Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

”N”AKSEPTOR SUNTIKAN
DEPO PROGESTIN DENGAN SAKIT KEPALA
DI PUSKESMAS BATUA MAKASSAR
TANGGAL 27 AGUSTUS 2012

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Penndidikan Program Studi DIII Kebidanan
STIKES Nani Hasanuddin

OLEH :

FITRASARI
NH.04.09.070

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”N”AKSEPTOR SUNTIKAN


DEPO PROGESTIN DENGAN SAKIT KEPALA
DI PUSKESMAS BATUA MAKASSAR
TANGGAL 27 AGUSTUS 2012

OLEH :
FITRASARI
NH 04.09.070

Karya Tulis Ilmiah ini telah kami setujui untuk dipertahankan dalam ujian Karya Tulis Ilmiah di
depan tim penguji Program Studi Diploma Tiga Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar.

Makassar, 14 Agustus 2012


Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Fitria, S.ST Sukriyadi, S.Kep, NS, M.Kes

PENGESAHAN TIM PENGUJI


KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.”N”AKSEPTOR SUNTIKAN
DEPO PROGESTIN DENGAN SAKIT KEPALA
DI PUSKESMAS BATUA MAKASSAR
TANGGAL 27 AGUSTUS 2012

OLEH :
FITRASARI
NH 04.09.070

Telah dipertahankan didepan tim penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma Tiga
kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Juma’at / 14 Agustus 2012
Pukul : 14.00 – 15.00 Wita
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

TIM PENGUJI
Ketua : Fitria, S.ST ( )
Anggota : Sukriyadi, S.Kep, NS, M.Kes ( )
Hasnaeni, S.ST ( )
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma Tiga Kebidanan
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Hujeriah Rahayu, S.ST


NIK.890313012

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan pada program studi DIII kebidanan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar dengan judul : ” Asuhan Kebidanan Pada Ny.” N ” Akseptor Suntikan Depo Progestin
dengan sakit kepala Tanggal 27 Agustus 2012.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah masih jauh dari kesempurnaan.
Olehnya itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritikan yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Untuk itu melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa hormat serta terima kasih dan
penghargaaan yang sedalam-dalamnya kepada:.
1. Bapak Yahya Haskas SH, M.Kn, MM.Kes selaku Ketua Yayasan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar.
2. Bapak Yasir Haskas SPt, SE, M.Kes, selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
3.Ibu Hujeriah Rahayu, S.ST selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin
4. Ibu Fitria, S.ST, selaku Pembimbing I dan Bapak Sukriyadi, S.Kep Ns. M.Kes selaku Pembimbing
II
yang telah banyak membantu, membimbing dan meluangkan waktunya dalam penyusunan Karya
Tulis
Ilmiah ini.
5. Ibu Hasnaeni, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan saran dan kritik dalam ujian
Karya
Tulis Ilmiah.
6. Segenap Dosen dan Staf Program Studi DIII Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar yang
telah
memberikan bekal ilmu dan pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Yang tercinta dan saya hormati ayahanda La Samulani, Spd. SD, dan Ibunda Jamniati terima kasih
atas
jasa, pengorbanan, dan doa serta cinta yang tiada putus-putusnya. Kepada adikku Fidyawati, Adi
Saputra, Fatmawati dan Eva Safitri serta seluruh keluarga, terima kasih atas bantuan yang telah
diberikan
baik materil maupun moril selama ini.
8. Rekan-rekan mahasiswi Akademi Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar khususnya Efi
Ernawati, Fatmawati, Rizky Handayani ,Irnawati, Nurhasanah, Sulfikarni, Ekha Nirmala S. dan
Lindayantiyang telah banyak membantu dan menemani penulis dalam proses penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini. Senyum Canda dan semangat kalian akan selalu terkenang.
9. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Akademi Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar
angkatan tahun 2009
Setiap orang selalu berusaha untuk mempersembahkan sebuah karya yang baik termasuk
penulisan, namun patut disadari sepenuhnya karya tulis ini belum sempurna baik isi maupun
sistematika penulisan. Oleh karena itu, segala usul, saran, komentar serta kritikan yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan dan akan diterima dengan senang hati
Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
kebidanan dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan petunjuk dalam
pemanfaatan karya tulis ilmiah ini. Amin

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Makassar, 14 Agustus
2012

Penulis

FITRASARI

BIODATA

A. Identitas Diri
1 Nama : Fitrasari
2 NIM : NH. 04.09.070
3 Tempat / Tanggal Lahir : Desa Bangun, 16 April 1991
4 Jenis Kelamin : Perempuan
5 Suku : Buton
6 Agama : Islam
7 Anak : Pertama dari Lima bersaudara
8 Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan IV No. 20
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Wawoangi, Tahun 1997 - 2003
2. SMP Negeri 4 Sampolawa, Tahun 2003 - 2006
3. SMA Negeri 2 Bau - Bau, Tahun 2006 - 2009
4. Mengikuti Pendidikan Pada Akademi Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar Tahun
2009 sampai sekarang.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang besar.Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu dilakukan program pembatasan
angka kelahiran.Program pembatasan angka kelahiran di Indonesia dikenal dengan program
keluarga berencana yang disingkat dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak
hanya untuk membatasi angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak,
terutama ibu dengan usia tua, yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi
dan juga kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom
Down dan sebagainya cukup tinggi. (Dep.Kes, 2011).
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi yaitu upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.
Namun sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu
kontrasepsi dilihat dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan
motivasi terus-menerus, dan efek samping minimal. (Dep.Kes, 2011).
Dengan visi paradigma baru program KB nasional yaitu untuk mewujudkan keluarga
berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, tanggung jawab, harmonis, dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan misi dari keluarga berencana nasional pada
paradigma baru adalah menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi sebagai
integral dalam meningkatkan kualitas keluarga.
Keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasihat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran (Dep.Kes
RI 1994).Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana Nasional serta
peminatnya makin bertambah.Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman,
sederhan, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat di pakai pada pasca persalinan.
(Manuaba,2010)
Menurut data dari WHO (World Health Organization), lebih dari 100 juta wanita di dunia
memakai metode kontrasepsi yang memiliki efektifitas, lebih dari 75% yang memakai alat
kontrasepsi hormonal dan 25% memakai kontrasepsi non hormonal dalam
mencegah kehamilan. (WHO) Diakses tanggal 23 Agustus 2012.
Prevalensi KB menurut alat atau cara KB berdasarkan hasil mini survey peserta aktif tahun
2010 menunjukkan bahwa prevalensi KB di Indonesia adalah 66,2%. Alat atau cara KB yang
dominan dipakai adalah suntikan (34%), pil (17%), IUD (Intra uteri Device) (7%), implant (4%),
MOW (Metode Operasi Wanita) (2,6%), MOP
(Metode Operasi Pria) (0,3%), kondom (0,6%). (Indonesia 2012) Diakses tanggal 23 Agustus
2012.
Data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2011, cakupan peserta KB aktif menurut
Kabupaten/Kota yaitu jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 351.935 jiwa. Untuk
akseptor suntikan baru 166.424 peserta (47,29%) dan akseptor suntikan lama 416.271 peserta
(118,20%), akseptor pil baru 135.061 peserta (38,37%) dan pil lama 324.935 peserta (92,32%),
akseptor kondom baru sebanyak 50.234 peserta (14,27%) dan akseptor kondom lama sebanyak
74.051 peserta (21,041%), Metode Operasi Wanita (MOW) baru sebanyak 16.201 peserta
(4,603%) dan Metode Operasi Wanita (MOW) lama sebanyak 1.155 peserta (0,33%) serta
Metode Operasi Pria (MOP) baru sebanyak 504 peserta (0,014%) dan Metode Operasi Pria
(MOP) lama sebanyak 1.155 peserta (1,53%).
Berdasarkan pencatatan dan pelaporan data yang di peroleh dari Puskesmas Batua Makassar
tahun 2011 yaitu pemakaian alat kontrasepsi suntikan baru sebanyak 917 peserta (74,9%) dan
pemakai suntikan lama sebanyak 3442 peserta (67,7%),pemakai pil baru sebanyak 319 (22,4%)
dan pemakai pil lama sebanyak 1622(31,9%), pemakai implant baru seban yak 20 peserta
(0,97%) dan implant lama sebanyak 9 peserta (0,18%), pemakai IUD baru sebanyak 21 peserta
(1,2%) dan pemakai IUD lama sebanyak 2 peserta (0,0%),pemakai kondom baru 6 peserta
(0,22%) dan pemakai kondom lama sebanyak 5 peserta (0,03%).
Berdasarkan dari data diatas di temukan bahwa yang memakai kontrasepsi suntikan lebih
banyak dari pada yang memakai alat kontrasepsi lain. tapi masih banyak akseptor yang tidak
memahami tentang keuntungan, kerugian, dan efek samping suntikan depo progestin.
Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membahas lanjut dan
memaparkan dalam karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny.“N” Akseptor
Suntikan Depo Progestin dengan Sakit kepala Di Puskesmas Batua Makassar Tanggal 27
Agustus 2012.

