Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
penulis kesehatan jasmani maupun rohani dengan rahmat dan Hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Gerontik yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
KARDIOVASKULER” tepat pada waktunya.
Makalah ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk melengkapi tugas
KMB. Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan penulis jalan dalam menyelesaikan
hambatan-hambatan dalam menyusun makalah ini.
2. Kedua Orang tua tersayang yang telah mensupport dan memberikan
banyak kesempatan pada penulis dari segi moril maupun materil.
3. Dosen pembimbing dalam bentuk pengetahuan berbagai macam.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, yang artinya masih banyak sekali kekurangannya. Maka dari itu
penyusun meminta saran dan kritik dari pembaca, untuk memperbaiki makalah
yang selanjutnya.
Penyusun,
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun
makin menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan
yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerja sama dengan baik seperti
kala muda dulu.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
RS Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam
suatu pelatihan di kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa
masalah yang kerap muncul pada usia lanjut, yang disebutnya sebagai a series
of I’s. Mulai dari immobility (imobilisasi), instability (instabilitas),
incontinence (inkontinensia), intellectual impairment (gangguan intelektual),
infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan penglihatan
dan pendengaran), isolation (depresi), inanition (malnutrisi), insomnia
(ganguan tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Secara umum, menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemuduran fisik, antara lain :
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang
menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas (ompong)
4. Penglihatan dan pendengaran berkura
5. Mudah lelah dan mudah jatuh
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain :
1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik
2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang
baru saja terjadi
3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang
4. Sulit menerima ide-ide baru
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengetahui Perubahan terkait usia pada fungsi
kardiovaskuler.
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor risiko gangguan kardiovaskuler
pada lansia.
3. Mahasiswa mampu mengetahui konsekuensi perubahan sistem
kardiovaskuler pada lansia.
4. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada lansia
dengan gangguan kardiovaskuler.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Ventrikel
Ukuran ruang-ruang jantung tidak berubah dengan penuaan.
Ketebalan dinding ventrikel kiri cenderung sedikit meningkat dengan
penuaan karena adanya peningkatan densitas kolagen dan hilangnya
fungsi serat-serat elastis. Sehingga, penuaan jantung menjadi kurang
mampu untuk distensi dengan kekuatan kontraktil yang kurang
efektif. Stanley, Mickey (2012).
d) Sistem konduksi
Perubahan struktural mempengaruhi kondisi sistem jantung melalui
peningkatan jumlah jaringan fibrosa dan jaringan ikat. Jumlah total
sel-sel pacemaker mengalami penurunan seiring bertambahnya usia,
oleh karena itu hanya sekitar 10% jumlah yang ditemukan pada usia
dewasa muda yang masih terdapat pada usia 75 tahun. Berkas his
kehilangan serta konduksi yang membawa impuls ke ventrikel. Selain
itu, penebalan pada jaringan elastis dan retikuler dengan infiltrasi
lemak terjadi pada daerah nodus sinoatrial (SA). Stanley, Mickey
(2012).
3. Perubahan fungsi
Perubahan utama yang berhubungan dengan penuaan dalam sistem
kardiovaskuler adalah penurunan kemampuan untuk meningkatkan
keluaran sebagai respons terhadap peningkatan kebutuhan tubuh.
Perubahan tersebut antara lain :
a) Curah jantung
Curah jantung saat istirahat tetap stabil atau sedikit menurun seiring
bertambahnya usia dan denyut jantung saat istirahat juga menurun.
Hal ini terjadi karena miokardium mengalami penebalan dan kurang
dapat diregangkan, dengan katup-katup yang lebih kaku, peningkatan
waktu pengisian diastolik dan peningkatan tekanan pengisian diastolik
diperlukan untuk mempertahankan preload yang adekuat.
b) Irama jantung
Irama jantung yang tidak sesuai dan koordinasi aktivitas listrik yang
mengendalikan siklus kardial menjadi disritmik dan tidak
terkoordinasi dengan bertambahnya usia. Kehilangan sel pacemaker
dan infiltrasi lemak ke dalam jaringan konduktif menghasilkan
disritmia atrial dan ventrikuler. Sinus disritmia, seperti sick sinus
syndrome dan sinus brakikardia adalah hal yang sering terjadi dan
dapat menimbulkan rasa pusing, jatuh, palpitasi atau perubahan status
mental. Stanley, Mickey (2012).
