Komponen Emodul Berpikir Kritis PDF
Komponen Emodul Berpikir Kritis PDF
2, Oktober 2013
email: suarsana1983@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan e-modul aljabar berorientasi pemecahan
masalah, mengetahui kefektifan penggunaan e-modul dalam meningkatkan keterampilan
berpikir kritis mahasiswa serta mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-
modul dalam perkuliahan aljabar. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan
penelitian pengembangan dengan mengadopsi model Plomp yang meliputi beberapa fase
seperti: 1) fase investigasi awal; 2) fase design/perancangan; 3) fase realisasi/konstruksi; 4)
fase tes, evaluasi dan revisi; dan 5) fase implementasi. Penelitian ini tidak sampai pada
tahap implementasi karena waktu yang tidak memungkinkan. Hasil yang diperoleh melalui
penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) E-modul yang telah disusun berkualitas baik, namun
masih perlu disempurnakan lagi. 2). Penggunaan e-modul dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis mahasiswa. 3) Tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan e-
modul dalam perkuliahan adalah sangat positif.
Kata Kunci: e-modul, keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah
Abstract
The aim of this research was to develop a problem solving oriented e-module of algebra, to
analiyze effectiveness of the use of e-module in improving critical thinking skill, and to
describe response of students to the e-module. This research was conducted using the
design of research and development by adopting a Plomp model as follows: a) preliminary
investigation phase, b) design phase, c) realization/construction phase, d) test, evaluation,
and revision phase and, e) implementation phase. The result shows that: 1) e-module has
been prepared good quality, but still need to be refined again, 2) critical thinking skill of
students can be enhanced to good level, 3) the response of students to the lectures which
implemented using the e-module is very positive.
Tabel 3.3. Kriteria Konversi Skor Motivasi Belajar dan Tanggapan Mahasiswa
Kategori
Rentangan Skor Keterampilan
Tanggapan
Berpikir Kritis
X P M i 1,5SDi Sangat Tinggi Sangat positif
M i 1,5SDi X P M i 0,5SDi Tinggi Positif
M i 0,5SDi X P M i 0,5SDi Sedang Sedang
M i 0,5SDi X P M i 1,5SDi Rendah Negatif
M i 1,5SDi X P Sangat Rendah Sangat negative
Keterangan :
X P Skor rata rata mahasiswa sec ara klasikal
1
M i (Skor tertinggi ideal skor terendah ideal )
2
1
SD i (Skor tertinggi ideal skor terendah ideal )
6
(Nurkancana dan Sunartana, 1990)
Tes keterampilan berpikir kritis terdiri dari 5 Dengan demikian untuk skor maksimum dan
item dengan skor maksimum masing-masing minimum tes dan angket adalah 50 dan 0
butir soal adalah 10 dan skor minimumnya sehingga akan diperoleh table konversi
0. Sedangkan angket menggunakan skala sebagai berikut.
likert dengan banyak item 10 pernyataan.
Tabel 3.4. Kriteria Konversi Skor Motivasi Belajar dan Tanggapan Mahasiswa
Kategori
Rentangan Skor Keterampilan
Tanggapan
Berpikir Kritis
37, 45 X P Sangat Tinggi Sangat positif
29,15 X P 37, 45 Tinggi Positif
20,85 X P 29,15 Sedang Sedang
12,55 X P 20,85 Rendah Negatif
X P 12,55 Sangat Rendah Sangat negatif
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, ii Keterampilan berpikir kritis
maka ditetapkan 3 indikator keberhasilan mahasiswa minimal berada pada
dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. kategori tinggi.
i Kualitas modul minimal berada pada iii Tanggapan mahasiswa terhadap
kategori baik. pelaksanaan perkuliahan minimal
berada pada kategori positif.
Isi 13 11 84,6%
Desain pembelajaran 26 21 80,8%
Tampilan visual 19 13 68,4%
Pemanfaatan software 11 8 72,7%
Total 70 53 75,5%
Total skor yang diperoleh adalah 53 dengan - Materi tidak lengkap, belum ada
skor maksimum adalah 70. Bila skor ini apersepsi dan pengayaan
dikonversi ke skala 100 diperoleh nilai e- - Tidak dilengkapinya e-modul dengan
modul adalah 75,5. Berdasarkan kriteria contoh-contoh soal
yang ditetapkan maka dapat disimpulkan e- - Baru menggunakan media gambar saja
modul berada pada kategori baik. belum dilengkapi animasi.
