Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2303-288X Vol. 2, No.

2, Oktober 2013

PENGEMBANGAN E-MODUL BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA
I M. Suarsana, G.A. Mahayukti
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email: suarsana1983@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-modul aljabar berorientasi pemecahan
masalah, mengetahui kefektifan penggunaan e-modul dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis mahasiswa serta mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-
modul dalam perkuliahan aljabar. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan
penelitian pengembangan dengan mengadopsi model Plomp yang meliputi beberapa fase
seperti: 1) fase investigasi awal; 2) fase design/perancangan; 3) fase realisasi/konstruksi; 4)
fase tes, evaluasi dan revisi; dan 5) fase implementasi. Penelitian ini tidak sampai pada
tahap implementasi karena waktu yang tidak memungkinkan. Hasil yang diperoleh melalui
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) E-modul yang telah disusun berkualitas baik, namun
masih perlu disempurnakan lagi. 2). Penggunaan e-modul dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis mahasiswa. 3) Tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-
modul dalam perkuliahan adalah sangat positif.
Kata Kunci: e-modul, keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah

Abstract
The aim of this research was to develop a problem solving oriented e-module of algebra, to
analiyze effectiveness of the use of e-module in improving critical thinking skill, and to
describe response of students to the e-module. This research was conducted using the
design of research and development by adopting a Plomp model as follows: a) preliminary
investigation phase, b) design phase, c) realization/construction phase, d) test, evaluation,
and revision phase and, e) implementation phase. The result shows that: 1) e-module has
been prepared good quality, but still need to be refined again, 2) critical thinking skill of
students can be enhanced to good level, 3) the response of students to the lectures which
implemented using the e-module is very positive.

Keywords: e-module, critical thinking skill, problem solving

PENDAHULUAN Keterampilan tersebut itulah yang menurut


Salah satu tantangan pendidikan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
dewasa ini adalah membangun merupakan ciri dari masyarakat era global
keterampilan abad 21, diantaranya adalah saat ini, yaitu masyarakat berpengetahuan
keterampilan melek teknologi informasi dan (knowledge-based scoeity) (Chaeruman,
komunikasi (information & communication 2010).
technology literacy skill), keterampilan Teknologi informasi dan komunikasi
berpikir kritis (critical thinking skill), (TIK), memiliki potensi yang sangat besar
keterampilan memecahkan masalah sebagai sarana atau alat untuk
(problem solving skill), keterampilan mengembangkan keterampilan tersebut
berkomunikasi efektif (effective dalam proses pembelajaran. Mac Kinnon
communication skill) dan keterampilan (dalam Muderawan, 2011) menyatakan
berkolaborasi (collaborate skill). bahwa teknologi akan membantu

