Disusun oleh :
2 B KELOMPOK 8
Puji Syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akupuntur” ini dengan tepat
waktu.
Makalah ini kami susun dengan maksud memberikan pengetahuan. Tidak lupa kami
mengucapkan terima yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan referensi seerta pengaruh
yang baik untuk pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan
perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Obat adalah zat baik yang di berikan pada tubuh yang berasal dari alam (baik hewan
maupun tumbuhan) atau zat kimiawi yang dapat mencegah, meringankan, dan menyembuhkan
penyakit. Kegiatan memeberikan obat biasanya disebut dengan istilah pengobatan.
Di dunia pengobatan, dikenal dua jenis pengobatan, yaitu pengobatan barat dan
pengobatan timur.Pengobatan barat, didasarkan pada pengembangan dan praktek pengobatan
yang terjadi dan berlaku di dunia barat (Eropa dan Amerika).Pengobatan ini lebih menitik
beratkan pada penggunaan bahan kimia. Di sisi lain, pengobatan timur berkembang di Asia,
khususnya Cina. Pengobatan cara timur ini lebih menitik beratkan pada penggunaan dan
pemanfaatan unsur-unsur alami, seperti pemijitan (acupreasure), penusukan (akupunktur/
acupuncture), pemanasan (moksibasi) serta terapi dengan ramuan dari dedaunan (herbal
treatment).
Para ahli pengobatan timur, biasanya mengklaim bahwa pengobatan yang mereka
lakukan adalah bersifat alami dan bebas dari efek samping. Akupunktur, dilakukan dengan cara
menusukkan jarum di bagian tubuh tertentu, dan dengan penusukan ini diharapkan akan terjadi
dampak tertentu. Dampak ini hanya akan terjadi bila penusukan dilakukan pada titik yang tepat,
dan tidak adanya dampak sama sekali bila penusukan dilakukan tidak pada titik yang tepat.
PEMBAHASAN
Mekanisme dasar reaksi biologi setelah jarum menusuk permukaan tubuh menuju titik
akupunktur dapat dijelaskan dalam 4 domain biomolekuler dan biofi sika, yaitu infl amasi lokal
sekitar tusukan jarum, transmisi antar sel, refl ek cutaneo somato visceral dan transmisi neural
menuju ke otot.1-3 Pada dasarnya pengobatan akupunktur dilakukan dengan merangsang
pelbagai titik di permukaan tubuh sebagai usaha membuat keseimbangan berbagai fungsi organ.
Daerah di permukaan tubuh yang disebut sebagai titik akupunktur merupakan suatu sistim
fungsional tubuh yang memberikan efek pengobatan secara fungsional juga. Peneli tian akhir-
akhir ini menemukan banyak bukti tentang peranan neurotransmitter pada reaksi setelah
rangsang akupunktur, terutama endo-genous opioid peptida, serotonin, dan noradrenalin dalam
susunan saraf pu-sat. Zat-zat tersebut disekresi akibat rangsangan dengan modulasi tertentu.
Dapat dimengerti bahwa pengobatan akupunktur adalah terutama untuk kelainan fungsional dan
kurang bermanfaat untuk kelaianan anatomis.
2.3 Sejarah Akupuntur
Akupuntur sudah mulai dikenal sejak jaman batu, yaitu kira-kira 4000-5000 tahun yang
lalu. Waktu itu orang-orang menggunakan alat-alat yang terbuat dari batu, untuk kehidupan
sehari-hari, seperti memburu binatang dan sebagainya.
Dalam keadaan tidak sengaja luka yang terkena alat batu ternyata mengakibatkan
penyembuhan penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu pada penyakit yang sejenis, mereka
mencoba menggores kulit atau menekan dengan batu runcing yang hasilnya dapat
menyembuhkan penyakit. Pengalaman-pengalaman ini merupakan awal permulaan dari
pengobatan tusuk jarum.
Kata akupunturerasal dari bahasa Yunani, yaitu Acus dan Punctura yang berarti jarum
dan menusuk. Kala tersebut kemudian diadaptasikan kedalam bahasa Indonesia menjadi
Akupuntur atau tusuk jarum.
Kata asal dalam bahasa Cina adalah Cenciu yang kemudian berkembang luas di dunia
internasional sesuai dengan aslinya yaitu Cenciu/Acupuncture
1. Su Wen tertulis:
a. Prinsip-prinsip hukum alam
b. Pergerakan hidup hubungan alam semesta, manusia, dan bumi filosofi
c. Sistem organ di dalam tubuh … Zang-Fu
d. Sistem merisian … Ching lo
e. Pengertian Qi, Xie, Cing, Send an materi dasar yang lainnya
f. Delapan dasar diagnosa
g. Dasar-dasar terapi Akupuntur
2. Ling Su
Berisi petunjuk-petunjuk tekhnik aplikasi dan praktek pengobatan
Pada zaman Tung Han seorang ahli bedah dan ahli dalam bidang Akupuntur Hua Tuo
pernah mengobati jenderal Chao Cao hanya dengan satu jarum.
