Anda di halaman 1dari 147

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

DINAS KESEHATAN
Jl. Teduh Bersinar No 1 Tlp. (0411) 881549, Fax (0411) 887710
MAKASSAR

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN KONSTRUKSI:
PEMBANGUNAN GEDUNG PUSKESMAS TAMANGAPA
TAHUN 2018

1. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah pembangunan manusia


seutuhnyamelalui proses perubahan menuju perbaikan dan kemajuan
guna terwujudnyamasyarakat adil dan makmur dalam keadilan, sehingga
tercapaikesejahteraan hidup. Pada dasarnya pembangunan nasional
bertujuan untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Untuk tujuan tersebut,pembangunan harus dapat menyentuh seluruh
aspek sosial kemasyarakatantermasuk pembangunan di bidang
kesehatan. Tujuan pembangunan kesehatanadalah memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untukmeningkatkan
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya yang salah satunyadengan
peningkatan mutu dan efisiensi pelayanan kesehatan.Wujud upaya
kesehatan masyarakat tersebut adalah dalam bentuk
pelayanankesehatan di puskesmas. Puskesmas merupakan suatu
institusi pelayanankesehatan kepada individu pasien, keluarga, dan
masyarakat dengan intipelayanan medis dari segi preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan),rehabilitatif (pemulihan) dan
promotif (penerangan) serta edukatif (pendidikan)yang kesemuanya
dilakukan dalam suatu sistem yang terpadu agar diperolehpelayanan
yang maksimal dan optimal.
Dengan meningkatnya jumlah kunjungan pasien pada semua puskesmas
di Kota Makassar, menuntut Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk
selalu berusaha memenuhi sarana prasarana pelayanan agar dapat
berjalan optimal. Dinas Kesehatan Kota Makassar berupaya
meningkatkan sarana bangunan gedung puskesmas dengan
membangunan Gedung Puskesmas Tamangapa3(tiga) lantaimelalui
kegiatan Pembangunan Infrastruktur Kesehatan Prioritas Daerah (DAK
Prioritas Daerah)
.
2. Maksud dan a. Maksud
Tujuan Maksud dari pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas
Tamangapaadalah sebagai petunjuk bagi penyedia jasa yang memuat
masukan, azas, kriteria dan proses yang harus dipenuhi atau
diperhatikan dan diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas
pembangunan gedung Puskesmas Tamangapa.
b. Tujuan
Tujuan dari pengadaan pekerjaan konstruksi adalah tersedia
bangunan gedung Puskesmas Tamangapasesuai dengan fungsi dan
kebutuhan pelayanan bidang kesehatan yang memenuhi syarat teknis
serta sesuai Permenkes No.75 tahun 2014 tentang Puskesmas,
Pedoman Pembangunan dan Peningkatan Fungsi Bangunan Puskesmas
tahun 2017, dan peraturan daerah Kota Makassar.

3. Target/ Target/ sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konstruksi


Pembangunan Gedung Puskesmas Tamangapa adalah ;
Sasaran
1. Setiap bangunan harus diwujudkan dengan sebaik – baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya,
andal dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya.
2. Setiap bangunan harus direncanakan, dirancang sebaik – baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari
segi mutu, biaya dan kriteria administrasi.
4. Nama Nama organisasi yang menyelenggarakan/melaksanakan pekerjaan
Organisasi konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas Tamangapa
Pengadaan  Kepala Dinas Kesehatan selaku Pengguna Anggaran :
Barang/Jasa dr.Hj.A.Naisyah T.Azikin,M.Kes
 Kuasa Pengguna Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen :
dr.Hj. Sri Rimayani Malik,Sp.KK
 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) : Muhammad
Alwi,SKM.,M.Kes
 Tenaga Teknis : Firman Marwan,ST

5. Sumber Dana a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pekerjaan konstruksi
dan Perkiraan pembanguan gedung Puskesmas Tamangapa berasal dari APBD Kota
Biaya Makassar tahun 2018.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima
milyar rupiah) dan Nilai HPS sebesar Rp. 4.991.983.776,- ( empat milyar
Sembilan ratus Sembilan puluh satu juta Sembilan ratus delapan puluh
tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh enam rupiah).

6. Ruang a. Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi


Lingkup, Pembangunan Gedung Puskesmas Tamangapa adalah ;
Lokasi 1. Dalam pelaksanaan konstruksi Bangunan Gedung Puskesmas
Pekerjaan, Tamangapa sudah termasuk pemeliharaan konstruksi.
Fasilitas 2. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan
Penunjang yang telah disusun oleh perencana konstruksi (gambar teknis dan
spesifikasi teknis), dengan segala tambahan dan perubahannya
pada saat penjelasan pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta
ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis yang dipersyaratkan).
3. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan kualitas masukan
(bahan, tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara pelaksanaan
pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum
dalam spesifikasi teknis.
4. Pelaksanaan konstruksi akan mendapatkan pengawasan dari
penyedia jasa pengawasan konstruksi.
5. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
6. Pelaksanaan kerja akan didahului dengan penandatangan Kontrak
Kerja Pelaksanaan dan selanjutnya dibuat laporan kemajuan
pekerjaan hingga berita acara serah terima pekerjaan yang
dilanjutkan pemeriksaan pekerjaan oleh panitia penerima pekerjaan.
Semua administrasi pelaksanaan konstruksi dan pengawasan
mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Perpres 54 tahun 2010
beserta perubahannya dan petunjuk teknis pelaksanaannya.
7. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan
atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan
ini penyedia jasa konstruksi berkewajiban memperbaiki segala cacat
atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
konstruksi.
8. Dalam masa pemeliharaan semua bahan yang digunakan, harus diuji
coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau kerusakan,
maka harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
9. Masa pemeliharaan gedung ini minimal selama 6 (enam) bulan
terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
b. Lokasi pekerjaan konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas
Tamangapa Jl. Tamangapa Raya Kec.Manggala ( puskesmas
Tamangapa ).
c. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/KPA/PPK Konsultan
Pengawas.

7. Jangka Waktu Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan gedung


Pelaksanaan Puskesmas Tamangapa 150 (seratus lima puluh) hari kalender atau 5 bulan.
8. Tenaga Ahli Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan
gedung Puskesmas Tamangapa sebagai berikut:

KEAHLIAN /
JUMLAH
NO JABATAN KODE KETERAMPILA
(ORG)
N
Ahli Madya
1 Manager Proyek 1 601 Manajemen
Konstruksi
Ahli Madya
Teknik
2 Site Manager 1 201
Bangunan
Gedung
Ahli Madya
3 Ahli Mekanikal 1 301 Teknik
Mekanikal
Ahli Madya
4 Ahli Elektrikal 1 401 Teknik Tenaga
Listrik
Ahli Muda K3
5 Ahli K3 Konstruksi 1 603
Konstruksi
SKT Pelaksana
Bangunan
Pelaksana
6 1 TS 051 Gedung /
Bangunan Gedung
Pekerjaan
Gedung
SKT Tukang
Pekerjaan
Tukang Pekerjaan
7 1 TS 010 Pondasi /
Pondasi
Foundation
Work
SKT Tukang
8 Tukang besi beton 1 TS 012 besi beton /
Barbender / Bar
Bending
SKT Tukang
Pasang
Tukang Pasang
9 1 TA 007 Keramik
Keramik
(Lantai dan
Dinding)
SKT Tukang
Pasang
Tukang Pasang
10 1 TA 011 Plafond Ceiling
Plafon
Fixer / Ceiling
Fixing
SKT Tukang
11 Tukang Las Listrik 1 TM 051
Las Listrik
9. Kualifikasi
Perusahaan /
Badan Usaha Kualifikasi Perusahaan / Badan Usaha
Peserta yang berbadan usaha harus memiliki:
1. Kualifikasi Perusahaan Non Kecil
2. Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Kesehatan (BG008)
3. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan
Kesehatan (BG008),
4. Akte pendirian perusahaan sampai perubahan terakhir
5. SITU / surat keterangan domisili / SIUP
6. TDP yang masih berlaku
7. NPWP
8. SPT tahun terakhir
9. Berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis paling sedikit 1(satu)u)
pekerjaan dalam kurun waktu 4(empat) tahun terakhir
10. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
11. Memiliki dukungan keuangan dari bank umum pemerintah / swasta
minimal 10% dari nilai HPS
12. Surat Pernyataan Bersedia mengasuransikan proyek (asuransi
proyek)
13. Memiliki sertifikat kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan perusahaan.
14. Melampirkan surat dukungan ketersediaan bahan baja /h.beam/wf
15. Melampirkan surat dukungan ketersediaan barang ( lift ) dan brosur
dari distributor
16. Menghadirkan manager proyek pada saat pembuktian kualifikasi.

Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pengadaan pekerjaan


10. Keluaran /
konstruksi Pembangunan Gedung Puskesmas Tamangapa adalah:
Produk yang
a. Konstruksi fisik yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
dihasilkan
konstruksi;
b. Dokumen hasil pelaksanaan konstruksi meliputi :
1. Gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as build
drawings).
2. Semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik.
3. Kontrak kerja pelaksanaan konstruksi fisik dengan pelaksana
konstruksi, pekerjaan pengawasan oleh pengawas pekerjaan,
beserta segala perubahan/addendumnya
4. Laporan harian yang dibuat selama pelaksanaan konstruksi fisik
oleh pelaksana konstruksi, serta laporan mingguan dan bulanan
dan laporan akhir pengawasan berkala oleh pelaksana
pengawasan.
5. Berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang,
serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik.
6. Foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik.

11. Peralatan Peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan pembangunan gedung


Puskesmas Tamangapa:
1. Genset kapasitas 5000 watt 1 unit
2. Pompa air 1 buah, 1 inchi
3. Bak Penampungan Air 1000 liter, 2 buah
4. Scafolding 100 set
5. Bar cutter 1 buah
6. Concrete mixer ( alat pengaduk beton) ukuran 350 minimal 1
7. Mesin las 4PK 2 unit

Peralatan minimal yang harus dipenuhi dengan menyertakan bukti


kepemilikan atau sewa peralatan tersebut.

Makassar, Mei 2018


Kuasa Pengguna Anggaran
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

dr.Hj.Sri Rimayani Malik,Sp.KK


NIP.197501272003122012
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR


DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN PUSKESMAS TAMANGAPA
KOTA MAKASSAR TA. 2018

RENCANA KERJA
DAN
SPESIFIKASI TEKNIS

KONSULTAN PERENCANA
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-


bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja
dan Syarat- syarat Teknis ini.

9.4.1. PEKERJAAN RENOVASI GEDUNG KANTOR


Pembangunan Meliputi :
5.1. Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar
Existing Sesuai dengan Gambar Kerja dan RKS.

9.4.2. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT.


Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan
pekerjaan site development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

9.4.3. PEKERJAAN PERSIAPAN.


Meliputi : mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan
air dan listrik untuk bekerja dan pembongkaran bangunan existing.

9.4.4. PEKERJAAN SIPIL, ARSITEKTUR, MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN


PLUMBING / SANITASI.
Sesuai dalam Gambar Kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja


pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.

Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan


belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.

Pasal 3 :
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :


3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi
yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi


proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong
dapat membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan
terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan


ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor
/ Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil / Arsitektur atau
sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong
lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin /
Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk
mendapat persetujuan.
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan
Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan,
Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru
atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong


wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan
oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2
(dua) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
bangsal Kontraktor / Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan / prestasi kerja.
6.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan
pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor /
Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).


Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi
permanen seluas minimal 24 M2 ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang
Rapat ), lantai diplester, dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi
dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam hal ini
Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada
area bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
7.2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan.
Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor
Pemborong di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang
dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya /
lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.
7.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan
kebersihan los Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.
7.4. Pagar Pengaman Proyek.
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari
sekelilingnya sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong .
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 cm dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu
Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau
sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang
dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan


bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.

7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat
oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun
apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor /
Pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan
bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.

Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa


memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah
pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah
ditentukan.
8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,
sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang
terlibat dalam proyek.
8.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat
pekerjaan.
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan
dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pemberi Tugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan
siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung.
Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977
bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum,
Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan /
pekerjaan agar ikut serta dalam program JAMSOSTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan,


peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-
terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

9.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis
dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. PERALATAN BEKERJA


Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA


9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong
dengan membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-
supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.
9.4.3. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.
9.4.4. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk
bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.
9.4.5. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan
diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila
sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas
petunjuk Konsultan Pengawas.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

10.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor
/ Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan
struktur dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan
ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS.

Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan


mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus


menyediakan :
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya
selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya
dengan proyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya
dengan proyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail
dari pekerjaan.
5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
 1 (satu) kamera.
 1 (satu) alat ukur schuifmat.
 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
 1 (satu) mesin tik standar 18” atau 1 (satu) unit komputer dan printer.
 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.


Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi
Indonesia, Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan, antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII : Standar Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia ( PBI-1991 )
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.


Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan
Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985
tentang penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas,


maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari
negara asal produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :


 Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar
Kerja, RKS, BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui
/ disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik
bersifat teknis maupun administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong
harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan
sebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh
Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus
diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah
RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian)
dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan
kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh
keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan
garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.

12.4. UKURAN.
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan
dalam Centi meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan
ukuran Milimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal /
Elektrikal.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong
wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung,
maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti
ukuran- ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat
yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik
dari segi biaya maupun waktu.

12.5. PERBEDAAN GAMBAR.


12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat (berlaku).
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil /
Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam


pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian
pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-jelasan,
kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan ataupun ketidak-
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor
/ Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas
secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan
Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim”
biaya maupun waktu pelaksanaan.

12.6. ISTILAH.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah
sebagai berikut :
SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
dinding beton, batu kali penahan tanah, pengerasan di luar
bangunan, penanaman rumput, pohon peneduh, perdu dan lain-
lainnya.
SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perhitungan konstruksi, bahan konstruksi utama dan
spesifikasinya, dimensioning kolom, balok dan tebal lantai.
AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh dari
semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-
air kotor- drainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi
diesel-generator set dan sistim pengkondisian udara (AC).
EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan
daya listrik dan penerangan.

12.7. SHOP DRAWING.


12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan
yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja /
Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.
12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan
semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua
bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang
belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen
Kontrak maupun di dalam Buku ini.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

12.7.4. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut


kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas / Direksi.
12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong
dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta
persetujuannya harus sesuain dengan format standar dari proyek dan
harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

12.8. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“.
12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan
dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat
seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah
dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As Built
Drawing ).
Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas


pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk
melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi
tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong
sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-
saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab
atas segala kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga
kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong
dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong.
13.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus
menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan
yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor /
Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab
atas akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera
mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah
tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang
akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi
syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan
lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan
dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

14.2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.


14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua
merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus
dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh
ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor
/ Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan,
material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh
material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS,
memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan
persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk


menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau
supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan
klaim sebagai pekerjaan tambah.
14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai
dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam
negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa
dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

14.3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh


semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan
/ dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas /
Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan
disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan
adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
di- informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.5. PENYIMPANAN MATERIAL


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan
yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta
sirkulasi / akses pekerja.
Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO
(first in first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan
terlalu lama dalam gudang / stock material.
14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material
harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk


penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan
diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan
miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan.
Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu)
meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-


contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
Pasal 14 di atas.
15.2. bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera
dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam
tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas/ Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong,
yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya.
Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda
sebesar 1/1000 (satu per mil) dari harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan
memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk
diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut
di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan
(Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor/ Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan
Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan
untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut
perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan


tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan puing-puing didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-
benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau
cacat.
17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan
menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang
harus tetap berada di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga
semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus
dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang bila perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah
galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering
maksimum sesuai AASHTO T 99.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di
tapak, Kontraktor / Pemborong wajib membuat saluran air sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan
konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.


Kontraktor / Pemborong harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi
atau mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh
Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa
menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah
konstruksi dan daerah milik jalan (right of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.

18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.


15.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor / Pemborong harus
melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang
akan terkena pengaruh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam
format rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Dan patok permukaan /surface pegs pada tempat kerja yang
menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus
sudah ditancapkan.
Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak

15.3.2. Bila Kontraktor / Pemborong akan melaksanakan pekerjaan sementara


atau permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor /
Pemborong harus mempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, dalam rangka
mencegah kerusakan pada utilitas itu; tanpa ada pembayaran
tembahan.

Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan oleh pekerjaan


Kontraktor / Pemborong baik langsung maupun tidak langsung,
dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor / Pemborong.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

19.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.


19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi
rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi
/ Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana. Penentuan Peil ±0.00
adalah + 50 cm dari top lantai teras bangunan yang ada
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan
alat-alat waterpass & theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan,
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan
oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan
tenaga survey, dan lain- lain material yang mungkin dibutuhkan
dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait.
Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas
pada :
a. Personil :
 1 orang surveyor ahli
 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey) :
 1 set Theodolite Pembacaan digital (360 derajat)
 1 set Water Pass
 1 pita meteran baja dengan panjang minimal 50 m
 1 steel measuring rod (4 m)
 5 target poles dengan tripod
 Patok-patok survey dan macam-macam alat yang
diperlukan dalam survey.

Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk


tripod dan lain-lain dengan peralatan yang telah diuji kalibrasi dengan
tingkat akurasi yang tinggi .Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor
/ Pemborong harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor /
Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan
survey yang dikerjakan oleh karyawannya.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun


oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus
segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.

Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan


sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

19.1.6. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) salinan /


copy penampang melintang (cross section) kepada Konsultan
Pengawas yang akan mengesahkan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor /
Pemborong.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan / revisi,
Kontraktor/ Pemborong harus mengajukan lagi salinan cross section
untuk persetujuan tersebut di atas.
Cross section dari Kontraktor / Pemborong harus digambar di atas
kertas kalkir agar memungkinkan direproduksi. Bila cross section
ini akhirnya disetujui, maka Kontraktor / Pemborong harus
menyerahkan gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar hasil reproduksinya
kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai judul
dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

19.2. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00


Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan
lantai finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja yaitu
sama dengan elevasi Lantai Dasar teras bangunan lama naik 50 cm terhadap
peil ±0.00 dari lantai 1 bangunan baru
Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di
lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

20.1. PATOK UKUR.


20.1.1. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk
membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila
dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis /
kemiringan dan meminta Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan
patok-patok itu.
Kontraktor / Pemborong harus mengajukan pemberitahuan
mengenai rencana pematokan atau penentuan permukaan (level)
dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh
delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa. Kontraktor /
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pemborong harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan


Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm.
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang
muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0,00
sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa besi untuk
mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada
patok ukur sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian
atau peil permukaan yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2
(dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas untuk
dibongkar.

20.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).


20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran
tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama
lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-
gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu
dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh
Konsultan Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor /
Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
20.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan
ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.


21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor /
Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi
maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas
/ Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas / Direksi.
21.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan
Kontraktor / Pemborong harus memberikan kesempatan sepenuhnya
kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
21.1.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan
siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan
petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus
dilakukan.
21.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24
jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan,
tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
21.1.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan
Pengawas / Direksi berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan
sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
21.1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim
sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan
waktu pelaksanaan.

21.2. KEMAJUAN PEKERJAAN


21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode /
cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa,
sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat


diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

21.3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.


Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat
kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan
oleh semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor /
Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

21.4. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya
yang ditetapkan pada bagian lainnya.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :
 Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan
sebelum pelaksanaan
 Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
 Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
 Pekerjaan perbaikan / urugan kembali

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.


Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong harus
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor / Pemborong harus
sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi dan tidak
terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang listrik dan penangkal petir.
Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil paket
pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan / komponen /
instalasi existing yang dipertahankan agar tidak rusak atau cacat.
Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi
khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar,
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan.

Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran /


pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site
terhadap semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana
dan Direksi tidak akan digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu
kelancaran pelaksanaan diantaranya :
 Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
 Pembersihan material yang ada di lokasi.
2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak
/ site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang
ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai
lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana / Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor / Pemborong harus
menjaga dan memeliharanya dari gangguan / cacat.
3.2. kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis
beton ½ ∅ 30 cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat
beban, maka pada dasar atau pipa yang bersangkutan harus diberi alas
dasar terbuat dari pasangan batu bata minimal 1 (satu) lapis, lebar 30 cm.
sepanjang pembebanan tersebut.
3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang
masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor / Pemborong harus
melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan


termasuk pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
 Pondasi garis Bored Pile, Poer dan Sloof
Sesuai dengan gambar detail dan gambar rencana pondasi Perataan (cut / fill )
 Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau
Konsultan Pengawas.

4.1. MACAM GALIAN.


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
4.1.1. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu,
galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
4.1.2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan
pada daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus
dilakukan pembongkaran.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

4.1.3. Galian konstruksi / obstacle.


Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah
dan galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini
atau tercantum dalam Gambar Rencana.
Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian
lantai bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan
jalan / halaman, galian pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-
saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada
spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk
ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang
menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil
dan dimensi seperti yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau
petunjuk Konsultan Pengawas.

4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur
terpasang lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah
diperiksa seta disetujui Konsultan Pengawas.
4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari
tanah urug bekas serta sisa bahan bangunan.
4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti
petunjuk- petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan tapak / site atau menyebabkan timbulnya
genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian
lubang yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami
air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong
harus mengikuti prosedur seperti terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
4.7. Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman
yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib
untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang
dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai
penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar
Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau
seperti tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri
dan kanan dimiringkan 10 derajat kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

bentuk selesai sesuai Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan


Pengawas.
4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site
konstruksi. Area antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari
timbunan tanah.
4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh,
maka apabila dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor /
Pemborong harus memasang konstruksi penahan (casing) sementara dari
bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara, atau dari papan-papan tebal 3
cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8 cm. sehingga
konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.
4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong
harus menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang
menggenangi galian. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama
lantai galian, harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya
untuk pekerjaan :
 Pondasi beton setempat dan Sloof beton
 Pondasi Batu Kali.
 Pengurugan dan pemadatan.
4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung
oleh Kontraktor / Pemborong, serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.

Pasal 5
GALIAN STRUKTUR

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


5.1.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur,
sesuai dengan batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau
sebagaimana tampak pada gambar.
Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam
spesifikasi ini tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
5.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran
struktur pondasi, tapi termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan
batu kali.
5.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-
bahan sisa, dan semua bahan serta peralatan lainnnya untuk
menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air permukaan.
5.1.4. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan
kebutuhan- kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tanah yang sesuai dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.2. PERSYARATAN PEKERJAAN.


5.2.1. Tata letak.
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas tata letak yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor
/ Pemborong harus menyerahkan rencana tata letak untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bench mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari
kemungkinan gangguan atau pemindahan.
5.2.2. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor / Pemborong harus
diwakili oleh seorang pengawas ahli yang sudah berpengalaman
dalam bidang pekerjaan penggalian / pengurugan, yang mengetahui
semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai kontrak.
5.2.3. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.
Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan,
serta rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada di dalam batas
daerah pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus
dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-
benda yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter
di bawah dasar poer.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan
hanya sedalam yang diperlukan dalam penggalian di tempat
tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang
bekas pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali
dengan bahan- bahan yang baik dan dipadatkan.
d. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab untuk membuang
sendiri tanaman-tanaman dan puing-puing ke tempat yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor / Pemborong harus melestarikan semua benda-benda
yang ditentukan tetap berada pada tempatnya.
f. Galian konstruksi / obstacle.
Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu
kali, pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas
konstruksi bangunan lama, dimana cara melakukan
pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan
menggunakan peralatan yang lebih khusus pula ( misalnya
pemecah beton / concrete breaker, compressor, mesin potong )
dibandingkan peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian
tanah. Semua brangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran
konstruksi existing harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang
ke tempat yang ditentukan oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus
tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :


 Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman
yang masih memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar /
digali sesuai dengan kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.
 Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari
permukaan tanah existing sampai dengan di bawah permukaan
dasar urugan pasir dari konstruksi beton poer dan sloof.
g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput
harus dibersihkan, harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub
soil), bekas- bekas pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau
bahan lainnya. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus
dibuang ke tempat yang sudah ditentukan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.

5.3. PENGGALIAN.
5.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor / Pemborong harus :
 Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur
drainase alamiah dari air yang mengalir pada permukaan tanah, untuk
mencegah galian tergenang air.
 Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu
sudah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
 Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu
galian apapun, agar elevasi penampang melintang dan
pengukuran dapat diketahui dan dilakukan pada tanah yang belum
terganggu. Tanah yang berdekatan dengan struktur tidak boleh
diganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
5.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harus
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan perletakan
atau alas pondasi sesuai dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding /
sisi parit harus selalu ditopang.
Elevasi dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan
perkiraan, sehingga secara tertulis Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk
menjamin pondasi yang kokoh.
5.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk
tempat- tempat dimana penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak
benda-benda yang berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun
pekerjaan yang telah rampung.
Dalam hal ini metoda pekerjaan secara manual / dengan
menggunakan tenaga buruh yang harus dilakukan.
5.3.4. Bila diperlukan, Kontraktor / Pemborong harus membuat turap
sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng-lereng tanah galian
supaya tidak ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan


yang berada didekat lereng galian tetap stabil.
5.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung
jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus menggantinya /
memperbaikinya atas biaya Kontraktor / Pemborong.
5.3.6. Kontraktor / Pemborong harus melakukan perlindungan dan perawatan
yang cukup untuk bagian-bagian pekerjaan di atas maupun di bawah
tanah, drainase, saluran-saluran pembuang dan rintangan-rintangan
yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan. Semua biaya yang
ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.3.7. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1
(satu) horizontal dan 1 (satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam
gambar.
5.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang
tak berguna harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk
pengurugan.
5.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor / Pemborong
harus memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal itu dan
pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau penempatan material apapun
tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas menyetujui
kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi
syarat, maka bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor / Pemborong harus menggantinya dengan material berbutir
atau kerikil sebagaimana disyaratkan pada RKS ini.
Material penggganti tersebut harus diurugkan dan dipadatkan lapis
demi lapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar
pondasi dengan kepadatan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Konsultan
Pengawas tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata
karena kesalahan Kontraktor / Pemborong dalam mengerjakan
kewajibannya, maka Kontraktor / Pemborong harus membuang dan
mengganti tanah dasar pondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau
menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi
tersebut memenuhi syarat.
5.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan
sebagai material urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan
maka harus dibuang.

5.4. AIR TANAH.


5.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka
Kontraktor / Pemborong harus segera mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencegah air menggenangi galian dan alas struktur.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka
air ini tidak dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban
Kontraktor / Pemborong untuk menanggulanginya sesuai spesifikasi ini,
sehingga tidak akan ada tambahan pembayaran.
Penilaian apakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah
adalah mutlak wewenang Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi
memasuki galian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air
ini tidak dinilai sebagai air tanah.
5.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus
digunakan cofferdam yang kedap air. Bila diminta, Kontraktor /
Pemborong harus menunjukkan gambar mengenai metoda
pembuatan cofferdam yang dipakainya kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui.
Cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus
dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap
air. Umumnya dimensi cofferdam itu harus sedemikian rupa
sehingga memberikan cukup kebebasan / keleluasaan untuk pembuatan
acuan (form) dan pemeriksaannya serta memudahkan proses
pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas keadaannya tidak memungkinkan
untuk mengeringkan galian sebelum membuat alas pondasi, maka
Konsultan Pengawas dapat memerintahkan pembuatan lapisan beton
penutup dengan ukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan
sebagaimana tampak pada gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas. Lalu galian harus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.
Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk
menanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar
lapisan pondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar)
khusus untuk mentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam
harus dibuat pada muka air yang rendah. Cofferdam dibuat untuk
melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air dan erosi.
Di dalam cofferdam tidak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-
lain tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian
pondasi, maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut
terbawa keluar. Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama
perletakan beton, atau selama waktu sekurang-kurangnya 24 jam
sesudahnya harus menggunakan pompa yang sesuai dan air diletakkan
di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan
sebelum lapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan
hidrostatik. Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan
segala kelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor /
Pemborong segera setelah selesai pekerjaan sub-struktur.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak


pekerjaan yang telah diselesaikan.
5.4.4. Pemeliharaan saluran.
Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,
cofferdam atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan
pondasi tidak boleh terganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum
caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah
selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor / Pemborong harus
mengurug kembali galian-galian itu sesuai dengan muka tanah semula,
dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari
pembuatan pondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu
bersih dari segala macam halangan.

Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN

6.1. PEKERJAAN URUGAN.


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
 Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan
CBR 2% atau sesuai Gambar Kerja.
 Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan
dengan kepadatan CBR 3% atau sesuai Gambar Kerja.
 Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti
tercantum dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana.

6.2. BAHAN URUGAN.


Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat
yang memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan.
Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan
urugan, kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan
urugan dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh
proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
baik mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum
dibawa atau digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-
lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui
atau ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara
stripping setebal + 30 cm.
Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi
tidak memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor /
Pemborong atas biaya sendiri.

6.3. PENGURUGAN.
6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus
sudah bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-
sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi kualitas
pekerjaan ini.
6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk,
sisa bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan
urugan. Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah
yang didatangkan dari luar yang tidak mengandung bahan-bahan
seperti tersebut di atas dan atau telah disetujui Konsultan Pengawas.
6.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan
langsung dipadatkan sampai mencapai permukaan / peil yang
diinginkan.
Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 20 cm.
Setiap kali penghamparan harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya
telah memenuhi kepadatan yang disyaratkan, dan seluruh prosedur
pemadatan ini harus ditulis dalam Berita Acara yang disetujui Konsultan
Pengawas.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan
dengan dikeruk, sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.
Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel
yang bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan
deras.
Jika permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,
Kontraktor / Pemborong harus membuat alur-alur pada bagian
teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang
benar dan dipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai
elevasisesuai yang tercantum dalam Gambar Kerja.
6.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan,
tidak perlu dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan
tangan.

6.4. PEMADATAN.
6.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus
dikeringkan terlebih dahulu.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

6.4.2. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab atas


ketepatan penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga
memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.
6.4.3. Kontraktor / Pemborong harus menetukan jenis ukuran dan berat dari
alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada.
Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan
tiap lapisan maksimum 30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai
paling sedikit 90% (modified proctor) dari kepadatan kering
maksimum seperti yang ditentukan dlam AASHTO T 99.
6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila
hari hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar
air harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
6.4.6. Kontraktor / Pemborong diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah
apabila diminta oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebanyak titik yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang harus disaksikan oleh
Konsultan Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik
meliputi area 150 m2

6.5. PEKERJAAN PERATAAN TANAH.


Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah
yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke tempat lain yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1.1. PERSYARATAN MUTU.


1.1.1. Mutu Beton.
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus mempunyai mutu karakteristik minimal, sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat Beton setempat : K-225
b. Pondasi Sumuran Beton Siklop : K-225
c. Sloof Beton : K-225
d. Kolom dan Balok Baja WF : K-225
e. Pelat Lantai &Atap Dak : K-225
f. Sloof ,Kolom & Ring Balok Praktis : K-225
g. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini harus Beton Readymix, kecuali ada pertimbangan
lain pada bagian- bagian tertentu dapat menggunakan beton
konvensional yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas / Konsultan Pengawas.
h. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan
campuran 1pc : 3ps : 5kr.

1.1.2. Mutu Baja Tulangan.


Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini adalah sebagai berikut :
a. Mutu baja tulangan s/d. ∅ 12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 )
dengan kekuatan tarik 2080 Kg/Cm2
b. Mutu baja tulangan ≥ ∅ 13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 320
(U-32 / besi ulir ) dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2
c. Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, maka
digunakan wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan
Gambar Kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN BETON.


1.2.1. Semen.
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standar Inggris BS 12.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah


semen Nasional yang telah diakui oleh pemerintah dan telah
memiliki sertifikasi SNI serta memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan
dalam gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan.
Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut.
Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen
yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai
semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton
yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan
 Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat
terhadap kelembaban udara. Tempat penyimpanan tersebut
juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
 Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan
jarak minimal 30 cm. dari tanah, harus cukup besar untuk dapat
memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan
atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus
mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap
muatan truk semen secara terpisah- pisah dan menyediakan jalan
yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak dan
memindahkannya.
Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
 Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama
sesudah penerimaan, Kontraktor hendaknya mempergunakan
semen menurut urutan kronologis yang diterima di tempat
pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua zak
kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan
oleh Kontraktor untuk menimbang semen didalam gudang
dan di lokasi serta harus dilengkapi segala timbangan untuk
untuk keperluan penyelidikan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

 Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk


mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-
catatan yang cocok dari penerimaan dan pemakaian semen
seluruhnya.
 Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk
Konsultan Pengawas bila dikehendakinya, jumlah dari semen yang
digunakan selama hari itu ditiap bagian pekerjaan.

1.2.2. Pasir dan kerikil


a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan
menimbun semua pasir dan kerikil. Segala cara yang dilaksanakan
oleh Kontraktor untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan
penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus
membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua
tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya
pemisahan dan pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat
dihindari dan bahan yang ditimbun tidak akan tercampur
tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya
untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena
timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam pencegahan yang
cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan,
kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.

c. Pasir
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah
pasir alam yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam
lain yang didapat dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak
dimaksudkan sebagai persetujuan dasar ( pokok ) untuk semua
bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan
pada Konsultan Pengawas sebagai bahan pemeriksaan
pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup, seberat 15
kg. dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14
hari sebelum diperlukan.
c. Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-
tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki.
Segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak dapat dipakai,
harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari


timbunan.
d. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan
kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan
dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala
macam subsansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5% berat pasir.
e. Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2
sampai 32, atau jika diselidiki dengan saringan standar harus
sesuai dengan standar Indonesia untuk beton atau dengan
ketentuan sebagai berikut :
Saringan No. Persentase satuan timbangan
tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 5 - 35
100 12 - 20
PAN 3 - 7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no.


16 adalah 15% atau kurang, maka batas maksimum untuk
persentase satuan dalam saringan no. 8 dapat naik sampai
20%.

d. Agregat Kasar ( Kerikil )


 Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
 Kebersihan dan mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus, mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang,
bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang
merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya persentase
dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3
(tiga) persen dari beratnya.
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan
tidak berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka
agregat kasar harus dicuci.
 Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir
berada antara 5 mm. sampai dengan 25 mm. dan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.


- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan
98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua
ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan
minimum 10% berat serta harus menyesuaikan dengan
semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2
PBI-1971.

Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika


diperiksa oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai
dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring
kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya
sendiri, untuk menghasilkan agregat yang dapat disetujui
Konsultan Pengawas.

1.2.3. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi / mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas untuk menetap-kan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.

1.2.4. Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan standar Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM
Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan
beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas
sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat
merusak atau mengurangi daya lekat antara baja tulangan dengan
beton.
c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan
wiremesh, maka wiremesh yang digunakan adalah tipe deform (ulir)
produk UNION METAL atau BRC LYSAGHT.

1.2.5. Cetakan ( bekisting )


a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex
untuk pondasi beton,sloef,kolom dan balok sementara untuk plat
menggunakan bondek dengan tebal minimum 12 mm. Bekisting dari
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu Borneo


Super ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan
kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi
standar pabrik (schafolding) atau kayu dan tidak diperkenankan
memakai bambu.

1.2.6. Water stop


Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk
bagian- bagian yang harus kedap air, yaitu antara lain pelat atap,
lantai toilet dan tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan Gambar
Kerja.
Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk FOSROC,
tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.