Jurnal Pendidikan Indonesia | 264


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

mengembangkan semua jenis keterampilan waktu. Walaupun banyak manfaat yang


berpikir mulai dari tingkat yang paling diperoleh dengan menggunakan e-learning
mendasar hingga tingkat keterampilan namun persentase penggunaannya masih
berpikir kritis. Oleh karena itu, dalam rendah, proses belajar mengajar di
pendidikan modern, dosen dituntut untuk perguruan tinggi di Indonesia masih
mampu mengintegrasikan TIK dalam proses didominasi dengan tatap muka (Gozali &
pembelajaran. TIK seharusnya tidak hanya Billian, 2011).
dijadikan objek yang harus dipelajari atau Bagaimana dengan penggunaan e-
memposisikan mahasiswa sebagai orang learning di Universitas Pendidikan
yang belajar TIK namun apa yang Ganesha (Undiksha)? Saat ini Undiksha
seharusnya terjadi adalah dalam proses telah memiiliki dua portal e-learning. Portal
pembelajaran harus menggunakan TIK pertama dikembangkan sendiri oleh Unit
sehingga mahasiswa sekaligus belajar TIK Pusat Komputer Undiksha dan satunya lagi
di sana ( learning with or trhough ICT). dikembangkan dengan berbasis Moodle.
Seiring dengan pesatnya Kedua portal ini telah dikembangkan untuk
perkembangan TIK terutama internet maka tife e-learning terpadu yaitu memungkinkan
peluang penerapan e-learning sangat besar. dosen untuk mengunggah materi
Purwaningsih & Pujianto (2009) menyatakan hypermedia dan hiperteks, absensi,
pemanfaatan e-learning di LPTK merupakan evaluasi, forum diskusi dan perpustakaan
hal yang urgen karena dapat menularkan digital. Dengan telah dimilikinya portal e-
dan melatih para calon pendidik untuk cakap learning dan didukung besarnya kapasitas
menggunakan teknologi dalam bandwidh internet yang ada yaitu hingga 50
pembelajaran. Nurchali (2010) juga MB maka pengembangan e-learning
menyatakan bahwa pemanfaatan komputer Undiksha merupakan suatu potensi yang
dalam pembelajaran dapat memberikan besar. Namun pemanfaatannya belum
pengalaman belajar yang banyak dan optimal bahkan dapat dikatakan masih
variatif, meningkatkan motivasi belajar serta minim (Candiasa, 2009). Lebih lanjut,
mengembangkan keterampilan TIK berdasarkan penelusuran awal pada kedua
(Teknologi Informasi dan Komputer) portal yang ada, dari 478 dosen Undiksha,
mahasiswa. Keterampilan TIK yang persentase dosen pengguna e-learning aktif
diperoleh ini tentunya akan sangat yang ada masih kurang dari 10%. Hal ini
bermanfaat ketika mereka bekerja dan masih jauh dari harapan mengingat dalam
dalam kehidupannya nanti. Terkadang untuk Renstra Undiksha 2010 – 2014 ingin dicapai
menjadi guru yang profesional, kemampuan 90 orang dosen (19%) aktif menerapkan e-
kognisi saja tidak cukup, penting juga learning dalam perkuliahan.
dilengkapi dengan keterampilan- Selanjutnya, bagaimana dengan
keterampilan tertentu misalnya di bidang perkuliahan aljabar di Jurusan
TIK. Apalagi saat ini masih sedikit guru Pendidikan Matematika Undiksha?
yang mampu memanfaatkan komputer Berdasarkan pengalaman peneliti sebagai
dalam pembelajarannya (Sucita, 2010). pengampu mata kuliah aljabar tahun
Banyak keuntungan yang dapat dipetik akademik 2010/2011 dan 2011/2012,
melalui penerapan e-learning, dua perkuliahan telah menerapkan e-learning
diantaranya yang utama adalah dalam tingkat yang paling sederhana yaitu
meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas sebagai tempat mengunggah materi dan
pembelajaran (Surjono, 2009; Praherdhiono, tugas perkuliahan, bila diibaratkan
2011; Gozali & Billian, 2011; Mertasari, pemanfaatannya masih layaknya “loker
2011; Santosa, 2011). Melalui e-learning virtual”. Dan tentunya dalam hal ini, manfaat
pembelajaran dapat dilakukan kapan saja e-learning belum diperoleh secara optimal
dan dimana saja, tidak terikat ruang dan padahal fasilitas untuk itu ada. Oleh

Jurnal Pendidikan Indonesia | 265


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

karenanya, peneliti ingin mengoptimalkan web dan pembelajaran bermedia akan


pemanfaatan seluruh tool yang ada di portal menjamin kontrol mahasiswa, fleksibilitas,
e-learning dan mensubtitusi sebagian bebas konteks dan juga relative bebas
pembelajaran konvensional (tatap muka) konvensi sosial. E-modul yang akan
dengan pembelajaran online yang dikembangakan dalam penelitian ini disusun
selanjutnya dikenal dengan blended learning menggunakan software eXe. Sofware ini
atau hybrid learning dengan tujuan sehingga merupakan freeware yang dapat diunduh
kualitas perkuliahan meningkat. pada http://eXelearning.org yang
Menurut Galvin (2011; 261) “Blended dikembangkan oleh Sandi Britain etc (2004)
learning course is an effective way to teach dan didukung oleh CORE Education.
the skill and promote an evidence-based Beberapa keunggulan penggunaaan
approach to practice in this area”. Hasil software ini diantaranya: 1) mudah
penelitian Mangier (2011) digunakan, tampilan sangat user friendly
merekomendasikan agar pembelajaran dan tanpa membutuhkan penguasaan
mengkolaborasikan antara tatap muka dan bahasa pemrograman tertentu dalam
online karena sangat cocok dengan penggunaannya, 2) terdapat i-device seperti
kecenderungan budaya belajar di perguruan java applet dan kuis online sehingga
tinggi. Dalam merancang suatu perkuliahan memungkinkan memasukkan aplikasi java
dengan blended learning ada ungkapan “ dan kuis/tes online dengan balikan yang
repot di awal, enak berikutnya” , maksud bersifat segera dan 3) adanya mode insert
dari ungkapan tersebut adalah yang text berbentuk latex sehingga memudahkan
terpenting dalam penerapan blended dalam pembuatan equation matematika.
learning adalah penyiapan perangkat E-modul seperti apa yang
pembelajaran guna mendukung dikembangkan? E-modul yang
keberlangsungan dan kelancaran dikembangkan berorientasi pemecahan
pembelajaran selanjutnya sehingga blended masalah. Hal ini untuk menjawab
learning dapat meningkatkan kualitas bukan permasalahan yang peneliti temui selama
malah lebih rendah kualitasnya mengampu perkuliahan dua tahun
dibandingkan perkuliahan tatap muka. sebelumnya yaitu rendahnya keterampilan
Mengingat pada penerapan blended berpikir kritis mahasiswa. Keterampilan
learning menuntut kemandirian mahasiswa berpikir kritis adalah keterampilan
dalam belajar, maka pengembangan mengidentifikasi fakta yang relevan,
perangkat pembelajaran yang diprioritaskan mengenali keterbatasan, asumsi-asumsi
adalah e-modul (elektronik-modul). atau kekhususan yang berkaitan dengan
E-modul merupakan suatu modul prosedur yang digunakan, dan menentukan
berbasis TIK, kelebihannya dibandingkan jawaban yang rasional (Krulick dan Rudnick,
dengan modul cetak adalah sifatnya yang 1996). Dari analisis hasil ujian tengah
interaktif memudahkan dalam navigasi, semester mahasiswa pada perkuliahan
memungkinkan menampilkan/memuat aljabar tahun akademik 2011/2012,
gambar, audio, video dan animasi serta sebagian besar mahasiswa gagal dalam
dilengkapi tes/kuis formatif yang menjawab soal-soal yang menuntut
memungkinkan umpan balik otomatis keterampilan berpikir kritis. Misalnya ketika
dengan segera. Mertasari (2010) diberikan soal berikut.
menambahkan bahwa penggunaan modul