Ada beberapa kelebihan dan - Interaktivitas yang dilakukan mahasiswa
kelemahan yang ditemukan pada prototype belum disimpan dalam database
ini yaitu sebagai berikut. Pada bagian akhir dari instrumen
Kelebihan: evaluasi, kedua ahli diminta untuk
- Cakupan materi yang eksploratif yaitu memberikan rekomendasi akhir dari media
mendorong mahasiswa untuk mencari yang dinilai. Kedua ahli menyatakan bahwa
informasi sebanyak-banyaknya dari e-modul ini masih perlu diperbaiki lagi dan
berbagai sumber. agar media ini layak sebagai bahan ajar
- Inovatif yaitu memunculkan hal-hal baru utama maka harus dilakukan perbaikan-
dalam pendekatan penyajian suatu perbaikan terutama melengkapi uraian
konsep. materi dan menambahkan beberapa contoh-
- Dilengkapinya modul dengan contoh soal.
latihan/tes/simulasi yang bersifat
interaktif dan dapat memberikan umpan b. Keterampilan Berpikir Kritis dan
balik dengan segera Tanggapan Mahasiswa
- Dilengkapinya modul dengan navigasi Ujicoba dilakukan untuk Bab 1
yang memudahkan pembaca Persamaan dan Fungsi Kuadrat.
menelusuri isi modul dengan cepat. Perkuliahan dilakukan selama 3 kali tatap
- Telah ada interaktivitas walaupun hanya muka dengan suplemen pembelajaran
pada butir soal. online. Setelah pembahasan Bab 1 selesai,
- Telah menggunakan beberapa software diadakan tes untuk mengukur keterampilan
pendukung. berpikir kritis mahasiswa. Tes terdiri dari 5
Kelemahan: butir soal yang disusun mengacu pada 5
- Kurang lengkapnya cakupan materi indikator keterampilan berpikir kritis yang
sehingga e-modul ini tidak tepat telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
dijadikan bahan ajar utama tetapi lebih perolehan skor mahasiswa adalah sebagai
tepat sebagai suplemen materi. berikut.
Tabel 4.3. Ukuran Data Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis Persamaan dan fungsi
Kuadrat
Ukuran Data Nilai
Rata-rata 27,6
Standar Deviasi 11,3
Skor Maksimum 40
Skor Minimum 15
Skor Maksimum Ideal 50
Tabel 4.4. Ukuran Data Skor Tes Keterampilan Berpikir Kritis Suku Banyak
Ukuran Data Nilai
Rata-rata 31,4
Standar Deviasi 10,6
Skor Maksimum 44
Skor Minimum 20
Skor Maksimum Ideal 50
Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka yang dihasilkan telah memenuhi aspek
rata-rata tanggapan mahasiswa terhadap kelayakan baik dari segi isi, desain
penggunaan e-modul berada pada kategori pembelajaran, tampilan visual dan
sangat positif. pemanfaatan software pendukung. Keempat
komponen tersebut merupakan komponen
PEMBAHASAN utama yang mesti diperhatikan dalam
Pengembangan e-modul berorientasi pengembangan bahan ajar berbasis TIK
pemecahan masalah membutuhkan (Kemendiknas, 2010).
berbagai tahapan mulai dari fase investigasi Menindaklanjuti hasil validasi dari masing-
awal, fase perancangan, fase masing ahli selanjutnya diadakan perbaikan
realisasi/konstruksi, fase tes/evaluasi dan di antaranya sebagai berikut.
revisi serta fase implementasi. 1. Uraian materi dibuat lebih lengkap dan
Pada investigasi awal, teridentifikasi dua detail dengan melengkapinya dengan
permasalahan utama yang perlu apersepsi, contoh soal dan pengayaan.
diperhatikan dan mendapat penanganan 2. Perbanyak jumlah dan variasi
dalam pembelajaran antara lain: penggunaan media seperti gambar,
pemanfaatan e-learning yang belum optimal animasi atau video.
dan rendahnya keterampilan berpikir kritis Agar e-modul yang dihasilkan bisa
mahasiswa. Berdasarkan kajian dilakukan berkualitas dan cukup valid digunakan maka
dirancanglah langkah pemecahan berupa memerlukan beberapa kali uji coba. Dalam
pengembangan e-modul berorientasi penelitian ini, hal ini belum bisa dilakukan
pemecahan masalah. Selanjutnya pada sepenuhnya karena waktu yang tidak
tahap design/perancangan model dilakukan memungkinkan. Ujicoba yang dilakukan
desain e-modul dan juga instrument adalah uji coba secara terpakai pada
penelitian pendukungnya seperti lembar perkuliahan Aljabar di kelas A pada
penilaian modul, tes keterampilan berpikir semester ganjil tahun akademik 2012/2013
kritis dan angket tanggapan mahasiswa. yaitu dengan jumlah mahasiswa 34 orang.