B. Ruang Lingkup Pembahasan


Ruang lingkup pembahasan Karya Tulis Ilmiah ini meliputi Asuhan Kebidanan pada
Ny.“N” Akseptor Suntikan Depo Progestin dengan Sakit kepala Di Puskesmas Batua Makassar
Tanggal 27 Agustus 2012.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny.“N” Akseptor Suntikan Depo Progestin
dengan Sakit kepala Di Puskesmas Batua Makassar Tanggal 27 Agustus 2012.dengan
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada Ny.”N” Akseptor Suntikan Depo Progestin
dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua Makassar.
b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa dan masalah aktual
pada Ny.”N” Akseptor Suntikan Depo Progestin dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua
Makassar.
c. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menentukan diagnosa dan masalah
potensial pada Ny.”N” Akseptor Suntikan Depo Progestin dengan Sakit kepala di Puskesmas
Batua Makassar.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna pemecahan masalah pada Ny.”N”
Akseptor Suntikan Depo Progestin dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua Makassar.
e. Dapat merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny.”N” Akseptor Suntikan Depo Progestin
dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua Makassar.
f. Dapat melaksanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny.”N” Akseptor Suntikan Depo Progestin
dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua Makassar.
g. Dapat mengevaluasi hasil tindakan Asuhan Kebidanan pada Ny.”N” Akseptor Suntikan Depo
Progestin dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua Makassar.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan yang telah dilaksanakan pada Ny.”N” Akseptor
Suntikan Depo Progestin dengan Sakit kepala di Puskesmas Batua Makassar.

D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan melaksanakan program, baik di
Dinas Kesehatan Kota Makassar maupun di pihak Puskesmas Batua Makassar dalam menyusun
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi program Keluarga Berencana.
b. Manfaat Ilmiah
Sebagai informasi memperkaya ilmu, pengetahuan dan bahan acuan bagi penulis selanjutnya.
c. Manfaat institusi
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa STIKES Nani
Hasanuddin Program Diploma III Kebidanan dalam pelaksanan Asuhan Kebidanan.
d. Manfaat bagi penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga yang dapat meningkatkan dan menambah wawasan
tentang keluarga berencana.

E. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Penulis mempelajari literatur-literatur dan data dari internet yang relevan dengan Keluarga
Berencana termasuk Karya Tulis Ilmiah yang ada.
2. Studi kasus
Melaksanakan metode pendekatan pemecahan masalah melalui Asuhan Kebidanan yang meliputi
: pengkajian, merumuskan diagnosa / masalah aktual, maupun masalah potensial, melaksanakan
tindakan segera kolaborasi, menyusun rencana tindakan dan mengevaluasi Asuhan Kebidanan
serta mendokumentasikan dengan Akseptor Suntikan Depo Progestin.
a. Anamneses
Penulis melakukan Tanya jawab dengan klien yang dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan.
b. Peneriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis yaitu inspeksi, palpasi dan pemeriksaan diagnostik
lainnya dengan menggunakan format pengkajian.
c. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta
pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan
tentang kesehatan.
3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber dari
catatan dokter, bidan, perawat serta petugas laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang
lainnya yang dapat memberi konstribusi dalam penyelesaian Karya Tuis Ilmiah ini.
4. Diskusi
Penulis melakukan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu dokter atau bidan yang
menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbing Karya Tulis
Ilmiah ini.

F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran umum tentang Karya Tulis Ilmiah ini maka penulis menyusun
dengan sistematis sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup Pembahasan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penulisan
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Tentang kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
2. Macam-Macam kontrasepsi
B. Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi Suntikan
1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan
2. Macam - macam Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
3. Mekanisme Kerja Suntikan
4. Indikasi Dan Kontra Indikasi Suntikan Depo Progestin
5. Keuntungan Kontrasepsi Dan Kerugian Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
6. Cara Penyuntikan
7. Saat Pemberian Yang Tepat Pada suntikan Depo Progestin
8. Efek samping dan penanganan
C. Konsep Dasar Tentang Sakit Kepala
1. Pengertian Sakit Kepala
2. Penyebab Sakit Kepala
3. Cara Mengatasi Sakit Kepala
D. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
2. Proses manajemen Kebidanan
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
E. Hubungan Antara Manajemen Dengan Dokumentasi Asuhan Kebidanan.
BAB III STUDI KASUS
A. Langkah I. Identifikasi Dan Analisa Data Dasar
B. Langlah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
C. Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
D. Langkah IV. Tindakan Segera / Kolaborasi
E. Langkah V. Rencana Asuhan Kebidanan
F. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan kebidanan
G. Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
H. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi


1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun, SKM, 2008, hal.27).
b. Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. usaha-usaha itu dapat
bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen di namakan pada
wanita tubektomi dan pada pria vasektomi (Sarwono Prawihardjo, DSOG, 2006, hal.134)
2. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Kondom adalah selubung /sarung karet yang dapat terbuat dari berbagi bahan seperti latex
(karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewani dipasang pada penis pada saat
hubungan sexual).
Cara kerjanya menghalangi terjadinya pertemuaan sperma dan sel telur dengan cara mengemas
sperma di ujung selubung karet yang di pasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak
tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan (Saifuddin, AB 2010, hal.MK-18).

2) Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung,terbuat dari lateks (karet) yang diinersikan
kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. cara kerjanya menahan
sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan
tuba fallopi) dan sebagai alat tempat spermisida (Saifuddin, AB, 2010, hal.Mk.21).

3) Spermisida adalah bahan kimia di gunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. cara
kerjanya Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma, dan
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur (Saifuddin, AB, 2010, hal.MK-24).

4) Coitus terputus (senggama terputus) adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi..cara kerjanya
Alat kelamin (penis) di keluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat di cegah.
(Saifuddin, AB, 2010 hal.MK-16).

5) KB alami/pantang berkala (metode kalender, suhu basal dan lendir serviks)

Prinsip pantang berkala adalah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri yaitu sekitar
terjadinya ovulasi.

Untuk menetukan masa saat ovulasi ada 3 cara :

a) Metode Kalender

Pantang berkala dengan sistem kalender adalah cara KB alami dimana hari subur ditaksir
berdasarkan kumpulan catatan siklus haid dari 6-12 bulan terakhir.

Untuk menentukan masa subur istri digunakan patokan :

(1) Ovulasi terjadi pada 14-16 hari sebelum haid yang akan datang
(2) Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
(3) Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
b) Metode Suhu Basal
Dasar KB alami metode Suhu Basal adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena kadar
progesterone naik antara 0,3-0,5°C. Pengukuran suhu dilakukan setiap pagi hari sebelum makan
dan minum. Lama pengukuran suhu bila secara oral selama 3 menit, dan 1 menit bila secara
rectal. (Sri Maryani, 2008 hal 39)
c) Metode Lendir Serviks
Dasar KB alami metode lendir serviks adalah perubahan kualitatif dan kuantitatif dari lendir
serviks yang di pengaruhi hormon ovarium, yang terdiri atas 5 fase yaitu:
(1) Masa kering terjadi segera setelah menstruasi karena kadar estrogen menurun sehingga kurang
merangsang sekresi
(2) Masa pre-ovulasi dini karena kadar estrogen mulai meningkat dan akibatnya sekresi lendir keruh
dan liat
(3) Hari-hari basah yaitu beberapa hari sebelum dan sesudah ovulasi. Kadar estrogen meningkat,
maka lendir berubah menjadi jernih, licin seperti putih telur
(4) Masa post ovulasi yaitu kadar progesterone meningkat, sehingga lendir berkurang sekali dan
menjadi keruh
(5) Masa pre-menstruasi dimana lendir kadang-kadang menjadi jernih lagi dan sangat cair.
(Sri Maryani 2008 hal 41)
b. Metode Kontrasepsi Efektif
1) Pil KB (Suratun, SKM 2008 hal 53, 54)
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di dalam strip
yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone atau yang hanya terdiri dari hormon
progesteron saja.
Jenis-jenis tablet menurut kandungan hormon estrogennya:
(a) Tablet dosis tinggi (High Dose), mengandung estrogen 50-150 mcg dan progesterone 1-10 mg.
(b) Pil dosis rendah (Low Dose), mengandung 30-50 mcg estrogen dan kurang dari 1 mg
progesteron.
(c) Pil mini, mengandung hormon progesteron kurang dari 1 mg.
2) Suntikan KB (Manuaba I.B.G 1998, hal 444)
(a) Depo provera yang mengandung medroxy progesteron asetat 150 mgr
(b) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetat 50 mgr dan komponen estrogen
(c) Norigest 200 mgr yang merupakan derivat testosterone

3) Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) (Suratun, SKM 2008 hal 77, 78)
(a) Jadelle adalah AKBK dua batang yang melepaskan levonorgestrel (sekitar 35Ìg/hari hingga 18
bulan)
(b) Implanon adalah sistem satu batang yang melepaskan levonorgestrel dengan dosis yang
bertahap, yaitu 60-70 Ìg/hari pada bulan pertama pemasangan, 35-45 Ìg/hari pada akhir tahun
pemasangan, sampai 25-30 Ìg/hari pada akhir tahun ke tiga.
(c) Norplant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul dan
masing-masing kapsul panjangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel.
4) Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-
macam, terdiri dari plastik (polyethylene)
Cara kerja AKDR meninggikan getaran saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke
rahim, endometrium belum siap untuk menerima nidasi hasil konsepsi, serta menimbulkan reaksi
mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah putih yang melarutkan blastokista (Sri
Maryani, 2008, hal.91)
c. Metode Kontrasepsi Mantap
1) Tubektomi
Tubektomi atau sterilisasi pada wanita adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah
keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada saluran tuba. (Sri maryani
2008, hal 116)
a) Cara Pomeroy
Bagian tengah tuba diangkat sehingga membentuk suatu lipatan terbuka, kemudian dasarnya
diikat dengan benang yang dapat diserap, tuba diatas dasar itu dipotong. Setelah benang pengikat
diserap maka ujung-ujung tuba akan terpisah satu sama lain.
b) Cara Irving
Tuba dipotong antara dua ikatan benang yang dapat diserap ujung proksimal dari tuba
ditanamkan kedalam miometrium, sedangkan ujung distal ditanamkan kedalam ligamentum
latum.
c) Cara Aldridge
Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba bagian distal bersama-sama
dengan fimbria ditanam kedalam ligamentum latum.
d) Cara Uchida
Tuba ditarik keluar abdomen melalui suatu insisi kecil (minilaparatomi) diatas simfisis
pubis.Kemudian didaerah ampulla tuba dilakukan suntikan dengan larutan adrenalin dalam air
garam dibawah serosa tuba.Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm, tuba dicari
dan setelah ditemukan dijepit, diikat lalu digunting. Ujung tuba yang proksimal akan tertanam
dengan sendirinya dibawah serosa. Luka sayatan dijahit secara kantong tembakau.
e) Cara Kroener
Bagian fimbria dari luka dikeluarkan dari lubang operasi.Suart ikatan dengan benang sutera
dibuat melalui bagian mesosalping dibawah fimbria.Jahitan diikat dua kali, satu mengeliling tuba
sebelah proksimal dari jahitan sebelumnya.Seluruh fimbria dipotong.Setelah pasti tidak ada
perdarahan maka tuba dikembalikan kedalam rongga perut.
2) Vasektomi
Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara
mengikat atau memotong saluran mani (Vas defferents) sehingga sel sperma tidak keluar pada
saat senggama. ( Sri maryani, 2008, hal. 110)

B. Konsep Dasar Tentang Kontrasepsi Suntikan


1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan
1) Kontrasepsi suntikan adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan
penggunaannya lebih kecil.