Jurnal Pendidikan Indonesia | 266


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Andaikan a  0, b  0 dan c  2 . Kondisi yang manakah yang tidak digunakan ketika


menunjukkan bahwa grafik fungsi kuadrat f ( x)  ax 2  bx  c selalu memotong garis
y  2 ? Mengapa?
Berdasarkan koreksi terhadap Berdasarkan uraian di atas maka
jawaban yang diberikan mahasiswa tujuan umum dari penelitian ini adalah
diperoleh sebaran sebagai berikut : ada mengembangkan e-modul aljabar
20% mahasiswa mengosongkan lembar berorientasi pemecahan masalah yang
jawaban, 40% memberikan jawab tanpa merupakan salah satu konten pendukung
alasan, 30% mahasiswa memberikan dalam pembelajaran online. Secara khusus
jawaban tapi alasan masih keliru, dan hanya penelitian ini ditujukan untuk
ada 10% yang mampu menjawab dengan mendeskripsikan kualitas modul yang telah
sempurna. Hal ini mengindikasikan bahwa dikembangkan, mengetahui efektifitas e-
mahasiswa gagal membedakan antara modul dalam upaya meningkatkan
informasi, alasan, dan tuntutan-tuntutan keterampilan berpikir kritis mahasiswa serta
yang relevan dengan yang tidak relevan dan mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap
berarti bahwa keterampilan berpikir kritis penggunaan e-modul dalam perkuliahan
mahasiswa masih rendah. aljabar.
Penggunaan e-modul berorientasi
pemecahan masalah akan menuntun METODE
mahasiswa untuk mencari pemecahan Penelitian ini adalah penelitian
masalah secara mandiri dan hal ini akan pengembangan, karena dalam
memberikan suatu pengalaman konkret pelaksanaannya mengembangkan bahan
dalam pemecahan masalah sehingga ajar berupa e-modul aljabar berorientasi
menumbuhkan dan melatih keterampilan pemecahan masalah untuk meningkatkan
berpikir tingkat tinggi termasuk keterampilan kemampuan berpikir kritis mahasiswa. E-
berpikir kritis. Hal ini sesuai dengan modul dikembangkan dengan menggunakan
pendapat Shadiq (2012) menyatakan bahwa perangkat lunak eXe dengan merujuk pada
salah satu upaya yang dilakukan untuk model pengembangan Plomp. Menurut
mengembangkan kemampuan berpikir kritis Plomp (1997), pelaksanaan pengembangan
sebagai tuntutan era global adalah meliputi beberapa fase seperti: 1) fase
membiasakan peserta didik melakukan investigasi awal; 2) fase design/
pemecahan masalah bukan saja diakhir perancangan; 3) fase realisasi/konstruksi; 4)
pembelajaran tetapi di awal pembelajaran fase tes, evaluasi dan revisi; dan 5) fase
dengan menjadikan pemecahan masalah implementasi. Subjek penelitian ini adalah
sebagai suatu pendekatan pembelajaran mahasiswa yang memprogram kuliah aljabar
matematika. Pendapat ini diperkuat juga semester ganjil tahun akademik 2012/2013
oleh Trianto (2009) yang menyatakan di kelas A sebanyak 34 orang.
bahwa Pengajaran berdasarkan masalah Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
meupakan pendekatan yang efektif untuk meliputi: data kualitas modul, data
pengajaran proses berpikir tingkat tinggi keterampilan berpikir kritis dan data
termasuk didalamnya kemampuan berpikir tanggapan mahasiswa terhadap
kritis. Hasil penelitian terdahulu Suarsana & pelaksanaan perkuliahan menggunakan e-
Parwati (2007) juga menunjukkan bahwa modul. Instrumen pengumpul data yang
pengembangan modul berorientasi digunakan dalam penelitian ini adalah: draft
penalaran dan pemecahan masalah berhasil modul beserta instrumen penilaiannya, tes
mengembangkan keterampilan berpikir kritis keterampilan berpikir kritis, angket
dan kreatif mahasiswa. tanggapan, dan catatan lapangan.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 267


