Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH COGNITIVE THERAPY PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DI SMC RS TELOGOREJO

Roseka Yuliyanti *), Dwi Heppy Rochmawati **), Purnomo***)

* Alumni Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang


** Dosen UNISULA Semarang
*** Dosen POLTEKES Semarang

ABSTRAK
Gagal Ginjal Kronik merupakan masalah kesehatan utama di beberapa negara maju dan
berkembang.Perubahan fisik tersebut mengakibatkan pasien menjadi seseorang yang lemah, tidak
mampu melakukan kegiatan seperti sediakala dan tidak berdaya.Sebagian besar penderita gagal ginjal
kronik mengalami keputusasaan karena mereka merasa dirinya tidak berguna lagi karena penyakit
yang dideritanya. Pasien gagal ginjal kronik mengalami kondisi putus asa memerlukan kombinasi
antara terapi medis dengan terapi psikososial khususnya Cognitive Therapy. Terapi yang dibutuhkan
pada pasien Ini dapat berupa terapi psikososial, seperti Cognitive Therapy. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh Cognitive Therapy terhadap pasien Gagal Ginjal Kronik dengan
Keputusasaan di SMC RS Telogorejo. Metode dalam penelitian ini adalah quasy experiment dengan
desain one group pre dan post test. Populasi sebanyak 37 orang sehingga menggunakan total sampling
dengan variabel terikat keputusasaan pasien Gagal Ginjal Kronik dan variabel bebas Cognitive
Therapy.

Kata kunci : Gagal Ginjal Kronik, Keputusasaan, Cognitive Therapy

ABSTRACT
Chronic Kidney Disease is the main health problem in both developed and developing countries. The
physical changes make patients weak, unable to do their daily activity as usual, and hopeless. Most of
the patients with Chronic Kidney Disease live in despair since they feel uselessbecause of the disease.
It is necessary for this kind of patient to have combined medical therapy using psychosocial therapy
like Cognitive Therapy. The objective of the research is to find out the effect of Cognitive Therapy
toward the patients facing hopelessness with Chronic Kidney Disease in SMC Telogorejo Hospital.
This research used quasy experiment method with designed one group pre and post test. There were 37
population. Therefore, total sampling with the patient’s hopelessness in facing Chronic Kidney
Disease as the dependant variable and Cognitive Therapy as the independant variable are used in this
research.

Keywords : Chronic Kidney Disease, Hopelessness, Cognitive Therapy

Bibliography : 31 (1988 – 2015)

Pengaruh Cognitive Therapy Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di SMC........ (Roseka Yuliyanti) 1
PENDAHULUAN yang nyaman pasien gagal ginjal kronik harus
Ginjal memiliki peranan yang sangat vital melakukan terapi. Dengan demikian, tidak
sebagai organ tubuh manusia terutama dalam salah bila pasien gagal ginjal kronik sangat
sistem urinaria. Pada manusia, ginjal berfungsi tergantung dengan mesin dialisa seumur hidup,
untuk mengatur keseimbangan cairan dalam karena bila pasien gagal ginjal kronik tidak
tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam menjalani haemodialisa maka dapat
darah dan keseimbangan asam-basa darah, membahayakan kondisi tubuhnya bahkan
serta sekresi bahan buangan dan kelebihan dapat mengakibatkan kematian.
garam (Pearce, 1999, hlm.987). Ketergantungan terhadap tindakan ini dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan dalam
WHO memperkirakan setiap 1 juta jiwa kehidupan pasien gagal ginjal kronik (Lubis,
terdapat 23–30 orang yang mengalami ginjal 2006). Perubahan dalam kehidupan yang
kronik per tahun. Kasus penyakit ginjal di dimaksud adalah perubahan biopsiko sosial
dunia per tahun meningkat lebih 50%. Di spiritusl. Perubahan biologis (fisik) pasien
negara yang sangat maju tingkat gizinya gagal ginjal kronik adalah pasien harus
seperti Amerika Serikat, setiap tahunnya mengatur pola-pola hidupnya baik pola makan,
sekitar 20 juta orang dewasa menderita pola minum (intake cairan), pola aktivitas dan
penyakit gagal ginjal kronik, pola istirahat, dimana semuanya harus
(Santoso,2007,hlm.67). Berdasarkan Profil seimbang, tidak boleh berlebihan dan
Kesehatan Indonesia Tahun 2008, bila disesuaikan dengan kemampuan fisiknya
dibandingkan hasil Survei Kesehatan Rumah (Lumenta, 2005).
Tangga (SKRT) 1995, SKRT 2001, dan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, terlihat Perubahan fisik tersebut mengakibatkan pasien
proporsi kematian akibat penyakit tidak menjadi seseorang yang lemah, tidak mampu
menular semakin meningkat, sedangkan melakukan kegiatan seperti sediakala dan tidak
penyakit proporsi penyakit menular telah berdaya. Hal ini memberikan perasaan tidak
menurun. mampu dan tidak berdaya karena keterbatasan
atau kelemahan fisiknya, sehingga dapat
Proporsional Mortality Ratio (PMR) akibat mengakibatkan pasien gagal ginjal kronik
penyakit tidak menular telah meningkat dari menjadi minder atau malu, pasien tidak mau
42% menjadi 60%. Sedangkan menurut bertemu dengan orang lain, menarik diri dari
Wijaya (2000), jumlah pasien penderita lingkungan sosial. Sebagian besar penderita
penyakit ginjal kronik di Indonesia gagal ginjal kronik mengalami keputusasaan
diperkirakan 60.000 orang dengan karena mereka merasa dirinya tidak berguna
pertambahan 4.400 pasien baru setiap lagi karena penyakit yang dideritanya.
tahunnya. Indonesia termasuk negara dengan
tingkat penderita gagal ginjal yang cukup Pasien gagal ginjal kronik mengalami kondisi
tinggi. Peningkatan penderita penyakit ini di putus asa memerlukan kombinasi antara terapi
Indonesia mencapai angka 20%. Berdasarkan medis dengan terapi psikososial khususnya
pusat data dan informasi perhimpunan rumah Cognitive Therapy. Menurut Kaplan dan
sakit indonesia menyatakan jumlah penderita Saddock (2004), terapi yang dibutuhkan pada
gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 pasien Ini dapat berupa terapi psikososial,
orang per satu juta penduduk. Jumlah penderita seperti Cognitive Therapy, terapi interpersonal,
ginjal di Indonesia diperkirakan sekitar 150 terapi tingkah laku, psikoterapi, dan terapi
ribu pasien (Litbangkes, 2006). Pasien yang keluarga, terapi obat (pemberian anti depresan)
menderita Gagal ginjal kronik di SMC RS dan tindakan Electro Compulsive Therapy
Telogorejo 2010-2013 sebesar 180 orang. (ECT). Dengan pemberian Cognitive Therapy
diharapkan pasien gagal ginjal kronik memiliki
Dalam beberapa kasus yang serius, pasien pola pikir yang positif dalam menerima dan
gagal ginjal kronik disarankan atau diberikan beradaptasi dengan penyakit kroniknya
tindakan cuci darah yang kita kenal dengan sehingga dapat mengatasi masalah harga diri
istilah dialisa atau Haemodialisa rendah dan kondisi putus asa yang dialami dan
(Admin,2007). Tindakan haemodialisa ini meningkatkan kualitas hidupnya.
berfungsi untuk menggantikan fungsi ginjal
yang rusak. Untuk mencapai kondisi tubuh