Sebagaimana dengan aspek fungsi fisiologi yang banyak, itu berbeda untuk
menentukan apakah perubahan kardiovaskular disebabkan oleh penuaan
normal atau faktor lainnya. Pengetahuan tentang perubahan usia dan
penyakit yang berbeda pada fungsi kardiovaskular dikacaukan oleh fakta
bahwa, sampai saat ini, tidak ada teknologi untuk mendeteksi proses
kardiovaskular patologis asimtomatik. Karena beberapa kesimpulan dari
penelitian sebelumnya mungkin telah menyebabkan perubahan patologis
pada penuaan normal, penekanan saat ini adalah pada studi longitudinal
subyek yang telah diskrining dengan hati-hati untuk penyakit kardiovaskular
asimtomatik. Miller, C.A. (2015).
5. Obesitas
Obesitas, yang didefinisikan oleh indeks massa tubuh (IMT) 30 kg / m2
atau lebih, dikaitkan dengan peningkatan risiko pada banyak kondisi
patologis termasuk stroke, diabetes, kelainan lipid, artherosclerosis,
hipertensi, dan penyakit jantung kononer.
Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian meningkat pada obesitas perut
sebagai faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskular.
Obesitas perut, yang didefinisikan sebagai lingkar pinggang lebih dari 102
dan 88 cm atau rasio pinggang hingga pinggul 0,95 dan 0,88 untuk pria
dan wanita, masing-masing, dapat terjadi bahkan pada orang dengan IMT
normal. Karena jaringan adiposa perut secara biologis dan metabolisme
berbeda dari lemak subkutan luar, itu adalah faktor risiko kematian akibat
penyakit kardiovaskular bahkan pada wanita dengan berat badan normal.
6. Hipertensi
Hipertensi adalah penyakit sistem kardiovaskular, dan ini juga merupakan
faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskular tambahan,
termasuk penyakit arteri koroner, stroke iskemik, penyakit arteri perifer,
dan gagal jantung.
7. Gangguan lipid
Kadar kolesterol total meningkat secara bertahap seiring bertambahnya
usia. Bukti peningkatan tingginya kadar kolesterol LDL dan rendahnya
kadar kolesterol HDL adalah prediktor yang penting untuk penyakit arteri
koroner baik pada pria maupun wanita yang berusia di atas 65 tahun.
Untuk lansia dengna penyakit koroner, peningkatan kolesterol pada
dasarnya meningkatkan resiko terjadinya kembali infark miokardium atau
kematian. Stanley, Mickey (2012)
8. Sindrom metabolik
Sindrom metabolik (juga disebut sindrom resistensi insulin) mengacu pada
kelompok dengan kondisi klinis yang dapat mengidentifikasi risiko
kardiovaskular dan meningkatkan risiko diabetes hingga lima kali lipat
terlepas dari keragaman etnis (Setayeshgar, Whiting, & Vatanparast, 2013
in Miller, Carol A., 2015)
9. Faktor psikososial
Faktor psikososial yang terkait dengan meningkatnya stres, kecemasan,
depresi, isolasi sosial, dukungan sosial yang buruk, dan karakteristik
kepribadian, seperti indeks kemarahan dan permusuhan yang lebih tinggi.
Sebuah ulasan penelitian menemukan bahwa sepertiga dari risiko
timbulnya infark miokard akut dikaitkan dengan faktor psikososial, seperti
kejadian kehidupan utama, depresi, atau stres yang berkaitan dengan
pekerjaan, keluarga, atau keuangan (Pranata, Ramos, Martins, et al., 2014
in Miller, Carol A., 2015).