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Kualitas modul ditentukan berdasarkan hasil Kualitas modul dinyatakan dengan


validasi yang dilakukan oleh para pakar. perolehan nilai yang dihitung dengan rumus
Ada 4 komponen yang divalidasi yaitu dari berikut.
segi isi, desain pembelajaran, tampilan
visual dan pemanfaatan software
pendukung. Kualitas modul ditentukan oleh Kriteria nilai diberikan sebagai berikut.
gabungan skor dari keempat komponen
tersebut. Total skor maksimum adalah 70.

Tabel 3.2. Kriteri Konversi Nilai Modul


Nilai Kategori Kualitas E-Modul
Kurang
Cukup
Baik
Sangat Baik
(Kemendiknas, 2010)
Keterampilan berpikir kritis dan tanggapan yaitu menggunakan skor rata-rata secara
mahasiswa terhadap pelaksanaan klasikal. Adapun skor yang diperoleh
pembelajaran menggunakan e-modul dikonversi menggunakan pedoman di
dianalisis menggunakan statistik deskriptif bawah ini.

Tabel 3.3. Kriteria Konversi Skor Motivasi Belajar dan Tanggapan Mahasiswa
Kategori
Rentangan Skor Keterampilan
Tanggapan
Berpikir Kritis
X P  M i  1,5SDi Sangat Tinggi Sangat positif
M i  1,5SDi  X P  M i  0,5SDi Tinggi Positif
M i  0,5SDi  X P  M i  0,5SDi Sedang Sedang
M i  0,5SDi  X P  M i  1,5SDi Rendah Negatif
M i  1,5SDi  X P Sangat Rendah Sangat negative
Keterangan :
X P  Skor rata  rata mahasiswa sec ara klasikal
1
M i  (Skor tertinggi ideal  skor terendah ideal )
2
1
SD i  (Skor tertinggi ideal  skor terendah ideal )
6
(Nurkancana dan Sunartana, 1990)

Tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari 5 Dengan demikian untuk skor maksimum dan
item dengan skor maksimum masing-masing minimum tes dan angket adalah 50 dan 0
butir soal adalah 10 dan skor minimumnya sehingga akan diperoleh table konversi
0. Sedangkan angket menggunakan skala sebagai berikut.
likert dengan banyak item 10 pernyataan.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 268


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Tabel 3.4. Kriteria Konversi Skor Motivasi Belajar dan Tanggapan Mahasiswa
Kategori
Rentangan Skor Keterampilan
Tanggapan
Berpikir Kritis
37, 45  X P Sangat Tinggi Sangat positif
29,15  X P  37, 45 Tinggi Positif
20,85  X P  29,15 Sedang Sedang
12,55  X P  20,85 Rendah Negatif
X P  12,55 Sangat Rendah Sangat negatif
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, ii Keterampilan berpikir kritis
maka ditetapkan 3 indikator keberhasilan mahasiswa minimal berada pada
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. kategori tinggi.
i Kualitas modul minimal berada pada iii Tanggapan mahasiswa terhadap
kategori baik. pelaksanaan perkuliahan minimal
berada pada kategori positif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara ringkas hasil penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut.
Tabel 4.1. Ringkasan Hasil Penelitian
Tujuan
Metode Pencapaian Indikator Keberhasilan Hasil
Penelitian
Mengembangkan Prosedur pengembangan e- Kualitas modul minimal e-modul
e-modul modul menggunakan model berada pada kategori aljabar yang
pengembangan Plomp baik dikembangkan
berkualitas baik
Meningkatkan Melaksanakan perkuliahan Keterampilan berpikir Keterampilan
keterampilan aljabar dengan kritis mahasiswa minimal berpikir kritis
berpikir kritis menggunakan e-modul berada pada kategori mahasiswa
mahasiswa tinggi berada pada
kategori tinggi
Mendeskripsikan Pemberian angket Tanggapan mahasiswa Tanggapan
tanggapan terhadap pelaksanaan mahasiswa
mahasiswa perkuliahan minimal berada pada
berada pada kategori kategori sangat
positif positif
Secara lebih rinci hasil-hasil penelitian di pembelajaran dan ahli II adalah ahli di
atas diuraikan sebagai berikut. bidang media pembelajaran yang menilai
a. Kualitas E-modul komponen tampilan dan pemanfaatan
Validasi e-modul melibatkan 2 orang software pada e-modul.
ahli yaitu ahli I adalah ahli di bidang Adapun hasil penilaian ahli pada masing-
matematika dan pembelajaran matematika masing komponen adalah sebagai berikut.
yang akan menilai komponen isi dan desain

