Anda di halaman 1dari 61

Tri Wijayanti, SKM, M.

Sc
Instalasi Parasitologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Epidemiologi

Host

Agent Environment
Diagnosis

Ibu Hamil

Penderita
+++ / -
-- RDT
(Serologis)

Mikroskopis
Gold standart
Asal SD Malaria

 ACD (Active Case Detection)

 PCD (Pasive Case Detection)

 MFS (Mass Fever Suvey)

 MS (Malariometric Survey)

 Surveilans Migrasi

 Contact Survey

 MBS (Mass Blood Survey)


Agent Malaria

 Parasit malaria adalah protozoa atau binatang bersel satu bergenus


Plasmodium , hidup sebagai parasit pada sel darah merah. Parasit
adalah suatu istilah, berkenan dengan cara mahluk hidup
mendapatkan makanannya. Plasmodium memakan sel darah merah
(hemoglobin sel darah merah) mengakibatkan induk semang/host
(penderita) mengalami anemia.

 Taksonomi : tergolong Protozoa , genus Plasmodium, famili


Plasmodiidae dari ordo coccidiidae. Semua protozoa yang tidak
memiliki alat gerak khusus dan berkembangbiak dengan spora
digolongkan dalam filum sporozoa, contohnya plasmodium.
Jenis – jenis plasmodium
• Malaria tropikana (malaria berat/malaria otak yang fatal)
P. • Gejala serangannya timbul berselang setiap dua hari (48 jam) sekali
falcifarum

• Penyebab penyakit malaria tertiana


P. vivax • Gejala serangannya timbul berselang setiap tiga hari

• Penyebab penyakit malaria kuartana


P. • Gejala serangannya timbul berselang setiap empat hari
malariae

• Penyebab penyakit limpa


• Plasmodium ini jarang di Indonesia, banyak dijumpai di Afrika dan
P. ovale pasifik barat

• Morfologi mirip dengan P. vivax, P. falcifarum dan P. Malariae


P. • Penegakan diagnosis melalui PCR
knowlesi • Reservoir : Macaca fasccicularis
Siklus hidup
Kriteria SD Berkualitas Baik

 Latar belakang lapang pandang (l.p) terlihat jernih.


 Pada setiap l.p mikroskop terdapat 10 – 20 leukosit,
 Inti lekosit berwarna ungu, inti parasit merah
sitoplasma biru.
 Warna merah, ungu, biru/abu-abu dan hitam harus
kontras
 Bila SD diletakkan di atas koran, huruf di koran
terbaca mudah.
Cara mencapai kualitas SD yang
memenuhi standar teknis?
Sediaan darah harus bersih
Volume darah yang diambil
harus cukup (0,5 mm) /2-3 tts
Ketebalan SD harus baik
(leukosit 10-20 per l.p)
Darah tidak boleh terfiksasi
Proses hemolisa harus
berlangsung sempurna.
Proses hemolisa
tidak sempurna
Faktor-faktor yang menentukan mutu SD

1. Kualitas dan kebersihan KS


2. Pengambilan darah dilakukan di tempat
yang aman, terbebas dari pengaruh
debu, lalat dan sinar matahari langsung
3. Biarkan kering oleh udara
4. Amankan SD sebelum diwarnai
5. Pewarnaan 24 jam hasil baik
6. Cara pembuatan SD
1. Pegang tangan kiri
pasien dengan posisi
telapak tangan
menghadap ke atas

2. Pilih jari tengah atau


jari manis (pada bayi
usia 6-12 bln darah
diambil dari ujung ibu
jari kaki dan bayi < 6
bln darah diambil dari
tumit)

3. Bersihkan jari dengan


kapas beralkohol untuk
menghilangkan kotoran
dan minyak yang
menempel pada jari tsb
4. Setelah kering, jari
ditekan agar darah
terkumpul di ujung jari

5. Tusuk bagian ujung jari


(agak pinggir, dekat
kuku) secara cepat
dengan menggunakan
lancet

6. Tetes darah pertama


yang keluar dibersihkan
dengan kapas kering,
untuk menghilangkan
bekuan darah dan sisa
alkohol
7. Tekan kembali ujung
jari sampai darah
keluar, ambil object
glass bersih (pegang
object glass di bagian
tepinya). Posisi object
glass berada di bawah
jari tersebut

8. Teteskan 1 tetes darah


bagian tengah object
glass untuk SD tipis.
Selanjutnya 2-3 tetes
darah yang lebih besar
untuk SD tebal

9. Bersihkan sisa darah di


ujung jari dengan kapas
10. Letakkan object glass
yang berisi tetesan darah
di atas meja yang rata

11. Untuk membuat SD tipis,


ambil object glass baru.
Tempelkan ujungnya pada
tetes darah kecil sampai
darah tersebut menyebar
sepanjang sisi object glass

12. Dengan sudut 45o geser


object glass dgn cepat ke
arah yang berlawanan
dengan tetes darah tebal,
shg di dapatkan sediaan
hapus (bentuk lidah)
13. Untuk SD tebal ujung object glass kedua ditempelkan
pada ke tiga tetes darah tebal. Darah dibuat homogen
dgn cara memutar ujung object glass searah jarum jam,
shg membentuk bulatan diameter 1 cm
14. Pemberian label/etiket
dilakukan pada bagian
pangkal SD tipis yang
sudah kering dengan
pinsil. Tulis nama,
nomor dan tanggal
pembuatan
Penulisan etiket
 Etiket dapat dibuat dari kertas label
 Penulisan etiket dengan menggunakan pinsil biasa dan ditulis dengan
jelas
 Etiket meliputi kode tempat, tanggal/tahun pembuatan SD, serta nomor
SD (nomor pasien). Nomor SD terkecil terletak paling dekat dengan
etiket.
 Kode pada etiket harus sama dengan pencatatan pada buku/formulir
pengambilan darah (MS, PCD, ACD).
Contoh : AR
◦ Etiket pada pengambilan SD kegiatan MS 27-28
17-8-2001
◦ Kode desa/lokasi kegiatan (misal Desa Air Raya)
◦ diberi kode AR;
◦ 27-28 = nomor urut SD diambil
◦ 17–08–2001 = tanggal pembuatan SD
◦ No kecil yang dekat dengan etiket
PEWARNAAN SEDIAAN
DARAH MALARIA
Pewarnaan cepat

Pewarnaanlambat
Cara pewarnaan SD yang baik
Pewarnaan individu atau pewarnaan cepat.
 Pewarnaan individu yang dimaksud disini adalah
pewarnaan pada sediaan darah pasien yang hasil
diagnosanya dapat segera diketahui karena
berkepentingan dengan pengobatan yang akan
diberikan. Biasanya pewarnaan pada SD hasil
PCD di Rumah Sakit, Puskesmas atau Pustu, atau
SD pada penderita yang dirawat di Puskesmas
perawatan, atau di Rumah Sakit yang bukan SD
untuk kepentingan data follow-up.
SD diletakkan pada rak pewarnaan atau
di tempat datar dan perhatikan darah
harus berada di bagian atas.

Giemsa diencerkan sesuai dengan


takaran lalu kocok sampai larutan
homogen

Stok Giemsa 2 tetes + pengencer 1 cc


(konsentrasi Giemsa 10 %) untuk
pewarnaan dengan waktu pewarnaan 15 –
20 menit, atau

Stok Giemsa 3 tetes + pengencer 1cc


(konsentrasi Giemsa 15 %) untuk
pewarnaan dengan waktu pewarnaan 10 –
15 menit.
Larutan Giemsa diteteskan atau dituang
sampai menutupi seluruh permukaan SD.

Selama proses pewarnaan


berlangsung, larutan Giemsa harus
tetap menutupi permukaan SD.

Perlu dicatat waktu dimulainya


pewarnaan, pada awal menuangkan
larutan Giemsa sudah mulai dipasang
timer bell.

Larutan giemsa
GIEMSA

KEMBALI
Bila waktu pewarnaan sudah cukup, slide
yang ada sediaan darahnya diangkat dan
dibilas dengan air yang mengalir sampai
semua endapan elemen-elemen zat warna
terlepas dari SD. Hati-hati melakukan
pembilasan, supaya SD tidak lepas. SD
dikeringkan untuk siap diperiksa. Zat
warna yang ada pada SD tidak dituang
lebih dahulu sebelum dibilas, agar SD tidak
kotor karena zat warna yang melekat pada
SD itu.
Cara pewarnaan massal (lambat)
 Pewarnaan masal dilakukan untuk SD hasil
penelitian khusus di lapangan atau SD hasil
malariometrik survei yang jumlahnya banyak.
 peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk pewarnaan perlu dipersiapkan.
 jumlah SD yang akan diwarnai secara masal
dihitung
 menghitung kebutuhan volume (cc) larutan
Giemsa 5 % yang harus dibuat dengan ketentuan
1 cc larutan untuk satu kaca sediaan (1 cc larutan
dapat menutupi seluruh permukaan kaca
sediaan).
 Kaca benda (slide) disusun satu persatu pada rak
pewarnaan atau tempat yang datar dan darah harus
berada di bagian atas. Kaca benda satu dengan lainnya
tidak bersentuhan, agar larutan giemsa tidak meleleh
waktu dituangkan ke atas kaca benda.

 Membuat larutan Giemsa 5 % sebanyak yang


dibutuhkan.dan dilarutkan sampai homogen.

 Mencatat waktu dimulainya pewarnaan atau pasang


timer bell.

 Meneteskan larutan Giemsa dengan pipet tetes pada


SD satu persatu secara teratur, dimulai dari satu arah
dan berakhir pada arah yang lain. Penetesan harus
dilakukan cepat dan larutan Giemsa harus menutupi
seluruh permukaan darah.
 Proses pewarnaan berlangsung selama 45 menit.
Peralatan dan bahan-bahan pewarnaan yang tidak
diperlukan lagi sudah dapat dibersihkan dan disimpan.

 Sesudah 45 menit, satu persatu SD itu dapat dibilas


dengan cepat dimulai dari awal SD diwarnai.

 Bila pembilasan sudah bersih, tegakkan Kaca Sediaan


yang ada SD nya itu di tempat yang bersih dan aman
supaya kering.

 Bila semua SD sudah kering, SD dapat dibungkus


supaya tidak tercemar debu selama menunggu
pemeriksaan.
1. Giemsa
2. Rak pewarnaan
3. Bak pewarnaan
4. Gelas ukur (ukuran disesuaikan dengan
jumlah SD yang diwarnai)
5. Pipet tetes
6. Timer bell
7. Buffer tablet untuk menetralkan pH air
8. Aquades
9. Kertas Whatman no. 2
Pemeriksaan sediaan darah tebal
Pemeriksaan sediaan darah tipis :
Faktor yang menentukan mutu pewarnaan SD
1. Kualitas zat pewarna Giemsa yang
digunakan
 Stok Giemsa tidak tercemar air
 Zat-zat warna pada Giemsa, yaitu eosin,
metilin biru dan metilin azur masih aktif
 Pengadaan Giemsa harus yang kualitasnya
baik.
 Parasit malaria pada SD tebal akan dapat
dilihat atau dikenal apabila bagian-bagian
morfologi dari parasitnya bereaksi
dengan zat-zat warna dari Giemsa.
2. Kualitas air pengencer Giemsa
 Air pengencer Giemsa harus jernih, tidak
berbau dan tidak dicemari jamur,
bakteri atau tumbuh-tumbuhan spora
yang mirip dengan parasit.

 Derajat keasaman atau pH larutan


Giemsa sangat mempengaruhi warna
morfologi benda-benda/sel-sel pada SD.
pH yang paling ideal adalah 7,2.
3. Kepekatan Larutan Giemsa
 Pewarnaan SD malaria merupakan proses
osmose yang membutuhkan kepekatan
tertentu dari larutan Giemsa. Pada
konsentrasi zat warna dan waktu tertentu
yang dibutuhkan untuk proses pewarnaan, zat
warna giemsa akan mewarnai secara optimal
sehingga SD dapat terwarnai dan memenuhi
standar teknis.
4. Lamanya reaksi pewarnaan
SD tebal terdiri dari tumpukan sel
darah merah yang melekat pada kaca
benda. SD positip mengandung
parasit malaria yang ada di dalam sel
darah merah. Untuk dapat
menemukan parasit dalam SD
tersebut, dibutuhkan waktu
tertentu pada proses pewarnaan
agar semua parasit yang ada pada
SD dapat menerima zat warna.
5. Kualitas Pembuatan SD

 Ketebalan SD
 kerekatan (fiksasi) SD.
 Semakin berat fiksasi akan semakin sukar
bagi larutan Giemsa menerobos plasma
darah untuk mencapai sel darah merah.
Fiksasi yang berat, selain menghambat
pewarnaan juga menghambat proses
hemolisa.
6. Kebersihan Sediaan Darah
 Elemen-elemen/butir-butir zat warna yang
mengendap dan golden scum yang
mengambang di permukaan pada akhir
pewarnaan perlu diupayakan untuk tidak
tertinggal pada SD dan mengotorinya.

 Pada akhir pewarnaan, larutan Giemsa


agar dapat dibilas atau diguyur dengan air
bersih yang mengalir, tidak dibenarkan
membuang larutan Giemsa terlebih dahulu
sebelum dibilas. Hal ini sangat penting
untuk mendapatkan kualitas pewarnaan
yang memenuhi standar teknis yang dapat
mempermudah pemeriksaan karena SD
bersih.
Pedoman Pemakaian Giemsa dan dasar perhitungan
kebutuhannya
Untuk mendapatkan hasil yang optimal pada
pewarnaan sediaan darah (SD), maka :

1. Giemsa stok perlu diencerkan dengan aquadest


atau air buffer atau air

2. Pengenceran Giemsa sebanyak yang dibutuhkan


saja, bila berlebihan terpaksa dibuang, karena
berkenaan dengan sifat-sifat giemsa.

3. Pengambilan stok Giemsa dari botolnya perlu


menggunakan pipet khusus agar stok Giemsa tidak
tercemar air.

4. Untuk keperluan sehari-hari, perlu dipisahkan


Giemsa di botol tetes atau botol kecil dari stok.
6. Pewarnaan lambat dengan memakai zat warna Giemsa
dapat memberikan hasil yang lebih baik (konsentrasi
giemsa 5 %).

7. Dasar perhitungan kebutuhan giemsa dan takaran


pemakaiannya.
 1 cc = 20 tetes.
 seluruh permukaan 1 (satu) slide (kaca benda)
dapat ditutupi cairan sebanyak 1 cc
 berdasarkan perhitungan ini, dapat dihitung banyak
Giemsa konsentrasi 5 % yang harus dibuat sesuai
dengan kebutuhan, terutama bila melakukan
pewarnaan masal pada kegiatan MS.
8. Takaran Pewarnaan
 Untuk melakukan pewarnaan individual pada kegiatan
passive case detection (PCD).
 Stok Giemsa 2 tetes + pengencer 1 cc (Giemsa 10 %)
dengan lama pewarnaan 15 – 20 menit, atau stok Giemsa
3 tetes + pengencer 1cc (Giemsa 15 %) dengan lama
pewarnaan 10 – 15 menit.
 Untuk melakukan pewarnaan pada kegiatan ACD atau
MS.
 Stok Giemsa 1 tetes + pengencer 1 cc (20 tetes),
(pengenceran Giemsa 5 %) dengan lama pewarnaan 45
- 60 menit.

