraq oleh Amerika dan Sekutunya sekarang ini).
Berbagai reaksi timbul dari dampak negatif ini. Maka lahirlah perkumpulan-perkumpulan
ilmuwan yang peduli terhadap masalah dampak negatif teknologi, seperti Federasi ilmuwan
Atom, Badan Penelitian Teknologi US, Masyarakat Internasional untuk Penelitian Teknologi,
Kongres Internasional.
ilmiah bisa disebut sebagai ilmuwan, kerena sikap ilmiah merupakan bagian dari seorang
metode tertentu –meski tidak paham banyak mengenai sifat ilmu— bisa disebut sebagai
ilmuwan. Demikian pula seseorang yang mengamati kesimpulan dari seorang ilmuwan dan
memiliki concern dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan juga bisa dikatakan telah