( Suzanne E, 2007. Hal.178 ).


2) Kontrasepsi suntikan adalah untuk menghubungkan pemakaian suatu metode kontrasepsi yang
berdaya kerja panjang (lama) yang tidak membutuhkanpemakaian setiap hari atau setiap
bersenggama tetap revelsibel. ( Hartanto.2007, hal 163).

2. Macam-macam Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin

( Saifuddin A.B,Jakarta 2010.hal MK)


a. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera),mengandung 150 mg.

b. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristera), yang mengandung 200mg Noretindron Enantat , di
berikan setap 2 bulan dengan cara disuntik intramuscular.

3. Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan

(Prawirohardjo S.Jakarta 2010,Hal mk 41)


1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma


3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

4. Indikasi Dan Kontra Indikasi Suntikan Depo Progestin

(Saifuddin A.B,Jakarta 2010 Hal MK-43).


a. Indikasi suntikan Depo Progestin

1) Usia reproduktif

2) Nullipara dan yang telah memiliki anak

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

6) Setelah abortus atau keguguran

7) Perokok.

8) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

9) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

10) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.

b. Kontra indikasi suntian Depo Progestin

1) Hamil atau dicurigai hamil

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,terutama amenore

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara


5. Kuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Suntikan
(Suzanne E. 2007 Hal 169)
a. Keuntungan Progestin :
1) Sangat efektif
2) Bertahan sampai 8-12 minggu
3) Penurunan gejala pramenstruasi
4) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
5) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak seriusterhadap penyakit jantung, dan
gangguan pembekuan darah
6) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
b. Kerugian :
1) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
2) Terlambatnya kembali kesuburan setelah perhentian pemakaian
3) Tidak dapat di hentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
4) Berat badan meningkat.
5) Tidak haid sama sekali (Amenore)
6) Setelah di berikan tidak dapat ditarik kembali.
6. Cara Penyuntikan
Depo progestin disuntikan secara Intramuskuler pada kuadran luar atas bokong.Spoit yang
sebelumnya telah di isi depoprovera harus dikocok sebelum diberikan. Suntikan harus diberikan
setiap 12 minggu ( Suzanne E, 2007, Hal. 172 ).
Saat Pemberian Yang Tepat Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin (Prawirohardjo
S,2010.MK-43)
a. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
c. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan di berikan di mulai pada saat
jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.

7. Saat Pemberian Yang Tepat Pada suntikan Depo Progestin (Manuaba, 2010, hal.601)
a. Pasca persalinan.
1) Segera ketika masih di Rumah Sakit
2) Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca abortus.
1) Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2) Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
3) Bila klien pasca persalinan > 6 bulan menyusui sebelum haid,suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat,asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
4) Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
8. Efek Samping Dan Penanganan
a. Efek Samping (Suratun, SKM, 2008, hal.72-76)
1) Gangguan haid
a. Amenorhoe adalah tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti suntikan KB selama 3 bulan
berturut-turut atau lebih.
b. Spotting adalah bercak-bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor mengikuti
KB suntik.
c. Metrorhagie adalah perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid.
d. Menometorhagie adalah datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam
siklus haid.
2) Perubahan berat badan
Berat badan bertambah atau turun beberapa beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
pemakaian suntikan KB.
3) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar / sakit di kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau seluruh
bagian kepala.
4) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang sanggama dan terasa mengganggu.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan dibawah kulit.
b. Penanganan (Suratun, SKM,2008, Hal 72-76)
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian suntikan dapat
menyebabkan gejala-gejala tersebut dan gejala-gejala tersebut adanya akibat pengaruh hormonal
suntikan.biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama. bila terjadi amenore, berikan
penjelasan dengan baik. apabila pasangan tidak bisa menerima dan menginginkannya haid setiap
bulan sebaiknya ganti cara dengan pil atau kontrasepsi lainnya.
b) Pengobatan
Bila terjadi perdarahan, dapat pula di berikan preparat estrogen misalnya : Lynoral 2x1 sehari
sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti dapat di laksanakan 1x1 selama
beberapa hari (Suratun, SKM, 2008, hal.73).
2) Keputihan
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang tejadi keputihan.bila hal ini
terjadi juga harus dicari penyebabnya dan segera diberikan pengobatan.
b) Pengobatan
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan pada kasus dimana cairan berlebihan dapat
diberikan preparat anti cholonergis seprti extra belladonna 10 mg dosis 2x1 tablet untuk
mengurangi cairan yang berlebihan, perubahan warna dan biasanya disebabkan oleh adanya
infeksi.
3) Perubahan berat badan
a) Konseling
Menjelasakan pada calon akseptor bahwa kenaikan BB adalah salah satu efek samping
kontrasepsi suntikan.Penyebab bertambahnya berat badan terjadi karena bertambahnya lemak
tubuh dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat
pengendalian nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak
daripada biasanya.
b) Pengobatan
Jelaskan kepada akseptor suntik bahwa kenaikan penurunan berat badan adalah salah satu efek
samping dari pemakaian suntikan, akan tetapi tidak terlalu perubahan berat tersebut di akibatkan
dari pemakaian suntik KB. Diet merupakan pilihan yang utama.di anjurkan untuk melaksanakan
diet rendah kalori di sertai olahraga seperti olahraga teratur dan sebagainya. Bila terlalu kurus di
anjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil, di anjurkan untuk ganti cara ke kontrasepsi
non hormonal.