Pada tahap realisasi, modul dan instrument Dilihat dari keterampilan berpikir kritis
penelitian disusun berdasarkan desain yang mahasiswa pada uji coba siklus 1, tergolong
telah dibuat sehingga dihasilkan prototype sedang, berarti belum sesuai dengan
produk. harapan. Berdasarkan hasil pengamatan,
Setelah prototype e-modul dihasilkan, hal ini terjadi karena dalam mengikuti
dilakukan penilaian oleh ahli di bidangnya. perkuliahan, utamanya perkuliahan online
Dari hasil penilaian terungkap beberapa banyak mahasiswa mengalami kendala
kelebihan dan kelemahan yang ada pada e- teknis dan belum tahu fitur-fitur yang
modul yang dikembangkan ini. Secara tersedia dalam portal elearning yang dalam
keseluruhan e-modul yang dihasilkan telah hal ini digunakan learning management
berkualitas baik. Hal ini berarti e-modul system (LMS) moodle. Banyak mahasiswa
belum berpartisipasi dalam forum diskusi proses berpikir tingkat tinggi termasuk
online yang disediakan. Mereka didalamnya kemampuan berpikir kritis.
mendownload e-modul yang diberikan tanpa Kedua, lingkungan belajar online yang
berbagi tanggapan terhadap isi dari e- memungkinkan mahasiswa mengekplorasi
modul. Dalam konteks ini, e-modul belum informasi dari berbagai sumber dengan
dimanfaatkan atau diekplorasi secara cepat dan mudah. Hal ini akan mendorong
optimal oleh mahasiswa. mahasiswa belajar untuk kritis dan selektif
Upaya pemecahan yang ditempuh terkait dalam memilih informasi yang ada sesuai
dengan masalah ini adalah permasalahan yang diberikan. Mahasiswa
mensosialisasikan fitur-fitur moodle yang dapat mengontrol pembelajarannya sendiri,
bisa dikelola mahasiswa, mengintegrasikan mereka bebas menentukan cara belajarnya
permasalahan yang diberikan pada modul sendiri. Mertasari (2010) menambahkan
menjadi bahan diskusi pada forum, bahwa penggunaan modul web dan
menetapkan bahwa mahasiswa dianggap pembelajaran bermedia akan menjamin
hadir di kelas online jika telah mendownload kontrol mahasiswa, fleksibilitas, bebas
materi, berpartisipasi di forum diskusi dan konteks dan juga relative bebas konvensi
mengerjakan kuis online, serta memberikan sosial. Hasil ini menegaskan apa yang
skor pada mahasiswa bukan hanya pada diungkapkan Mac Kinnon (dalam
yang ikut kuis tetapi juga bagi yang Muderawan, 2011) yang menyatakan bahwa
berpartisipasi dalam kegiatan forum diskusi teknologi akan membantu mengembangkan
yang disediakan. semua jenis keterampilan berpikir mulai dari
tingkat yang paling mendasar hingga tingkat
Dengan perbaikan tersebut kembali keterampilan berpikir kritis..
diadakan uji coba siklus 2 untuk topik Suku Ketiga, adanya forum diskusi online yang
Banyak. Hasil tes keterampilan berpikir kritis mendorong semua mahasiswa berpendapat
menunjukkan terjadi peningkatan baik sehingga mereka terlatih untuk menanggapi
secara kuantitas maupun kualitas yaitu dari atau mengkritisi pendapat teman mereka
rata-rata 27,6 (sedang) menjadi 31,4 (tinggi). yang kurang sesuai dengan pemahaman
Hasil ini telah memenuhi indikator mereka. Kesempatan bertanya dan
keberhasilan yang ditetapkan. Beberapa hal menanggapi di forum diskusi online sangat
yang diyakini berperan besar dalam terbuka lebar dan luas sehingga mendorong
pencapaian peningkatan ini adalah hal-hal terbentuknya komunitas belajar. Sunarto
berikut. (2011) menyatakan bahwa keberadaan
Pertama, e-modul disusun menggunakan komunitas belajar akan membawa dampak
pendekatan pemecahan masalah yang pada peningkatan kualitas dan kedalaman
mengarahkan mahasiswa untuk melakukan berpikir serta mendorong proses inkuiri.
pemecahan masalah. Hal ini secara Keduanya akan berdampak langsung pada
langsung akan melatih mahasiswa berpikir peningkatan keterampilan berpikir kritis.
kritis. Hasil ini menegaskan kembali apa Tanggapan mahasiswa terhadap
yang telah diperleh pada penelitian perkuliahan menggunakan e-modul yang
sebelumnya yang menunjukkan bahwa dikembangkan adalah sangat positif. Hal ini
penggunaan modul berorientasi penalaran menandakan mereka sudah dapat
dan pemecahan masalah berhasil menikmati cara belajar yang diterapkan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dengan tidak merasakan sebagai suatu
dan kreatif mahasiswa. Hal senada beban. Di awal memang meraka merasa
diungkapkan oleh Trianto (2009) yang agak kesulitan mengikuti perkuliahan sebab
menyatakan bahwa Pengajaran sebagian dari mereka belum pernah belajar
berdasarkan masalah meupakan dalam lingkungan online, tetapi setelah
pendekatan yang efektif untuk pengajaran berjalan beberapa pertemuan mereka mulai