1.2.7. Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan
/ dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh
sesuai dengan design dan perhitungannya.

Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk


FOSROC berupa material liquid berwarna putih terbuat dari bahan
polymer acryli digunakan pada sambungan pengecoran beton lama
dan baru khusus untuk daerah kering. Cara pemakaiannya harus sesuai
petunjuk pabrik.

1.2.8. Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa
untuk mempercepat pengerasan beton.
Bahan Admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk
SIKA dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang
lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Perencana.
b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton
(initial set), dimana bila waktu pengiriman beton dari Batching Plant
ke proyek dan sampai dengan waktu penuangan beton
memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang
dipergunakan adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20
– 0,60 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di Batching
Plant.
c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis
dan mencapai kekuatan awal yang lebih tinggi (high early strength).
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D dengan takaran


0,60 –2,00 liter per 100 kg. semen. Pencampuran dilakukan di dalam
mixer sebelum beton dituang ke dalam cetakan.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain, kuat
tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh
kubus yang bersisi 15 cm. (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14
hari dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa
hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil σ’bk (
kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih besar dari yang
ditentukan di dalam table 4.2.1. PBI-1971.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur
7, 14, atau 28 hari sesuai dengan kesepakatan dengan Konsultan
Pengawas yang tertuang dalam risalah rapat.

1.3.2. Komposisi campuran Beton


a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland,
pasir, kerikil dan air seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan
beton dicampur dalam perbandingan yang tertentu / serasi dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik / tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang
ditentukan dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran
yang direncanakan (design mix)“.
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-
percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari instansi
pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-
bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang
tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai
untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan
ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai
kepadatan yang tepat, kekedapan, keawetan dan kekuatan yang
dikehendaki.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian


konstruksi beton harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan
yang direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai
berikut :
 Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding
beton dan listplank / parapet, maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat
basah lainnnya, maksimum 0,55.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya
Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu
untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak
berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.

1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton


a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut
keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang
baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk ( mixer ). Penambahan air untuk mencairkan kembali
beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi
kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak diperkenankan.
Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sangat perlu.

Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh


kurang dari 8 cm. dan tidak melampaui 12 cm. untuk segala beton
yang dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-
2 PBI-1971. Konsultan Pengawas berhak untuk menuntut nilai
slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan
akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm.
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan
diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai dengan NI-2 PBI-1971,
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

1.3.4. Pekerjaan Baja Tulangan


a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti
sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada
gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak boleh
diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat
merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua batang
harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaannya disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya,
maka tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton ( bendraat )
dan memakai bantalan blok-blok beton cetak ( beton decking ) dan
atau kursi-kursi besi / cakar ayam perenggang.
Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan
penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran
terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar
dan perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda
dengan gambar, maka yang menentukan adalah luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas.

1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton


Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta
harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk setiap bagian-bagian
konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :
a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok Sloof = 4,0
c. Kolom = 4,0
d. Balok = 3,0
e. Pelat Beton = 2,0

1.3.6. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan


Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat
lain dari yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari
sambungan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

sambungan-sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter


batang, kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar
rencana dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

1.3.7. Pekerjaan Mengaduk


a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton ( “batch mixer/beton mollen“ ). Konsultan
Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna
yang merata / seragam dalam komposisi atau konsistensi. Air harus
dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang
berlebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk
mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan
harus diperbaiki dan atau diganti.
Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus
diatur sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat
diawasi dengan mudah dari stasiun operator.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang
telah ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi
dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung
jumlah adukan.

1.3.8. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak
kurang dari 4,5oC. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara
27oC - 32oC, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari
beton melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas,
maka Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan
mengecor pada waktu malam hari bila perlu, untuk mempertahankan
suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C.

1.3.9. Pekerjaan Rencana Cetakan


Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
ditentukan dalam gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas


sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian
tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian
bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan
yang mungkin dapat timbul pada waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian
dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor
harus dengan segera menanggulangi bentuk yang diafkir tesebut
dan menggantinya atas bebannya sendiri.

1.3.10. Pekerjaan Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting)
harus dilaburi / diminyaki dengan minyak bekisting yang biasa
diperdagangkan untuk maksud itu yang dapat mencegah secara
efektif melekatnya beton pada cetakan, dan akan memudahkan
melepas bekisting / cetakan beton. Minyak bekisting tersebut dapat
dipakai hanya setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah
kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya
lekat.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk
membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton
yang telah selesai, harus tersedia.
d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang
baik dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan
cetakan selama pelaksanaan.

1.3.11. Pekerjaan Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton
harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.

1.3.12. Pekerjaan Pengecoran


a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran
dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar
pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong,
pengikatan dan lain- lainnya telah selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan yang
berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada


tempat pengecoran beton ( cetakan / bekisting ) harus bersih dari
air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan
bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga
kelembaban / air dari beton yang baru dicor - tidak akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana
akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab / basah ketika dicor
dengan beton baru. Pembersihan harus berupa pembuangan semua
kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak,
atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air
harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton
baru dicor.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap
penghentian pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap
sistem struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Konsultan Pengawas atau wakilnya
yang ditunjuk serta Staf Kontraktor yang setaraf ada ditempat
/ lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan
agar pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin,
sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan
antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat
kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang
cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan
baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan
yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol
jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2
meter, semua penuangan beton harus selalu lapis - perlapis
horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas
mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm. tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras
atau turun hujan yang lama, sedemikian rupa sehingga spesi /
mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen atau
spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air
semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum
pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus
sanggup menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan
memenuhi syarat- syarat campuran.Mekanisme penuangan harus
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter.Juga harus tersedia


peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang sulit / terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat
mungkin, sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan
menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material
yang diletakan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat
penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan
kembali beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di
bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type
IMMERSON, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000
putaran per menit ketika dibenamkan ke dalam beton.

1.3.13. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus
mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus
dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada
beton. Beton yang masih muda / lunak tidak diijinkan untuk
dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton
harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang
tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan
Pengawas
b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton
boleh dibuka, yaitu minimum 3 hari untuk cetakan - cetakan
samping pada pondasi dan sloof. 7 hari untuk dinding-dinding
pemikul dan kolom. 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap
dan tangga.

1.3.14. Perawatan ( Curing )


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan
di bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent CONCURE P
yang berupa bahan cair / liquid material dimana setelah mengering
berbentuk membrane clear dan berfungsi sebagai pelindung
(curing compound) untuk menahan / mencegah penguapan air
dari dalam beton, dengan takaran pemakaian untuk 1 liter adalah
5 – 6 m2
Konsultan Pengawas berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar
matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah
pengecoran.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan


beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit
selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa
dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa
yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan
beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam
perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air
untuk campuran beton.

1.3.15. Pekerjaan Perlindungan (Protection).


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

1.3.16. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton


a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang
tidak sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak
menurut gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata
ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu dianggap
sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang
dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Konsultan Pengawas memberikan ijinnya memperbaiki/menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah
yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena
cetakan-cetakan, lubang-lubang karena keropos, ketidak-rataan
dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu
gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lubang-
lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor
sedemikian sehingga pengisian akan terikat ( terkunci ) di
tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama
24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak
sempurna pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan
penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang tidak
memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi
seluruh dinding ( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan
ketebalan yang tidak melebihi 1 cm, demikian juga pada dinding
yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari
Konsultan Pengawas.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas


toleransi kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang
tidak boleh melebihi dari L / 1000 untuk semua komponen.

Pasal 2
PENYEKAT-PENYEKAT AIR

2.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada


sambungan- sambungan bangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-
gambar. Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air
termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
2.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak
untuk penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat
secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh
Konsultan Perencana.
2.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-
petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh
pabrik dan harus dibentuk sedemikian rupa agar menghasilkan sambungan
yang kuat dan kedap air.
Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan
dengan posisi joint dengan lebar minimum 20 cm.

Pasal 3
PEKERJAAN SPARING

3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai
dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar,
maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja
tulangan, maka baja tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan
tanpa persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran
dan harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran
beton.
3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 4
PEKERJAAN WATERPROOFING

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Yang termasuk kedalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian-bagian yang harus di-waterproofing ini mencakup seluruh bagian
plat atap dan daerah-daerah basah lainnya, kecuali daerah basah pada plat
lantai.

4.2. PERSYARATAN BAHAN.


4.2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan.
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan
standar- standar lainnya seperti : NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803
dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara
apapun tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
4.2.2. Bahan.
a. Untuk Kamar Mandi / WC
Menggunakan BRUSHBOND merk Ex Fosroc, atau setara
merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan
dasar semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara
pelaburan ( coating ). Takarannya adalah 2 kg/cm² ( 2 kali
pelaburan ) tebal 1,2 mm.
b. Untuk waterproofing atap Dak.
Menggunakan BRUSHBOND merk Ex Fosroc, atau setara
merupakan bahan pelapis kedap air pada beton dengan bahan
dasar semen dan acrylic (2komponen). Pemakaiannya dengan cara
pelaburan ( coating ). Takarannya adalah 2 kg/cm² ( 2 kali pelaburan
) tebal 1,2 mm.

4.3. PENGUJIAN.
4.3.1. Bila diperlukan, wajib mengadakan tes bahan tersebut pada
laboratorium yang independen, baik mengenai komposisi, konsentrasi
dan hasil yang ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor / Supplier harus
menunjuk syarat rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut
sebelum memulai pekerjaan.
4.3.2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor memberikan jaminan atas produk
yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat
lainnya selama minimal 10 (sepuluh) tahun termasuk kesanggupan
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk kualitas
material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk kualitas
pemasangan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

4.3.3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara


memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air,
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

4.4. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN.


4.4.1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel
dan berlabel pabriknya.
4.4.2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak
lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
4.4.3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
4.4.4. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat
kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.

4.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


4.5.1. Persyaratan umum.
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka
bahan- bahan pengganti harus yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan dari bagian yang akan
diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat
disetujui oleh Konsultan Pengawas dengan cara-cara yang telah
disetujui Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai dengan
gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk
Konsultan Pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi
dan lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada
kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum perbedaan tersebut
diselesaikan.
4.5.2. Cara pelaksanaan.
a. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi jaminan pemasangan) dan
terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari


Konsultan Pengawas.
b. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang pada tempat-
tempat yang terkena langsung oleh sinar matahari tetapi tidak
mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi Arsitektur,
maka di bagian atas dari lembaran waterproofing ini harus diberi
lapisan pelindung sesuai dengan gambar pelaksanaan, dimana
lapisan ini dapat berupa screed ataupun material finishing.
c. Waterproofing untuk atap, tebal 3 mm. lengkap dengan primer,
screed lapisan pertama dan screed lapisan kedua, kawat ayam
dan pengaturan kemiringan harus sesuai dengan yang dibutuhkan.
4.5.3. Gambar detail pelaksanaan.
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja /
dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
Shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, sebelum mulai dilaksanakan.

4.6. TANGGUNG JAWAB


4.4.1. Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya
sampai dengan saat-saat berakhirnya masa garansi.
4.4.2. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tercantum
dalam gambar- gambar atau peraturan-peraturan yang berlaku.
4.4.3. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap
saat diperlukan bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap
persoalan di lapangan, baik teknis mapun administratif.

4.7. CONTOH.
4.7.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yan disediakan oleh
proyek.
4.7.2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas minimal sebanyak 2 (dua) produk yang setara dari berbagai
merk pembuatan, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
4.7.3. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan merk yang memenuhi
spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari


kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.

4.8. PENGUJIAN MUTU.


4.8.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan / pengetesan
terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara
memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
4.8.2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4.8.3. Pada waktu penyerahan maka Kontraktor harus memberikan jaminan
atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor,
pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil
pekerjaan.
Jaminan pekerjaan ini berlaku selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

4.9. PENGAMANAN PEKERJAAN.


4.9.1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.
4.9.2. Apabila terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
Pemilik atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan,
maka Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.

Pasal 5
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan kolom
balok dan atap baja ukuran baja baik berupa Hbeam,WF dan propil canal C
sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak
terbatas pada :
5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta
bahan- bahan seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut
kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan-persyaratan
teknis pelaksanaan.
5.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok
,atap baja, dan gording, sambungan-sambungan, pengelasan baik las
sudut maupun las penuh, sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
5.1.3. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti
pemasangan rangka atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

pengaku, gording, trekstang, penutup atap baja finish galvalume /


warna tebal 0,50 mm. pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar
kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.

5.2. PERSYARATAN UMUM.


Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-
persyaratan normalisasi yang berlaku di Indonesia, seperti :
5.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB
(1970) dan lain-lain kecuali ada hal-hal yang khusus.
5.2.2. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
5.2.3. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi
syarat dari AISC “Specification for Structural Joints Bolts”.
5.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society
for Arc Welding in Builiding Construction Section”.

5.3. PERSYARATAN BAHAN.


5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja
BJ-37 dengan tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.
Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan
dan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja
tersebut.
5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus
disimpan pada tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifat-
sifat lain dari bahan elektroda tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga
agar selalu dalam keadaan baik dan kering.
5.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi
persyaratan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus
memenuhi standar ASTM A-36.
5.3.4. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari
Supplier / Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan
Perencana / Konsultan Pengawas.
5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada
karatnya. Penampang-penampang (profil) yang tepat, bentuk, tebal,
ukuran, berat dan detail-detail konstruksi yang ditunjukkan pada
gambar harus disediakan.

5.4. PERSYARATAN TEKNIS.


5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar
detail / sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak /
belum tercantum dalam gambar kerja, untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus


diajukan dan diusulkan pada Konsultan Pengawas / Perencana untuk
mendapat persetujuan.
5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan
tanpa ada biaya tambahan yang mempengaruhi kontrak.
5.4.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-
kesalahan detailing, fabrikasi dan ketepatan penyetelan / pemasangan
semua bagian- bagian dari konstruksi baja.
5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali
untuk bagian-bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk
dikerjakan di workshop sehingga harus dikerjakan di lapangan.
5.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di
lapangan harus selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan
masuk tepat pada lubang rivet atau baut tersebut.
5.4.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaian
Kontraktor, harus diganti dan dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
5.4.9. Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya
untuk ini harus ditanggung oleh Kontraktor.
5.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi
baja yang digunakan.
5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut
harus diberikan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan terhadap bahan tersebut.
5.4.12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-
keterangan yang tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-
penyangga, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat
siku peralatan penunjang untuk presisi dari komponen maupun
pekerjaannya sendiri.
5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan
teliti untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang / pekerjaan lain yang
diperlukan demi kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara
khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus
diadakan / disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan
pengecatan, harus segera dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh
udara, hujan dan lain- lain dengan cara yang memenuhi syarat.
5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua
bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari
karat, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan tidak
cacat.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.5. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


5.5.1. Pengelasan.
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
Kontraktor wajib menyerahkan sertifikat keakhlian dari masing-
masing tukang lasnya. Sertifikat kelas A untuk tenaga ahli yang
mengerjakan bagian-bagian sekunder konstruksi.
b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan
kekuatan baja yang dipakai.
Bahan las yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk posisi
pengelasan plat horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E
6013 untuk posisi pengelasan plat, dan harus dijaga agar supaya
selalu dalam keadaan baik dan kering.
Ukuran las harus sesuai dengan gambar kerja dan atau :
- Tebal las minimum : 3,5 mm.
- Panjang las minimum : 13 x tebal las.
- Panjang las maksimum : 43 x tebal las.
c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas
angin dan dalam keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan
harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pekerjaan las dapat
dilakukan dengan baik dan teliti.
d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus
dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa / kerak-kerak las harus
dibuang dan dibersihkan dengan baik.
f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan
tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan
elektroda tersebut.
h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan
mutu dan kualitas dari las yang dikerjakan.
i. Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari
kotoran, cat, minyak, karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun
harus dibersihkan, bahan yang akan di-las juga harus bersih dari
aspal.
j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai
tipe yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan
dengan las dapat memuaskan. Mesin las tersebut harus mencapai
kapasitas 24 – 40 Volt dan 200 – 400 Ampere.
k. Perbaikan las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya perbaikan las ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.5.2. Sambungan dengan baud.


a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-
gaya yang bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan
untuk menahan lenturan batang.
b. Lubang baut harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar
baud. Jika baud dikerjakan di workshop, maka cara melubangi
boleh langsung dengan alat pengerat. Semua pelubangan /
pengeboran untuk baud harus dapat dikerjakan sesudah bagian-
bagian / profil-profil yang akan berhubungan tersebut dikerjakan.
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baud
dan baud itu sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat
dengan cepat meneruskan gaya tersebut.
d. Pengujian pekerjaan sambungan baud dan las.
Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual kecuali
pengelasan dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-
ray test, sebanyak 2 (dua) titik pengetesan. Pemeriksaan dilakukan
dengan random testing.
Untuk pekerjaan las dan pengujian yang tidak memenuhi syarat
harus diulangi kembali hingga memenuhi persyaratan. Biaya
X-ray test ditanggung oleh Kontraktor.

5.5.3. Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan.


a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada
bagian non struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari
tidak boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula
untuk batang-batang di bidang plat badannya.
b. Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan
dalam keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan
tersebut menjadi merah tua.
Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan
martil bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah
tua lagi.

5.6. PEMASANGAN.
5.6.1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm.
dari Asnya. Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus
dengan bidang permukaan lantai.
5.6.2. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi
yang tertumpuk di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti
pada saat pelaksanaan pembuatan konstruksi tersebut.
5.6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan,
agar jangan rusak karena perubahan cuaca.
5.6.4. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan
lain-lain.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

a. Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus


dengan mechanical cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar
rencana.
b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan
bersih, sekali-kali tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
c. Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya setebal 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya
sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-
jalur.
d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu
dibuang bekas-bekas potongan atau kotoran-kotoran lainnya.