Tahun 210 Zhang Ahong Jing, menulis buku dengan judul “Shang Han Lun” (treatise on
febrile diseases), yang menerangkan secara sistematis tentang penyakit, diagnosis, serta cara
pengobatan pada penyakit Tiphus, kolera dan disentri.
Tahun 581-682 zaman Dinasti Tang. Sun Sen Miao menyusun buku “Cien Cing I Fang”.
Pemeriksaan cina pada waktu itu sangat memperhatikan pengobatan Akupuntur, dan mendirikan
sekolah pendidikan Akupuntur yang pertama didunia dengan lama pendidikan 4 tahun dengan
ujian yang ketat.
Selanjutnya ilmu akupuntur mulai berkembang dan tersebar keluar dari Negara asalnya
yaitu Korea, Jepang, dan Negara lainnya.
Tahun 960 Dinasi Sung, Wang I telah membuat patung penunggu yang melukiskan
jalannya meridian dan tutik-titik akupuntur.
Tahun 1026 zaman Dinasti Tang, ditulis buku dengan judul “The Classic of Bronze
Man”. Didalamnya berisi keterangan mengenai topografi titik-titik akupuntur pada dua buah
patung penunggu yang ukurannya menyerupai manusia yang sebenarnya.
Tahun 1341 zaman Dinasi Yen, Hua Pe Ren menyusun buku tentang 14 Meridian
termasuk nama titik-titik serta jalan meridian.
Tahun 1368-1644 zaman Dinasti Ming, Lie se Cen, menyusun buku “Chi Cing Pa Mal
Kao”.
Tahun 1601, Yang Ci Cau, menyusun buku “Cen Ciu Ta Chen” pada tahun ini ditulis
pula buku yang berjudul “Compendium of Materia Medica” yang mana didalam buku ini
diterangkan mengenai Pulse Diagnosis, adanya ekstra Meridiandan obat-obatan herbal.
Tahun 1644-1911 zaman Dinasti Cing, buku akupuntur yang cukup bernilai adalah “I
Cung Cin Cien”
Tahun 1949 pengobatan akupuntur sudah mulai berkembang dengan didirikannya pusat
penelitian pengobatan tradisional Cina secara ilmiah. Buku yang disusun oleh Cu Lien “Sin Cen
Ciu Sen”, dan Lu Cen Cun menulis “Sien Pien Cen Ciu Sie” telah diterbitkan dan merupakan
bahan pelajaran untuk pendidikan akupuntur.
Tahun 1995 ilmu akupuntur merupakan sebuah mata pelajaran dalam perguruan tinggi
kedokteran di Cina.
Tahun 1956 didirikan 5 buah akademi pengobatan tradisional Cina yang tersebar dikota
Beijing, Shanghai, Kanton, dan Cen Tu
Tahun 1958 negara Cina makin mengintensikan penelitian dalam bidang ilmu akupuntur.
Tahun 1963 seorang ahli biologi dari Korea yang bernama Prof. Kim Bong Han telah
meneliti, menjelaskan serta mendemonstrasikan secara histologist dan elektro biologis tentang
meridian dan titik akupuntur dalam teori “Kyung Rak System”
Tahun 1968 akupuntur mulai digunakan sebagai anastesi dalam pembedahan.
Perkembangan akupuntur didunia menunjukkan penyebaran yang pesat antara lain:
Tahun 541 akupuntur mulai menyebar ke Korea
Tahun 552 akupuntur berkembang di Jepang
Tahun 1508-1955 akupuntur mulai masuk ke Negara Eropa
Tahun 1878-1955 akupuntur mulai berkembang di Perancis
Tahun 1971 presiden Amerika Serikat Nixon berkunjung ke cina dan semenjak itu akupuntur
mulai berkembang di Amerika serikat.
Beberapa buku lainnya menyebutkan bahwa akupuntur tidak hanya dimiliki oleh bangsa
Tiongkok, tetapi juga ditemukan di Mesir (ditulis diatas daun papyrus 1550 SM), suku Bantu di
Afrika Selatan, bangsa Arab, bangsa Eskimo, dan Brazillia.
Akupuntur berkembang diseluruh dunia dan permodern serta dikembangkan pleh tokoh-
tokoh seperti Felix Mann, Hiyodo Kirkan, Keliner, Maresh, Bergmen-Woolan, Hart, Matsimoto-
Hoyes, Trigoviste, Niboyet, Nogler, Voll dan lain-lain.
