Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok

Kimia Terapan

Kimia Gas

Oleh :
Arya Duta P. : 6709040005
Prahasdita P. : 6709040011
Eko Prasetyo : 6709040017
Ricky N. : 6709040024
Fandi Nur A. : 6709040029

Jurusan
Teknik Pengelasan
PPNS – ITS
Tahun Ajaran
2009 – 2010

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………… i
Pendahuluan ........................................................................................................ 2
Pembahasan Materi ............................................................................................ 2
Gas Alam .............................................................................................................. 2
Komponen Utama Gas Alam ................................................................... 2
Pemanfaatan Gas Alam ............................................................................ 3
Gas Ideal .............................................................................................................. 3
Kriteria Gas Ideal ..................................................................................... 3
Persamaan Gas Ideal ................................................................................ 4
Teori Kinetik Gas ................................................................................................ 6
Las Gas Asitelin ................................................................................................... 6
Struktur Tabung Gas Asitelin beserta Elektrodanya ........................... 7
Gambar Tabung Asetilen dan Oksigen untuk
Pengelasan Oksi-Asetilen ................................................................ 8
Skema Nyala Las Oksi - Asetilen dan Sambungan
Gasnya .............................................................................................. 9
Nyala dan Suhu yang Dicapai Pada Ujung
Pembakar ......................................................................................... 10
Kata Penutup ....................................................................................................... 13

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya lah akhirnya tugas kami untuk menyusun makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga dengan tersusunnya makalah ini dalam
pembahasan mengenai Kimia Gas ini dapat memberikan dan menambah
pengetahuan yang berguna tentang hal tersebut pada kita sekalian.

Dari latar belakang Kimia Gas yang kini mulai berkembang pesat di kalangan
industri kecil, menengah, bahkan besar, maka kami mempelajari serta mempelajari
apa saja gas yang dipakai dalam teknologi pengelasan beserta reaksi - reaksi kimia
yang terjadi pada pengelasan tersebut. Oleh karena itu maka kita perlu mengetahui
bagaimana proses pengelasan dengan macam – macam gas kimia tersebut.

Makalah ini kami susun demi tugas Kimia terapan 1. Kami sadar bahwa makalah
ini jauh dari kesempurnaan dalam penyusunannya. Maka dari itu kami mengharap
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan dan
manfaat makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun dengan sungguh – sungguh. Semoga hasil kerja
kami ini dapat berguna untuk sekarang dan kedepan. Dan atas semua pihak yang telah
mendukung dan membantu untuk terselesaikannya makalah ini, kami sampaikan rasa
terimakasih yang sedalam – dalamnya.

Surabaya, 29 Oktober 2009

Tim Penyusun

PENDAHULUAN
Gas adalah suatu fase benda. Seperti cairan, gas mempunyai kemampuan untuk
mengalir dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan, gas yang tak tertahan
tidak mengisi suatu volume yang telah ditentukan, sebaliknya mereka mengembang
dan mengisi ruang apapun di mana mereka berada. Tenaga gerak /energi kinetis
dalam suatu gas adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena
penambahan energi kinetis ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara
satu sama lain, apalagi jika energi kinetis ini semakin bertambah.

Pembahasan Materi

Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa adalah bahan bakar
fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4. Ia dapat ditemukan di
lading minyak dan ladang gas bumi dan juga tambang batu bara.

Komponen Utama Gas Alam


Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung
molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana
(C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Secara Garis Besar Pemanfaatan Gas Alam


Dibagi Atas 3 Kelompok yaitu :
 Gas alam sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar
Pembangkit Listrik Tenaga Gas / Uap, bahan bakar industri ringan,
menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor, sebagai gas kota
untuk kebutuhan rumah tangga hotel, restoran dan sebagainya.
 Gas alam sebagai bahan baku, antara lain bahan baku untuk soft drink, dry
ice pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan, dan
bahan pemadam api ringan.
 Gas alam sebagai komoditas energi untuk ekspor, yakni Liquefied Natural
Gas (LNG).

Gas Ideal

Kriteria Gas Ideal:

 Partikel gas ideal tersebar merata dalam ruang yang sempit dan jumlahnya
banyak.
 Partikel gas ideal senantiasa bergerak dan arahnya sembarang.
 Tidak boleh ada gaya yang bekerja antar partikel gas ideal atau antara
partikel gas dengan dinding kecuali jika bertumbukan.
 Tumbukan yang terjadi antar partikel gas berlangsung elastis sempurna;
dinding dianggap licin dan tegar, partikel gas ideal dianggap bola kecil
yang masif.
 Jarak antar partikel gas ideal jauh lebih besar daripada ukuran partikel gas
ideal, sehingga ukuran partikel gas ideal dapat diabaikan.
Contoh gas ideal :
1. Dalam keadaan real tak ada satupun gas sejati yang memenuhi kriteria
gas ideal.
2. Gas sejati dapat diberlakukan sebagai gas ideal dengan pembatasan
tertentu.
3. Dalam keadaan khusus tersebut (aplikasi teknis), perumusan yang ada
menggunakan perumusan gas ideal.