2 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 123 - 133
Rahayuningsih (2007) dalam penelitiannya post test. Jenis desain yang digunakan adalah
yang berjudul “Pengaruh Terapi Kognitif one grouppretest – posttest design, yaitu cara
terhadap tingkat harga diri dan kemandirian pengukuran dengan melakukan satu kali
pasien dengan Kanker Payudara” mendapatkan pengukuran didepan (pretest) sebelum adanya
hasil bahwa 100% responden mengalami harga perlakuan (experimental treatment) dan setelah
diri rendah sebelum dilakukan terapi kognitif itu dilakukan pengukuran lagi (posttest) (Nasir,
dan setelah dilakukan terapi kognitif terjadi et al, 2011, hlm.174). Penelitian ini dilakukan
peningkatan harga diri menjadi harga diri di SMC RS Telogorejo dengan memperhatikan
tinggi pada 17 responden (58,6%). Hal ini variabel yang diteliti yaitu Cognitive Therapy
menunjukkan bahwa terapi kognitif dan keputusasaan pada pasien Gagal ginjal
bermanfaat pada pasien dengan gangguan kronik.
kesehatan fisik yang mengalami harga diri
rendah. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien
Gagal ginjal kronikyang mengalami
Menurut Abdul Nasir dan Abdul Muhith keputusasaan di SMC Rumah Sakit Telogorejo
(2011) konsep dasar Cognitive Therapy yaitu yang menjalani rawat inap pada bulan
untuk membantu pasien Februari-Maret 2015 yaitu yang didapatkan
mengidentifikasipikiran-pikiran buruknya, rata-rata 37 orang tiapbulan. Sampel adalah
kemudian menggantinya dengan pikiran- sebagian objek yang diteliti dan dianggap
pikiran yang lebih rasional dan realistis. mewakili karakteristik dan kriteria seluruh
Tekhnik ini selalu mengedepankan pada populasi (Notoadmodjo, 2012, hlm.115).
perubahan konsep pikiran bahwa apa yang Sampel dihitung menggunakan rumus Isaac
terjadi di dunia ini selalu memberikan dan Michael (Sugiyono,2013, hlm.67).
pelajaran yang baik dalam proses kematangan Sampling merupakan proses menyeleksi porsi
sikap dan tingkah laku. Cognitive Therapy dari populasi untuk dapat mewakili populasi.
merupakan suatu bentuk psikoterapi yang Sedangkan tekhnik sampling adalah cara-cara
dapat melatih pasien untuk mengubah cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel,
pasien menafsirkan dan memandang segala agar memeperoleh sampel yang benar-benar
sesuatu pada saat pasien mengalami sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian
kekecewaan, sehingga pasien merasa lebih (Nursalam, 2013, hlm.173)
baik dan dapat bertindak lebih produktif.
Cognitive Therapy diberikan secara individual Tehnik pengambilan sample dalam penelitian
dengan harapan individu yang memiliki ini adalah purposive sampling. Purposive
pikiran negatif yang merupakan salah satu ciri sampling atau judgmental yaitu suatu tekhnik
dari pasien putusasa, mampu mempunyai penetapan sampel dengan cara memilih sampel
pemikiran yang sehat yang dapat membentuk diantara populasi sesuai dengan yang
koping yang adaptif dalam menyelesaikan dikehendaki peneliti (tujuan atau masalah
masalahnya. dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang
Sepengetahuan peneliti, penelitian terkait telah dikenal sebelumnya (Nursalam,2013,
mengenai Cognitive Therapy sedikit dilakukan hlm.174) Sampel dalam penelitian ini adalah
sehingga peneliti terkait melakukan penelitian seluruh pasien gagal ginjal kronik yang
tentang Efektifitas Cognitive Therapy terhadap dirawat di rs telogorejo semarang.
keputusasaan pasien gagal ginjal kronik di Pengambilan data dilaksanakan dalam waktu
SMC Rs Telogorejo. Tujuan penelitian ini ±1 bulan, yaitu pada bulan Februari-Maret
adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh 2015 diSMC RS Telogorejo.
Cognitif Therapy pada pasien gagal ginjal
kronik dengan Keputusasaan di SMC Rs Alat pengumpul data yang digunakan dalam
Telogorejo. penelitian ini adalah menggunakan kuesioner
dan observasi secara langsung untuk
mendapatkan data-data dari perawat pelaksana
DESAIN PENELITIAN (responden).Kuesioner sebelum digunakan
Penelitian ini menggunakan desain penelitian untuk penelitian dilakukan uji validitas dan uji
eksperimental yaitu dengan desain quasy reliabilitasdi Rumah Sakit Pantiwilasa
experiment dengan desain one group pre dan Citarum. Jumlah responden yang digunakan