5.6.5. Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.


a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang dibubut
dengan tepat dan sebuah baud hitam yang tepat boleh berbeda
masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm daripada diameter
batang baud-baud.
c. Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung, harus
dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila ternyata
tidak sesuai, maka perubahan - perubahan lubang tersebut dibor
atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai
dengan permintaan gambar rencana terdiri dari siku-siku pada
bidang-bidang dan bagian-bagian konstruksi yang akan
disambung.
e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan
dulu.
Mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan
menggunakan besi / sikat kawat atau besi-besi penggaruk.

5.7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN.


5.7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat)
dan kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan
sikat baja atau sandblasting, sampai permukaannya memperoleh warna
metalic yang merata.
5.7.2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di
workshop, seluruh permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni
(red oxide) yang tebalnya 30 – 35 micron. Cat dasar ini harus betul-betul
merata untuk seluruh permukaan profil.
5.7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang / dibersihkan sama sekali,
disikat kawat, digosok, dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti
yang telah diuraikan. Cat dasar dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.7.4. Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali, digosok untuk meratakan


permukaan dinding
5.7.5. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan
oleh pabrik dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB IV
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata dan ringan atau hebel
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN.


1.2.1. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana
Kerja dan Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-
bahan organis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam,
bahan organik dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
1.3.2. Jenis adukan.
a. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps.
Adukan ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk
menutup semua permukaan dinding pasangan bagian dalam
bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
 Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian
luar / tepi luar bangunan.
 Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.
 Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum
mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
1.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara
waktu pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30
menit, terutama untuk adukan kedap air.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN P O N D A S I BATU KALI & SUMURAN

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali
b. Pekerjaan Beton Siklop Pondasi Sumuran
c. Pekerjaan Besi POOR
d. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN.


2.2.1. Batu kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras,
bersudut runcing dan tidak porous.
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil / bentuk
pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas, kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug tebal
10 cm. disiram sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-
benar padat.
Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang
dipasang sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan
campuran 1pc : 4ps, terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum
dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap
air 1pc : 3ps.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga


tidak ada bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat
khususnya pada bagian tengah.
2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅ 10 mm. untuk sloof
dan dinding pasangan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus
ditanamkan stek-stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah
besi yang sama dengan tulangan pokok pada kolom beton atau kolom
praktis tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi
sedalam minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar
Kerja. Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm. dan atau seperti
yang tercantum dalam Gambar Kerja.

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA DAN BATA RINGAN HEBEL

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan dinding bata merah dan bata ringan atau hebel.
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

3.2. PERSYARATAN BAHAN.


3.2.1. Bata merah dan bata ringan
Bata ringan yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik, setaraf
bata, ukuran begel 8 x 20 x 60 cm. dengan pengepresan sempurna
dan merata. Sementara bata ringan menggunakan ukuran standar
11x22x5 cm. Bata ringan dan bata merah yang dipakai harus bebas
dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan
ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau
penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan
contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar


Kerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air
bersih dulu sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada
genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.
3.3.3. Aduk perekat / spesi.
a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan bata ringan kedap air
menggunakan campuran mortar khusus yang tersedia dipasaran
 Dinding pasangan dinding bata merah diperuntukan untuk
dinding bangunan. Bagian luar dan ruangan yang kedap air
 Dinding pasangan batako yang langsung berhubungan
dengan luar.
 Saluran.
b. Untuk semua pasangan bata terhitung dari P +0,20 ke atas,
dipakai aduk perekat / spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang
disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1
dalam Bab ini.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk
perekat / spesi harus sama setebal 1 cm.
Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik
dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap
tahap terdiri maksimum 5 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor
kolom dan balok praktis.
Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus,
tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.7. Pekerjaan pemasangan Bata ringan harus benar-benar vertikal
dan horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus
diukur dengan tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap
jarak 200 cm. vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus
membongkar / memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini ditanggung
oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis
aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
3.3.9. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan
kedalaman 1 cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi,
kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi


dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan.
3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah
sama sekali tidak diperkenankan.karena akan mengganggu finising
yang dapat mengakibatkan gelembung pada permukaan dinding
sehingga tidak nampak rata
3.3.12. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi dari 5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak
boleh digunakan.
3.3.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :
 Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
 Dinding bata 1 batu, harus setebal 25 cm.
3.3.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib
untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran
oleh bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan,
berlubang dan lain sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.


4.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pembuatan kolom praktis 12 x 12 cm.
 Pembuatan balok praktis / balok lintel, ring balok ukuran 12 x 12
cm.dan 12 x 12 cm.
 Pekerjaan kolom praktis, balok praktis / lintel dan ring balok
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
4.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar
Kerja.

4.2. PERSYARATAN BAHAN.


4.2.1. Besi Beton.
a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih
kecil dari ∅ 16 mm.
b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih.
c. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

d. Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar


Kerja.
e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis
dari Konsultan Pengawas.
f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh / dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton harus memenuhi
syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971)
4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
4.2.4. Koral beton / Spleet.
a. Koral beton / spleet harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b. Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus
dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang disyaratkan.
4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.2.6. Acuan / bekisting dan perancah.
a. Papan acuan / bekisting dibuat dari plat boundek untuk ruangan
yang menggunakan plapon sementara multiplex tebal 9 mm.pada
ruangan yang menggunakan plapond ekspose
b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
c. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, atau scapulding tidak
diperkenankan mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


4.3.1. Beton Bertulang.
a. Campuran dan mutu beton
 Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr. K225
 Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton
bertulang non struktural ini adalah K-175.
b. Pembesian.
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau
yang dibengkokkan, sambungan, kait-kait dan sengkang (ring)
persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-1971).
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai
dengan Gambar Kerja.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar
besi tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran,
dan harus bebas dari papan acuan / bekisting atau lantai kerja
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

dengan memasang selimut beton dan bantalan beton (beton


decking) sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Acuan / bekisting.
 Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
 Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah
bentuk dan kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
 Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas
dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan
sebagainya.
d. Cara pengadukan.
 Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
 Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
 Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga
tidak terjadi penguapan terlalu cepat.
 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
 Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat
penggetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / spleet yang dapat memperlemah
konstruksi.
 Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan
pada hari berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus
disetujui Konsultan Pengawas.
 Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai
Bonding Agent NITOBOND PVA merk FOSROC.
 Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya
harus dikasarkan, dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA
yang pelaksanaannya sesuai persyaratan pabrik pembuat,
selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.
f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan
dengan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan


apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan
Pengawas.
g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
 Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam
bangunan setiap seluas 9 m².
 Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar /
tepi luar bangunan setiap seluas 9 m².
 Ukuran kolom praktis adalah 12 x 12 cm.
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :
 Di tepi atas / akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
sebagai ring balok setiap luas 9 m² pasangan dinding bata yang
tinggi.
 Ukuran balok pratis adalah 12 x 12 cm, 12 x 20 cm, atau
sesuai Gambar Kerja.
 Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan
atau seperti terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku
ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti
tercantum dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas
apakah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar
Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom
praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja harus diperkuat angker ∅ 8 mm. setiap jarak
50 cm. yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini. Bagian yang
tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm. kecuali
ditentukan lain.

4.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.


Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan
praktis 1 lapis – 2 arah diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC
M-6, terkecuali pada daerah basah (KM / WC dan Pantry) tidak dipasang
tulangan.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batako press dan permukaan
beton.
 Plesteran kedap air.
 Plesteran biasa.
 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

5.2. PERSYARATAN BAHAN.


5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


5.3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas.
5.3.2. Jenis plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak
dhaluskan.
Campuan plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu
1pc : 3ps. Dipakai untuk :
 Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam
tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
 Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps.
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta
untuk menutup semua permukaan dinding pasangan bagian
dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
 Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar
/ tepi luar bangunan.
 Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan
yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm. dari permukaan lantai.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

 Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga


ketinggian sampai 20 cm. dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang
dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang
homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan
sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar telah berumur 8
(delapan) hari, atau sudah kering benar.

5.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan
sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan
belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja / Tukang yang ahli
untuk pelaksanaan pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk
plesteran aci halus.
d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran
halus / aci harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak
berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.
e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus
dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang
lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester,
permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian
dikasarkan (“scratched”). Semua lubang - lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup aduk plesteran.
f. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat /
wallpaper dipakai plesteran aci halus di atas permukaan
plesterannya.
Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan /
material akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur
garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan / material yang akan digunakan tersebut.
g. Untuk setiap pertemuan bahan / material yang berbeda jenisnya
pada satu bidang datar, harus diberi naat / celah dengan ukuran
lebar 7 mm. dan dalam 5 mm.
h. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

i. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan


dinding / kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam
Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm. dan
maksimal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan
kawat ayam yang diikatkan / dipakukan ke permukaan dinding
pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat
plesteran.
j. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk
seluruh bangunan.

5.3.4. Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung dengan wajar. Hal ini dilakukan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya
dari sinar matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan secara cepat. Pembasahan tersebut adalah
selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sekurang- kurangnya 2
(dua) kali sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan / material
akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap
kerusakan- kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung
oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan / material
akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak,
noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan
oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar
dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 6
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI ALUMINIUM

7.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pintu Almunium Crome
seperti tercantum pada Gambar Kerja.

7.2. PERSYARATAN BAHAN.


Pintu Almunium Putih Crome, Kaca Temperet dan Panasap
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Bahan : Daun pintu memakai kaca polos tebal 5-8 mm


Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
Engsel : Sistim kupu-kupu dengan batang poros engsel dapat dikunci.
Kunci : Sistem selot dengan grendel

7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.
Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di
workshop, tiba di lapangan siap untuk pemasangan / penyetelan.
Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat
pelaksanaan pekerjaan dinding termaksud.
Jumlah engsel adalah 3 (tiga) buah tiap daun pintu.

Pasal 7
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )

7.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela serta daun pintu

7.2. PERSYARATAN BAHAN.


Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap.
Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
8.2.1. Kehandalan kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja
dengan baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


7.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

gambar dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi fabrikasi, dan


pemasangannya untuk setiap tipe pintu dan jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas
sebelum dilaksanakan.
7.3.2. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan
bovenlicht khususnya lockcase, handle dan backplate harus rapi dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja
dan atau petunjuk Konsultan Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib
memperbaiki tanpa tambahan biaya.
7.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as)
dari permukaan bawah pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.
7.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding
dengan minimum ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu.
Untuk pintu lain, dipasang pada lantai.
Letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding
pada saat pintu terbuka.
Pemasangan door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai.
Pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat.

Pasal 8
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

8.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan dinding aluminium Komposit Panel.
 Pekerjaan penggantung rangka langit-langit angkur, klem dan semua
bentuk pengikat / pengaku hubungan konstruksi yang terbuat dari logam.
 Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

8.2. PERSYARATAN BAHAN.


8.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini
harus dalam keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas
cacat akibat benturan ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda-
noda lainnya yang dapat mengganggu kualitas maupun penampilan /
appearance, serta keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan
Pengawas.
Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan
bangunan yang berlaku.
8.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar Kerja.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30


mm. Plat stainless steel, bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja,
tebal 3 mm. Plat baja polos, bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar
Kerja, tebal 2 mm.
8.2.3. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung
/ pengaku seperti angker, klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip
dan sebagainya.
Semua bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja dan atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt adalah produk HILTI.
Bahan-bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait
dan logam fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus
dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Khusus untuk bahan / material stainless steel, semua baut atau sekrup
yang dipakai dan kepalanya keluar dari permukaan bahan / material
tersebut harus ditutup dengan penutup yang di-verchroom.
8.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi
Indonesia, dan sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
Bahan disimpan di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan
sifat karakteristik lainnya dari elektroda las tersebut tidak berubah.
Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga
agar selalu dalam keadaan baik dan kering.

8.3. PERSYARATAN TEKNIS.


8.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas
semua ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi / finish.
Harus diperhatikan pula sambungan / hubungan dengan material lain
harus sesuai dengan Gambar Kerja.
8.3.2. Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukan
pengukuran yang cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran
yang tepat.
8.3.3. Bahan / material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda
agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
8.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untuk permukaan logam
yang diperlihatkan (exposed) harus benar-benar rapi dan halus.
8.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik
(Mechanical Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar
Kerja. Pemotongan dengan pembakaran memakai mesin pembakar
standar.
8.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah
dibersihkan dari karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak
cacat sebelum pemasangan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

8.3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.


8.3.8. Tambatan, angker, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan
batu bata dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak
ditunjukkan dalam gambar, sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.

8.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Semua pekerjaan baut / bolt harus memenuhi syarat AISC Specification
for Structural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc
Welding in Building Construction Section.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan, kerusakan barang
sampai ke tempat tujuan. Segala kerusakan dan atau kehilangan adalah
tanggung jawab Kontraktor.
8.4.1. Plat Baja dan Stainless Steel.
Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harus terletak tepat
pada jarak masing-masing baut.
Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari as nya.
Angker, stek ataupun elemen vertikal lainnya harus tegak lurus
terhadap permukaan bidang tempatnya tertanam.
Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit
(assembling) sebelum pemasangan.
Kontraktor harus mengajukan contoh model (mock-up) yang akan
dipasang kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.
Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail,
fabrikasi maupun ketidak-tepatan penyetelan / pemasangan.
Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki dan atau diganti dengan yang baru, dan semua ini
atas biaya Kontraktor serta tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.
Semua permukaan logam, terutama yang melekat dengan bahan /
material lain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan
pelindung atau cat dasar.
Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau seperti
ditunjukkan Konsultan Pengawas.
8.4.2. Pengelasan.
Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati atau cermat. Logam yang
akan dilas harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat mengurangi
kekuatan sambungan, dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.
Pekerjaan las sedapat mungkin dilakukan di workshop dan atau
dalam ruangan yang beratap, bebas dari angin dan dalam keadaan
kering.
Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las
dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

8.4.3. Las Perapat / Pengendap.


Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling
berdekatan, harus dilaksanakan las perapat / pengendap guna
mencegah masuknya lengas. Terlepas apakah detailnya diberikan atau
tidak dalam Gambar Kerja, apakah benda / bahan tersebut terkena cuaca
luar atau tidak, dan Kontraktor tidak dapat meng-klaim pekerjaan ini
sebagai pekerjaan tambah.
8.4.4. Macam dan Ukuran Las.
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk
konstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.
Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm. Panjang las
maksimum : 40 kali tebal bahan.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan
baja yang dipakai.
8.4.5. Pengelasan permukaan yang ditampakan (exposed).
Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus
bersih dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat.
Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada
bahan yang dilas.
Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata.
Setelah pengelasan, sisa-sisa / kerak las harus dibersihkan dengan baik.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan
dalam Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
dan harus dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
8.4.6. Perbaikan Las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus
dilakukan Kontraktor sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas.
Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali. Biaya pekerjaan ini
ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai
sertifikat) dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi dan Gambar Kerja.
8.4.7. Mur dan Baut.
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.
8.4.8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan.
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama
sekali tidak diperkenankan ada bekas jalur dan lain sebagainya.
Bila bekas pemotongan / pembakaran dengan mesin menghasilkan
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm. Kecuali kalau keadaannya sebelum
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-jalur tersebut di


atas.
8.4.9. Meluruskan, mendatarkan dan melengkungkan.
Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada
bagian non struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari
tidak boleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku
pula untuk batang-batang di bidang plat badannya.
Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan
dalam keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut
menjadi merah tua.
Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil
bilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
8.4.10. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang.
Semua lubang harus dibor.
Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut
yang tepat boleh berbeda masing-masing 1 mm. dari diameter
batang baut tersebut.
Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang
harus dijadikan satu dengan alat / komponen penyambung, harus dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya.
Apabila ternyata tidak sesuai, maka lubang tersebut harus diubah
dengan dibor atau diluaskan, dan penyimpangannya tidak melebihi 0,5
mm.
Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang dan
bagian konstruksi yang akan disambung.
Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan.
Pembersihan tersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.
Pada beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata,
semua celah yang terjadi antara lubang dan bagian logam yang
tertanam di dalamnya harus diisi dengan adukan isi kering (grouting)
hingga padat tanpa ada rongga dan rata permukaan.
Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi
persyaratan seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai
dengan Gambar Kerja, Ketidak-cocokan, kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor lalai, tidak teliti dalam Gambar
Pelengkap dan atau perbaikan finish yang tidak memuaskan akan
ditolak dan harus diganti hingga disetujui Konsultan Pengawas.
Perbaikan, perubahan dan penggantian harus dilaksanakan atas
biaya Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan
tambah.Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus
diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada
biaya tambahan yang mempengaurhi kontrak, kecuali untuk perubahan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai


pekerjaan kurang.
Semua pekerjaan yang telah dikerjakan atau telah terpasang harus
segera dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang
memenuhi syarat.

Pasal 9
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

9.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan sealant.
 Pekerjaan grouting.
 Pekerjaan floor hardener.
 Pekerjaan waterproofing.
9.1.1. Pekerjaan Sealant.
Semua celah pada sambungan unit saniter dan “accessories”nya
terhadap dinding, lantai maupun antara pipa. Semua celah pada kaca
dengan rangka dan dinding. Semua celah pada kusen aluminium.
9.1.2. Pekerjaan grouting.
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan / material
metal yang tertanam dalam beton maupun pasangan bata.
9.1.3. Pekerjaan Floor Hardener.
Pelapisan dengan bahan / material floor hardener untuk
permukaan lantai beton pada : R. Pompa, R. Gardu, R. ME, dan atau
sesuai Gambar Kerja.
9.1.4. Pekerjaan Waterproofing.
Pelapisan dengan bahan / material waterproofing untuk :
Bahan / material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat
atap beton.

