html
TERAPI KELUARGA
KENYATAAN :
1. Banyak klien di RSJ yg jarang dikunjungi keluarga, keluarga tdk mengikuti proses
perawatan klien
2. Tim kesehatan jiwa di RS merasa bertanggug jawab thd upaya penyembuhan klien &
jarang melibatkan keluarga
3. Setelah sembuh, RS memulangkan klien, beberapa hari, minggu, bulan klien kembali
dirawat dg alasan perilaku klien tdk bisa diterima oleh keluarga & lingkungan
MENGAPA TERJADI ?
Selama dirumah klien tdk boleh keluar & gerak-gerik klien selalu diawasi dg curigai
Keluarga mempunyai tangung jawab dlm Proskep di RS, persiapan pulang & perawatan dirumah
Adaptasi klien dg lingkunganberjalan baik.
Terapi keluarga ADALAH Suatu cara utk menata kembali masalah hubungan antar manusia
(Stuart & Sundeen, 1991)
TUJUAN :
Keluarga
1. Memperbaiki fungsi & struktur keluarga
2. Keluarga mampu meningkatkan pengertian thd klien shg lebih dpt menerima, toleran &
menghargai klien sbg manusia
3. Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi
PERAN PERAWAT
1. Merawat klien secara utuh : observasi stress emosi klien & keluarga
2. Mengkaji fungsional & disfungsional keluarga
aktifitas :
1. Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes ttg gg.jiwa, sistem keswa &
yankep
2. Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi
perilaku & stress
3. Komponen emosi : memberikan kesempatan utk memvalidasi perasaan & bertukar
pengalaman
4. Komponen proses keluarga fokus pd koping keluarga & gejala sisa thd keluarga
5. Komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal/informal utk
klien & keluarga
DISFUNGSI KELUARGA
Identifikasi keluarga
1. Perubahan/transisi keluarga
2. Tahap perkembangan
3. Struktur keluarga
HARAPAN:
TERAPI KELUARGA
PENDAHULUAN
Peran serta keluarga dlm perawatan klien gangguan jiwa > Sangat penting >karena
4. Salah satu faktor penyebab gangguan jiwa adl keluarga tdk tahu cara merawat klien
dirumah
Keluarga berperan penting dlm peristiwa tjdnya gg jiwa & penyesuaian kemabali setiap klien
KENYATAAN :
1. Banyak klien di RSJ yg jarang dikunjungi keluarga > keluarga tdk mengikuti proses
perawatan klien
2. Tim kesehatan jiwa di RS merasa bertanggug jawab thd upaya penyembuhan klien &
jarang melibatkan keluarga
3. Setelah sembuh > RS memulangkan klien > beberapa hari, minggu, bulan klien kembali
dirawat dg alasan perilaku klien tdk bisa diterima oleh keluarga & lingkungan
MENGAPA TERJADI ???
>Selama dirumah klien tdk boleh keluar & gerak-gerik klien selalu diawasi dg curigai >Keluarga
mempunyai tangung
jawab dlm Proskep di RS, persiapan pulang & perawatan dirumah Adaptasi klien dg
lingkunganberjalan baik.
TUJUAN :
5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dlm maupun dari luar anggota keluarga
Keluarga
3. Keluarga dpt meningkatkan kemampuan dlm membantu klien dlm proses rehabilitasi
PERAN PERAWAT
1. Merawat klien secara utuh : observasi stress emosi klien & keluarga
2. Mengkaji fungsional & disfungsional keluarga
aktifitas :
1. Komponen dikdaktik : memberikan informasi & pendkes ttg gg.jiwa, sistem keswa &
yankep
2. Komponen ketrampilan : latihan komunikasi, asertif, menyelesaikan konflik, mengatasi
perilaku & stress
DISFUNGSI KELUARGA
3. Proses transisi dlm keluarga ; pasangan baru menikah, kelahiran anak pertama, anak
mulai remaja
Identifikasi keluarga
1. Perubahan/transisi keluarga
2. Tahap perkembangan
3. Struktur keluarga
Memberikan bimbingan & penyuluhan kesehatan jiwa kpd keluarga dlm rangka : Meningkatkan
kesehatan jiwa keluarga,
Bertujuan utk mencapai derajat kesehatan yg optimal bagi seluruh keluarga, sehingga diharapkan
:
KELUARGA MAMPU :
Materi Pendkes
Suatu kondisi yg memungkin perkembangan fisik, intelektual & emosional yg optimal dari
seseorang & perkembangan itu berjalan selaras dg orang lain
b. Pengertian gangguan jiwa
Perubahan perilaku yg tjd tanpa alasan yg masuk akal, berlebihan, berlangsung lama &
menyebabkan hendaya thd individu tsb atau orang lain
Masalah psikis atau kejiwaan yg timbul sbg akibat terjadinya perubahan sosial
4. Hidup produktif
1. Suasana rumah yg tdk harmonis, spt : tdk PD, sering bertengkar, salah pengertian, kurang
bahagia
2. Pengalaman masa kanak-kanak yg bersifat traumatik
3. Faktor keturunan
4. Perubahan/kerusakan dlm otak, spt : infeksi, luka, perdarahan, tumor, gg peredaran darah,
keracunan, pemakaian alkohol jangka panjang, kekurangan vitamin, epilapsi & keracunan
infeksi, luka, perdarahan, tumor, gg peredaran darah, keracunan, pemakaian alkohol jangka
panjang, kekurangan vitamin, epilapsi & keracunan
6. Faktor lain :
1. Perubahan yg berulang dlm pikiran, daya ingat, persepsi & daya tilik
2. Perubahan perilaku dll
1. Fungsi Keluarga
3. Fungsi sosialisasi, yaitu kemampuan utk mengadakan hubungan antar anggota keluarga
dg keluarga lain atau masyarakat
2. Tugas keluarga dlm mengatasi masalah kesehatan :
3. Memberi perawatan bagi anggota keluarga yg sakit, cacat, atau memerlukan bantuan &
menanggulangi keadaan darurat
3. Memberikan perawatan kpd anggota keluarga yg sakit, cacat maupun yg tdk sakit tapi
memerlukan bantuan
1. keluarga sejak awal perlu dilibatkan dlm penatalaksanaan dan asuhan keperawatan klien
dg gangguan jiwa
2. Metode yg digunakan utk memberikan pendidikan kesehatan jiwa kpd keluarga adalah :
4. Diskusi kelompok
5. Bermain peran
http://imamaffandi.wordpress.com/2008/01/29/teraphy-keluarga/
Terapi Keluarga (Family Therapy)
Oleh :
Imam Affandi, S.Psi, MM
Terapi keluarga adalah sesungguhya bagian dari cabang ilmu konseling yang relatif baru. Dia muncul di sekitar tahun 1950-an,
sebagai suatu reaksi/koreksi atas psikoanalisa yang ditemukan oleh Sigmund Freud. Psikoanalisa dianggap sebagai sesuatu yang
‘gagal’ oleh para pionir terapi keluarga, sekalipun banyak dari mereka terlatih di bidang psikoanalisa.Dalam psikoanalisa, klien harus
dikonseling sendirian. Kehadiran orang lain akan mengganggu proses penyembuhan.