Tahun 1979 WHO telah merekomendasikan 43 jenis penyakit yang dapat diobati dengan
akupuntur. Dengan ditetapkannya peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no
1186/Menkes/Per/XI/1966 pada tanggal 12 November 1996, akupuntur resmi dapat diterapkan
pada sarana pelayanan kesehatan formal sebagai pengobatan alternative disamping pelayanan
kesehatan lain pada umumnya baik pemerintah atau swasta di Indonesia.
2.4 Intervensi
Cara meraba pulsa radialis adalah meletakan tangan pasien diatas bantal kecil dengan
telapak tangan kearah atas. Tangan pasien tersebut harus berada dalam keadaan santai (relax).
Dengan kondisi jari-jari tangan yang berlawanan dengan tangan pasien, pemeriksaan mulai
meletakan jari-jarinya berurutan, pada posisi masing-masing cun-kuan-ce. Untuk mendapatkan
organ posisi fu, kita dapat melakukannya dengan tekanan yang ringan saja, sedangkan untuk
menemukan posisi organ cang dapat dilakukan penakanan kearah yang lebih dalam. Selanjutnya,
kita dapat menentukan gambaran umum keadaan pulsa-pulsa tersebut, yaitu berdasarkan aspek
kekuatan, keteraturan, kecepatan, kedalaman, dan volumenya, kemudian organ demi organ kita
teliti untuk aspek yang sama. Dengan cara membandingkan penemuan-penemuan semua pulsa
organ-organ cang fu, kita dapat menetapkan kondisi organ yang normal, defisien, dan ekses.
Sebagai nilai stndar adalahterjadinya 4-5 denyutan dalam setiap satu tarikan nafas (respiration),
irama yang teratur dan kekuatan yang wajar.
Untuk menegtahui interprestasi keadaan pulsa, dapat melihat pada uraian berikut:
2.6 Akademis
Sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa akupunktur sama efektifnya
seperti konseling pasien depresi menengah sampai berat. Uji coba kontrol secara acak
menunjukkan bahwa kedua perawatan tersebut memiliki hasil penurunan yang bermakna
secara statistik terhadap gejala depresi ketika pengobatan tersebut diberikan pada pasien
secara berulang selama tiga bulan.
“Kami telah membuktikan bahwa akupunktur dibandingkan perawatan biasa, dan
konseling dibandingkan perawatan biasa, keduanya dihubungkan dengan penurunan yang
signifikan gejala depresi dalam jangka pendek sampai menengah, dan tidak ada efek samping
yang serius,” kata para peneliti yang diketuai oleh Hugh MacPherson, Ph.D., University of
York di Inggris.
Menurut para peneliti, hingga 60 persen pasien dengan depresi memiliki respon tidak
cocok terhadap antidepresan, dan 30 persen tidak patuh terhadap pengobatan mereka. Peneliti
juga mencatat bahwa ada permintaan dari para pasien untuk alternatif pengobatan non-
farmakologis.
Dalam penelitian ini, para peneliti ingin mengetahui keefektifan klinis sesi akupuntur
singkat dan konseling dibandingkan dengan perawatan biasa untuk pasien depresi menengah
sampai berat dalam keadaan perawatan dasar.
Sebagai kontrol percobaan sebanyak 755 pasien depresi yang secara acak menjalani
akupunktur ditambah perawatan biasa, konseling ditambah perawatan biasa, atau perawatan
biasa saja, dengan rasio 2:2:1.
Subyek penelitian menerima 12 sesi mingguan akupunktur ditambah perawatan
biasa, 12 sesi mingguan konseling ditambah perawatan biasa, atau perawatan biasa saja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dibandingkan dengan perawatan biasa, ada penurunan
yang signifikan secara statistik pada skor depresi, rata-rata dalam waktu tiga bulan untuk
akupunktur dan konseling.
Pada bulan ke 12, tidak ada perbedaan yang signifikan antara akupunktur dan
konseling dibandingkan dengan perawatan biasa.“Perlu diketahui, penelitian ini adalah yang
pertama yang secara ketat mengevaluasi dampak klinis dan ekonomi dari akupunktur dan
konseling bagi pasien dalam masa perawatan primer, di mana keadaan depresi terus dialami
pasien selama masa perawatan primer,” kata para penulis.Mereka menambahkan bahwa ini
masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui rencana perawatan seperti apa
yang optimal untuk akupunktur dan konseling pada pasien depresi.
“Meskipun temuan ini menggembirakan, penelitian tidak mengidentifikasi aspek
akupunktur dan konseling mana yang paling bermanfaat bagi pasien, juga tidak memberikan
informasi tentang efektivitas akupunktur atau konseling dibandingkan dengan perawatan
biasa pada pasien depresi ringan,” kata MacPherson.
2.7 Dokumentasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bagi mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dalam dunia
pengobatan tradisional. bagi masyarakat, disarankan dapat memilih dan menggunakan
pengobatan tradisional apa pun dengan catatan, pengobatan tersebut sudah mendapatkan ijin dari
pemerintah dan sudah terbukti baik secara medis.