Pengaruh Cognitive Therapy Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di SMC........ (Roseka Yuliyanti) 3
untuk uji validitas adalah 7 orang dengan (59.5%), sedangkan perempuan sebanyak 15
tingkat orang (40.5%).
kemaknaan 5% sehingga didapatkan angka r
tabel = 0,950 (Riyanto, 2010, hlm.155). Hasil penelitian menunjukan sebagaian besar
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak
Analisis yang dipergunakan dalam penelitian 22 orang (59.5%) dan perempuan 15 orang
ini mendeskripsikan variabel yang akan diteliti (40.5%).
yaitu untuk data yang berupa data numerik
menggunakan nilai mean, median, modus, Asumsi peneliti sama seperti hasil penelitian
standar deviasi, nilai minimal dan maksimal. yang menyebutkan laki-laki pada usia dewasa
Sedangkan data katagorik disajikan dalam dalam proses tugas perkembangan sedang
bentuk distribusi frekuensi dan persentase semangat-semangatnya berkarya dan
(nilai keputusasaan responden). bereproduksi, dan sebagai kepala rumah
tangga yang menjadi tulang punggung, Karena
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap penyakit Gagal ginjal kronik tersebut sehingga
data hasil penelitian yang meliputi data harapan dan keinginan tidak tercapai yang
demografi, tekanan darah pada pasien yang mengakibatkan keputusasaan karena perasaan
akan diberikan intervensi. Hasil analisis data bersalah dan tidak sanggup dalam menjalankan
numeric disajikan dalam bentuk mean, median, tugasnya sebagai kepala keluarga dan imam
modus Sedangkan data kategorik disajikan bagi keuarganya. Disamping itu laki-laki
dalam bentuk table distribusi frekuensi. memiliki pola dan gaya hidup yang kurang
Analisis univariat dilakukan untuk sehat dalam menjaga organ ginjal berhubungan
memberikan gambaran deskriptif hasil dengan diet, merokok dan peminum alkohol.
penelitian.Normalitas data dilakukan dengan
uji saphiro wilk karena jumlah responden ≤ 50. Hal ini sesuai dengan penelitian lain, yaitu
Jika didapatkan ρ > 0,05 atau data berdistribusi menurut Thompson (2000) dengan judul
normal dilakukan dengan uji Dependent T test penelitian kecemasan dan depresi di Rumah
Sedangkan jika didapatkan ρ ≤ 0,05 atau data Sakit dengan pasien Gagal ginjal kronik yang
berdistribusi tidak normal dilakukan dengan uji menjalani hemodialisa dengan jumlah
Wilcoxon. responden 72 responden didapatkan jumlah
laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITI 2. Usia
1. Jenis kelamin Penelitian telah dilakukan terhadap
Penelitian telah dilakukan terhadap responden yang mengalami Gagal ginjal
responden yang mengalami Gagal ginjal kronik dan dilakukan diseluruh ruang
kronik dan dilakukan diseluruh ruang rawat inap SMC RS Telogorejo, diperoleh
rawat inap SMC RS Telogorejo, diperoleh data tentang usia responden.
data tentang jenis kelamin responden.
Tabel 2
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan usiadi SMC
jenis kelamin RS Telogorejotahun 2015
di SMC RS Telogorejo (n = 37)
(n = 37)
Usia Frekuensi Presentase (%)
Presentase Dewasa awal 1 2.8 %
Jenis Kelamin Frekuensi
(%) Dewasa 18 48.6 %
Laki- Laki 22 59.5 % menengah
Perempuan 15 40.5 % Lansia 18 48.6 %
Total 37 100.0 % Total 37 100.0 %
Berdasar tabel 1 dari 37 responden diatas
Pada table 2 dari 37 responden di atas dapat
diketahui laki-laki yang berjumlah 22 orang
diketahui bahwa paling banyak masuk dalam

