Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kekerasan Seksual


Kekerasan seksual adalah kekerasan yang terjadi karena persoalan seksualitas.
Ibarat awan dan hujan, demikianlah hubungan antar seks dan kekerasan. Di mana
terdapat seks maka kekerasan hampir selalu dilahirkan. Termasuk dalam kekerasan
seksual adalah perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan dan perendahan terhadap lawan
jenis), penjualan anak perempuan untuk prostitusi, dan kekerasan oleh pasangan.
Pelecehan seksual terhadap anak adalah suatu bentuk penyiksaan anak di mana
orang dewasa atau remaja yang lebih tua menggunakan anak untuk rangsangan
seksual.[1][2] Bentuk pelecehan seksual anak termasuk meminta atau menekan seorang
anak untuk melakukan aktivitas seksual (terlepas dari hasilnya), memberikan paparan
yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak, menampilkan pornografi untuk anak,
melakukan hubungan seksual terhadap anak-anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak
(kecuali dalam konteks non-seksual tertentu seperti pemeriksaan medis), melihat alat
kelamin anak tanpa kontak fisik (kecuali dalam konteks non-seksual seperti pemeriksaan
medis), atau menggunakan anak untuk memproduksi pornografi anak.
Efek kekerasan seksual terhadap anak antara lain depresi, gangguan stres
pascatrauma, kegelisahan, kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa
dewasa, dan dan cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya. Pelecehan seksual
oleh anggota keluarga adalah bentuk inses, dan dapat menghasilkan dampak yang lebih
serius dan trauma psikologis jangka panjang, terutama dalam kasus inses orangtua.
Di Amerika Utara, sekitar 15% sampai 25% wanita dan 5% sampai 15% pria yang
mengalami pelecehan seksual saat mereka masih anak-anak.[11][12][13] Sebagian besar
pelaku pelecahan seksual adalah orang yang dikenal oleh korban mereka; sekitar 30%
adalah keluarga dari si anak, paling sering adalah saudara laki-laki, ayah, paman, atau
sepupu; sekitar 60% adalah kenalan lainnya seperti 'teman' dari keluarga, pengasuh, atau
tetangga, orang asing adalah pelanggar sekitar 10% dalam kasus penyalahgunaan seksual
anak.[11] Kebanyakan pelecehan seksual anak dilakukan oleh laki-laki; studi menunjukkan
bahwa perempuan melakukan 14% sampai 40% dari pelanggaran yang dilaporkan
terhadap anak laki-laki dan 6% dari pelanggaran yang dilaporkan terhadap perempuan.
Sebagian besar pelanggar yang pelecehan seksual terhadap anak-anak sebelum masa
puber adalah pedofil, meskipun beberapa pelaku tidak memenuhi standar diagnosis klinis
untuk pedofilia.
Berdasarkan hukum, "pelecehan seksual anak" merupakan istilah umum yang
menggambarkan tindak kriminal dan sipil di mana orang dewasa terlibat dalam aktivitas
seksual dengan anak di bawah umur atau eksploitasi anak di bawah umur untuk tujuan
kepuasan seksual. Asosiasi Psikiater Amerika menyatakan bahwa "anak-anak tidak bisa
menyetujui aktivitas seksual dengan orang dewasa", dan mengutuk tindakan seperti itu
oleh orang dewasa: "Seorang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak
adalah melakukan tindak pidana dan tidak bermoral yang tidak pernah bisa dianggap
normal atau perilaku yang dapat diterima secara social
1). Bentuk kekerasan seksual pada anak

Pelecehan seksual tidak hanya hadir dalam bentuk perkosaan. Itu mungkin
sebabnya banyak orangtua yang tidak menyadari tanda-tanda yang ditunjukkan
anak. Kekerasan seksual dapat berupa kekerasan fisik maupun non fisik. Apa saja
contoh kekerasan seksual secara fisik maupun non fisik?