9.2. PERSYARATAN BAHAN.


9.2.1. Pekerjaan Sealant.
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan /
material, tahan cuaca, kedap air, tahan terhadap garam dan alkali,
bersifat elastis untuk menghadapi perubahan temperatur, tahan
benturan dan berdaya lekat tinggi dan bahann dasar dari Poly
Urethan.
Produk : FOSROC
Nama bahan : NITOSEAL 118
9.2.2. Pekerjaan grouting.
Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan
pemakaian dicampur semen.
Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA GP
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Bahan grouting untuk penutup / pengisi keretakan beton dari jenis


epoxy dengan pemakaian diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan
harus dilaksanakan oleh aplicator dengan garansi.
Produk : FOSROC
Nama bahan : CONBEXTRA EP
9.2.3. Pekerjaan Floor Hardener.
Bahan floor hardener dari jenis non-metallic siap pakai, tahan gesek,
tahan aus, tahan benturan, tahan minyak dan oli, anti slip dan memiliki
ketahanan terhadap beban 5 – 10 kg/m2.
Produk : FOSROC
Nama bahan : NITOFLOOR HARDTOP
Dosis : 5 kg/m2
Warna : Ditentukan kemudian.
9.2.4. Pekerjaan Waterproofing.
Untuk Waterproofing Atap.
Menggunakan PROOFEX TORHCHEAL 3P merk FOSROC, merupakan
waterproofing berbentuk lembaran (membran) dengan bahan dasar
bitumen dan polyester. Pemasangan dengan teknik pemanasan
(torching) dan ketebalan 3 mm.
9.2.5. Penyerahan bahan / material di tempat pekerjaan harus dalam
keadaan masih utuh, tertutup baik dan tersegel dalam kemasannya
serta berlabel seperti waktu diterima dari Distributor / Pabrik.
Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan / material
tersebut tidak diperkenankan untuk dipakai.

9.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


9.3.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan / material
yang termasuk dalam pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu,
minyak, air dan noda maupun kotoran lainnya. Peil atau elevasi
permukaan tersebut sudah disetujui Konsultan Pengawas.
Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung
bahan dasar yang beracun atau membahayakan kesehatan &
keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang
harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga
Ahli / Supervisi dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini
ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
9.3.2. Pekerjaan Sealant.
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar
kering, bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau
bubuk adukan, partikel bahan / material yang terlepas maupun noda
dan kotoran lainnya. Permukaan material harus sudah di-finish.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan


tertutup karena sealant memerlukan kelembaban atmosfir untuk
mengeras.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
cara pemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan
macam / jenis material yaitu :
 Material keramik / kaca.
 Material metal.
 Material kayu.
 Material beton.
 Permukaan aduk plesteran dan lain-lain.
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan / spesifikasi pabrik.
9.3.3. Pekerjaan Grouting.
a. Persiapan Permukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat.
Terkecuali untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.
Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata
harus bersih dan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau
bubuk adukan/semen, partikel bahan / material yang terlepas
maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus
dibasahkan terlebih dahulu tetapi tidak diperkenankan ada
butiran air di atas permukaan tersebut pada waktu pelaksanaan
grouting.
b. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh
celah / lubang tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan
agar tidak terbentuk rongga udara.
Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting
dapat mempergunakan corong atau alat lain.
c. Perawatan (curing) dan perbaikan.
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan
pengerasan yang terlalu cepat yaitu dengan ditutup oleh kain
basah.
9.3.4. Pekerjaan Floor Hardener.
a. Persiapan Permukaan.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak,
tidak ada lubang dan celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan
kedap air (trasraam) sampai rata terhadap permukaan
sekelilingnya.
b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener
dengan mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus
dihhindarkan dari terjadinya kerusakan dan cacat akibat
adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan lapisan
floor hardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga
mencapai mutu pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
spesifikasi ini tanpa adanya biaya tambahan.
9.3.5. Pekerjaan Waterproofing.
a. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian / sisi bawah pelat lantai dan pelat atap
beton harus sudah dilepas agar tidak menghambat butir-butir air
dalam beton untuk keluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang
dipersyaratkan Pekerjaan beton struktural.
Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisan
waterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau
lubang, serbuk aduk beton, debu gumpalan aduk beton, bagian-
bagian yang menonjol tajam, permukaan halus dan rata.
Retak, lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup
dengan aduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga padat dan diratakan
permukaannya.
b. Pekerjaan Waterproofing cair.
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan
dengan dosis yang ditentukan oleh pabrik.
Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan kuas, disemprot atau trowel.
c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai
bahan pemadat (densifier) plat beton telah benar-benar
mengeras, sesuai dengan hasil tes laboratorium.
Kemiringan ideal menuju arah roof drain (sesuai yang
dicantumkan dalam Gambar Kerja).
Semua dudukan instalasi / pipa dan lain-lain harus sudah
terpasang. Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak /
parapet / dinding dibuat groove + 2 cm.
Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau
parapet serta semua dudukan beton atau instalasi akan diisi
adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan
(“screed”) kedap air 1 pc : 3 ps dengan tulangan kawat kasa
ayam. Tebal lapisan minimal 3 cm. dan maksimal 8 cm.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah
selesai pekerjaan lapisan waterproofing.
Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang
telah tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian +
50 mm. dan dibiarkan selama 3 x 24 jam.
f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya
(terjadi kebocoran), maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali pekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui
Konsultan Pengawas dan biaya perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Metoda pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti
petunjuk / saran dari pakarnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
g. Jaminan / Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan / garansi tertulis
bahwa pekerjaan, perbaikan dan perawatan dari bagian-bagian
pekerjaan perlindungan ini telah dilaksanakan dengan standar
sesuai spesifikasi teknis dari pabrik pembuat.
Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut tidak
kurang dari 5 tahun setelah masa pemeliharaan.

Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN

10.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
 Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton.
 Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
 Termasuk pengecatan dasar (plamur, menie dan lain-lain).
10.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan
Beton.
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan
beton yang tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
10.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam
Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum
dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat
sampai dengan cat finish.
b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-
exposed) dicat hanya sampai dengan cat dasar.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

10.2. PERSYARATAN BAHAN.


10.2.1. Cat Tembok Exterior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara
dan garam. Tipe exterior matt emulsion.
Produk mowilex atau setara.
10.2.2. Cat Tembok Interior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt
emulsion. Produk Mowilex atau setara.
10.2.3. Cat Logam & Kayu.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe
interior & exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.
10.2.4. Lapisan Primer.
Bahan dari kualitas utama, produk Mowiliex, Atau setara.
10.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut
di atas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
 Segel kaleng
 Test BD
 Test laboratorium
 Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen dan diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan
pelaksanaan.
10.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan
jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 100 x 100 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar
sampai dengan lapisan akhir).
10.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada
Konsultan Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui
secara tertulis oleh Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah
Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.
10.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas,
untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
perawatan.

10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


10.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan
syarat yang dispesifikasikan pabrik.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada


bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan.
10.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar
beracun atau membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor
harus menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung
tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
10.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan
cuaca yang lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu
bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat
dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka
ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau
pergantian udara berlangsung lancar.
Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup,
Kontraktor harus memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar
pergantian / aliran udara.
10.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara
tekan (vacuum cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari
kualitas / mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
10.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan
Pengawas.
10.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan
dengan kain kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam
spesifikasi ini.
10.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk
komponen bahan / material logam, harus dilakukan sebelum
komponen tersebut terpasang.
10.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan
dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
10.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada
cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

10.3.10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang


direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi
bahan dan pekerjaan dari pabrik.
10.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton
a. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak,
kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.
c. Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
- Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–
15 m2
- Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
- Warna bening ( transparan ).
Lapisan Kedua dan Ketiga :
- Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint (EASYCOAT).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller atau kuas
- Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-
17 m² per lapis.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
d. Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
- Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–
15 m².
- Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
- Warna bening ( transparan ).
Lapisan Kedua dan Ketiga :
- Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint (EASYSHIELD).
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
- Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-
17 m² per lapis.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
10.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.
a. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat,


minyak, lemak dan kotoran lain secara teliti, seksama dan
menyeluruh sehingga permukaan yang dimaksud menampilkan
tampak logam yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik
(Mechanical Wire Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan
vacuum cleaner atau sikat yang bersih.
Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam
harus mendapat “solvent treatment” untuk menghilangkan lemak
dan kotoran.
b. Pelaksanaan pengecatan.
Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen
bahan/ material logam terpasang. Cat primer SEIV.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan
pelapisan berikutnya. Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat akhir (“finish”) , SEIV.
Pelaksanaan dengan kuas. Tenggang waktu antara pelapisan
minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian.

10.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan
hanya cat dasar SEIV 1 (satu) lapis. Pelaksanaan dengan kuas.

Pasal 11
PEKERJAAN DINDING PARTISI

11.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding partisi lengkap seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

11.2. PERSYARATAN BAHAN


11.2.1. Rangka Partisi.
Besi hollow lengkap wall track, stud.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
11.2.2. Dinding Panel Partisi GRC.
a. Partisi dalam : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm,
produk ex lokal mutu terbaik.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

b. Pemakaian : Untuk dinding bagian dalam (penyekat ruangan


kios).
c. Partisi luar : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm,
produk ex lokal mutu terbaik, ditengahnya
dilapisi lembaran aluminium.
d. Pemakaian : Untuk dinding bagian luar.

Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi


pabrik.
11.2.3. Asesori.
Angker, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angker rangka induk / pokok partisi adalah galvanis steel plate, tebal
2 mm.

11.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


11.3.1. Pada dasarnya, pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan
dalam Pasal Pekerjaan Pintu dan Jendela dan spesifikasi pabrik.
11.3.2. Standar Pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi
(“mock-up”) 1 (satu) unit dinding partisi lengkap dengan pintu,
dan terpasang di tempatnya.
Jika contoh jadi ini disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana,
maka contoh jadi ini menjadi acuan standar pelaksanaan pekerjaan
dinding partisi keseluruhan.
11.3.3. Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai
peil dalam Gambar Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi
kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan).
11.3.4. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan
langit- langit.
11.3.5. Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja,
dalam hal tipe dan “lay-out”.
11.3.6. Setelah pemasangan, Kontraktor memberikan perlindungan
terhadap benturan-benturan dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.
Semua cacat, kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab
Kontraktor sampai pekerjaan selesai, dan harus diperbaiki hingga
memenuhi standar yang ditentukan tanpa biaya tambah.

Pasal 12
PEKERJAAN ATAP METAL

12.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan
asesori penutup bubungan, akhiran bubungan, penutup jurai dan sampig
dan atau sesuai Gambar Kerja.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

12.2. PERSYARATAN BAHAN.


12.2.1. Bahan utama : Zincalume / aluzinc.
Ketebalan : 0,35 mm. untuk atap ( 4,58 kg/m2) dan 0,55 mm.
untuk flashing / capping ( 2,53 kg/m2 ).
Ukuran : Lebar efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar
Kerja.
Produk : Setara UNION DECK / LION DECK. Standar SNI
Warna : Ditentukan kemudian. Cat Langsung dari pabrik
12.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap
air), lembar pelindung (flashing), lembar penutup bubungan
(capping), sealant dan lain-lain harus dari bahan dan tipe yang sama
dengan penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi yang ditentukan
pabrik.
12.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan
disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk,
ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
12.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu,
maka Pemberi Tugas berhak meminta Kontraktor agar dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi
khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan
Kontraktor.
12.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila
akan dipasang, rusuk atas lembaran penutup atap harus menghadap
sisi dimana pemasangan dimulai.
12.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan
memastikan bahwa permukaan atas semua gording atau atap sudah
satu bidang. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau mengganjal
bagian-bagian ini terhadap rangka penumbu / gording.
Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal
tidak diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena
penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan
gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
12.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila
dipergunakan plat kait. Jarak perletakan pertama maupun terakhir dari
plat kait terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan
pabrik.
12.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait
untuk mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan,
lembaran dapat disetel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi
atau menekan ke arah lembaran pada saat mengikatkan plat kait
tersebut.
Untuk mencegah plat kait bergeser ke bawah, harus dipergunakan
pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

12.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut
harus ditekuk ke bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang
disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut. Penekukan ini untuk
mencegah masuknya air kedalam bangunan.
Penekukan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah
lembaran dipasang.
12.2.10. Pada lembaran akhir di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut
harus ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui
sisi bawah lembaran kedalam bangunan.
Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut.
12.2.11. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan
pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke atas
dan seterusnya.
Pada tumpangan akhir, sebaiknya gunakanlah 2 (dua) lembar atau
lebih dengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap akhir
harus memenuhi persyaratan pabrik.
12.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudah
menyediakan lubang pada ujung atas penutup bubungan (capping)
untuk tiang penangkal petir, lengkap dengan karet.
Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang penangkal
petir.
12.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus
ditakik sesuai dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah
penutup bubungan terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang
disediakan oleh pabrik khusus untuk pekerjaan tersebut.
Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup bubungan
(capping) ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang disediakan
pabrik untuk pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah
antara 2 (dua) rusuk lembaran.
Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
12.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus
dilakukan oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik
pembuat walaupun belum ataupun tidak tercantum dalam Gambar
Kerja maupun Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik,
terhindar dari kemungkinan kebocoran.
Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai
pekerjaan tambah.
Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang
rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak
bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal, menghasilkan
penampilan yang baik.
12.2.15. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada
rusuk tepat di atas gording.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 13
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL

13.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan talang vertikal pada keseluruhan bangunan dan atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

13.2. PERSYARATAN BAHAN.


13.2.1. Talang Vertikal.
Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC
tipe AW untuk bagian yang ditampakkan dan bagian yang
ditanamkan ke kolom.
Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy
Duty (AW-1), produk RUCIKA.Bentuk dan ukuran sesuai dengan
Gambar Kerja.
13.2.2. Pipa “Sparing”.
Pipa sparing dibuat dari pipa GIP.
Ukuran dan diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
13.2.3. Saringan Talang.
Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal dengan
mutu terbaik.
13.2.4. Lem PVC.
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan
pabrik pembuat pipa PVC yang dipakai.

13.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


13.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan
mempelajari dengan seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi.
13.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang
disyaratkan pabrik khususnya pada sambungan.
13.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang
memakai sistim ulir yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi
dalam sesuai dengan ulir pada bagian / sisi luar pipa sparing
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus dilengkapi
dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa
sparing sehingga berbentuk piringan dengan titik pusat sama
dengan titik pusat pipa sparing, radius piringan waterstop adalah 3
kali radius pipa sparing.
13.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap
permukaan plat beton. Bagian talang yang miring dengan sudut
tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.
13.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak,
pecah, goresan, cacat lain, kotor maupun noda.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang


tersebut harus dibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui
Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
dapat di- klaim sebagai pekerjaan tambah.
13.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga
tidak ada celah. Sebelum pembuatan saringan talang, Kontraktor
harus meneliti dan dianjurkan mengukur diameter pipa sparing yang
terpasang.

Pasal 14
PEKERJAAN DINDING /LISTPLANK GRC

14.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pemasangan dinding
bagian luar sesuai dengan Gambar Kerja.

14.2. PERSYARATAN BAHAN.


14.2.1. Bahan Utama : GRC.
Ketebalan : 6 mm.
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
Warna : Ditentukan kemudian.
14.2.2. Accessories (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet),
sealant dan lain-lain harus mengikuti spesifikasi yang ditentukan
pabrik.
14.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan
disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk,
ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
14.2.4. Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu,
maka Pemberi Tugas berhak meminta kepada Kontraktor agar dalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli / supervisi
khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan
Kontraktor.
14.2.5. Lembaran aluminium diangkut ke atas rangka baja menara hanya
apabila akan dipasang.
14.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta
memastikan bahwa permukaan atas semua bagian sudah satu
bidang.
Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor karena
penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan
gangguan pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
14.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila
dipergunakan plat kait, jarak perletakan pertama maupun terakhir dari
plat kait terhadap ujung / tepi lembaran harus memenuhi persyaratan
pabrik.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

14.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait


untuk mencegah pergeseran. Untuk memperbaiki kelurusan,
lembaran dapat distel 2 mm. dengan menarik plat kait menjauhi atau
menekan ke arah lembaran pada saat mengikatkan plat kait
tersebut. Untuk mencegah plat kait menggeser ke bawah, harus
dipergunakan pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait
tersebut.
14.2.9. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan
pemasangan ke samping dengan arah tetap dari bawah ke
atas dan seterusnya.
14.2.10. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah
terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus,
tidak bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal,
menghasilkan penampilan yang baik.