4 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 123 - 133
kategori usia dewasa menengah dan lansia berbagai macam stresor, kemampuan
dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 18 memanfaatkan sumber dukungan dan
(48.6 %). keterampilan dalam mekanisme koping. Dapat
disimpulkan bahwa usia tersebut sudah mampu
Hasil penelitian menunjukan bahwa usia rata- untuk memilih kebutuhan dasarnya secara baik
rata pasien Gagal ginjal kronik di SMC RS dan dapat melakukan tindakan yang dapat
Telogorejo Semarang adalah lansia akhir memperbaiki kondisi dirinya.
sebanyak 48.6 %, dewasa menengah 48.6%
dan dewasa awal 2.8%. Menurut asumsi Menurut Maramis (1995) yang dikutip oleh
peneliti, bahwa pasien Gagal ginjal kronik Azizah (2011, hlm.73), pada lanjut usia
berada dalam keadaan sakit kronis dengan permasalahan yang menarik adalah kurangnya
masalah gangguan banyak mengalami kemampuan dalam beradaptasi psikologis
perubahan yaitu beban finansial yang cukup terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.
besar produktivitas dan kreativitas menurun Penurunan kemampuan beradaptasi terhadap
karena harus beberapa kali dalam seminggu perubahan dan stres lingkungan yang sering
menjalankan terapi hemodialisa, ataupun terapi menyebabkan depresi. Usia lanjut dan
lainya yang mengharuskan mereka harus penurunan dalam melakukan aktivitas
meninggalkan pekerjaan dan inilah yang membuat pasien merasa tidak berguna, tidak
menyebabkan keputusasaan karena mereka berdaya dan menyalahkan dirinya sendiri
menganggap bahwa hidupnya sudah tidak karena merasa membebani keluarga.
berguna lagi.
Maka dari itu perlu untuk dilakukan tindakan
Menurut peneliti berkaitan dengan hasil yang keperawatan untuk mengatasi masalah
didapat dari penelitian ini, keputusasaan pada tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian
responden dengan usia dewasa yang menjalani bahwa untuk mengatasi keputusasaan pada
terapi hemodialisa. Pada usia tersebut pasien pasien dengan penyakit kronis diperlukan
sudah memikirkan hidupnya tetapi dengan tindakan baik secara generalis keperawatan
kondisi pasien mengalami gagal ginjal kronik, dan spesialis keperawatan khusus di
maka pasien mempunyai persepsi negatif keperawatan jiwa. Untuk itu peneliti
terhadap dirinya. melakukan tindakan intervensi dalam
mengatasi keputusasaan berupa terapi
Berdasarkan teori bahwa dalam perkembangan generalis disertai Cognitive therapy.
usia dewasa harus mampu menyiapkan
generasi berikutnya, mampu memperhatikan
kebutuhan orang lain, kreatif, mampu 3. Pendidikan
mengambil alternative,menyesuaikan diri Penelitian telah dilakukan terhadap
dengan orang tua dan merasa nyaman dengan responden yang mengalami Gagal ginjal
pasangannya dan mencapai tujuan. Secara teori kronik dan dilakukan diseluruh ruang
bahwa pada usia dewasa tengah banyak orang rawat inap SMC RS Telogorejo, diperoleh
yang telah mencapai puncak karir kesadran diri data tentang pendidikan responden.
telah berkembang baik, mereka telah Tabel 3
memikirkan apa yang terbaik untuk keluarga Distribusi frekuensi responden berdasarkan
dengan mengkaji kembali tujuan dan nilai-nilai pendidikan
yang ada di masyarakat serta sudah di SMC RS Telogorejo
mempunyai banyak pengalaman hidup (n = 37)
(bastable, 2002). Persentase
Pendidikan Frekuensi
(%)
Menurut Siagian (1997) semakin lanjut SD 4 10.8 %
usianya seseorang semakin meningkat pula SLTP 4 10.8 %
tingkat kedewasaan teknis dan psikologisnya SLTA 24 64.9 %
yang menunjukkan kematangan jiwa, semakin PT 5 13.5 %
bijaksana, mengendalikan emosi dan toleransi Total 37 100.0 %
terhadap orang lain. Stuart Laraia (2005)
menyatakan usia berhubungan dengan Berdasarkan table 3 dari 37 responden diatas
pengalaman seseorang dalam menghadapi dapat diketahui bahwa paling banyak