Contoh sederhana :
Motor bensin menggunakan siklus Otto. Gas yang digunakan adalah
campuran udara dan bensin, tetapi rumus yang digunakan mengacu pada
gas ideal dengan meniadakan unsur gesekan (tumbukan antar partikel
dengan dinding) dan gaya geseknya. Gaya adhesi dan gaya kohesi udara
dan bensin juga ditiadakan
Simpulan pasti dalam aplikasi teknis, perumusan yang ada menggunakan
konsepsi gas ideal.

Persamaan Gas Ideal


 gas ideal itu gas yang memenuhi persamaan
P.V=N.k.T atau P.V=n.R.T
 Keterangan:
P = tekanan udara
V = volume
N = jumlah partikel gas
n = jumlah mol gas
k = tetapan boltzman(0,082)
R = tetapan gas ideal
T = temperature
 Gas Ideal merupakan gas nyata.
Contoh: Udara (Karbondioksida, Oksigen, Nitrogen, dsb.)

Teori untuk gas ideal memiliki asumsi-asumsi berikut ini:

 Gas terdiri dari partikel-partikel sangat kecil, dengan [massa] tidak nol.
 Banyaknya molekul sangatlah banyak, sehingga perlakuan statistika dapat
diterapkan.
 Molekul-molekul ini bergerak secara konstan sekaligus acak. Partikel-
partike yang bergerak sangat cepat itu secara konstan bertumbukan dengan
dinding-dinding wadah.
 Tumbukan-tumbukan partikel gas terhadap dinding wadah bersifat lenting
(elastis) sempurna.
 Interaksi antarmolekul dapat diabaikan (negligible). Mereka tidak
mengeluarkan gaya satu sama lain, kecuali saat tumbukan terjadi.
 Keseluruhan volume molekul-molekul gas individual dapat diabaikan bila
dibandingkan dengan volume wadah. Ini setara dengan menyatakan bahwa
jarak rata-rata antarpartikel gas cukuplah besar bila dibandingkan dengan
ukuran mereka.
 Molekul-molekul berbentuk bulat (bola) sempurna, dan bersifat lentur
(elastic).
 Energi kinetik rata-rata partikel-partikel gas hanya bergantung kepada
suhu sistem.
 Efek-efek relativistik dapat diabaikan.
 Efek-efek Mekanika kuantum dapat diabaikan. Artinya bahwa jarak
antarpartikel lebih besar daripada panjang gelombang panas de Broglie
dan molekul-molekul dapat diperlakukan sebagai objek klasik.
 Waktu selama terjadinya tumbukan molekul dengan dinding wadah dapat
diabaikan karena berbanding lurus terhadap waktu selang antartumbukan.
 Persamaan-persamaan gerak molekul berbanding terbalik terhadap waktu.

Lebih banyak pengembangan menenangkan asumsi-asumsi ini dan didasarkan


kepada Persamaan Boltzmann. Ini dapat secara akurat menjelaskan sifat-sifat gas
padat, sebab mereka menyertakan volume molekul. Asumsi-asumsi penting
adalah ketiadaan efek-efek quantum, kekacauan molekular dan gradien kecil di
dalam sifat-sifat banyaknya. Perluasan terhadap orde yang lebih tinggi dalam
kepadatan dikenal sebagai perluasan virial. Karya definitif adalah buku tulisan
Chapman dan Enskog, tetepi terdapat pengembangan yang lebih modern dan
terdapat pendekatan alternatif yang dikembangkan oleh Grad, didasarkan pada
perluasan momentum.Di dalam batasan lainnya, untuk gas yang diperjarang,
gradien-gradien di dalam sifat-sifat besarnya tidaklah kecil bila dibandingkan
dengan lintasan-lintasan bebas rata-ratanya. Ini dikenal sebagai rezim Knudsen
regime dan perluasan-perluasannya dapat dinyatakan dengan Bilangan Knudsen.

Teori Kinetik juga telah diperluas untuk memasukkan tumbukan tidak lenting di
dalam materi butiran oleh Jenkins dan kawan-kawan.

Teori Kinetik Gas

Teori Kinetik ( teori kinetik pada gas ) berupaya menjelaskan sifat-sifat


makroskopik gas seperti tekanan, suhu, atau volume dengan memperhatikan
komposisi molekular mereka dan gerakannya. Intinya teori ini menyatakan bahwa
tekanan disebabkan oleh tumbukan antar molekul yang bergerak pada kecepatan
yang berbeda-beda. Teori Kinetik dikenal pula sebagai Teori Kinetik Molekular
atau Teori Tumbukan atau Teori Kinetik pada Gas.

Las Gas Asetilen


Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam
(pengelasan) yang menggunakan gas karbit ( gas aseteline=C2H2 )
sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar gas
dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat
mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat
digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar
ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas
pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak
menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelIn banyak dipakai di lapangan.
Struktur Tabung Gas Asitelin beserta Elektrodanya

A. Peralatan
Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun fungsi lainya dari proses las gas
maka diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara
umum, peralatan yang digunakan dalam gas iniadalah :
1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar,
2. Katup silinder/tabung,
3. Regulator,
4. Selang gas,
5. Torch,
6. Peralatan pengaman
1. Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi
bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah
banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas
tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran
tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas
dan juga jenis gas yang ditampung.

Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen,


Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada
tabung itu.
Gambar Tabung Asetilen dan Oksigen
untuk Pengelasan Oksi-Asetilen

2. Katup Tabung
Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan
katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung
gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan
untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
3. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada
katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann
hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk
mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau
pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja
harus dipertahankan tetap oleh regulator.
Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup
pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan
tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas
menuju selang.

Skema Nyala Las Oksi - Asetilen dan


Sambungan Gasnya

Nyala dan Suhu yang Dicapai Pada Ujung


Pembakar
4. Selang Gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan
selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus
mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam
pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan.
Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang
Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini
diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk
membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.

Torch
Gas yang dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch,
tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala
api. Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :
a.Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan bakar.
b.Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi
berikut ini :
1. Menurut cara/jalannya gas masuk keruang pencampur.
Dibedakan atas :
Injector torch (tekanan rendah)
Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah
dari tekanan gas oksigen.
Equal pressure torch (torch bertekanan sama)
Pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada
sisi saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam
ruang pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.
2. Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas :
- Toch normal
- Torch ringan/kecil

3. Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas :


- Torch nyala api tunggal
- Torch nyala api jamak
4. Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas :
- Torch untuk gas asetilen
- Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.
5. Menurut aplikasi. Dibedakan atas :
- Torch manual
- Torch otomatik/semi otomatik

Dalam industri polimerisasi poliolefin, bahan baku gas etilen seringkali


terkontaminasi dengan gas asetilen dan pemisahannya cukup sulit karena memiliki
titik didih serupa. Kontaminan ini dapat meracuni katalis ( Ziegler-Natta ) dan bahkan
bisa bereaksi dengan material reaktor dari tembaga membentuk senyawa tembaga-
asetilida yang dapat menyumbat reaktor dan mudah meledak Oleh karena itu asetilen
perlu disingkirkan dari aliran gas etilen. Salah satu cara yang populer dan dikenal di
industri adalah reaksi hidrogenasi selektif ( selective hydrogenation ) menggunakan
katalis paladium-silver yang dipakai oleh karbon atau alumina. Proses ini ternyata
masih memiliki banyak masalah diantaranya adalah pemakaian katalis dari logam
transisi yang mahal dan terjadi reaksi hidrogenasi samping yang mengubah etilen
menjadi etana.
Dalam praktek, asetilen disimpan dalam tabung silinder logam dengan cara
dilarutkan dalam aseton dan diberi tekanan kurang lebih 15 psi. Aseton berfungsi
semacam pelarut yang bisa menampung dan meredam kereaktifan asetilen karena
molekul asetilen dan aseton saling berasosiasi. Tapi pelarut ini lagi-lagi adalah pelarut
organik yang mudah menguap dan terbakar. Selain itu tekanan yang diberikan hanya
sebatas 15 psi karena asetilen pada tekanan lebih tinggi (yang artinya konsentrasi
lebih tinggi) memiliki potensi ledakan dan terpolimerisasi ( self polimerization ).

Kimia Asetilen dan Proses Ekstraksi

Mengapa menggunakan DMF atau NMP? Salah satu alasannya adalah (selain
pelarut tersebut diproduksi massal dan umum digunakan), DMF dan NMP
digolongkan sebagai senyawa amida dan memiliki sifat basa lemah. Sementara itu,
asetilen walaupun berbentuk gas memiliki karakter asam. Asetilen memiliki dua buah
atom hidrogen yang masing-masing terikat pada dua atom karbon berikatan rangkap
3. Ikatan antar karbon rangkap 3 ini meningkatkan kepolaran masing-masing atom,
sehingga hidrogen memiliki sedikit muatan positif dan karbon memiliki muatan
negatif. Kepolaran inilah yang memberikan derajat Keasaman atom hidrogen pada
molekul asetilen (pKa = 25). Walaupun asam sangat lemah tapi sifat ini memiliki
dampak besar dan bisa dieksploitasi, apalagi dalam konsentrasi yang besar (bulk
quantity). Dengan DMF atau NMP yang mempunyai sifat basa lemah, diharapkan
ekstraksi asetilen berlangsung tuntas dan selektif karena gas - gas hidrokarbon lain
misalnya etilen, butana, metan, dan lain-lain tidak memiliki karakteristik seperti
asetilen.

KATA PENUTUP

Demikianlah makalah kami dengan tema Kimia Gas yang telah kami buat.
Mudah – mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
memperdalam materi kuliah yang berikut ini. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata – kata maupun ucapan yang tak berkenan di hati Anda sekalian.
Sekali lagi kami mohon maaf.Terima kasih atas diberikannya waktu untuk
mengerjakan makalah ini, mudah - mudahan dapat memberikan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai