Tugas Ikm Phbs Aldias
Tugas Ikm Phbs Aldias
DISUSUN OLEH :
NIM : 1704085
6 DESEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
Ilmu Kesehatan Masyarakat(IKM) dengan pokok bahasan “Penerapan PHBS di Tatanan
Rumah Tangga” dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti kata pepatah "tak ada gading yang tak retak", oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
kami selanjutnya.
Ucapan terima kasih kami kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Serta kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua kalangan.
PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................ 2
1.3 TUJUAN ......................................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 3
2.1 PROMOSI KESEHATAN ............................................................................................................ 3
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PHBS ............................................................ 3
BAB III ......................................................................................................................................... 12
PENUTUP..................................................................................................................................... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Tidak jarang istilah PHBS terdengar di masyarakat. Jika dilihat dari kepanjangannya
yakni Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, tentu kita langsung mengetahui apa itu PHBS,
singkat kata mengenai perilaku seseorang menyangkut kebersihan yang dapat mempengaruhi
kesehatannya. Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu
burung, atau pun flu babi yang akhir-akhir ini marak.
Rumah Tangga merupakan unit terkecil dalam lingkungan. Perilaku hidup yang bersih
dan sehat selayaknya harus diterapkan dan ditanamkan kepada seluruh anggota keluarga.
Peranan keluarga dalam sebuah rumah memegang kunci utama untuk meningkatkan kualitas
kesehatan sejak dini. Karena jika keluarga sehat, akan membentuk masyarakat yang sehat
pula. Untuk itu, Sehat harus diawali dari dalam rumah sendiri.
Dengan menerapkannya terlebih dahulu di lingkungan rumah tangga, maka otomatis
akan lebih mudah menerapkan ke lingkungan yang lebih luas lagi, yaitu masyarakat. Karena
kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu
dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan
oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).
1.3 TUJUAN
1. Agar Mahasiswa dapat mengetahui promosi PHBS oleh Tenaga Kesehatan.
2. Agar Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
hidup bersih dan sehat.
3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Tatanan rumah tangga.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
c) Mengubur
c. Manfaat rumah bebas jentik
1) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
2) Kemungkinan terhindar dengan penyakit semakin besar seperti demam
berdarah dengue, malaria, cikungunya.
3) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
d. Cara pemeriksaan jentik berkala
1) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa
tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/ tempat
penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang
PSN kepada anggota rumah tangga.
2) Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
3) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/
melihat jentik, kemudian dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga.
4) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada kartu jentik rumah dan pada formulir
pelaporan ke puskesmas.
2. Menggosok gigi.
Menggosok gigi harus dengan cara yang baik dan benar. Jika asal-asalan saja maka
hasilnya tidak akan maksimal dan memberikan hasil yang kurang baik bagi gigi.
3. Tidak menyalahgunakan miras/narkoba.
Penyalahgunakan narkotika, psikotropika dan minuman keras pada umumnya disebabkan
karena karena zat-zat tersebut menjanjikan suatu yang dapat memberikan rasa kenyamanan,
kenyamanan, kesenangan dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya dirasakan
secara semu.
4. Menimbang balita.
Menimbang balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap bulan.
Penimbangan dilakukan setiap bulan mulai dari umur 1 tahun sampai 5 tahun di posyandu.
Manfaat penimbangan balita yaitu mengetahui apakah balita tumbuh sehat, mengetahui dan
mencegah gangguan pertumbuhan balita, mengetahui balita yang sakit, untuk mengetahui
kelengkapan imunisasi dan untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
8
5. Membuang sampah.
Sampah yang dibuang sembarangan dapat mencemari lingkungan. Kia harus membuang
sampah pada tempatnya. Sampah sebaiknya dibuang berdasarkan jenisnya. Pembuangan
sampah organic sebaiknnya dibedakan dengan sampah anorganik.
6. Mencuci tangan menggunakan sabun.
Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila
digunakan kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk
kedalam tubuh yang dapat menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran dan
membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
Manfaat mencuci tangan.
a. Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan.
b. Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera disentri, typus, cacingan, penyakit
kulit, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), flu burung atau severe acute respiratory
syndrome (SARS).
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman
7. Bebas asap rokok.
Indonesia merupakan salah satu Negara penyuplay kebutuhan tembakau dunia dan sudah
banyak diekspor ke luar negeri. Selain itu, pendapatan Negara lebih banyak didapatkan dari
tembaka. Tanah Indonesia yang subur dan cocok untuk bertanam tembakau inilah yang
menjadikannya sebagai Negara yang sebagian masyarakat perokok aktif terutama para pria.
Ironinya, sudah banyak generasi muda Indonesia yang mencoba merokok arau bahkan sudah
kecanduan merokok. Mulai dengan Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah (SMA),
baik itu remaja pria atau wanita. Riset mengungkapkan sebanyak 54,59% remaja dan
perempuan merokok dengan tujuan mengurangi ketegangan dan setres, lainya beralasan
untuk bersantai 29,6%, merokok sebagaimana dilakukan pria 12,84%, pertemanan 2,29% dan
agar diterima dalam kelompok 0,92%. Padahal merokok dapat menyebabkan
ketergantungan,terlihat pada sebagian besar para perokok akan merasakan hal yang akan
dalam dirinya ketika suatu hari tidak merokok. Selain itu, merokok juga dapat mengakibatkan
beberapa macam ganguan kesehatan dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Perilaku
merokok saat ini merupakan kebiasaan yang sangat wajar dipandang oleh anggota
masyarakat Indonesia. Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan
perilaku yang masih ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan
9
2) Jamban tangkiseptik/leher angsa digunakan untuk : daerah yang cukup air, daerah
yang padat penduduk karena dapat menggunakan “multiple latrine” yaitu suatu lubang
penampungan yang dapat digunakan untuk beberapa jamban.
3) Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran hendaknya ditinggikan kurang
lebih 60 cm dari permukaan air pasang.
b. Manfaat menggunakan jamban
1) Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau.
2) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
3) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit diare, kolerra disentri, typus, cacingan, penyakit saluran pencernaan,
penyakit kulit, dan keracunan.
c. Syarat jamban sehat
1) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan
lubang penampungan minimal 10 meter).
2) Tidak berbau.
3) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus.
4) Tidak mencemari tanah sekitarnya.
5) Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
6) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
7) Penerangan dan ventilasi yang cukup.
8) Lantai kedap air dan luas ruangan memadahi.
9) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
d. Cara memelihara jamban sehat
1) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
2) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
3) Didalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
4) Tidak ada serangga dan tikus yang berkeliaran.
5) Tersedia alat pembersih.
6) Bila ada kerusakan, segera perbaiki.
11. Kepadatan hunian rumah.
Kepadatan hunian rumah adalah perbandingan antara luas lantai rumah dengan anggota
keluarga dalam satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh perumahan
dinyatakan dalam m2 perorang.
BAB III
PENUTUP
Promosi kesehatan oleh tenaga kesehatan dilakukan untuk memberikan pengetahuan
kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan social.
Perilaku hidup Bersih dan sehat dalam masyarakat memiliki 11 indikator dimana agar
bertujuan individu-individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. factor perilaku sangat berpengaruh dalam
kesehatan seseorang, terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
baik dilingkungan pribadi, keluarga, maupun masyarakat. Salah satu perilaku yang sampai
saat ini masih menjadi masalah di Indonesia adalah kebiasaan merokok. Padahal merokok
dapat menyebabkan ketergantungan, merokok juga dapat mengakibatkan beberapa macam
ganguan kesehatan dari mulai ujung rambut sampai ujung kaki. Cara untuk menanggulaingi
kebiasaan merokok perlu adanya dukungan dari orang terdekat dan mendapatkan pendidikan
kesehatan dari tenaga kesehatan maupun kader.
12