Pengaruh Cognitive Therapy Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di SMC........ (Roseka Yuliyanti) 5
responden berpendidikan SLTA yaitu Tabel 4
sebanyak 24 (64.9 %) responden dan paling Distribusi frekuensi responden berdasarkan
sedikit responden berpendidikan SD dan SLTA pekerjaan
yaitu sebanyak 4 (10.8%) di SMC RS Telogorejo
(n = 37)
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian
besar pasien Gagal ginjal kronik berpendidikan Persentase
Pekerjaan Frekuensi
SLTA sebanyak 24 orang (64.9%) dibanding (%)
dengan pendidikan yang lebih rendah daripada Tidak Bekerja 17 45.9 %
SLTA, hasilnya adalah keputusasaan lebih PNS 4 10.8 %
dominan pada responden dengan pendidikan
yang tinggi. Asumsi dari peneliti semakin Swasta 4 10.8 %
tinggi pendidikan, semakin banyak bertanya, Wirausaha 8 21.6 %
rasa ingin tahu yang lebih tentang penyakit Lainnya 4 10.8 %
Gagal ginjal kronik dan tahu dampak yang Total 37 100.0 %
akan diakibatkan akibat penyakit ini membuat
responden merasa kecil hati dan merasa
dirinya tidak berguna lagi untuk keluarga dan Berdasarkan table 4 dari 37 responden dapat
sekitarnya, inilah yang menyebabkan diketahui bahwa responden paling banyak
responden mengalami putus asa. tidak bekerja, yaitu sebanyak 17 (45.9 %)
Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang responden, sedangkan paling sedikit
dalam depresi, makin tinggi tingkat pendidikan PNS,Swasta dan Lainya sebanyak 4 responden
seseorang, makin mudah menerima informasi (10.8%)
sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti
akan menghambat perkembangan sikap penderita yang memiliki ketergantungan
seseorang terhadap nilai yang diperkenalkan terhadap terapi hemodialisa merasa marah
(Nursalam 2001, dalam Puspitasari 2011). serta kecewa dengan keadaannya yang dialami.
Penderita kehilangan hal-hal yang biasa dia
Hal ini tidak sesuai dengan hasil teori bahwa lakukan sehingga ia merasa tidak berguna.
tingkat pendidikan rendah pada seseorang akan Sama seperti penyakit lain yang akibatnya
menyebabkan orang tersebut mudah kronis, Gagal ginjal membawa perubahan
mengalami kecemasan, semakin tinggi tingkat didalam kehidupan dan diri seseorang. Hal
pendidikanya akan semakin berpengaruh inilah yang menyebabkan seseorang
terhadap pola berfikir (Stuart,2005). mengalami keputusasaan dalam menjalankan
peranya sebagai manusia utuh.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Achmad (2003), di unit Pekerjaan merupakan hal yang sangat
hemodialisa RSPAD Gatot Subroto Jakarta mempengaruhi konsep diri seseorang terutama
dapat dilihat 119 responden (90.8%) memiliki pada peran individu. Seseorang yang tidak
pendidikan tinggi dan responden (9.2%) memiliki pekerjaan mungkin akan
memiliki pendidikan rendah. Bila dikaitkan mempengaruhi konsep dirinya yang mana
dengan kondisi psikologis pendidikan tinggi dipengaruhi ideal diri dan harga diri. Ideal diri
memiliki kemampuan untuk permasalahan merupakan persepsi individu tentang
yang mengganggu perasaan dan pikirannya. perilakunya, disesuaikan dengan cita-cita,
Hal ini dikarenakan pikiran yang tinggi harapan,dan keinginan yang ingin dicapai.
memiliki kecerdasan terhadap mekanisme Namun ideal diri yang tidak bekerja akan
koping mengenai sakit dan pengelolaanya. berkurang karena individu tersebut merasa
bahwa dia tidak bisa memenuhi kebutuhan
4. Pekerjaan hidupnya, dan merasa tidak berhasil, sehingga
Penelitian telah dilakukan terhadap responden individu tersebut merasa cemas dan rendah
yang mengalami Gagal ginjal kronik dan diri, individu akan merasa mempunyai harga
dilakukan diseluruh ruang rawat inap SMC RS diri yang rendah, tidak diakui, merasa tidak
Telogorejo, diperoleh data tentang pekerjaan mampu menghadapi kehidupan dalam
responden. mengontrol dirinya.Individu tersebut menjadi

6 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 123 - 133
berfikir negatif, sehingga membuat hubungan intervensi 24 responden (64.9%) yaitu
sosial menjadi maladapdif (Sunaryo, 2004). sebanyak responden.

Status fungsional penderita gagal ginjal kronik Tabel 7


yang mengalami penurunan menyebabkan Statistik Nilai Keputusasaan
munculnya perasaan putus asa dan Sebelum Cognitive Therapy
ketidakmampuan menjalankan peran. Di SMC rumah sakit Telogorejo
1. Keputusasaan Bulan Februari Tahun 2015
Penelitian telah dilakukan terhadap (n=24)
responden yang mengalami Gagal ginjal
kronik dan dilakukan diseluruh ruang Nilai keputusasaan responden
rawat inap SMC RS Telogorejo, diperoleh Mean 31.41
data tentang keputusasaan responden.
Median 32.00
Tabel 5 Mode 28
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Std.
keputusasaan 9.740
Deviation
Sebelum dilakukan
Variance 94.859
Cognitive Therapy
diSMC RS Telogorejo Range 35
(n = 37)
Berdasarkan tabel 7 didapatkan rerata nilai
Pre Cognitive keputusasaan sebelum dilakukan Cognitive
Keputusasaan Therapy Therapy dari 37 responden adalah 31.41
f (%) dengan nilai tengah 32.00 dan nilai yang
Tidak putus asa 1 2.7 % paling sering muncul adalah 28 sedangkan
simpangan baku pada nilai keputusasaan
Putus asa 36 97.3 % responden sebelum dilakukan Cognitive
Total 37 100 % Therapy adalah 9.740.