9. Mengguyur pada akhir pewarnaan SD sangat penting, agar


endapan zat warna tidak tertinggal pada SD.

10. Dapat digunakan pengencer yang mempunyai pH 6,8 – 7,2,


yang paling ideal pH 7,2
Cara menguji giemsa
Ada dua cara menguji mutu Giemsa, untuk
mengetahui apakah stok Giemsa yang akan
digunakan masih baik :

1. Lakukan pewarnaan pada 1 – 2 SD; lalu periksa di


mikroskop. Kalau hasilnya sesuai dengan
kriteria yang ada, berarti Giemsa dan air
pengencernya masih baik. Pengujian seperti
ini perlu dilakukan setiap kali akan melakukan
pewarnaan masal.
2. Lakukan test menggunakan kertas Whatman
no. 2 dan metil alkohol
 Letakkan kertas saring di atas gelas atau
petri disk supaya bagian tengah kertas tidak
menyentuh sesuatu.

 Teteskan 1 – 2 tetes stok Giemsa pada


kertas saring. Tunggu sampai meresap dan
melebar.

 Kemudian teteskan 3 – 4 tetes metil alkohol


absolut di pertengahan bulatan Giemsa satu
persatu dengan jarak waktu beberapa detik
sampai garis tengah Giemsa menjadi 5 – 7 cm.
Maka akan terbentuk:
 lingkaran biru (metilin biru) di tengah,

 lingkaran cincin ungu (metilin azur) di


luarnya serta
 lingkaran tipis warna merah (eosin) di
pinggir sekali.
 Giemsa sudah rusak dan tidak boleh
dipakai lagi, bila warna ungu atau merah
tidak terbentuk.
Benda-benda/sel-sel yang
mungkin ditemukan pd
pemeriksaan SD tebal dengan
pewarnaan Giemsa
c. Sel darah pembeku

d. Sel darah putih


Bakteri

Sel sayuran
Jamur
Spora tumbuh-tumbuhan

Benda-benda asing lainnya


Alat
Waktu dan Bahan,
Bentuk SD
jumlah Pewarnaan
SD

Perbedaan SDJ Malaria dan Filaria


1. Malam hari
2.Endemisitas : min 300
orang per lokasi (2 lks)

1. Kepadatan :
mikrokapiler
2. Hemolisa dan fiksasi

Sediaan darah tebal :


oval atau 3 garis sejajar
HEMOLISA DAN FIKSASI

• Hemolisa adalah pecahnya sel darah


merah yang membantu berlangsungnya
proses pewarnaan.

• Fiksasi adalah perekatan sel-sel darah


akibat terkena alkohol/uapnya atau
proses pemanasan. Fiksasi dapat
menyebabkan zat warna sulit menembus
sel darah merah, sehingga menghambat
proses pewarnaan.
PEWARNAAN dan
PEMERIKSAAN SEDIAAN
DARAH FILARIA
1. Giemsa
2. Rak pewarnaan
3. Bak pewarnaan
4. Gelas ukur (ukuran disesuaikan dengan
jumlah SD yang diwarnai)
5. Pipet tetes
6. Timer bell
7. Buffer tablet untuk menetralkan pH air
8. Aquades
9. Kertas Whatman no. 2
10. Metanol
 Menggenangi SD dengan air bersih selama 5 menit
 Bilas perlahan dengan air mengalir (kecil) dan
dikeringkan
 Fiksasi dengan methanol 1-2 menit dan dikeringkan
 Dicat dengan Giemsa 10% selama 8-10 menit pada
suhu ruang
 Mengalirkan perlahan air bersih/aquadest pada
permukaan SD, sehingga sisa pewarna Giemsa larut
 Keringkan dan disimpan pada box slide, siap untuk
diperiksa

Anda mungkin juga menyukai