Jurnal Pendidikan Indonesia | 269


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Tabel 4.2. Hasil Penilaian E-modul per Komponen

Komponen Penilaian Skor Maksimum Skor Perolehan Persentase

Isi 13 11 84,6%
Desain pembelajaran 26 21 80,8%
Tampilan visual 19 13 68,4%
Pemanfaatan software 11 8 72,7%
Total 70 53 75,5%

Total skor yang diperoleh adalah 53 dengan - Materi tidak lengkap, belum ada
skor maksimum adalah 70. Bila skor ini apersepsi dan pengayaan
dikonversi ke skala 100 diperoleh nilai e- - Tidak dilengkapinya e-modul dengan
modul adalah 75,5. Berdasarkan kriteria contoh-contoh soal
yang ditetapkan maka dapat disimpulkan e- - Baru menggunakan media gambar saja
modul berada pada kategori baik. belum dilengkapi animasi.
Ada beberapa kelebihan dan - Interaktivitas yang dilakukan mahasiswa
kelemahan yang ditemukan pada prototype belum disimpan dalam database
ini yaitu sebagai berikut. Pada bagian akhir dari instrumen
Kelebihan: evaluasi, kedua ahli diminta untuk
- Cakupan materi yang eksploratif yaitu memberikan rekomendasi akhir dari media
mendorong mahasiswa untuk mencari yang dinilai. Kedua ahli menyatakan bahwa
informasi sebanyak-banyaknya dari e-modul ini masih perlu diperbaiki lagi dan
berbagai sumber. agar media ini layak sebagai bahan ajar
- Inovatif yaitu memunculkan hal-hal baru utama maka harus dilakukan perbaikan-
dalam pendekatan penyajian suatu perbaikan terutama melengkapi uraian
konsep. materi dan menambahkan beberapa contoh-
- Dilengkapinya modul dengan contoh soal.
latihan/tes/simulasi yang bersifat
interaktif dan dapat memberikan umpan b. Keterampilan Berpikir Kritis dan
balik dengan segera Tanggapan Mahasiswa
- Dilengkapinya modul dengan navigasi Ujicoba dilakukan untuk Bab 1
yang memudahkan pembaca Persamaan dan Fungsi Kuadrat.
menelusuri isi modul dengan cepat. Perkuliahan dilakukan selama 3 kali tatap
- Telah ada interaktivitas walaupun hanya muka dengan suplemen pembelajaran
pada butir soal. online. Setelah pembahasan Bab 1 selesai,
- Telah menggunakan beberapa software diadakan tes untuk mengukur keterampilan
pendukung. berpikir kritis mahasiswa. Tes terdiri dari 5
Kelemahan: butir soal yang disusun mengacu pada 5
- Kurang lengkapnya cakupan materi indikator keterampilan berpikir kritis yang
sehingga e-modul ini tidak tepat telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
dijadikan bahan ajar utama tetapi lebih perolehan skor mahasiswa adalah sebagai
tepat sebagai suplemen materi. berikut.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 270


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Tabel 4.3. Ukuran Data Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis Persamaan dan fungsi
Kuadrat
Ukuran Data Nilai
Rata-rata 27,6
Standar Deviasi 11,3
Skor Maksimum 40
Skor Minimum 15
Skor Maksimum Ideal 50

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka 2. Mengasumsikan mahasiswa


rata-rata keterampilan berpikir kritis dianggap hadir dalam kelas online
mahasiswa berada pada kategori sedang. jika telah mendownload materi,
Ada beberapa temuan penting terkait uji berpartisipasi di forum diskusi dan
coba e-modul dalam perkuliahan aljabar mengerjakan kuis online.
yaitu di antaranya sebagai berikut. 3. Memberikan skor pada mahasiswa
1. Awalnya mahasiswa menghadapi bukan hanya pada yang ikut kuis
kendala teknis dalam pembelajaran tetapi juga bagi yang berpartisipasi
online misalnya lupa user dan dalam kegiatan forum diskusi yang
password pada saat mendaftar di disediakan.
awal, belum mengenal dengan baik Berdasarkan perbaikan tersebut selanjutnya
fitur-fitur yang disediakan, dan tidak perkuliahan aljabar untuk Bab 2 Suku
bisa berpartisipasi dalam forum dan Banyak kembali menggunakan e-modul
tes formatif online. berorientasi pemecahan masalah.
2. Partisipasi mahasiswa dalam forum Pertemuan tatap muka dilakukan sebanyak
diskusi online masih rendah. 3 kali dengan suplemen pembelajaran
Beberapa perbaikan dilakukan untuk lebih online. Setelah pembahasan Bab 2
mengoptimalkan penggunaan e-modul rampung, kembali diadakan tes
dalam pembelajaran aljabar yaitu sebagai keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari 5
berikut. item soal.
1. Mengintegrasikan permasalahan Adapun perolehan skor mahasiswa adalah
yang diberikan pada modul menjadi sebagai berikut.
bahan diskusi pada forum.