Tabel 6 Tabel 8
Statistik Nilai Keputusasaan Setelah Cognitive
Mode Std Deviation TherapyDi SMC
Mean Median
Variance Range Rumah Sakit Telogorejo
20.19 18.00 17 8.525 Bulan Februari Tahun
68.102 36 2015(n=24)
Distribusi frekuensi responden berdasarkan
keputusasaanSesudah dilakukan Berdasarkan tabel 8 didapatkan rerata nilai
Cognitive Therapydi SMC keputusasaan setelah dilakukan Cognitive
RS Telogorejo Therapy dari 37 responden adalah 20.19
(n = 37) dengan nilai tengah 18.00 dan nilai yang
paling sering muncul adalah 17 sedangkan
Post Cognitive simpangan baku pada nilai keputusasaan
Keputusasaan Therapy responden setelah dilakukan Cognitive
f (%) Therapy adalah 8.525.
Tidak putus asa 13 35.1 %

Putus asa 24 64.9 % A. Analisa Bivariat


Total 37 100 % 1. Hasil uji wilcoxon Keputusasaan
sebelum dan sesudah diberikan
Cognitive Therapy
Berdasarkan table 5.5 sebanyak 37 responden
Tabel 9
dapat diketahui bahwa keputusasaan sebelum
Hasil uji wilcoxon sebelum dan sesudah
dilakukan intervensi sebanyak 36 responden
dilakukan Cognitive Therapy
(97.3%), sedangkan setelah dilakukan
(n = 37)

Pengaruh Cognitive Therapy Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di SMC........ (Roseka Yuliyanti) 7
24 orang (64.9%) ini disebabkan karena
Sig. (2 semakin tinggi pendidikan semakin
Keputusasaan N Mean banyak tau tentang penyakit Gagal
tailed)
Sebelum 37 31.41 Ginjal kronik
0.000
Sesudah 37 20.19
hal itu menyebabkan tingginya tingkat
Berdasarkan hasil uji wilcoxon pada kecemasan sehingga menyababkan
tablediatas dapat dilihat nilai p value = 0.000, perasaan keputusasaan ari responden.
karena nilai p value < nilai α = 0.05, maka Untuk tingkat pendidikan penderita
terdapat perbedaan yang signifikan antara Gagal ginjal kronik yang mengalami
keputusasaan sebelum dan sesudah diberi putus asa terbanyak diderita orang yang
intervensi. tidak bekerja sebanyak 17orang
(45.9%),Responden yang tidak bekerja
B. Analisa Univariant merasa tidak mampu memenuhi
1. Nilai Keputusasaan Penderita Gagal kebutuhannya, merasa tidak mampu
ginjal kronik Sebelum dilakukan menghadapi hidup sehingga hal tersebut
Cognitive Therapy Di SMC RS menimbulkan perasaan yang tidak
Telogorejo menentu dan menimbulkan sifat putus
asa yang berlebih.
Nilai keputusasaan rata-rata sebelum
Cognitive Therapy pada penderita Gagal C. Nilai Keputusasaan Penderita Gagal ginjal
ginjal kronik adalah 31.41 dengan nilai kronik Sesudah Cognitive TherapyDi SMC
tengah 32.00 dengan modus 28 dan RS Telogorejo
simpagan baku 9.740. Nilai rata-rata keputusasaan
sesudahCognitive Therapy pada penderita
Gagal ginjal kronis adalah kegagalan gagal ginjal kronik adalah 20.19 dengan
fungsiginjal untuk mempertahankan nilai tengah 18.00 dan nilai yang paling
metabolisme serta keseimbangan cairan sering muncul adalah 17 sedangkan
dan elektrolit akibat destruksi struktur simpangan baku sebesar 8.252.
ginjal yang progresif.(Muttaqin &
Sari,2011 hlm.166. Hasil penelitian yang Pada pasien Gagal ginjal kronik yang
dilaksanakan oleh peneliti menunjukkan mengalami keputusasaan dapat dilakukan
bahwa responden dengan jenis kelamin intervensi.Keputusasaan adalah keadaan
laki-laki lebih rentan menderita Gagal emosional subyektif yang terus-menerus
Ginjal kronik.Hal ini disebabkan karena ketika seseorang individu tidak melihat ada
laki-laki memiliki pola dan gaya hidup alternatif atau tersedia pilihan pribadi untuk
yang kurang sehat dalam menjaga organ memecahkan masalah atau untuk mencapai
ginjal berhubungan dengan diet, apa yang diinginkan dan tidak dapat
merokok dan peminum alkohol.Laki-laki menggerakkan energinya sendiri untuk
sebagai tulang punggung keluarga dan menetapkantujuan(Carpenito, 2009,
beban-beban hidup yang lain hlm.219).
menyababkan tingkat keputusasaan yang
tinggi. Untuk usia responden MenurutSetyoadi kushariadi (2011,hlm.39)
denganGagal ginjal kronikterbanyak di tujuan dari terapi kognitif adalah membantu
SMC RS Telogorejo Semarang adalah klien dalam mengidentifikasi, menganalisis,
lansia akhir sebanyak 48.6 %.Karena dan menentang keakuratan kognisi negatif
pada usia lansia organ tubuh sudah klien. Selain itu juga untuk memperkuat
mengalami penurunan produktifitas dan persepsi yang lebih akurat dan mendorong
berkurangnya mobilitas sehingga mulai perilaku yang dirancang untuk mengatasi
terserang beberapa penyakit termasuk gejala depresi.
salah satunya Gagal Ginjal kronik.Untuk
tingkat pendidikan menunjukan bahwa Menurut Setyoadi kushariadi (2011,hlm.39)
sebagian besar pasien Gagal ginjal Tekhnik dari terapi kognitif antara lain,
kronik berpendidikan SLTA sebanyak mendukung klien untuk mengidentifikasi
kognisi atau area berfikir dan keyakinan