para pionir terapi keluarga melihat ini sebagai suatu kelemahan (terutama juga karena pengaruh systems thinking, yang melihat
individu sebagai bagian dari suatu sistem yang namanya keluarga). Para pionir ini, terutama Virginia Satir, mencoba
menghadirkan anggota keluarga lain dalam proses konseling, dengan keyakinan bahwa klien yang sedang dikonseling
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh anggota keluarga lain. Jadi dalam terapi keluarga, yang hadir tidak hanya individu yang
dianggap bermasalah, tetapi juga anggota keluarga yang lain (yang mungkin menganggap dirinya tidak punya masalah).
Sekalipun terapi keluarga diawali dengan kesamaan pola pandang tadi, dalam perkembangannya muncul berbagai aliran dalam
terapi keluarga. Berikut ini contoh dari beberapa model yang ada seperti Family Systems Therapy oleh Murray Bowen. Bowen
percaya bahwa keluarga mempunyai pengaruh sangat besar (lebih dari yang kita ketahui) terhadap hidup kita. Setiap kali kita
masuk dalam suatu hubungan, pola-pola lama yang ada dalam keluarga kita mempengaruhi kita. Apalagi kalau kita
mempunyai unfinished business dalam hubungan di keluarga kita. Oleh karena itu, salah satu alat terapi Bowen adalah peta
keluarga (genogram) 3 generasi. Structural Family Therapy oleh Salvador Minuchin. Sesuai dengan namanya, model ini melihat
kepada struktur keluarga. Untuk mengubah masalah, struktur keluarga harus diperbaiki. Model ini sangat populer di tahun
1970-an.
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) oleh Aaron Beck dan Albert Ellis. Model ini meyakini bahwa kelakuan bermasalah timbul karena
pola pikir bermasalah. Ubahlah pola pikir yang salah, maka kelakuan bermasalah akan hilang/berubah. Model ini sangat
berpengaruh saat ini. Experiential Family Therapy, termasuk disini Client-Centered Therapy oleh Carl Rogers dan Model Satir
oleh Virginia Satir. pada Cognitive Behaviour Therapy (CBT) yang harus dilakukan adalah menggali ketidaksadaran klien untuk
dapat mengetaguidan mengungkap permaslahan apa saja yang dialaminya barulah kemudian dibuat diagnosa atas kasus
tersebut.
http://www.bnpjabar.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=435:family-
therapy-terapi-keluarga&catid=53:artikel&Itemid=192
Terapi keluarga sudah mempunyai sejarah yang panjang dan efektif dalam bidang
kesehatan jiwa. Di bidang terapi dan rehabilitasi ketergantungan narkoba, penerapan terapi
keluarga berangkat dari suatu paradigma bahwa semua masalah yang terjadi di dalam
keluarga merupakan hasil interaksi sosial dalam suatu sistem.
Artinya, bila seorang anak menjadi pecandu, maka kondisi ini merupakan reaksi terhadap
perilaku anggota keluarga lain, atau sebaliknya, perilaku pecandu akan mempengaruhi
anggota keluarga lainnya. Dengan demikian, bila di dalam suatu keluarga ada anggota
keluarga yang menjadi pecandu, maka seluruh keluarga juga perlu ditangani.
3. Membantu klien dan keluarganya agar dapat lebih terbuka dalam ekspresi bermacam
perasaan seperti malu, takut, sedih.
6. Membantu klien dan keluarga dalam komunikasi sehingga mereka dapat berinteraksi
dengan cara yang lebih konstruktif dan saling membantu.
1. Menggunakan kekuatan keluarga dan seluruh sumber daya untuk membantu atau
mengembangkan berbagai cara agar dapat hidup bebas dari penyalahgunaan
narkoba.
2. Memperbaiki dampak ketergantungan narkoba pada klien dan keluarga. Dalam terapi
keluarga, fokus terapi adalah keluarga dan para individu di antara ruang lingkup
sistem tersebut.