Tabel 4.4. Ukuran Data Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis Suku Banyak
Ukuran Data Nilai
Rata-rata 31,4
Standar Deviasi 10,6
Skor Maksimum 44
Skor Minimum 20
Skor Maksimum Ideal 50

Berdasarkan criteria yang ditetapkan maka Selanjutnya tanggapan mahasiswa terhadap


rata-rata keterampilan berpikir kritis penggunaan e-modul dalam perkuliahan
mahasiswa berada pada kategori tinggi. aljabar diukur dengan menggunakan angket
dan diperoleh hasil sebagai berikut.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 271


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Tabel 4.5. Ukuran Data Tanggapan Mahasiswa

Ukuran Data Nilai


Rata-rata 36
Standar Deviasi 8,4
Skor Maksimum 46
Skor Minimum 34
Skor Maksimum Ideal 50

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka yang dihasilkan telah memenuhi aspek
rata-rata tanggapan mahasiswa terhadap kelayakan baik dari segi isi, desain
penggunaan e-modul berada pada kategori pembelajaran, tampilan visual dan
sangat positif. pemanfaatan software pendukung. Keempat
komponen tersebut merupakan komponen
PEMBAHASAN utama yang mesti diperhatikan dalam
Pengembangan e-modul berorientasi pengembangan bahan ajar berbasis TIK
pemecahan masalah membutuhkan (Kemendiknas, 2010).
berbagai tahapan mulai dari fase investigasi Menindaklanjuti hasil validasi dari masing-
awal, fase perancangan, fase masing ahli selanjutnya diadakan perbaikan
realisasi/konstruksi, fase tes/evaluasi dan di antaranya sebagai berikut.
revisi serta fase implementasi. 1. Uraian materi dibuat lebih lengkap dan
Pada investigasi awal, teridentifikasi dua detail dengan melengkapinya dengan
permasalahan utama yang perlu apersepsi, contoh soal dan pengayaan.
diperhatikan dan mendapat penanganan 2. Perbanyak jumlah dan variasi
dalam pembelajaran antara lain: penggunaan media seperti gambar,
pemanfaatan e-learning yang belum optimal animasi atau video.
dan rendahnya keterampilan berpikir kritis Agar e-modul yang dihasilkan bisa
mahasiswa. Berdasarkan kajian dilakukan berkualitas dan cukup valid digunakan maka
dirancanglah langkah pemecahan berupa memerlukan beberapa kali uji coba. Dalam
pengembangan e-modul berorientasi penelitian ini, hal ini belum bisa dilakukan
pemecahan masalah. Selanjutnya pada sepenuhnya karena waktu yang tidak
tahap design/perancangan model dilakukan memungkinkan. Ujicoba yang dilakukan
desain e-modul dan juga instrument adalah uji coba secara terpakai pada
penelitian pendukungnya seperti lembar perkuliahan Aljabar di kelas A pada
penilaian modul, tes keterampilan berpikir semester ganjil tahun akademik 2012/2013
kritis dan angket tanggapan mahasiswa. yaitu dengan jumlah mahasiswa 34 orang.
Pada tahap realisasi, modul dan instrument Dilihat dari keterampilan berpikir kritis
penelitian disusun berdasarkan desain yang mahasiswa pada uji coba siklus 1, tergolong
telah dibuat sehingga dihasilkan prototype sedang, berarti belum sesuai dengan
produk. harapan. Berdasarkan hasil pengamatan,
Setelah prototype e-modul dihasilkan, hal ini terjadi karena dalam mengikuti
dilakukan penilaian oleh ahli di bidangnya. perkuliahan, utamanya perkuliahan online
Dari hasil penilaian terungkap beberapa banyak mahasiswa mengalami kendala
kelebihan dan kelemahan yang ada pada e- teknis dan belum tahu fitur-fitur yang
modul yang dikembangkan ini. Secara tersedia dalam portal elearning yang dalam
keseluruhan e-modul yang dihasilkan telah hal ini digunakan learning management
berkualitas baik. Hal ini berarti e-modul system (LMS) moodle. Banyak mahasiswa