8 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 123 - 133
yang menyebabkan khawatir, menggunakan bagaimana cara mengubah persepsi
tekhnipertanyaan socratik yaitu meminta negatif terhadap peristiwa yang kurang
klien untuk menggambarkan, menjelaskan menyenangkan dengan melihat dari
dan menegaskan pikiran negatif yang sudut pandang lain dari peristiwa
merendahkan dirinya sendiri. Dengan tersebut. Mengubah sudut pandang
demikian, klien mulai melihat bahwa secara positif terhadap peristiwa akan
asumsi tersebut tidak logis dan tidak membuat responden belajar untuk
rasional, mengidentifikasi interpretasi yang menghilangkan pikiran otomatis negatif.
lebih realistis mengenai diri sendiri, nilai
diri dan dunia. Dengan demikian, klien SIMPULAN
membentuk nilai dan keyakinan baru, dan Berdasarkan dari hasil penelitian dan
distress emosional menjadi hilang. pembahasan tentang Pengaruh Cognitive
1. Analisis Bivariat(Perbedaan Nilai Therapy tergadap penderita Gagal Ginjal
Keputusasaan Penderita Gagal ginjal Kronik dengan keputusasaan di SMC RS
Kronik Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Telogorejo diperoleh kesimpulan sebagai
Cognitive Therapy) berikut:
1. Berdasarkan penelitian yang telah
Cognitive Therapy menggunakan teknik dilakukan peneliti di SMC RS Telogorejo
yang aman, mudah, cepat, dan yang dilakukan pada 37 responden
sederhana, bahkan tanpa risiko, karena didapatkan data bahwa sebagian besar
tidak menggunakan alat atau jarum. responden adalah laki-laki yaitu 22
responden (59.5%), untuk usia terbanyak
Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut adalah usia dewasa tengah dan lansia
terdapat hubungan Cognitive Therapy sebanyak 18 responden(48.6%), untuk
terhadap keputusasaan pada pasien gagal pendidikan terbanyak SLTA 24 responden
ginjal kronik di SMC Rs Telogorejo, (64.9%) sedangkan untuk jenis pekerjaan
terbukti dengan nilai p value 0,000. paling banyak adalah Tidak bekerja
sebanyak 17 responden(45.9%),dapat
Disini peneliti mengajak responden disimpulkan sebelum intervensi sebanyak
berdiskusi bagaimana Gagal ginjal 1 responden (2.7%) tidak putus asa dan 36
kronik dapat mengakibatkan munculnya responden (97.3%) mengalami
pikiran negatif dan mengidentifikasi keputusasaan. Setelah dilakukan
hubungan pikiran negatif dengan intervensi didapatkan responden dengan
perasaan dan perbuatan. Selanjutnya keputusasaan sebanyak 24 responden
mengidentifikasi pikiran negatif dan (64.9%) dan 13 responden (35.1%) tidak
melakukan counter terghadap pikiran mengalami keputusasaan. Jadi
tersebut. Tekhnik kognitif mengajarkan disimpulkan terjadi penurunan
responden untuk mengenal pikiran keputusasaan setelah dilakukan intervensi.
otomatis dan alasan timbulnya (respon 2. Penderita gagal ginjal kronik di SMC RS
emosi) serta memodifikasi atau merubah Telogorejo yaitu sebanyak 37 responden
pikiran otomatis membentuk struktur sebelum dilakukan Cogntive Therapy
berfikir yang baik (Townsend,2009). mengalami keputusasaan sebanyak 36
responden, sedangkan yang tidak
Selanjutnya Cognitive Therapy mengalami keputusasaan sebanyak 1
dilakukan dengan melatih responden responden.
untuk menghentikan pikiran negatif 3. Penderita gagal ginjal kronik yang sudah
dengan menuliskan pikiran otomatis dilakukan Cognitive Therapy terjadi
negatif di lembar catatan harianku. penurunan nilai yang artinya penurunan
Kemampuan untuk berfikir logis dalam keputusasaan pada responden sejumlah 24
kondisi sakit yang dirasakan akan responden.
membantu responden dapat melihat 4. Dari hasil penelitian didapatkan p
kondisi saat ini dari sudut pandang lain. =0,000. Jadi bisa disimpulkan ada
Responden dilatih untuk mengenal pengaruh Cognitive therapy terhadap
masalah yang dirasakan terkait dengan penderita Gagal ginjal kronik dengan
kondisi sakit saat ini. Responden belajar keputusasaan di SMC RS Telogorejo.