Pasal 15
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN
SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan /
material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap Serah
Terima Kedua.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB V
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMASANGAN TAPAK DAN SARANA LUAR

Pasal 1
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN DAN PARKIR

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1.1.1. Pekerjaan Perkerasasn jalan subbase
1.1.2. Pekerjaan jalan sub base dan base
1.1.3. Pekerjaan Jalan Beton Atau Beton Rigid
1.1.4. Pekerjaan Paving Blok K300
1.1.5. Pekerjaan Aspal hotmix
Semua permukaan jalan disesuailan dengan gambar rencana kerja bila
mana salah satu jenis jalan tersebut digunakan

1.2. PERSYARATAN BAHAN.


1.2.1. Perkerasan Jalan .
Sistem sub base dibuat menggunakan sistim Telford, yaitu terdiri dari
batu belah yang disusun secara kuat / stabil.
Batu belah dari jenis batu kali atau batu gunung yang mempunyai
kekerasan cukup kuat dan bukan dari jenis batu muda atau cadas. Batu
harus berbentuk runcing / kasar dengan diberi lapisan Permukaan
dengan campuran Sirtu saring.
1.2.2. Pekerjaan Jalan Beton atau Beton Rigid
Pekerjaan jalan beton menggunakan mutu beton K300 yang sesuai
dengan standar mutu yang dipersyaratkan dengan melalui uji
Laboratorium
1.2.3. Pekerjaan Paving Blok K.300
Pekerjaan Paving Blok K.300 menggyunakan paving blok dengan
cetakan sistim pres mesin dengan ketebalan minimal 8 cm mempunyai
permukaan yang bagus tanpa ada pori dan retak maupun keropos
mutu paving dapat dilihat pada saat pembongkaran dilapangan tanpa
diangkut manual untuk menurunkan test uji melalui test laboratorium
ditempat uji yang mempunyai kualifikasi baik
1.2.4. Pekerjaan Aspal Hotmix
Pekerjaan aspalt hotmix dengan ketebalan minimal 4 cm dihampar
setelah permukaan padat dan disiram dengan menggunakan laburan
aspal emulsi

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


1.3.1. Pekerjaan Perkerasan Jalan (Sub-grade.)
Yang dimaksud dengan Sub-Grade adalah permukaan tanah asli dimana
perkerasan jalan dibuat. Sub-grade harus dipadatkan sampai
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

90% dari maksimum kepadatan (kering) yang didapat dari percobaan


AASTHO T99 sampai kedalaman 30 cm. di bawah permukaan tanah asli.
Harus digunakan alat pemadat yang sesuai dengan jenis tanah dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, kemudian permukaan Sub-
Grade diratakan dengan Tandem Roller. Setelah permukaan Sub-
Grade diratakan dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas,
pasir urug di atasnya baru boleh dilaksanakan dan dipadatkan hingga
mencapai kepadatan kering 95%.
1.3.2. Sub-Base dan Base.
Batu belah harus disusun sedemikian rupa hingga satu sama lain
saling mengikat / mengunci hingga dicapai kestabilan yang cukup
kuat. Rongga- rongga bagian bawah batu belah harus terisi oleh pasir
urug di bawahnya.
Permukaan batu belah harus terlihat rata kemudian dipadatkan
denganTandem Roller minimum 8 ton.
Jumlah lewatan gilasan ditentukan hingga batu belah tidak
bergoyang lagi pada saat digilas.
Rongga bagian atas harus diisi dengan batu belah ukuran 2 atau 3 cm.
sampai 5 atau 7 cm. sebagai bahan pengunci dan dipadatkan hinggga
stabil dan permukaan rata.
Setelah tahapan ini disetujui Konsultan Pengawas, tahapan konstruksi
di atas baru boleh dilaksanakan.
1.3.3. Pekerjaan Beton Rigid
Pekerjaan Beton Rigid dilakukan dengan menggunakan adukan mobil
mixer dengan mutu beton K300 dihampar pada permukaan yang rata
dengan ketebalan lantai Kerja 10 cm dan ketebalan rigid 15 cm pada
permukaan beton diberi garis setelah campuran telah agak kering
selanjutnya dilaukuan pemelihraan dalam bentuk penyiraman dan
permukaan beton dibungkus untuk menghindari keretakan akibat
pengaruh cuaca panas.
1.3.4. Pekerjaan Paving Blok K.300
Pekerjaan Paving Blok K.300 dilaksanakan setelah permukaan jalan
dinyatakan padat oleh pengawas setelah semua lokasi bersih dari
berbagai material atau sampah kemudian diadakan penghamparan
pasir urug yang telah dipadatkan dengan mesin pemadat, cara
pemasangan dilakukan dengan sistim silang semua sisi diberi perekat
casting maupun campuran beton dengan mutu yang sesuai dengan
kualitas Paving
1.3.5. Pekerjaan Aspal Hotmix
Pekerjaan aspal hotmix dilaksanakan setelah semua permukaan badan
jalan bersih dan padat setelah itu dilakukan penyiraman dengan
menggunakan aspal primecoat sebelum dilakukan
pengaspalan.pengaspalan dilakukan sebaiknya pada kondisi cuaca
yang baik untuk menghidari keropos pada permukaan jalan aspal
pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat berat pemadat.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 2
PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pembuatan Pasangan Batu Kali / Batu Belah di atas hamparan pasir dan
pasangan batu kosong.
 Dan pekerjaan lain seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

2.2. PERSYARATAN BAHAN.


2.2.1. Semen Portland.
Semen untuk pekerjaan ini sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan Struktur Beton pada Bab III didalam Buku ini.
2.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung
bahan-bahan organis.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari
5%. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI-1970 atau NI-3.
2.2.3. A i r.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
2.2.4. Batu Gunung / Batu Kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras,
bersudut runcing dan tidak porous, harus bersih dari kotoran, keras dan
memenuhi persyaratan yang ada di PUBBI-1970 atau NI-3.
2.2.5. Batu bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu terbaik,
setaraf bata F, ukuran 5,5 x 11 x 23 cm, dengan pembakaran sempurna
dan merata.
2.2.6. Keramik Tile.
Jenis : Sintetis
Corak / tekstur : Serat
Kadar warna : Muda
Warna : Ditentukan kemudian, atau sesuai dengan gambar kerja.
Produk : Roman, Asia Tile atau yang setaraf.

Pasal 3
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun
pengadaan material dan peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis
Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Adalah pengertian bekerjanya sistim saluran drainase (pembuangan air) di
Gedung bangunan secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang /
material, penyediaan tenaga kerja, pembuatan saluran drainase dan
pengujiannya.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun
gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainase
secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran
tertutup grill baja sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja
penutup saluran, plat beton penutup gorong-gorong, bak kontrol
atau konstruksi lainnya sesuai dengan gambar rencana.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas,
Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi

3.2. PERSYARATAN BAHAN.


Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor
didasarkan atas Standar Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan Umum
Bahan-Bahan (PUBB).
Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang
akan digunakan untuk pembuatan saluran drainase kepada Konsultan
Pengawas.
Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk didalam
lingkup pekerjaan ini, Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan
lain yang akan digunakan.
Apabila ternyata terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima /
digunakan, maka Kontraktor wajib untuk mengeluarkannya dari Proyek dalam
waktu tidak lebih dari 1 (satu) hari.
3.2.1. Peraturan-Peraturan / Persyaratan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan
dengan peraturan-peraturan pembangunan yang sah berlaku di
Indonesia selama pelaksanaan pekerjaan ini harus betul-betul ditaati,
kecuali bila dibatalkan oleh uraian dan syarat-syarat ini.
Peraturan-peraturan yang termaksud antara lain :
Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan
(PUBBI) tahun 1982.
Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI2 / 1971 ).
Peraturan Perburuhan Indonesia.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.2.2. Semen Portland.


Sesuai dengan Bab III.
3.2.3. Pasir / Agregat.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.4. A i r.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.5. Baja Tulangan.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.6. Batu Bata.
Sesuai dengan Bab III.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar
sesuai dengan yang tercantum dalam gambar kerja, baik ukuran maupun
konstruksinya.
Selama tidak ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang menyangkut
kelancaran mengalirnya buangan air hujan harus benar-benar diperhatikan,
baik menyangkut pengaturan elevasi dasar saluran, kedalaman saluran,
kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut pembelokan saluran dan
penempatan bak kontrol, harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam
gambar kerja.
Persyaratan kemiringan untuk saluran drainase minimum 0,5%.
3.3.1. Ukuran.
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainase
merupakan ukuran jadi / penyelesaian / finishing, kecuali jika
terdapat ketentuan- ketentuan lain, maka ukuran pada gambar tersebut
harus ditambah 1 cm.
3.3.2. Ukuran-Ukuran Pokok.
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah
ditunjukkan didalam gambar perencanaan.
Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan
bouwplank ditentukan terhadap tinggi peil setempat atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
3.3.3. Pembersihan Tempat Pekerjaan.
Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan
tempat pekerjaan dari segala macam benda dan rintangan yang ada
sehingga siap untuk melakukan penggalian.
3.3.4. Pekerjaan Tanah.
a. Pekerjaan Galian Tanah.
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan
menanam bagian-bagian dari konstruksi saluran drainase yang
berada di bawah permukaan.
Semua galian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai
panjang, dalam, serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar
rencana.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

b. Pekerjaan Urugan.
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang
diperlukan selesai terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai
adalah bahan urugan yang didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan
kembali sepanjang memenuhi persyaratan bahan urugan.
Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay)
berwarna merah / coklat atau pasir bercampur kerikil yang bersih.
Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar
pohon dan bahan-bahan organis lainnya.
3.3.5. Genangan Air.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang
timbul akibat hujan dan lain-lain sebab, dengan jalan memompa,
menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lainnya dengan biaya yang
dianggap sudah termasuk di dalam kontrak.
3.3.6. Perataan Akhir.
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar haurs
diratakan kembali sehingga sama halusnya seperti kondisi semula,
sesuai dengan gambar rencana.
3.3.7. Plat Beton Penutup.
Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah
parkir dan jalan masuk, dibuat dengan konstruksi beton dengan
tulangan dua arah berjarak 15 cm, diameter 8 mm, tebal keseluruhan
plat beton pada daerah parkir adalah 15 cm, dan pada daerah jalan
masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan konstruksi seperti pada
gambar kerja.
3.3.8. Variasi Kedalaman Badan Saluran.
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat
diterima, atau diperintahkan oleh Konsultan Pengawas jika ternyata
keadaan pada suatu lokasi pekerjaan berbeda dengan keadaan yang
diharapkan semula. Perubahan kedalaman atau ketebalan badan saluran
tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
3.3.9. Pasangan Bata Untuk Bak Kontrol.
Pembuatan Bak Kontrol memakai pasangan batu bata setengah
batu, konstruksi seperti pada gambar kerja dengan plesteran 1 Pc : 3
Ps.
Dalam pembuatan Bak Kontrol harus diperhatikan arah aliran air
buangan,penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet)
harus menjamin kelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi
luapan air.
Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus memudahkan
pemeliharaan saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran
tertutup.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.3.10. Pekerjaan Grill Baja.


Pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana, dengan kualitas baja profil yang digunakan
harus memenuhi ASTMA-36.
Untuk Grill pada saluran setengah terbuka memakai besi Kanal C
dengan ukuran 80 x 45 mm. tebal 5 mm. dilaksanakan dengan
konstruksi seperti pada gambar kerja.
Semua pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran harus dicat
dasar satu lapis dengan produk SEIV dan dicat akhir dengan cat
besi produk SEIV (warna ditentukan kemudian).
3.3.11. Pengujian.
Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.Pengujian
dilakukan dengan cara melakukan penggelontoran air, terutama pada
daerah saluran tertutup di bawah parkir dan jalan masuk, sampai dapat
dipastikan / dijamin tidak terjadi penyumbatan-penyumbatan.
Apabila terjadi penyumbatan, Kontraktor harus secepatnya mengadakan
perbaikan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan Kontraktor.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB VI
SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /


menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat Administrasi.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-
syarat Umum Teknis Mekanikal / Elektrikal.

Pasal 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai


dengan Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan
Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Pengawas.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Mekanikal / Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan
operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggung jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut di atas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab Kontraktor.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini
harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.
2.8.2. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.
2.8.3. Peraturan-Peraturan yang telah ditentukan Pemda Bandung.
2.8.4. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DPU No. 3 Tahun 1975.
2.8.6. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja
& Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.7. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

2.8.8. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air
Buangan.
Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bandung.
2.8.10. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur (AVWI).
2.8.11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari
Badan Air untuk Berbagai kegunaan yang berhubungan dengan
kesehatan.
2.8.12. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan
peraturan dan standar Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM,
VDE, BS, NEC, IEC dan lain-lain.
2.8.13. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
2.8.14. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun
yang terdapat dalam gambar-gambar.
2.8.15. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI).
2.8.16. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Departemen
PU).
2.8.17. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada
Bangunan Gedung Tahun 1985 (Departemen PU).
2.8.18. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.19. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.20. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Mekanikal / Elektrikal
ini selain dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabik pembuatnya.

2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :


2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari
Konsultan Pengawas.
2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil
baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

2.10. Kontraktor.
2.10.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah
Badan Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak
Kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal /
Elektrikal ini sampai selesai.
2.10.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN
kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai


penanggung jawab di bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal
/ Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang
tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat
memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan
yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2.10.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,
peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementer-nya,
persyaratan standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar
serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas
atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat
hal-hal yang kurang jelas pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-
gambar atau lainnya.
2.10.7. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan
pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan
proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan
saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala
kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

2.11. Koordinasi dengan Pihak Lain.


2.11.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /
penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan
lainnya atas petunjuk ahli, sebelum memulai mengerjakan pada waktu
pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak
Kontraktor Sipil maupun Arsitektur.
2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh
/ sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan
merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah memeliharanya.
2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan
oleh pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam
lingkup instalasi sistim ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh
atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
2.11.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan
petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan /


instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan
Mekanikal / Elektrikal agar sistim Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat
berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor masih tetap
bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut.
2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistim Mekanikal / Elektrikal.
Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat,
gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar,
ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam
waktu yang cukup menurut Konsultan Pengawas serta pihak yang
berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistim ini sebagaimana
kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan
tanggung jawab Kontraktor.

2.12. Pengawasan Instalasi.


2.12.1. Shop drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar
kerja/ shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah
gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan
pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk
untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.
2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
Skedul dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima
belas) hari kalender sesudah menerima SPK.
2.12.4. Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang
telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan
tertulis dari pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal
telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian, berdasarkan


pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.
2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan
sistim Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang
ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang
bersangkutan.
Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah
tertera.Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli
yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-
gangguan yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh
Kontraktor.

2.13. Pembersihan Lapangan.


2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan
lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa
bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan
selama masa pemeliharaan.
2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung /
bangunan dengan Portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau
jenis lain untuk setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas
biaya Kontraktor.

2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.


2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan
:
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar
cetak sebanyak 3 (tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak
1 (satu) set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam
kontrak ini, juga dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga)
set dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan
data-data tersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor
belum diprestasikan 100%.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek


mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik
yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas secara cuma-cuma sampai
cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga)
bulan sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk
operasi dan perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Konsultan Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu
kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

2.15. Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1
(satu) tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas
secara baik (setelah masa pemeliharaan).
2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang
rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-
barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan
spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah
proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.
2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal serta
mendatangkan seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
2.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim
Mekanikal / Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender setelah proyek ini diserah-terimakan pertama kali dan garansi 1
(satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.

2.16. Izin.
2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan
resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Direksi / Konsultan Pengawas dengan semua biaya atas beban
Kontraktor.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang


di- paten-kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya
yang diperlukan untuk ini.
Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai
hal tersebut di atas.
2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas
atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.
2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula
bila akan melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja (kerja lembur).
2.16.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan
pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi
yang dikerjakan.
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan
izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya
memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.

2.17. Korelasi Pekerjaan.


2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi
Mekanikal/ Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian /
pembersihan.
2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali
pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel,
dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.
2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari
peralatan-peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik
sesuai dengan gambar dokumen tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut,
apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan.
Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan
oleh Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-
ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik,
saniter darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih
dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain,
harus diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve)
untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja
kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala akibat
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

pekerjaan tersebut harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh


Kontraktor.

2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.)


harus ditutup kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi
sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.
2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus
menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan
peralatan yang akan dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi
dengan baik berikut pengamanannya.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

2.18. Sub Kontraktor.


2.18.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-
tenaga pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan,
penyetelan, pengujian dan lain-lain,Kontraktor dapat menyerahkan
sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain setelah mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.
2.18.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam Pasal
2 butir 2.10.3. pada Bab ini.
2.18.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap
pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan).

2.19. Site Manager.


2.9.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi
oleh seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh
Penanda- tangan kontrak, untuk mengambil keputusan di lapangan.
Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi
pada proyek ini dan selalu berada di lapangan (on site). Bila
ia akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis
diberikan wewenang untuk mewakilinya.
2.9.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan
oleh Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.
2.9.3. Bilamana menurut pendapat pihak Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk
kurang cakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya
dengan orang lain.
2.9.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang
harus bertindak sebagai Site Manager.

2.20. Bahan.
2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis
asli peralatan utama Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel,
pipa konduit, katup-katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

data teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada
brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda
dengan warna yang jelas.
2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai
evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor
tetap harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
2.20.5. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
2.20.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke
site sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan
dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka
bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu
3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Konsultan
Pengawas.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan
dimusnahkan.

Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan


bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk
instalasi, tenaga kerja, pembuatan alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik
dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja. Keterangan-keterangan
yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini.

Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut
dapat dilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) :
3.1. Sistim Mekanikal.
3.1.1. Instalasi Plumbing air bersih, air kotor dan air bekas beserta
pemompaannya.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning )


3.2. Sistim Elektrikal.
3.2.1. Instalasi Sistim Distribusi Listrik berikut panel-panel daya.
3.2.2. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
3.2.3. Instalasi Penangkal Petir.
3.2.4. Instalasi Telepon.
3.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai
dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Mekanikal / Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknis serta addendum lainnya.
3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis
atau disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan
tetapi malah mempertegas spesifikasinya.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB VII
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang


harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun
di luar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan
Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

Pasal 2
PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 197 kVA.
Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut disalurkan ke
trafo distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi daya
bertegangan rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter).
Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya /
penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase –
empat kawat 220 / 380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).

Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai
suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /


pengujian,pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak
tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi
perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :Pengadaan
dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku
seperti yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

sistim / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau
gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi :


3.1. Pekerjaan di dalam Gedung.
3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kabel / konduktor pentanahan netral / badan panel.
3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung
antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan
(mesin AC, pompa-pompa dan lain-lain).
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material
bantu yang dibutuhkan.
3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.

3.2. Pekerjaan di luar Gedung.


3.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.
3.2.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/ taman, termasuk
lampu sorot bangunan.

Pasal 4
GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang di-
dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk
untuk itu.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pasal 5
KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.


Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak),
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistim instalasi daya tegangan rendah 220
/ 380 V dan penerangan.
5.1.1. Kotak-kotak (doos) outlet.
a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL,
AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi
gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus
dipasang dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan
ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
 Tempat-tempat yang kena matahari.
 Tempat-tempat yang kena hujan.
 Tempat-tempat yang kena minyak.
 Tempat-tempat yang kena udara lembab.
 Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang
pada partisi, blok beton, marmer, frame besi, dinding bata atau
dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut
dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized
steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk
peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan
kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating
minimum 10A / 250V.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok,


kecuali bila ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada
ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar
tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan
hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding
dengan ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30
cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai
yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.Saklar dan stop kontak ex MK.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral
dan pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan
diberi saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
5.1.3. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistim dan
peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai
kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5
mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote
control yang panjangnya kurang dari 30 meter bisa menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan
kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY
(untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam
conduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem
/ diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan
kebutuhannya Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan
elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara
lengkap.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.


Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct
burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara
persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel
tegangan menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan
kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung
khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold
pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan
oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode
penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit
yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang
andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi
dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk
ekstension dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai
dari sambungan panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop
kontak harus dari jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high
impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2.
Kecuali tercatat lain.
Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak
pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2
(kapasitas hantar arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan- sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-
kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta
kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat
secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus


dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian
rupa, sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.
e. Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
tegangan sampai 600 V.Ukuran konduktor harus sesuai dengan
yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm. Untuk panjang lebih dari 30
m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan
yang dikontrol, dengan pertimbangan- pertimbangan mengenai
panjang circuit dan sebagainya. Kabel merk SUPREME / KABELINDO
atau setara.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti
karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic,
splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang
tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
g.1.1. Pemasangan di Permukaan.
Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam
Bangunan.Semua kabel harus dipasang didalam konduit
PVC high impact heavy gauge, dipasang di permukaan
plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang
sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat
anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL / EGA.
g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel.
Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem
pada cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat
kabel). Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur
yang direncanakan secara rapi dan digantung atau disangga
secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang
di-klem ke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

untuk kabel yang dipasang horizontal maupun


vertikal.Peralatan penunjang tersebut harus sudah
diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.
g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan di atas plat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju
motor dengan faktor pengisian 40%.
Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor,
kabel ditarik ke terminal motor dengan memakai flexible
metal conduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa
konduit dan disambungkan dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan
contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya
terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
g.1.4. Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang
di dalam dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high
impact heavy gauge dengan ukuran minimum ¾”.
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
g.1.5. Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup
terhadap penampang kabel.
h. Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan
fasa, netral dan ground harus mengikuti peraturan yang
disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :
h.1. Sistim Tegangan 220 V, 1 Fasa :
Hitam : Fasa
Biru : Netral
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
h.2. Sistim Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa :
Merah : Fasa R
Kuning : Fasa S
Hitam : Fasa T
Biru : Netral (N)
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya.


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum
1,7mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum
2 mm. untuk jenis floor standing, kecuali yang sering terkena basah /
hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran
yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang
besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel
harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya.
Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan
baik, rapi dan benar.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan
warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan
Pengawas.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium platting atau dengan zinchromate dan dicat dengan cat
akhir sistim oven.
b. Kunci.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci
untuk setiap kabinet harus dari tipe “common key”, sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama.
Pada masing-masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan
di dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau.
Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas /
pondasi / penumpu / penggantung, Kontraktor harus
menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

d. Label.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan /
mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf
hitam.

5.1.5. Sistim “Race Way”.


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan
VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah ¾” menurut ukuran pasaran
dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dari jenis heavy gauge galvanized walded steel yang
memenuhi persyaratan BS4568: part I & II class 4.
c. Pemasangan.
c.1. Race Way yang ditanam di dinding.
Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi
dilakukan dengan jalan membobok beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan
secukupnya, sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang
akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk
mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.
Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung
konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau
kotoran-kotoran lainnya.
c.2. Race Way yang dipasang di permukaan.
Race Way yang dipasang di permukaan beton ( exposed ) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian
struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan
langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau
langit- langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa
sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan
sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus
ditutup atau dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu,


fitting- fitting, klem dan lain-lain harus digalvanisir atau dicat
tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa
bebas dari permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan
harus dicat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah
dipasang dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan
pipa harus dicat dengan warna sebagai berikut :
 Pipa penerangan dan daya : Orange
 Pipa telepon : Hijau
c.3. Race Way yang dipasang di dalam tanah.
Race Way yang dipasang di dalam tanah atau menembus
kerikil, harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan
sebelah luar sebelum dipasangkan di atas Race Way
tersebut diberi patok petunjuk.
Pipa Race Way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang
memenuhi standar SII.
c.4. Race Way melintas / menembus dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-
langit dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik
sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap
air) api dan asap.
c.5. Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman di
bawah tanah minimal 80 cm. dari permukaan. Bila
bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable
trench dapat dan harus ditanam setelah pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman
dilakukan setelah pengerasan badan jalan atau bila
sebelumnya harus lebih dari 110 cm. atau atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
c.6. Konduit Logam Fleksibel Tahan Air.
Konduit logam fleksibel yang tahan air harus dipakai pada
kondisi dimana ada kemungkinan pengerasan, getaran
atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau
berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada
kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari plyvinil
chloride (PVC) harus menonjol pada inti baja yang fleksibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk
meneruskan pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki
oleh Race Way / konduit ini.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.


Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box
cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah
insulating insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau
“fire minded” yang dimatikan untuk mencegah rusaknya
kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari
sistim grounding dari Race Way.
Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari
jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi
dengan sistim penguncian interlock compressed.
c.8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih
besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan
secara efektif. Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-
peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel (
shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack, tray, doos,
stop kontak, armatur, saklar dengan metal harus
dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan.
Penggunaan conduit metal sebagai satu-satunya
konduktor pentanahan tidak diperbolehkan. Dalam hal ini
harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat dari
tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6
sqmm. dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan
konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut
:
 Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2 ohm.
 Pentanahan netral generator, maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray.


a. Bahan.
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang
(perforated) dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam
dengan ketebalan plat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan
permukaan cable tray harus digalvanisir.
Cable tray ex TRI ABADI atau setara.
b. Penggantung / Penyangga.
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung
cable tray harus dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir
dengan diameter minimum 6 mm. ujung penggantung di-ulir
untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) harus dipilih agar menghasilkan
penyangga / penumpuan yang kokoh.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.1.7. Underfloor Cable Duct.


a. Bahan.
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan
pregalvanized steel terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70 mm.
(total lebar 190 mm.) dan tinggi 28 mm. Tebal plat tidak kurang
dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir.
Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5
mm2 (kanal selebar 120 mm.) dan kanal lainnya (kanal selebar 70
mm.) akan digunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat6E
(Gigabit Ethernet) bersama dengan kabel telepon jenis ITC 2 x 2 x
0,6 mm2 (2 pairs). Pemasangan duct harus dilengkapi dengan
alat bantu yang diperlukan, antara lain U-bracket, duct connector
dan end cover serta pentanahan.
Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari bahan pre-galvanized
steel. Cable duct ex THREE STAR atau setara.
b. Intersection Box.
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pre-
galvanized steel dengan ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai
dengan pemasangan underfloor duct yang digunakan (lebar 2 x 70
mm. dan tinggi 28 mm.).
Tebal plat tidak kurang dari 1,5 mm, ukuran box base 270 x 170
mm. Frame dari intersection box harus dari bahan die-cast
aluminium dengan ukuran 200 mm. x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate
untuk pemasangan 2 (dua) buah stop kontak, 2 (dua) buah female
socket RJ-45 untuk saluran data komputer dan 2(dua) buah female
socket RJ-11 untuk saluran telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium
yang dilengkapi dengan engsel. Ketebalan cover harus cukup
menahan beban pada saat ditutup.
Intersection box ex THREE STAR atau setara.

5.1.8. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.


a. Umum.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi
yang sempurna dari segenap sistim dan peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki
pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan
panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 (tiga) tahun. Penawaran harus meliputi reference list
sebagai suatu bukti.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

b. Panel-Panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana,
kecuali ditentukan lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba, dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :
b.1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead front,
terbuat dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau
rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh
dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis
serta thermal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam
waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah,
atas dan sisi-sisinya dengan plat-plat penutup yang bisa
dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun
belakang.Semua alat ukur dan atau tombol pemilih yang
dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang
berengsel. Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai
engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan
lain- lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup
yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille
(louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari
bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang
dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk peralatan yang
tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus
mempunyai konstruksi sekrup (screwed on / bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal
pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
b.2. Pull Box.
Bila ditunjukkan dalam gambar atau bila diperlukan oleh
kondisi pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada
ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama
dengan switch board pada bagian atas dari switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-
bagian yang bisa dibuka lepas.
Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbeston atau
bahan tahan api yang sempurna.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Kabel yang menuju individual breaker harus tegak lurus melalui


lubang-lubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur
harus bisa dilepas dengan mudah agar supaya memungkinkan
pembuatan lubang-lubang untuk konduit kabel yang
diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian
rupa, sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya
loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna
memungkinkan ventilasi dan pemasangan peralatan circuit
breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.
b.3. Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana, untuk melaksanakan
fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material
pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat
dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain
harus diikuti dalam urutan yang tepat, untuk mempermudah
pemeriksaan bangunan (konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-
singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta
diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik.
b.4. Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan
punch machine, untuk menjaga benda-benda asing masuk
melalui lubang tersebut.
Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga
dilubangi (di- punch).
b.5. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan
jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini harus
diajukan dalam gambar kerja.
Mini diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu,
lengkap dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk
komponen tersebut.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

b.6. Cadangan Sambungan dikemudian hari.


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka
ruangan- ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus
daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan, pendukung
dan sebagainya, untuk peralatan yang dipasang dikemudian
hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari
dapatberupa peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya,
kontaktor dan lain- lain.
b.7. Bus-Bar / Rel Daya.
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun
secara mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang
yang berventilasi.
Jarak antar bus-bar/rel daya harus memenuhi ketentuan
pemasangan rel daya di dalam PUIL 2000.
Bus-bar harus terbuat dari tembaga jenis “hard drawn high
conductivity” yang memenuhi standar BS 1433, dilapisi perak
pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan 150% dari arus beban terpasang.
Ukuran bus-bar harus disesuaikan dengan peraturan PUIL
2000.
Semua bus-bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan
isolator yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-
hygroscopic) misalnya porselain atau moulded isulator,
sedemikian rupa sehingga mampu menahan gaya mekanis
yang terjadi akibat hubung-singkat.
Bus-bar dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan
fasa menurut PUIL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70oC.
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan
kapasitas penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan
dan sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan
kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk
pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal
ini konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa – 4 kawat – 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau
saklar dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan
melalui batang- batang tembaga dari jenis yang sama dengan
bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan
kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang
panel dan disediakan cara-cara untuk penyambungan di
kemudian hari.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke


satu terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak
diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu
kabel (cable shoes) pada satu terminal atau bus-bar. Bila
terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel (cable shoes) tersebut pada terminal yang
berlainan.
b.8. Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo
ukur seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan Ampere meter selector switch (saklar pindah),
pada saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk Ampere
meter harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus
untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas
alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukkan
melingkar (minimum 90o), skala linier, dipasang secara flush
dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 mm. x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk Volt meter dan Ampere meter
harus ditandai dengan jelas.
b.8.1. Ampere meter (A-m).
 Semua Ampere meter harus mempunyai
kemampuan beban lebih sebesar 120% dari batas
atas penunjukannya selama 2 jam dan dilengkapi
dengan penunjuk berwarna merah (index
pointer) untuk menandai besarnya arus beban
penuh.
 Ampere meter harus dipasangkan untuk
beban motor sebesar 5,5 kW atau lebih pada salah
satu fasenya.
 Ampere meter harus mampu menahan
pergerakan yang timbul akibat arus start motor dan
mempunyai skala overload yang rapat
(compressed) untuk keperluan pembacaan arus
start tersebut.
 Pada Ampere meter harus terdapat mekanisme
pengatur penunjukan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar di bagian depan.

b.8.2. Volt meter (V-m).


 Volt meter harus mempunyai ketepatan kelas
1,5 dan mempunyai skala penunjukan yang lebar.
 Volt meter dipasang di sisi daya masuk melalui
sikring pengaman jenis HRC dengan arus nominal 3
A.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

 Pada volt meter harus terdapat mekanisme


pengatur penunjukan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar di bagian depan.
b.9. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam
ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk
keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara
kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang
timbul pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa
simetris.
Trafo arus untuk Ampere meter tidak boleh digunakan
bersamaan dengan kWh meter. Trafo arus harus terpisah
dengan trafo kWh meter.
b.10. Kabel-Kabel kontrol.
Kabel kontrol (controlling wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel
serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY
dengan tegangan nominal 600 Volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran
harus dipasangkan sepatu kabel sesuai dengan ukuran
kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan (press tang
/ kraft tang) secara baik, sehingga dapat dicegah
terjadinya hubung longgar (lost contact). Setiap
pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
b.11. Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling
dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka
panel.
b.12. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
b.12.1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB).
 Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih
kecil dari 800 A digunakan jenis rumah tuangan
(moulded case circuit breaker – MCCB) yang
memenuhi standar BS 4752 Part 1 1977 atau
IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi
40o C ( fully tropicalized ) dan mampu
beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan
rating 1.000 VAC.
 MCCB harus dapat dioperasikan secara “reverse
feed” baik pada posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

 Kontak utama yang harus meneruskan arus


beban harus terbuat dari bahan silver /
tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak - kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).
 Mekanisme operasi harus dari jenis “quick make”
dan “quick break” secara simultan pada ke-tiga /
ke-empat kutubnya sewaktu opening, closing
maupun trip.
 Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
 Handle toggle MCCB harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).
Bila suatu arus kesalahan mengalir pada salah
satukutub harus menyebabkan ketiga kutub
membuka secara bersamaan.
 MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada
masing- masing kutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arus beban lebih ( overload –
inverse time ) secara mekanis dengan bimetal,
dan arus hubung – singkat ( overcurrent –
instaneous ) secara mekanis dengan solenoid
(magnetis).
Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic
overcurrent protection.
 Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi
operasi, yaitu : ON, OFF dan TRIP.
 Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting /
breaking capacity) tidak kurang dari 50 kA.
b.12.2. Miniatur Circuit Breaker (MCB).
 MCB yang digunakan harus memenuhi
persyaratan BS 4752/ Part 1 1977 atau IEC 157.1
(fully tropicalized), mampu beroperasi untuk
tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000
VAC.
 MCB harus dapat dioperasikan secara “reverse
feed”, baik pada posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi performance.
 Kontak utama yang meneruskan arus beban harus
terbuat dari bahan silver / tungsten dan
mekanisme operasinya dirancang
 untuk menutup dan membuka kontak - kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).
 Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk
mencegah kontak utama menutup kembali tanpa
sengaja.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

 Handle toggle MCB tiga fasa harus dapat


membuka semua kutub (kontak utama) secara
bersamaan (simultan).
 Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu
kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka
secara bersamaan.
 MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus
beban lebih (overload inverse time) secara mekanis
dengan bimetal dan arus hubung singkat
(overcurrent instaneous) secara mekanis dengan
solenoid (magnetis).
 Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB
harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas
pemutusan (breaking capacity) disesuaikan
dengan letak pemutus daya tersebut.
 Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa
besarnya arus hubung singkat 3 fasa simetris
yang mungkin terjadi pada titik - titik beban dan
menganjurkan jenis ACB, MCCB serta MCB yang
sesuai.
 Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang
disarankan untuk digunakan harus disertakan pada
saat penawaran pekerjaan.

b.13. Terminal Pembantu.


Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut
digunakan beberapa kabel yang disatukan pada terminal
tersebut, Kontraktor harus juga menyediakan terminal
pembantu yang diperlukan. Terminal pembantu tersebut
harus terbuat dari bahan yang sama dengan terminal utama
dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai
dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan.
Setiap mur baut yang digunakan harus dikencangkan
dengan baik agar terhindar dari kemungkinan hubungan
longgar (lost contact).
5.1.9. Peralatan Penerangan.
a. Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu,
accessories, peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk
operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum
maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara


dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan
gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan
faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari
tipe low losses. Armatur ex ASAHI.
c. Jenis Armature.
c.1. Lampu-Lampu Fluorescent (TL).
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.Untuk
twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
c.2. Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang - ruang
tertentu menggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar
rencana.
c.3. Lampu Baret.
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi,
terbuat dari kaca susu dengan lampu pijar ( incandescent )
atau lampu TL circle 32 W sesuai dengan kebutuhan.
c.4. Lampu Taman dan Lampu PJU.
Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar
rencana lengkap dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah
tiang dipasang box berisi fuse 2 A dan terminal penyambung
kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3
x 2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel dipasang ke badan
metal lampu untuk pentanahan.
d. Pemasangan.
 Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus
dipasang oleh orang yang berpengalaman dan ahli, dengan
cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
 Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa
sehingga betul-betul lurus.
 Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-
bagian fixture dan permukaan-permukaan di sebelahnya.
 Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
 Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan,
peralatan tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan
berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /
kekurangan.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

 Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan


perlengkapannya harus menyala secara lengkap.