Jurnal Pendidikan Indonesia | 272


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

belum berpartisipasi dalam forum diskusi proses berpikir tingkat tinggi termasuk
online yang disediakan. Mereka didalamnya kemampuan berpikir kritis.
mendownload e-modul yang diberikan tanpa Kedua, lingkungan belajar online yang
berbagi tanggapan terhadap isi dari e- memungkinkan mahasiswa mengekplorasi
modul. Dalam konteks ini, e-modul belum informasi dari berbagai sumber dengan
dimanfaatkan atau diekplorasi secara cepat dan mudah. Hal ini akan mendorong
optimal oleh mahasiswa. mahasiswa belajar untuk kritis dan selektif
Upaya pemecahan yang ditempuh terkait dalam memilih informasi yang ada sesuai
dengan masalah ini adalah permasalahan yang diberikan. Mahasiswa
mensosialisasikan fitur-fitur moodle yang dapat mengontrol pembelajarannya sendiri,
bisa dikelola mahasiswa, mengintegrasikan mereka bebas menentukan cara belajarnya
permasalahan yang diberikan pada modul sendiri. Mertasari (2010) menambahkan
menjadi bahan diskusi pada forum, bahwa penggunaan modul web dan
menetapkan bahwa mahasiswa dianggap pembelajaran bermedia akan menjamin
hadir di kelas online jika telah mendownload kontrol mahasiswa, fleksibilitas, bebas
materi, berpartisipasi di forum diskusi dan konteks dan juga relative bebas konvensi
mengerjakan kuis online, serta memberikan sosial. Hasil ini menegaskan apa yang
skor pada mahasiswa bukan hanya pada diungkapkan Mac Kinnon (dalam
yang ikut kuis tetapi juga bagi yang Muderawan, 2011) yang menyatakan bahwa
berpartisipasi dalam kegiatan forum diskusi teknologi akan membantu mengembangkan
yang disediakan. semua jenis keterampilan berpikir mulai dari
tingkat yang paling mendasar hingga tingkat
Dengan perbaikan tersebut kembali keterampilan berpikir kritis..
diadakan uji coba siklus 2 untuk topik Suku Ketiga, adanya forum diskusi online yang
Banyak. Hasil tes keterampilan berpikir kritis mendorong semua mahasiswa berpendapat
menunjukkan terjadi peningkatan baik sehingga mereka terlatih untuk menanggapi
secara kuantitas maupun kualitas yaitu dari atau mengkritisi pendapat teman mereka
rata-rata 27,6 (sedang) menjadi 31,4 (tinggi). yang kurang sesuai dengan pemahaman
Hasil ini telah memenuhi indikator mereka. Kesempatan bertanya dan
keberhasilan yang ditetapkan. Beberapa hal menanggapi di forum diskusi online sangat
yang diyakini berperan besar dalam terbuka lebar dan luas sehingga mendorong
pencapaian peningkatan ini adalah hal-hal terbentuknya komunitas belajar. Sunarto
berikut. (2011) menyatakan bahwa keberadaan
Pertama, e-modul disusun menggunakan komunitas belajar akan membawa dampak
pendekatan pemecahan masalah yang pada peningkatan kualitas dan kedalaman
mengarahkan mahasiswa untuk melakukan berpikir serta mendorong proses inkuiri.
pemecahan masalah. Hal ini secara Keduanya akan berdampak langsung pada
langsung akan melatih mahasiswa berpikir peningkatan keterampilan berpikir kritis.
kritis. Hasil ini menegaskan kembali apa Tanggapan mahasiswa terhadap
yang telah diperleh pada penelitian perkuliahan menggunakan e-modul yang
sebelumnya yang menunjukkan bahwa dikembangkan adalah sangat positif. Hal ini
penggunaan modul berorientasi penalaran menandakan mereka sudah dapat
dan pemecahan masalah berhasil menikmati cara belajar yang diterapkan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan tidak merasakan sebagai suatu
dan kreatif mahasiswa. Hal senada beban. Di awal memang meraka merasa
diungkapkan oleh Trianto (2009) yang agak kesulitan mengikuti perkuliahan sebab
menyatakan bahwa Pengajaran sebagian dari mereka belum pernah belajar
berdasarkan masalah meupakan dalam lingkungan online, tetapi setelah
pendekatan yang efektif untuk pengajaran berjalan beberapa pertemuan mereka mulai