4) Pusing dan sakit kepala


a) Konseling
Menjelaskan kapada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi
dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin atau obat mengurangi keluhan misalnya: Asetasol 500 mg 3x1
tablet/hari atau paracetamol 500mg 3x1, bila tidak ada perubahan gabti cara kontrasepsi non
hormonal.
5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping
b) Pengobatan
Kompres dingin didaerah yang membiru selama 2 hari setelah itu diubah menjadi kompres
hangat hingga warna biru/ kuning menjadi hilang
C. Konsep Dasar Tentang Sakit Kepala
1. Pengertian Sakit Kepala
Sakit kepala merupakan salah satu gejala yang paling mengganggu dan merupakan masalah
kesehatan yang paling sering dialami.umumnya sakit kepala terjadi hanya sebentar dan hilang
keesokan harinya, tetapi ada juga yang sakitnya kambuh sesudah beberapa bulan atau beberapa
tahun kemudian. Beberapa orang sering mengalami sakit kepala.Perlu diketahui bahwa sakit
kepala merupakan kejadian umum, sehingga jangan terburu-buru menganggap hal ini disebabkan
oleh penyakit serius.Sakit kepala bersifat fungsional tidak berhubungan dengan perubahan orgnis
didalam otak.
Walaupun untuk beberapa kasus tertentu yang berat dapat disebabkan oleh gangguan pada
otak atau selaputnya.Sakit kepala menahun atau sakit kepala kambuhan bisa terasa sangat nyeri
dan mengganggu.Tetapi mencerminkan keadaan kesehatan yang serius.Namun apabila suatu
perubahan dalam pola sumber sakit kepala.Misalnya dari jarang menjadi sering yang tadinya
ringan menjadi berat. Sakit kepala tidak tertahankan merupakan pertanda yang serius dan
memerlukan tindakan medis segera.
(http://www.bangiwell.blogspot.com)
2. Penyebab Sakit Kepala
a. Sakit kepala sebagian besar disebabkan oleh ketegangan otot, gangguan psikis atau nyeri kepala
tanpa penyebab yang jelas.
b. Sakit kepala banyak yang berhubungan dengan kelainan pada mata, hidung tenggorokan gigi
dan telinga.
c. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan perasaan berdenyut di kepala tetapi tekanan darah
tinggi jarang menyebabkan sakit kepala menahun.
d. Sakit kepala kambuhan dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan semacam tumor,
infeksi, trauma kepala, kelelahan pada mata syaraf dan gangguan psikis.
e. Sakit kepala yang hebat dapat disebabkan oleh ketegangan atau tekanan pada selaput otak /
pembuluh darah pada selaput otak.
3. Cara Mengatasi Sakit Kepala
a. Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30 menit
b. Perubahan posisi tidur dan istrahat yang cukup
c. Pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain
d. Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
1). Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau saat menonton
televisi
2). Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising
3). Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari
D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen Asuhan Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang bagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan – temuan,
keterampilan, dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien. (Salma, 2007, Hal. 155 )
2. Proses Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah–langkah tersebut yang
membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi akan tetapi
setiap langkah – langkah tersebut bisa dipecah – pecah kedalam tugas – tugas tertentu dan
semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Untuk kejelasan langkah – langkah diatas
maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan tentang uraian detail dari setiap langkah yang
dirumuskan oleh Varney :
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, pemeriksaan penunjang.
b. Langkah II :Mengidentifikasi Diagnosis / Masalah Aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data – data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang sudah
dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik.Masalah sering berkaitan dengan hal – hal yang sedang dialami wanita yang di
identifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
c. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosis / MasalahPotensial

Pada langkah ketiga bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganannya.Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis berdasarkan diagnosis / masalah yang sudah di identifikasi.
d. Langkah IV :Identifikasi Perlunya Penanganan Segera

Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan
konsultasi kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
e. Langkah V :Perencanaan Asuhan Komprehensip

Pada langkah ini, direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan
langkah – langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah
atau diagnosis yang telah di identifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau setiap masalah yang
berkaitan,tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut, seperti apa yang
diperkirakan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI : Pelaksanaan Rencana

Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman.Pada
langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya.
g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan masalah yang telah
diidentifikasi.Rencana tersebut dapat di anggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaannya.
h. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan ( SOAP )

Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan, pasien, keluarga
pasien dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan, pengobatan pada pasien,
pendidikan pasien dan respon pasien terhadap semua asuhan yang telah diberikan.
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang telah dan
akan dilakukan pada seorang pasien, didalamnya tersirat proses berpikir bidan yang sistematis
dalam menghadapi seorang pasien sesuai langkah – langkah manjemen kebidanan.
1. S ( Data Subjektif ) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesis sebagai langkah I varney.

2. O ( Data Objektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil


laboratorium dan juga diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung
asuhan sebagai langkah I varney.

3. A ( Assesment ) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data


subjektif dan objektif dalam satu identifikasi.
4. P ( Planning ): Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan (I) dan evaluasi perencanaan
berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, 7 varney.

E. Hubungan Antara Manajemen Dengan Dokumentasi Asuhan Kebidanan.

Tabel 1. Proses Manajemen Kebidanan Kompetensi Bidan dan Dokumentasi SOAP


Alur pikir Pencatatan Dari
Asuhan kebidanan

Proses Manajemen Kebidanan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

7. Langkah Varney 5 Langkah CATATAN SOAP


(Kompetensi Bidan)

Data Data Subjektif


Objektif

Masalah/Diagnosa Assessment/

Antisipasi Masalah Diagnosa


Potensial/Diganosa Pengkajian / Diagnosis

lain

Menetapkan
kebutuhan segera
untuk konsultasi,
kolaborasi

Perencanaan Perencanaan Rencana

Implementasi Implementasi Konsul


Tes Diagnostik
Rujukan
Evaluasi Evaluasi
Pendidikan/ konseling
Tindak Lanjut
Sumber : ( Salmah, 2007, Hal. 173 )

BAB III
TINJAUAN KASUS

Bab ini membahas tentang Asuhan Kebidanan pada Ny.“N” Akseptor Suntikan Depo
Progestin dengan Sakit kepala Di Puskesmas Batua Makassar Tanggal 27 Agustus 2012 dengan
pendekatan Manajemen Asuhan Kebidanan.

No. Register : 734


Tanggal Kunjungan : 27 Agustus 2012 Jam 10.30 Wita
Tanggal Pengkajian : 27 Agustus 2012 Jam 10.35 Wita

A. Langkah I. Identifikasi Dan Analisa Data Dasar


1. Identitas istri / suami
Nama : Ny.”N” / Tn.”I”
Umur : 21 Tahun / 22 Tahun
Nikah / Lamanya : 1 Kali / ± 1 Tahun
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMP
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Paropo

2. Data Biologis
a. Keadaan ibu sekarang
1) Ibu menjadi akseptor suntikan sejak tanggal 23 Mei 2012.
2) Ibu mengeluh kadang-kadang merasakan sakit kepala sejak menjadi akseptor suntikan tetapi
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
1) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit lainnya
sebelum dan sesudah menjadi akseptor suntikan.
2) Tidak ada riwayat alergi dan ketergantungan obat-obatan.
c. Riwayat keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit menular dan penyakit keturunan lainnya.
d. 1) Riwayat haid
Menarche umur 13 tahun, siklus haid teratur 28-30 hari, lamanya 4-5 hari.
2) Riwayat obstertik
Mempunyai anak 1 dengan umur8 bulan 2 hari.

3) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.


4) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit kelamin, tumor dan sistem reproduksi.
5) Riwayat KB
a) Ibu mulai menjadi akseptor KB pada tanggal 23 Mei 2012.
b) Pada kartu akseptor ibu tercantum bahwa ibu memakai suntikan Depo Progestin 150 mg.
c) Alasan berKB untuk menjarangkan kehamilan.
3. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Makan 3 x sehari, nafsu makan baik.
2) Pola makan nasi, sayur dan lauk.
3) Minum 7-8 gelas sehari.
b. Eliminasi
1) BAB 1-2 x sehari.
2) BAK 3-4 x sehari.
c. Personal hygiene
1) Mandi 2 x sehari.
2) Sikat gigi 2 x sehari.
3) Cuci rambut 2-3 x seminggu.
4) Ganti baju 2 x sehari.
d. Istirahat
1) Tidur siang + 1 jam.
2) Tidur malam + 7-8 jam.
e. Kebutuhan seks
Tidak ada masalah dalam kebutuhan seks.
4. Data Psikologi dan Spiritual
a. Ibu belum ada rencana untuk hamil.
b. Ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB.
c. Ibu berkeyakinan dan tidak ada larangan dalam agama untuk berKB.
d. Ibu menjalankan shalat 5 waktu sehari.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
1) Kesadaran composmentis.
2) Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x /menit.
S : 36,50C.
P : 20 x /menit.
BB : 58 kg.
b. Kepala
Keadaan rambut bersih dan tidak ada benjolan pada kepala.
c. Wajah
Tidak ada oedema, cloasma tidak ada.
d. Telinga
Simetris kiri kanan, tampak bersih dan sekret tidak ada.
e. Mata
Simetris kiri kanan, sklera putih, konjungtiva merah muda.
f. Hidung
Tidak ada sekret dan tidak ada polip.
g. Gigi dan mulut
Gigi nampak besih, tidak ada caries, tidak ada perdarahan pada gusi.
h. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan vena jugularis.
i. Payudara
Simetris kiri kanan, puting susu terbentuk, ASI ada dan tidak teraba massa.
j. Abdomen
Tidak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan.
k. Ekstrimitas bawah.
Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices pada tungkai dan tidak ada oedema.
6. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Aktual : Akseptor KB suntikan depoprogestin 150 mg dengan masalah sakit kepala.
1. Akseptor KB suntikan Depo Progestin 150 mg.
Subjektif : Ibu menjadi akseptor KB sejak tanggal 23 Mei 2012.
Objektif : Pada kartu akseptor, ibu tercantum bahwa ibu memakai suntikan Depo Progestin 150 mg.
Analisa dan Interpretasi Data :
Salah satu jenis suntikan KB adalah Depo Progestin, jenis suntikan ini mengandung
hormon progesteron yang dapat menghambat dan mencegah terjadinya pelepasan sel telur dari
ovarium serta mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
(Dyah Noviawati Setia Arum,2009, hal.123).
2. Masalah sakit kepala
Subjektif : Ibu mengeluh kadang-kadang merasakan sakit kepala sejak menjadi akseptor suntikan tetapi tidak
mengganggu aktifitas sehari-hari.
Objektif : a. Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x /menit
S : 36,50C
P : 20 x /menit
b. Ibu memakai suntikan Depo Progestin 150 mmHg.
Analisa dan Interpretasi Data :
Sakit kepala merupakan salah satu efek dari alat kontrasepsi suntikan Depo Progestin 150
mg dan kemungkinan karena adanya pelepasan hormon progesteron yang dapat mempertinggi
kadar HDL-Kolesterol sehingga terjadi aterosclerosis pada pembuluh darah. Hal ini dapat
menyebabkan gangguan metabolisme lemak sehingga suplai darah ke otak pun terganggu.
(Hartanto H, 2004, hal.171).
C. Langkah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial
D. Langkah IV. Tindakan Segera / Kolaborasi
Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera atau kolaborasi.
E. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
A. Tujuan
1. Ibu tetap menjadi akseptor KB.
2. Sakit kepala teratasi.
B. Kriteria
1. Keadaan umum ibu baik
Tanda-tanda vital :
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x /menit
S : 36,50C
P : 20 x /menit
2. Ibu tidak lagi mengeluh sakit kepala.
3. Ibu datang pada kunjungan berikutnya dengan jadwal yang telah ditentukan untuk mendapatkan
suntikan ulang tanggal 19 November 2012.
C. Rencana Tindakan
1. Sampaikan kepada ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan diberikan kepadanya