A Kekerasan seksual pada anak secara fisik

• Menyentuh area intim atau kemaluan anak untuk memenuhi gairahnya

• Membuat anak menyentuh bagian privat atau kemaluan pelaku

• Membuat anak ikut bermain dalam permainan seksualnya

• Memasukkan sesuatu ke dalam kemaluan atau anus anak

B Kekerasan seksual pada anak non fisik

• Menunjukkan hal-hal yang bersifat pornografi pada anak, entah itu video,
foto, atau gambar

• Menyuruh anak berpose tidak wajar

• Menyuruh anak untuk menonton berbagai hal yang berhubungan dengan


seks

• Mengintip atau menontoni anak yang sedang mandi atau sedang berada di
dalam toilet

2). Cara mengetahui anak telah mengalami kekerasan seksual

Kekerasan seksual dalam bentuk apapun dapat menimbulkan trauma bagi para
korbannya, terutama anak-anak. Tekanan yang ia dapat membuatnya tidak berani
menceritakan kejadian yang ia alami, bahkan pada Anda sebagai orangtuanya. Hal
ini membuat ia cenderung menarik diri dan menjadi pendiam. Untuk itu, Anda
harus peka dan memerhatikan perubahan perilaku yang mungkin saja
terjadi pada si kecil. lalu, apa saja tanda dari kekerasan seksual pada anak?
A Tanda awal dari kekerasan seksual yang terjadi pada anak

• Sering punya mimpi buruk hingga mengalami masalah tidur

• Perilaku berubah, misalnya menggunakan mainan atau benda


sebagai rangsangan seksual

• Menjadi sangat tertutup dan pendiam

• Dalam keadaan marah, emosinya akan sangat meledak dan tak


terkendali

• Menyebutkan kata-kata atau istilah yang tidak pantas, misalnya


menyebutkan bagian-bagian tubuh genital dan tidak diketahui dari
mana ia mengetahuinya

• Melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya, seperti melukai


dirinya dengan benda tajam

• Menceritakan teman barunya yang berusia lebih tua dan


menyebutkan kalau ia mendapatkan banyak hadiah dari orang
tersebut tanpa alasan yang jelas

• Tiba-tiba merasa ketakutan jika diajak ke suatu tempat tertentu


atau ketika bertemu dengan orang tertentu

• Anak mungkin menunjukkan tanda-tanda pemberontakan atau


perilaku menantang

• Perubahan kebiasaan makan

• Anak mungkin mencoba untuk bunuh diri.


Jika anak Anda mengalami hal-hal seperti itu, sebaiknya dekati ia dan usahakan untuk
membuatnya cerita apa yang terjadi pada dirinya. Meskipun memang tanda-tanda tersebut bisa
saja terjadi ketika si kecil mengalami hal lain dalam hidupnya, seperti ketika menghadapi
masalah perceraian orangtua, sedang berduka akibat ada anggota keluarga yang meninggal, atau
sekadar memiliki masalah dengan temannya di sekolah.

Namun, tak ada salahnya untuk Anda menggali terus informasi yang ada pada si kecil
dan buat ia nyaman agar ia mau menceritakan apa yang ia rasakan saat itu. Selain tanda tersebut,
ada beberapa tanda fisik dari kekerasan seksual pada anak yang harus Anda waspadai. Biasanya,
tanda fisik ini dapat terlihat bila kekerasan seksual yang terjadi cukup parah atau bahkan telah
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga dapat meninggalkan bekas pada tubuh
si anak.

Tanda fisik akibat kekerasan seksual pada anak

 Anak merasa sakit, terjadi perdarahan, atau keluar cairan dari kemaluan, anus, atau
mulutnya
 Merasa sakit yang berulang-ulang, setiap ia buang air kecil
 Menjadi sering mengompol kembali
 Nyeri atau kesulitan berjalan atau duduk
 Terdapat darah di pakaian dalamnya
 Memar di tempat-tempat yang tidak biasa, tanpa alasan jelas

Apa yang bisa dilakukan jika anak menjadi korban kekerasan seksual?