Jurnal Pendidikan Indonesia | 273


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

menyenanginya dan telah tumbuh information Literacy. Volume 5


kemandirian dalam belajar. issue 1. Hal 65-88
Gozali, F. dan Billion Lo. 2011.
SIMPULAN DAN SARAN
“Pemanfaatan Teknologi Open
Berdasarkan hasil penelitian dan
Source dalam Pengembangan
pembahasan dapat disimpulkan beberapa
Proses Belajar Jarak Jauh di
hal sebagai berikut: (1) Modul yang disusun
Perguruan Tinggi ”. Makalah
telah berkualitas baik dan masih perlu
disajikan dalam Seminar Nasional
disempurnakan lagi. (2) Melalui penggunaan
Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi
e-modul berorientasi pemecahan masalah,
TIdalam Dunia Pendidikan. Jurusan
keterampilan berpikir kritis mahasiswa
Pendidikan Teknik Informasika.
mengalami peningkatan dari rata-rata 27,6
Singaraja. 20 September 2011
(sedang) pada siklus I menjadi 31,4 (tinggi)
pada siklus II. (3) Tanggapan mahasiswa Kemendiknas. 2010. Panduan
terhadap pelaksanaan perkuliahan Pengembangan Bahan Ajar
menggunakan e-modul berorientasi Berbasis TIK. Jakarta: Dirjen
pemecahan masalah adalah sangat positif. Manajemen Pendidikan dasar dan
Beberapa saran yang dapat Menengah
disampaikan dalam hal ini adalah sebagai
Muderawan, I.W. 2011. “Perkembangan
berikut. (1) Penggunaan e-modul dalam
pembelajaran memerlukan persiapan yang Teknologi Informasi dan
matang terutama dalam penyiapan Komunikasidan Aplikasinya dalam
Pembelajaran”. Makalah disajikan
lingkungan belajar online dan pengelolaan
dalam Seminar Nasional
interaksi dengan mahasiswa sehingga
Optimalisasi Pemanfaatan Aplikasi
keberadaannya dapat meningkatkan
kualitas perkuliahan dan bukan sebaliknya. TIdalam Dunia Pendidikan. Jurusan
(2) Perlu penelitian lebih lanjut terutama Pendidikan Teknik Informasika.
Singaraja. 20 September 2011
untuk melihat dampak penerapan
pembelajaran berbantuan e-modul http:// eXelearning.org
berorientasi pemecahan masalah terhadap
berbagai komponen kualitas pembelajaran. Nurchali.2010. Pengaruh Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Informasi dalam Pembelajaran
Kimia Terhadap Peningkatan Hasil
Candiasa. I.M. 2009. Optimalisasi Portal E- Belajar Mahasiswa. Jurnal
learning Undiksha sebagai Pendidikan dan Kebudayaan.
Komplemen Perkuliahan Volume 16. Halaman 648 -658.
Konvensional. Makalah disajikan
pada workshop yang Plomp, T. 1997. Educational and Training
diselenggarakan oleh LP3 Undiksha Sistem Design. Enschede:
tanggal 5 Desember 2009 University of Twente

Chaeruman, Uwes. 2010. E-Learning dalam Purwaningsih, D dan Pujianto. 2009.


Pendidikan Jarak Jauh. Jakarta : “Blended Cooperative E-learning
Kemendiknas sebagai sarana Pendidikan
Penunjang Learning Community”
Galvin, B. 2011. “A Blended Learning makalah disampaikan dalam
Course Teaching Information seminar nasional UNY dengan tema
Literacy For Substance Use Peranan ICT dalam Pembelajaran.
Prevention Work” Journal of Yogyakarta, 25 Juli 2009.

Jurnal Pendidikan Indonesia | 274


ISSN: 2303-288X Vol. 2, No. 2, Oktober 2013

Laporan Penelitian (tidak


diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Santosa, P.I. 2011. “Model Konseptual
Matematika, Undiksha
Pemanfaatan teori Flow dalam E-
learning”. Makalah disajikan dalam Sucita, I N. 2010. Pemetaan Kompetensi
Seminar Nasional Optimalisasi Guru Matematika. Majalah
Pemanfaatan Aplikasi TIdalam Saraswati. Edisi II.
Dunia Pendidikan. Jurusan
Halaman 15-17
Pendidikan Teknik Informasika.
Singaraja. 20 September 2011 Sunarto. 2011. Komunitas Pembelajaran.
Tersedia di
Shadiq, F. 2012. Pentingnya pemecahan
http://sunartombs.wordpress.com/20
Masalah. Tersedia pada
11/08/12/komunitas-pembelajaran-
http://p4tkmatematika.org/file/proble
learning-community/(diakses 8
msolving/Pemecahan_Masalah_SM
Nopember 2012).
P.pdf (diakses tanggal 10 Januari
2012) Surjono, H.D., 2009. Pengantar E-learning
dan Penyiapan Materi
Suarsana, I. M. dan Ni Nyoman Parwati.
Pembelajaran. Puskom UNY
2007. Pengembangan Modul Teori
Bilangan Berorientasi Penalaran Trianto. 2009. Mendesain Model
Dan Pemecahan Masalah untuk Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Mengembangkan Kompetensi Jakarta : Kencana Prenada Media
Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa. Group

Jurnal Pendidikan Indonesia | 275

Anda mungkin juga menyukai