1. Pengkajian
Dari perspektif kesehatan, penilaian keperawatan menegnai fungsi
kardiovaskuler berfokus pada identitas risiko penyakit kardiovaskuler
dan pengetahuan lansia tentang profil risikonya karena banyak risiko
dapat ditangani melalui intervensi pendikan kesehatan. Pangkajian
kperawatan perlu dipertimbangkan pada lansia mungkin memiliki
manifestasi klinis penyakiit kardiovaskuler atipkal (seperti serangan
jantung) dan mereka mungkin memiliki faktor resiko yang tidak
dikenali.
Perawat dapat mengidentifikasi terkait stres yang meningkatkan resiko
penyakit kardiovaskuler dean mendorong management stres, seperti
meditasi (Miller, Carol A. 2015). Pada jurnal keperawatan oleh Gipta
(2013) didapat kesimpulan bahwa meditasi yang dilakukan secara rutin
dan bertahap dapat meningkatkan kualitas hidup pada lansia dengan
menderita hipertensi. Hipertensi dapat dikendalikan dengan melakukan
latihan pernafaan secara teratur dengan cara latihan melakukan
konsentrasi.
a) Menilai fungsi kardiovaskuler
Gejala umum yang sering ditemukan pada lansia, namun jika tidak
ada gejala atau temuan abnormal lainnya, biasanya tidak
menunjukan adanya proses patologis yang serius :
1) Auskultasi bunyi jantung keempat (S4).
2) Auskultasi murmur ejeksi sistolik pendek.
3) Kesulitan perkusi batas jantung.
4) Suara jantung melemah.
5) Hasil perekaman EKG menunjukan aritmia, deviasi axis kiri,
blok bundle branch, perubahan gelombang ST-T, dan interval
PR memanjang.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Penurunan curah jantungrespon fisiologis otot jantung, peningkatan
frekuensi, dilatasi, hipertrofi atau peningkatan isi sekuncup.
b) Perfusi jaringan tidak efektif b/d menurunnya curah jantung,
hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau
emboli.
c) Gangguan pertukaran gas b/d kongesti paru, hipertensi pulmonal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan
curah jantung.
d) Kelebihan volume cairan b/d berkurangnya curah jantung, retensi
cairan dan natrium oleh ginjal, hipoperfusi ke jaringan perifer dan
hipertensi pulmonal.
e) Cemas b/d penyakit kritis, takut kematian atau kecacatan, perubahan
peran dalam lingkungan social atau ketidakmampuan yang
permanen.
f) Intoleransi aktivitas b/d curah jantung yang rendah, ketidakmampuan
memenuhi metabolisme otot rangka, kongesti pulmonal yang
menimbulkan hipoksinia, dyspneu dan status nutrisi yang buruk
selama sakit.
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
AcidBase Managemen
Monitro IV line
Pertahankanjalan nafas
paten
Monitor AGD, tingkat
elektrolit
Monitor status
hemodinamik(CVP, MAP,
PAP)
Monitor adanya tanda
tanda gagal nafas
Monitor pola respirasi
Lakukan terapi oksigen
Monitor status neurologi
Tingkatkan oral hygiene
A. KESIMPULAN
Dengan meningkatnya usia, jantung dan pembuluh darah mengalami
perubahan baik struktural maupun fungsional. Secara umum, perubahan yang
disebabkan oleh penuaan berlangsung lambat dengan awitan yang tidak
disadari.
B. SARAN
Diharapkan perawat lebih mengerti tentang konsep gangguan cardiovaskuler
pada lansia dan disarankan perawat lebih banyak lagi mencari informasi
sehingga bisa menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat
melaksanakan asuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Miller, Carol A. 2015. Nursing for Wellness in older Adults Seventh Edition.
Philadelphia : Wolters Kluwer.
Widodo, Gipta Galih, dkk. 2013. Pengaruh Meditasi Terhadap Kualitas Hidup
Lansia Yang Menderita Hipertensi Di Unit Rehabilitasi Sosial Wening
Wardoyo Ungaran Kabupaten Semarang. Jurnal Keperawatan Medikal
Bedah : Volume 1, No 2, November 2013 : 111-118.