Pengaruh Cognitive Therapy Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di SMC........ (Roseka Yuliyanti) 9
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan,D,M & Rina,M.Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Penerimaan
Diri Penderita Gagal Ginjal
Baradero,M,Et All.(2009), Klien Gangguan Terminal.http:psychology.uii.ac.id/im
Ginjal : Seri Asuhan Keoerawatan, ages/stories jadwal_kuliah publikasi
Jakarta : buku Kedokteran EGC. 01320014.pdf diperoleh tanggal 27
Oktober 2014.
Burns,D.D.(1988). Terapi Kognitif :
pendekatan baru bagi penanganan Muttaqin, A.(2011), Asuhan Keperawatan
depresi. Jakarta : Erlangga. Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta: Salemba medika.
Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: ECG. NANDA,(2009).Nanda nursing diagnosis
deffinition and classification :
Cahyaningsih, N.D., (2009), Hemodialis (cuci Philadelphia: Author.
darah) Panduan Praktis Perawatan
Gagal ginjal , Mitra Cendikia, Nasir A & Muhith A.(2011), Dasar-Dasar
Yogyakarta. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
Carpenito & Juall.(2013). Buku Saku
Diagnosis Keperawatan edisi 13. Notoatmojo,S.(2012), Metodologi Penelitian
Jakarta : EGC. Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Copel, L.C.(2007).Kesehatan Jiwa & Psikiatri, Nursalam. (2013),Metodologi penelitian Ilmu


Pedoman Klinis Perawat (Psychiatric keperawatan edisi 3,Jakarta :
and Mental Health Care: Nurse”s Salemba Medika.
Clinical Guide) Edisi Bahasa
Indonesia (Cetakan kedua). Jakarta :
ECG

Dahlan,S.(2011), Statistik Untuk Kedokteran Nursalam & Baticaca. (2008), Asuhan


dan kesehatan Setiadi.(2013), Konsep Keperawatan pada Pasien dengan
dan praktik Penulisan Riset Gangguan Sistem Perkemihan,
Keperawatan,Yogjakarta : Graha Jakarta : Salemba Medika.
Ilmu., Jakarta : Salemba Medika.
Price,S.A.(2006).Patofisiologi Konsep Klinis
Davies T & Craig TKJ. ABC Kesegatan Proses-proses Penyakit , Jakarta :
Mental, Jakarta : Buku Kedokteran Kedokteran EGC.
ECG.
Rahayuningsih (2009). Pengaruh terapi
Hidayat, A,A. (2007). Metode Penelitian kognitif terhadap harga diri dan
Keperawatan Dan Tehnik Analisis kemandirian pasien dengan kanker
Data. Jakarta: Salemba Medika. payudara. Tensis. Tidak
dipublikasikan.

Kaplan,H.I,Saddock, B.J, Grebb, J.A.(1997).


Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Setiawan,A & Saryono.(2011), Metodologi
Perilaku Psikiatri Klinis Edisi Penelitian Kebidanan DIII,DIV,S1
Ketujuh Jilid Kedua. Jakarta: DAN S2, Yogjakarta : Nuha Medika.
Binarupa Aksara.

10 J. Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol. II, No. 3, Desember 2015 : 123 - 133
Siswanto. (2007). Kesehatan Mental (Konsep, Wahyuningsih. T.(2011). Pengaruh terapi
Cakupan, Dan Perkembangannya). suportif terhadap kemampuan
Yogyakarta: ANDI OFFSET keluarga merawat klien Gagal Ginjal
Kronik (GGK) yang menjalani
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa edisi Hemodialisa di Rumah Sakit Pelni.
Revisi. Bandung: Refika Aditama Tesis Program Pasca Sarjana
Kekhususan Keperawatn Jiwa . UI.
Tidak di PubLikasikan.
Suharyanto,T.(2009), Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan, Jakarta timur : CV. Wilkinson. (2007). Buku Saku Diagnosis
Trans Info Media. Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria NOC edisi 7. Jakarta:
EGC
Wijayanti.(2010). Pengaruh logoterapi
kecemasan napi perempuan di
Lembaga Permasyarakatan Wijaksana.(2009). Kualitas hidup pasien
Perempuan di Semarang. Tesis penyakit ginjal yang menjalani
Program Pasca Sarjana Kekhususan hemodialisa dan mengalami depresi.
Keperawatan Jiwa UI. Tidak Diambil tanggal 15 april
diplubikasikan. 2015.http://ww.digilib,ui.ac.id/opac/t
hemes/libri2/detail isp.id=108527.

Sunardi. (2009). Gambaran kecemasan pada


pasien GGK yang Suzanne C, Yosep Iyus.(2009), Keperawatan Jiwa,
S.(2002), Buku Ajar Keperawatan Bandung : PT Refika Aditama.
Medikal Bedah Brunner& Suddarth
Vol.2, Jakarta : Buku ECG
Kedokteran.

menjalani terapi hemodialisa di RSUP


Ciptomangunkusumo, Jakarta Pusat.
Diambil pada tanggal 20 April 2015.
http://library. Usu.ac.id/.

Susana A.S & Hendarsih S.(2009), Terapi


Modalitas, Jakarta : Buku Kedokteran
ECG.

Setyoadi & Kushariyadi.(2011), Terapi


Modalitas Keperawatan pada klien
Psikogeriatrik, Jakarta : Salemba
Medika.

Stuart, G.W and Laraia, M T.(2005).


Principles and practise of psychiatric
nursing. St. Louis : Mosby Year B.

Taylor.(2003), Diagnosis Keperawatan edisi


10, Jakarta : Buku ECG Kedokteran.

Townsend, M.C (2005). Essentials of


psychiatric mental health nursing.
Philadelphia : FA Davis Company.

Pengaruh Cognitive Therapy Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di SMC........ (Roseka Yuliyanti) 11

Anda mungkin juga menyukai