Rasional :
Agar klien dapat kooperatif dalam setiap pelaksanaan tindakan.
2. Jelaskan pada ibu tentang :
a. Keuntungan dan kerugian Depo Progestin 150 mg.
Rasional :
Mencegah kekhawatiran pada ibu bila terjadi efek samping.
b. Anjurkan kepada ibu bahwa setelah disuntik bekas suntikan jangan di pijat.
Rasional :
Mencegah penyerapan yang lebih cepat dari daya kerja atau efektifitas dari Depo Progestin 150
mg.
3. Berikan konseling pada akseptor tentang efek samping suntikan DepoProgestin seperti
Gangguan haid, Perubahan berat badan, Pusing dan sakit kepala, Hematoma. Efek samping ini
jarang terjadi, tidak berbahaya dan cepat hilang.
Rasional:
Dengan memberikan konseling, ibu dapat mengetahui dan menerima tentang efek samping
suntikan Depo Progestin sehingga dapat mengurangi kekhawatiran ibu apabila salah satu efek
samping terjadi atau dialami ibu.
4. Lakukan informed consent sebelum menyuntik.
Rasional :
Agar ibu setuju untuk disuntik.
5. Berikan suntikan Depo Progestin 150 mg secara Intra Muskuler
Rasional :
Kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan keluarga berencana.
6. Beri Health Education pada ibu tentang istirahat yang cukup
Rasional :
Dengan istirahat yang cukup dapat mengurangi beban kerja jantung ,melancarkan aliran darah
keseluruh organ tubuh sehingga dapat membantu mengurangi rasa nyeri/sakit kepala yang di
alami ibu.
7. Anjurkan ibu untuk datang kapan saja jika masalah atau gangguan kesehatan sehubungan
dengan alat kontrasepsinya.
Rasional :
Agar klien mendapatkan pertolongan secara dini dan tepat.
8. Anjurkan ibu datang ulang pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal 19 November 2012.
Rasional :
Suntikan diberikan setiap 90 hari, pemberian kontrasepsi suntikan mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu dimana ovulasi tidak terjadi pada waktu tersebut dan mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pemberian suntikan yang terlambat (Saifuddin A.B, 2010,
hal.MK-44).
9. Catat hasil pemeriksaan di buku PWS KB dan kartu kontrol ibu
Rasional :
Hasil pemeriksaan dicatat di buku PWS KB dan Kartu ibu sebagai pendokumentasian asuhan
kebidananan.
F. Langkah VI. Tindakan Asuhan Kebidanan
Tanggal 27 Agustus 2012 Jam 10.45 Wita
1. Menyampaikan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan kepadanya.
2. Memberi penjelasan tentang :
b. Keuntungan dan kerugian Depo Progestin 150 mg.
1) Keuntungan
a) Sangat efektif.
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri.
d) Tidak berpengaruh terhadap ASI.
e) Tidak perlu menyimpan obat.
f) Sedikit efek samping.
2) Kerugian
a) Gangguan pola haid.
b) Berat badan yang bertambah.
c) Sakit kepala.
d) Pada sistem kardio-vaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada peninggian dari kadar insulin
dan penurunan HDL-Kolesterol sehingga dapat terjadi aterosclerosis yang tinggi dalam darah
sehingga menyebabkan metabolisme dalam darah dapat terganggu.
e) Menimbulkan rasa sakit akibat penyuntikan.
f) Keputihan
c. Menganjurkan pada ibu agar bekas suntikan tidak di pijat.
3. Berikan konseling pada akseptor tentang efek samping suntikan DepoProgestin seperti Gangguan
haid, Perubahan berat badan, Pusing dan sakit kepala, Hematoma. Efek samping ini jarang
terjadi, tidak berbahaya dan cepat hilang.
4. Melakukan informed consent sebelum menyuntik dan ibu sudah setuju disuntik.
5. Memberikan suntikan KB Depo Progestin 150 mg secara Intra Muskuler pada daerah bokong
ibu 1/3 SIAS (Spina Illiaca Anterior Superior).
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan Ibu bersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
7. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke klinik jika terdapat masalah seperti sakit kepala yang
hebat, perdarahan dan lain-lain yang sehubungan dengan pemakaian alat kontrasepsinya agar ibu
dapat memperoleh pertolongan secara dini dan tepat.
8. Menganjurkan pada ibu untuk kembali pada jadwal yang telah ditentukan untuk mendapat
suntikan ulang, yaitu pada tanggal 19 November 2012.
9. Mencatat hasil pemeriksaan di buku PWS KB dan kartu kontrol ibu
G. Langkah VII. Evaluasi Kebidanan
Tanggal 27 Agustus 2012 Jam 11.30 Wita
1. Ibu mengerti dengan semua penjelasan yang diberikan kepadanya.
2. Ekspresi wajah ibu nampak tenang dan ibu dapat beradaptasi dengan sakit kepala yang
dialaminya
3. Ibu masih ingin menjadi akseptor KB suntikan depo progestin 150 mg.
4. Ibu bersedia datang pada tanggal 19 November 2012 untuk mendapatkan suntikan ulang.
5. Hasil pemeriksaan telah dicatat di buku PWS KB dan kartu control ibu
H. Pendokumentasian Hasil Asuhan Kebidanan pada Ny.“N” Akseptor Suntikan Depo
Progestin dengan Sakit kepala Di Puskesmas Batua Makassar Tanggal 27 Agustus 2012
1. Subjektif (S)
a. Ibu mengatakan menjadi akseptor suntikan sejak tanggal 23 Mei 2012.
b. Ibu mengeluh kadang-kadang merasakan sakit kepala tetapi tidak mengganggu aktivitas sehari-
hari.
c. Ibu mengatakan tidak ada perubahan pada kebutuhan seks.
d. Ibu dan suaminya bersama dalam mengambil keputusan untuk berKB.
2. Data Objektif (O)
a. Keadaan umum baik
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x /menit
Suhu badan : 36,50C
Pernapasan : 20 x /menit
c. Pada kartu akseptor ibu, tercantum bahwa ibu memakai suntikan Depo Progestin 150 mg.
3. Assesment (A)
Akseptor KB suntikan Depo Progestin dengan masalah sakit kepala.
4. Planning (P)
Tanggal 27 Agustus 2012 Jam 11.30 Wita
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
b. Menyampaikan kepada ibu tindakan yang akan dilakukan dan ibu mengerti semua tindakan
yang diberikan kepadanya.
c. Memberikan penjelasan pada ibu tentang :
Keuntungan dan kerugian dari suntikan Depo Progestin 150 mg dan Ibu sudah mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
d. Berikan konseling pada akseptor tentang efek samping suntikan DepoProgestin seperti
Gangguan haid, Perubahan berat badan, Pusing dan sakit kepala, Hematoma. Efek samping ini
jarang terjadi, tidak berbahaya dan cepat hilang.
e. Melakukan informed consent sebelum menyuntik dan ibu sudah setuju disuntik.
f. Memberikan suntikan KB Depo Progestin 150 mg secara Intra Muskuler pada daerah bokong
ibu 1/3 SIAS (Spina Illiaca Anterior Superior).
g. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup danbersedia melaksanakan anjuran yang
diberikan
h. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke klinik jika terdapat masalah seperti sakit kepala yang
hebat, perdarahan dan lain-lain yang sehubungan dengan pemakaian alat kontrasepsinya agar ibu
dapat memperoleh pertolongan secara dini dan tepat.
i. Menganjurkan pada ibu untuk kembali pada jadwal yang telah ditentukan untuk mendapat
suntikan ulang, yaitu pada tanggal 19 November 2012.
j. Mencatat hasil pemeriksaan di buku PWS KB dan kartu kontrol ibu

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis membahas tentang kesenjangan antara teori dan hasil studi dan
pelaksanaan penerapan Asuhan Kebidanan pada Ny.“N” Akseptor Suntikan Depo Progestin
Dengan Sakit Kepala Di Puskesmas Batua Makassar Tanggal 27 Agustus 2012.
Dalam penerapan asuhan kebidanan secara teoritis yang dimulai dari pengkajian data,
merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial, tindakan segera/kolaborasi, perencanaan,
pelaksanaan, serta evaluasi asuhan kebidanan yang terjadi pada kasus Ny.”N”.
A. Langkah I. Identifikasi Dan Analisa Data Dasar
Dalam teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal dari proses
manajemen kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan informasi mengenai
akseptor.
Informasi tersebut harus saling berkaitan dan menggambarkan masalah kesehatan yang
dialami oleh akseptor yang meliputi biopsikososial dan spiritual.
Berdasarkan pengkajian asuhan kebidanan pada langkah I identifikasi data dasar penulis
tidak menemukan hambatan. Ini dapat dilihat dan respon dan sikap akseptor yang terbuka untuk
memberikan informasi yang diperlukan karena dengan melakukan pendekatan yang baik dengan
klien kita dapat memperoleh data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan secara lengkap
menyeluruh dan berfokus, antara lain ibu merasakan sakit kepala dengan alat kontrasepsi yang
dipakainya dengan demikian ada kesamaan antara teori dan studi kasus Ny.”N”.
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Berdasarkan teori kontrasepsi suntikan dapat menimbulkan efek samping namun dengan
konseling dan pemberian yang tepat keluhan dapat teratasi.
Pada kasus ini ditemukan klien akseptor suntikan Depo Progestin 150 mg dengan masalah
sakit kepala yang timbul karena ketidaktahuan/kurang pahamnya ibu mengenai mekanisme kerja
obat dan efek samping yang ditimbulkan.Dalam hal ini terdapat kesamaan antara teori dan studi
kasus Ny.”N”.
C. Langkah III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial
Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada data yang mendukung
untuk terjadinya masalah potensial.
D. Langkah IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
Berdasarkan data yang ditemukan dari hasil pengkajian tidak ada data yang mendukung
untuk melakukan tindakan segera dan kolaborasi.