Pasal 6
PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTIM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistim listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten
dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commissioning.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan
Konsultan Pengawas, antara lain :
 Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (
section ) maupun keseluruhan ( overall ).
 Pengujian pentanahan panel.
 Pengujian kontinuitas konduktor.
 Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
 Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out).
 Load testing.
 Penyetelan semua peralatan pengaman ( overcurrent dan overload ) dan
mencatat data setelan yang dilakukan
 Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

BAB VIII
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini


adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar
bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua
belas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi
secara keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan
/ standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut
:
2.1. Instalasi Air Bersih
Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan
di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan-peralatannya.
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara
parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan
sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan


2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap
dengan peralatan dan berada di dalam bangunan, antara lain WC,
urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam
bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan
filternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan
hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja
yang diperlukan.

Pasal 3
TEKNIS UMUM PELAKSANAAN

3.1. Pengecatan.
3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,
rangka penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-
bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar (prime coating).
Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan
yang sesuai dengan bahan masing-masing.
3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat / bahan-bahan sudah
dicat di pabriknya atau dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk
bahan aluminium.
3.1.3. Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan /
bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi merk ICI,
sebagai berikut :
Pipa air bersih : Biru ( ICI R 404-41001 )
Pipa drain / waste : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Gantungan / support : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Pipa hydrant : Merah ( ICI R 404-40005 )
Panah pengarah : Putih ( ICI R 404-101 )
3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor
identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan
mengenai tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-
peralatan itu kepada Konsultan Pengawas.

3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran
pada tempat-tempat rendah tertutup.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk


penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat
yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik
dan ketelitian tinggi serta simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada
pipa di tempat-tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan
cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release
valve serta penampungannya pada tempat yang memungkinkan
terjadinya pengumpulan udara.

3.3. Ukuran ( Dimensi )


Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar
harus dita’ati oleh Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila
terjadi perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan
dengan Konsultan Pengawas.
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan
penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

Pasal 4
INSTALASI AIR BERSIH

4.1. Pipa
Pipa dengan diameter 1” s/d. 3”, baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW.
Pipa ex WAVIN.

4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.

4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3” diperkenankan menggunakan
sambungan ulir (screwed). Valve pada fixture dari brass metal atau bahan
yang tidak berkarat, khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat
tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan
pipanya.Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap
penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

4.4. Bak Kontrol Untuk Water Meter Dan Valve.


Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air
bersih, terbuat dari beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton
yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat serta dikunci.

4.5. Pemasangan Pipa.


4.5.1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa.
Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga
tidak kelihatan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi
sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
4.5.2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus
dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
4.5.3. Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk
pipa dengan diameter sampai 40 mm ( 1½” ).
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga
fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak
3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapatan henep
dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau
roda.Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
pemotongan dengan reamer.Semua pipa harus bersih dari bekas
bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan
lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi
pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat
dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan
kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja
sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk itu.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap
kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.Untuk
yang diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap / flens
/ waterstop.
Untuk pipa-pipa yang menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis
flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan
rubber seal
atau caulk.
4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang
dalamnya 50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat
setebal 15 cm. dihitung dari atas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton
agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti
keadaan semula.
4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji
dengan tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa
terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau
yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus
memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan
pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.
4.5.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk
penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan melakukan
pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air
bersih yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk
untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain.


Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor
adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan
tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta
memperbaiki kembali seperti semula.

Pasal 5
INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

5.1. Material
5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran ∅ 1½” - ∅ 4” baik pipa utama maupun pipa
cabang menggunakan PVC kelas AW.
Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase
menggunakan pipa PVC kelas AW.
Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat
dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber
glass, yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi
sebagai sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa


5.2.1. Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa
harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di
dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah
harus menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y
branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa Di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan
dengan tebal/ tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa
sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu
dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah
pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug
dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai
bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada
tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50
mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok
ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti
pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2
% dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.
5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan,
dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase
kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus
dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton
tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.2.3. Penyambungan Pipa.
a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat
lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan
dalam dari pipa yang akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa
yang akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang
dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

5.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.


Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan
membentuk sudut 45o dengan pipa utamanya.

5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah
8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2.
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke
peralatan ditutup rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan
sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan
mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam
kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-


kekurangannya.
5.4.5. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila
hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian
adalah termasuk tenggung jawab Kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan
baik oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 6
PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR – POMPA

6.1. Pompa Air Bersih.


6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum
70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.
6.1.2. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air minum.
6.1.3. Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.
6.1.4. Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang
khusus untuk air minum.
6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau
sejenisnya yang khusus untuk air minum.
6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces
terbuat dari tungsteen carbide.
6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain
air.
6.1.8. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.
6.1.9. Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan
baja tunggal (base plate).
6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran
air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).
6.1.11. Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan
suara di atas normal ( 50 dB A ).
6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven)
dengan kopling fleksibel.
6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank.
6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang
mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground
reservoir.

6.2. Motor Untuk Pompa Air Bersih.


6.2.1. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.
6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220 / 380 V, 3 fasa, 50
Hz.
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

6.2.3. Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis,


sedangkan untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW
menggunakan starter direct- on-line (DOL).
Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan
di pemipaan header.
6.2.4. Belitan motor menggunakan isolasi kelas F.
6.2.5. Motor setidaknya dilindungi dengan :
 Automatic short circuit / over curren protector
 Automatic thermal protection relay
 Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.

Gambar Kerja,Rencana Anggaran Biaya,RKS dan spesifikasi teknis menjadi


pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan,apabila terjadi perubahan volume,iteam
pekerjaan dan spesifikasi, maka wajib mendapatkan persetujuan dari Pihak
Konsultan perencana dan pengawas dan Unsur teknis serta Pengguna Anggaran.

Makassar., ....... Maret 2018

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
(PPK) CV. DUTA KONSTRUKSI

Dr.SRI RIMAYANI MALIK,S.P.KK Ir. A. Zulfikar., MT


Nip. 197501272003122 012 Direktur

Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan
Kota Makassar

Dr.Hj. A.Naisyah T.Azikin,M.Kes


196010141989022 001
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

SPESIFIKASI TEKNIS
A. Pekerjaan Struktural

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Pondasi Batu  Batu kali dengan ukuran Pondasi batu belah/kali dengan
Kali ± 20 x 20 x 20 cm, Pasir dimensi yang standar tidak
PONDASI cor, PC terlalu besar maupum terlalu
Pondasi Batu kali kecil
1.
atau Pondasi Pondasi poer  PC, pasir beton, split/  Mutu beton K225
Beton Bertulang Beton koral beton, besi beton  Besi SNI.
Bertulang 140 dan kawat bendrat.
x 140 cm
 Menggunakan Cincin  Cincin Beton diisi dengan
Pondasi Beton Ø 80 t= 10 Cm pengecoran beton siklop
Sumuran diberi angkur besi melekat
pada pondasi poor plat.
 Setelah digali mencapai
tanah keras Lubang cincin
beton harus bersih dari
semua kotoran yang dapat
merusak kwalitas beton
siklop.

Sloof  Beton Bertulang, PC,  Sloof 15/20 merupakan


Pasir, Kawat Bendrat, pasangan beton tulang besi
tulangan utama minimal yang dipasang diatas
4 ø 12 mm, atau 6 ø 10 pondasi dan dipasang
mm, Beugel min 8 mm, sepanjang pondasi dengan
Mutu Beton K 175 - K ukuran lebar 15 cm dan
225 untuk bangunan 1 tinggi 20 cm.
lantai, sedangkan untuk
bangunan bertingkat,  Besi SNI.
kebutuhan tulangan
berdasarkan
perhitungan Konstruksi.
SLOOF, KOLOM,
2. BALOK, PLAT
Sloef S2 Beton Bertulang, PC,  Menggunakan Besi SNI
LANTAI
15/12 Pasir, Kawat Bendrat, dengan diameter sesuai pada
Sloef S1 tulangan utama minimal gambar detail Perencanaan
25/40 4 ø 14 mm, atau 6 ø 10
Kolom K1 a mm, Beugel min 8 mm,  Khusus untuk plat lantai dan
40/40 Mutu Beton K 175 - K
plat dak Menggunakan besi
Kolom K1 c 225 untuk bangunan 1
60/60 lantai, sedangkan untuk waremash M10-15
Kolom K2 bangunan bertingkat,
 Begisting Plat Talang
30/30 kebutuhan tulangan
Kolom 15/15 berdasarkan Menggunakan Boundek
Balok RB perhitungan Konstruksi.
15/20
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Kolom  Beton Bertulang, PC,  Beton K 175 merupakan


Pasir, Kawat Bendrat, campuran semen, pasir dan
tulangan utama minimal kerikil dengan perbandingan
4 ø 12 mm, atau 6 ø 10 semen: pasir: kerikil = 1:2:3,
mm, Beugel min 8 mm, yang mempunyai kekuatan
Mutu Beton K 175 - K tekanan 175kg/cm2, setara
225 untuk bangunan 1 dengan beton K 175 yang
lantai, sedangkan untuk dipergunakan untuk sloof,
bangunan bertingkat, kolom, balok dan ringbalk.
kebutuhan tulangan  Besi SNI
berdasarkan
perhitungan Konstruksi.

Plat Lantai  Beton Bertulang, PC,  Tebal minimal plat 12 cm


Pasir, Kawat Bendrat,  Besi SNI
tulangan pokok minimal  Besi Wiremesh M8
10 mm, Mutu Beton K  Begisting Bondek T= 3 mm
225. Tebal plat lantai
minimal 12 cm

Kolom Baja  Kolom Baja H.Beam  Baja wf yang digunakan sesuai


250.9.14 dengan ketebalan yang
Balok  Kolom Baja WF. dipersyaratkan ASTM A36 BJ37
Struktur Baja 350.175.7.11  Baut baja,mur menggunakan
WF baut Ø 16-20 mm
dikencangkan
 Gelagar Induk Baja WF  Base plat menggunaka plat
PEKERJAAN 300.150.6.5.9 baja dengan ketebalan 12 mm
3.
STRUKTUR BAJA  Gelagar Baja WF. dengan angkur besi beton Ø22
200.100.5.5.8 dicor tanam pada kolom
 Setelah dilakukan pemasangan
struktur baja, dilakukan
pengetesan terhadap
kekencangan baut dan
pengelasan.

 C75.75  Skoor angin/treck stand


Baja ATAP menggunakan kawat sling
baja ringan dengan tarikan menggunakan
jarum keras untuk menghindari
lendutan dan terpaan angin
 Penyetelan rangka /erection
4. PEKERJAAN ATAP
dengan menggunakan alat
bantu traker dan perancah
menggunakan scapulding
guna menghindari resiko
kecelakaan kerja

Penutup Atap  Atap menggunakan atap  Mempunyai ketebalan yang


spandek Crome yang cukup sehingga tidak berkarat
sesuai standar dengan  Kuat menahan injakan kaki.
ketebalan minimal 3 mm Dan tidak melendut sistim
pemakuan menggunakan srup
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

B. Pekerjaan Arsitektural

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Dinding  Batu bata, merah dan  Tidak mudah patah (retak-
Bata ringan retak) dan tidak berlubang.
 Pembakarannya sudah cukup
matang (warnanya merah
kehitaman)
 Bagian sisinya harus tajam dan
siku, permukaan kasar dan
bunyinya nyaring apabila
diketuk
 Agar mutu batu bata terjamin,
harus disusun teratur dan
terlindung dari hujan dan terik
matahari
 Pemasangan dinding dengan
campuran spesi/adukan sesuai
spesifikasi teknis, dilakukan
1. DINDING secara bertahap dengan
ketinggian tertentu

Plesteran  Spesi dipakai 1 PC : 5 Ps  pekerjaan harus rata dan rapi


untuk pasangan  Pasangan Trasram adalah
dinding. pasangan setinggi 20 s/d 40
 Spesi trasraam (dinding cm (sesuai kebutuhan) yang
kedap air ) adalah 1 PC : berfungsi menahan rembesan
3 Ps. air dari bawah sehingga
dinding tetap kering.

Acian  Semen  Campuran untuk melapisi


plesteran agar tidak retak dan
menjadi halus dan
memudahkan pekerjaan
pengecatan

Aluminium  ACP dengan ketebalan  Rangka Dinding ACP dipasang


Compisite minimal 1,2 mm (PVDF) menempel pada dinding batu
Panel (ACP) menggunakan rangka bata atau kolom beton di fitser
DINDING Mutu PPDF hollow dan besi siku menggunakan dinabolt baut
2.
ARSITEKTUR  Tekstur warna Ø12 cm dan pengelasan
disesuikan
 Kwalitas setara seven

Plafond  Rangka Hollow 4.4  Rangka Plafond dibuat dengan


 Gypsum 1.2 Cm jarak 60 x 40 cm dengan
 Plafond PVC dan menggunakan skrup sebagai
Dinding untuk interior pengikat plafond serta
PEKERJAAN
3.  Plafond ACP interior menggunakan besi beton
PLAFOND
Teras Luar untuk gantungan plafond
 Untuk Toilet Kalsiboarad
ukuran 6mm
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Lantai  Granit lantai minimal  Ukuran minimal 60x60
Keramik ukuran 60x60 polos &  Ukuran 20x20 untuk WC
anti slip berwarna cream  Warna dan tekstur keramik
 Keramik Wc 20x20 plint disesuaikan dengan fungsi
20x25 polos ruang.
4. LANTAI Setara Roman, Asia Tile
Lantai Beton  Beton bertulang,  Workshop/ bengkel beban
dengan campuran tidak tetap memakai beton
beton K-175 bertulang mutu minimal K-
175

Kusen  Aluminium Crome Putih  Pemasangan Kusen dan Kaca


menggunakan karet pelapis
Kaca  Katebalan Kaca agar kaca tidak mudah retak
Temperet Temperet tebal 12 mm saat terjadi getaran
5. KUSEN
 Aluminium Setara YKK,
Kaca Panasap  Katebalan Kaca Panasap Alexindo
tebal 9 mm

Pengecatan  Cat tembok dan plamir  Sebelum pengecatan


Dinding tembok setara Mowilix dilakukan pekerjaan plamir
atau Jotun terlebih dahulu atau
permukaan dibersihkan dari
noda yang menempel pada
permukaan dinding

Pengecatan  Cat sigromate setara  Sebelum dilaksanakan


Baja nippon permukaan baja harus bebas
dari korosi,pori-pori ditutup
dengan dempul bekas
sambungan las digerinda
6. PENGECATAN
hingga rata permukaan
pengecetan dengan
menggunakan sistim somprot
minimal 3 x lapisan

Pengecatan  Cat Kayu setara Avian Sebelum pengecatan


Listplank dilakukan pekerjaan plamir
terlebih dahulu atau
permukaan dibersihkan dari
noda yang menempel pada
permukaan dinding
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

C. PEKERJAAN SANITASI DAN LIMBAH

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Saluran  Pasangan keramik pada Pekerjaan saluran pembuang
pembuang dasar saluran dan sisi didalam bangunan semua
saluran permukaan ditutup dengan
keramik agar mudah dibersihkan
kemiringan diatur agar aliran air
lancar

Pekerjaan  Menggunakan Material Pemasangan dilakukan dengan


Urine Oir keramik pengetesan kebocoran Pipa
closed dan maupun rembesan air terhadap
watafel plat lantai wc

Bak control  Pasangan dinding bata Bak kontrol berfungsi sebagai


dan penutup beton penampung cairan limbah
penjualan dan menghindari
1. SANITAIR
 Instalasi Pengelolaan air terjadinya sumbatan sebelum
limbah yg sudah ada cairan limah masuk pada bak
tetap difungsikan oleh resapan permukaan dasar bak
rekanan dicor rabat dan plasteran
menggunakan plat penutup

Bak endapan  Pasangan dinding bata Berfungsi untuk mengendapkan


dan penutup beton limbah cair sebelum dilepas
ketangki ipal untuk diolah
Instalasi pengelolaan limbah
tetap difungsikan yang telah ada
apabila dibongkar oleh
rekananan maka tetap dipasang
seperti sediakala

Kran Air  Kualitas 1 atau setara


San-Ei

Pipa Air  Pipa kualitas 1, setara


Bersih & Air Wavin
Kotor

Stop Kran  Kualitas 1 setara San-Ei

2. PLUMBING Pipa Hawa  Pipa kualitas 1, setara


Wavin

Bak Air  Kualitas baik Bak air terbuat dari fiberglass


Fiberglass tangki bulat dengan ketebalan
minimal 5 mm kapasitas 1000 lt

Kabel NYY 2 X  Kabel NYY 2 X 1,5


3. ELECTRIKAL 1,5 Standar SNI
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

NO URAIAN BAHAN PENJELASAN


Trangking  Aluminium /PVC
Kabel
Stop Kontak  Setara Panasonic
& Sakelar
Balon Lampu  Setara Philips

Penangkal Dipasang pada toopflour


Petir Electro bangunan, tahanan di bawah 2
Statik ohm.
Bahan yang berkwalitas baik
standar SNI
Lift Yang digunakan Sebelum Menentukan lift
adalah lift dengan pelaksana wajib memperlihatkan
kapasitas minimal 6 brosur dari distributor lengkap
penumpang dengan dengan spesifikasi, standar
satu tempat tidur untuk operasional memiliki sertifikat
pasien SNI,ISO standar
LIFT Yang dipakai Setara internasional,kapasitas dan daya
OTIS angkut sesuai yang
Pekerjaan Lift
dipersyaratkan
Merk Lift yang digunakan harus
mudah dalam
pengoperasional,punya
distributor resmi di
Makassar,mudah dalam
perawatan,serta bergaransi resmi

Makassar., ....... Maret 2018

Disetujui Oleh : Dibuat Oleh :


Pejabat Pembuat Komitmen Konsultan Perencana
(PPK) CV. DUTA KONSTRUKSI

Dr.SRI RIMAYANI MALIK,S.P.KK Ir. A. Zulfikar., MT


Nip. 197501272003122 012 Direktur

Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan
Kota Makassar

Dr.Hj. A.Naisyah T.Azikin,M.Kes


196010141989022 001
Pembangunan Puskesmas Tamangapa Kota Makassar TA.2018

Anda mungkin juga menyukai