Sebagai orangtua yang telah menyadari adanya tanda-tanda pelecehan seksual pada anak, tentu
sulit untuk menerima kenyataan. Namun, jangan sampai Anda kehilangan kendali dan membuat
anak Anda semakin merasa bersalah. Pertama-tama, tenangkan diri Anda dan selidiki apa yang
sebenarnya terjadi dengan bertanya kepada anak Anda mengenai rangkaian peristiwa yang telah
dialami olehnya.

Jika anak sudah memberikan diri untuk menceritakan traumanya, segera laporkan
ke pihak berwajib dan minta untuk menjalani visum di rumah sakit. Selanjutnya dokter
dapat merancang rencana perawatan fisik dan terapi khusus untuk memulihkan kondisi
anak, serta membantu Anda membuat pelaporan kepada polisi

Implikasi keperawatan

implikasinya di bidang keperawatan maka peran perawat harus benar-benar dilaksanakan.


Peran perawat sebagai caregiver, advocate dan educator harus benar-benar di
optimalkan. Perawat sebagai caregiver adalah perawat yang memberikan perhatian
kepada anak korban kekerasan seksual untuk menghindari anak mengalami permasalahan
kognitif. Perawat sebagai advocate adalah perawat harus menyadari kebutuhan rasa aman
dan nyaman yang harus dipenuhi oleh perawat maupun keluarga serta lingkungan
terhadap anak korban kekerasan seksual. Perawat harus mampu menimbang semua aspek
perkembangan anak meliputi kebutuhan rasa aman dan nyaman terhadap sosial, fisik,
kognitif, emosional anak dan kemampuan anak untuk kembali berinteraksi terhadap
orang lain serta kemampuan anak untuk memulai pembelajaran pasca mengalami
kekerasan seksual.
Peran perawat sebagai educator perawat harus mampu untuk memberikan informasi yang
jelas kepada anak, keluarga dan lingkungan sosial mengenai kondisi anak saat ini.
Perawat juga harus mampu untuk mengajarkan kepada orang tua dan lingkungan sekitar
tentang bagaimana cara menghadapi anak pasca mengalami kekerasan seksual agar anak
terhindar dari trauma yang berkelanjutan. Aturan pemerintah mengenai perlindungan
anak harus benar-benar dilaksanakan mengingat anak merupakan cermin masa depan
bangsa agar tindakan kekerasan pada anak tidak terjadi lagi. Selain itu sosialisasi akan
pentingnya pengawasan orang tua terhadap anaknya juga perlu dilakukan lebih baik
untuk mencegah kekerasan seksual yang dilakukan org lain bahkan ayah maupun kakak
kandung.
2. Kasus terkait Kekerasan Seksual
Cabuli Bocah 5 Tahun, Sekuriti Gaek di Tangsel Dicokok
Kamis, 5 April 2018 - 18:23 WIB

TANGERANG SELATAN - Seorang kakek renta bernama Tasmun alias Gatot (63)
diringkus polisi setelah mencabuli bocah perempuan berusia 5 tahun yang merupakan
tetangganya. Aksi pencabulan berlangsung di kediaman pelaku, Jalan Kampung Rawa
Barat, Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Awalnya, orang tua bocah itu curiga karena anaknya setelah anaknya bermain di rumah
pelaku mengeluhkan alat vitalnya sakit.

Begitu sampai rumah, keanehan juga nampak terlihat dengan sikap NAS. Bocah lugu itu
tak seperti biasanya, dan memilih lebih banyak termenung di dalam kamar.

"Orang tuanya curiga, lantas ditanyakan kepada korban. Awalnya tak mau bicara, setelah
dirayu barulah diceritakan bagimana perbuatan pelaku kepada korban," ungkap AKP
Ahmad Alexander Yurikho Hadi, Kasatreskrim Polres Tangsel, Kamis (5/4/2018).

Terperanjat dengan kesaksian putrinya itu, lantas pihak keluarga melapor ke Unit
Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangsel.

Selanjutnya, berdasarkan laporan Nomor : LP/330/K/IV/2018/SPKT/Res Tangsel,


tanggal 02 April 2018, yang disertai pula dengan beberapa alat bukti, petugas pun lantas
melakukan penangkapan terhadap Gatot.