E. Langkah V. Rencana Tindakan


Berdasarkan teori dengan pemberian konseling yang tepat pada klien mengenai efek
samping dan mekanisme kerja dan suntikan Depo Progestin 150 mg, maka masalah dapat
teratasi, dalam hal ini terdapat kesamaan antara teori dan studi kasus Ny.”N”.
Rencana Tindakan

10. Sampaikan kepada ibu setiap akan melaksanakan tindakan yang akan diberikan kepadanya
Rasional :
Agar klien dapat kooperatif dalam setiap pelaksanaan tindakan.
11. Jelaskan pada ibu tentang :
c. Keuntungan dan kerugian Depo Progestin 150 mg.
Rasional :
Mencegah kekhawatiran pada ibu bila terjadi efek samping.
d. Anjurkan kepada ibu bahwa setelah disuntik bekas suntikan jangan di pijat.
Rasional :
Mencegah penyerapan yang lebih cepat dari daya kerja atau efektifitas dari Depo Progestin 150
mg.
12. Berikan konseling pada akseptor tentang efek samping suntikan DepoProgestin seperti Gangguan
haid, Perubahan berat badan, Pusing dan sakit kepala, Hematoma. Efek samping ini jarang
terjadi, tidak berbahaya dan cepat hilang.
Rasional:
Dengan memberikan konseling, ibu dapat mengetahui dan menerima tentang efek samping
suntikan Depo Progestin sehingga dapat mengurangi kekhawatiran ibu apabila salah satu efek
samping terjadi atau dialami ibu.
13. Lakukan informed consent sebelum menyuntik.
Rasional :
Agar ibu setuju untuk disuntik.
14. Berikan suntikan Depo Progestin 150 mg secara Intra Muskuler
Rasional :
Kebutuhan klien terpenuhi dalam kesinambungan pelayanan keluarga berencana.
15. Beri Health Education pada ibu tentang istirahat yang cukup
Rasional :
Dengan istirahat yang cukup dapat mengurangi beban kerja jantung ,melancarkan aliran darah
keseluruh organ tubuh sehingga dapat membantu mengurangi rasa nyeri/sakit kepala yang di
alami ibu.
16. Anjurkan ibu untuk datang kapan saja jika masalah atau gangguan kesehatan sehubungan dengan
alat kontrasepsinya.

Rasional :
Agar klien mendapatkan pertolongan secara dini dan tepat.
17. Anjurkan ibu datang ulang pada jadwal yang ditentukan yaitu tanggal 19 November 2012.
Rasional :
Suntikan diberikan setiap 90 hari, pemberian kontrasepsi suntikan mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu dimana ovulasi tidak terjadi pada waktu tersebut dan mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pemberian suntikan yang terlambat (Saifuddin A.B, 2010,
hal.MK-44).
18. Catat hasil pemeriksaan di buku PWS KB dan kartu kontrol ibu
Rasional :
Hasil pemeriksaan dicatat di buku PWS KB dan Kartu ibu sebagai pendokumentasian asuhan
kebidananan.
F. Langkah VI. Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Dalam teori tindakan yang dilakukan harus berorientasi pada intervensi yang telah dibuat
pada studi kasus Ny.”N” semua intervensi telah diimplementasikan pada tanggal 27 Agustus
2012 Jam 10.45 Wita. Dalam hal ini terdapat kesamaan antara teori dan studi kasus Ny.”N”.

G. Langkah VII. Evaluasi


Dalam teori ini untuk mengadakan evaluasi setiap masalah dilakukan observasi langsung
data objektif dan subjektif yang didapatkan dari akseptor.Dalam kasus ini evaluasi masalah yang
dihadapi oleh klien pada dasarnya dapat teratasi.Hal ini dapat dilihat pada ekspresi wajah ibu
yang kembali ceria dan ibu sudah tidak bertanya lagi tentang keadaannya setelah mendapatkan
penjelasan dari petugas dalam hal ini terdapat kesamaan antara teori dan studi kasus Ny.”N”.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan pada akseptor suntikan dan
pengalaman langsung di lahan praktek studi kasus Ny.”N” akseptor suntikan Depo Progestin
dengan sakit kepala maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan
1. Suntikan Depo Progestin merupakan metode kontrasepsi efektif yang banyak diminati oleh ibu-
ibu, karena cara penggunaannya yang aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek samping.
Pada kasus ini dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan akseptor suntikan Depo
Progestin dengan tahapan-tahapan pengkajian data, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan
potensial, tindakan segera/kolaborasi, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi kebidanan yang
terjadi pada kasus Ny.”N” akseptor suntikan Depo Progestin dengan sakit kepala.
2. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses Manajemen
Asuhan Kebidanan karena hal ini merupakan bukti tanggung jawab bidan terhadap asuhan
kebidanan yang telah diberikan kepada klien.
3. Pada pembahasan kasus yang mengarah pada manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah
varney ditemukan adanya kesamaan antara teori dengan studi kasus Ny.”N”.
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Mengingatkan pada ibu agar memperhatikan kapan ibu harus kembali untuk mendapatkan
suntikan ulang.
b. Ibu harus mengerti dan mengetahui dengan jelas efek samping dari alat kontrasepsi yang
digunakan.
2. Untuk Bidan
a. Bidan dalam memberikan konseling kepada akseptor lebih diarahkan kepada mekanisme kerja
dan efek samping yang ditimbulkan oleh alat kontrasepsi.
b. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam penerapan kasus keluarga berencana pada
umumnya dan metode kontrasepsi suntikan pada khususnya.
c. Bidan harus lebih meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan kontrasepsi dan
penanggulangan efek samping secara dini yang dialami oleh akseptor.
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan manajemen kebidanan
dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut
sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang
berpotensi dan professional.

DAFTAR PUSTAKA
http://bangiwell.blogspot.com. Di akses 5 September 2012

Everett, Suzanne, 2008, Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan Seksual Reproduktif, Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Hartanto H, 2004. Keluarga Berencana & Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono, 2006,”Ilmu Kebidanan”, YBP-SP, Jakarta

Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan tahun 2011, ”Rekapitulasi Akseptor Keluarga
Berencana”,Makassar

Rekam Medik Puskesmas Batua Makassar, 2011, ”Rekapitulasi Akseptor Keluarga Berencana”,
Makassar

Manuaba, I.B.G, 2010, “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan”, EGC, Jakarta.

Maryani Sri. 2008, ”Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi”,TIM : Jakarta

Saifuddin A.B, 2010, “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”, Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Suratun,dkk. 2008, ”Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi”,TIM : Jakarta
Lampiran
Macam – macam Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
Gambar : Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) dan Depo Nonsterat Enontat (Depo
Nonsterat)
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA)

Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan
tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo
metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti
progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus
habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis seringkali terjadi
kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata
cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana.

2. Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat)


Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin dion anontat,
diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest adalah obat yang
disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam
larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam
perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender
cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu
beberap minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang
atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan
hal ini.

Anda mungkin juga menyukai