"Pada hari Rabu 4 April 2018, sekira pukul 14.00 WIB, pelaku berhasil diamankan di
Jalan Gunung Guntur PPL II, Pondok Aren," imbuh Alex.

Atas perbuatannya, Gatot yang juga berprofesi sebagai sekuriti itu dijerat dengan
dakwaan tentang pidana pencabulan terhadap anak di bawah umur, sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal 82 Undang-Undang (UU) RI Nomor 23 tahun 2014.
3. Solusi terhadap Kasus terkait Kekerasan Seksual
Agar anak terhindar dari bentuk kekerasan seperti diatas perlu adanya
pengawasan dari orang tua, dan perlu diadakannya langkah-langkah sebagai berikut:
1). orang tua menjaga agar anak-anak tidak menonton / meniru adegan kekerasan
karena bisa menimbulkan bahaya pada diri mereka. Beri penjelasan pada anak
bahwa adegan tertentu bisa membahayakan dirinya. Luangkanlah waktu
menemani anak menonton agar para orang tua tahu tontonan tersebut buruk atau
tidak untuk anak.
2). Jangan sering mengabaikan anak, karena sebagian dari terjadinya kekerasan
terhadap anak adalah kurangnya perhatian terhadap anak. Namun hal ini berbeda
dengan memanjakan anak.
3). Tanamkan sejak dini pendidikan agama pada anak. Agama mengajarkan moral
pada anak agar berbuat baik, hal ini dimaksudkan agar anak tersebut tidak
menjadi pelaku kekerasn itu sendiri.
4). Sesekali bicaralah secara terbuka pada anak dan berikan dorongan pada anak agar
bicara apa adanya/berterus terang. Hal ini dimaksudkan agar orang tua bisa
mengenal anaknya dengan baik dan memberikan nasihat apa yang perlu dilakukan
terhadp anak, karena banyak sekali kekerasan pada anak terutama pelecehan
seksual yang terlambat diungkap.
5). Ajarkan kepada anak untuk bersikap waspada seperti jangan terima ajakan orang
yang kurang dikenal dan lain-lain.
6). Sebaiknya orang tua juga bersikap sabar terhadap anak. Ingatlah bahwa seorang
anak tetaplah seorang anak yang masih perlu banyak belajar tentang kehidupan
dan karena kurangnya kesabaran orang tua banyak kasus orang tua yang menjadi
pelaku kekerasan terhadap anaknya sendiri.
4. Simpulan
Anak merupakan makhluk yang spesial yang berbeda dengan orang dewasa. Anak
memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan dilingkungan yang baik.
Anak merupakan makhluk sosial yang membutuhkan sosialisasi. Namun saat ini banyak
anak yang mengalami kekerasan seksual sehingga berdampak negatif terhadap
perkembangan mental dan fisik anak serta hubungan sosialnya yang dapat menimbulkan
trauma mendalam pada anak. Peran orang terdekat dalam melindungi anak harus benar-
benar diterapkan serta peran perawat dan tenaga kesehatan lainnya juga harus
dimaksimalkan untuk mengurangi trauma anak yang nantinya dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak dan masa depannya.

5. Saran

Perawat perlu memahami dengan baik perannya agar dapat memberikan asuhan
keperawatan yang benar untuk mengurangi trauma anak pasca mengalami kekerasan
seksual. Perawat, tenaga kesehatan lainnya serta orang tua perlu menyadari pentingnya
pendidikan seksual dini pada anak serta meningkatkan perlindungan pada anak dan untuk
tindakan pencegahan kekerasan seksual pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelecehan_seksual_terhadap_anak
https://metro.sindonews.com/read/1295482/170/cabuli-bocah-5-tahun-sekuriti-gaek-di-
tangsel-dicokok-1522927373
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/kekerasan-seksual-pada-anak/
https://plus.google.com/105733296940101797422/posts/JRoX8m3hXJ6

Anda mungkin juga menyukai