Anda di halaman 1dari 2

PENGANTAR

Kanker ovarium epitelial tetap menjagi suatu kegansan yang mematikan, dan sampai saat
ini, beberapa faktor resiko yang dapat dimodifikasi telah di bentuk. Berhubungan dengan
diet, studi secara ekologi menyarankan bahwa diet tinggi nabati yang kaya buah dan
sayuran diduga berkaitan dengan penurunan resiko, meskipun kemudian studi kasus-kontrol
dan studi cohort mendapatkan hasil yang tidak konsisten. Tanaman mengandung komponen
bioaktif yang disebut Flavonoid, yang dapat memodulasi jalur sinyal dan mengatur beberapa
jalur peradangan kanker dan kofaktor epigenetik. Senyawa ini memiliki potensi untuk
memberi efek kemopreventif, menunjukkan bahwa flavonoid diduga mengandung
komponen-komponen tertentu pada tanaman yang dapat mengurangi risiko kanker ovarium.

Flavonoid yang ada dalam banyak makanan dan minuman termasuk buah, sayuran, teh,
dan anggur. subclass flavonoid yang biasa dikonsumsi di Amerika Serikat termasuk flavanon,
flavonol, anthocyanin, flavan-3-ols, flavones, dan flavonoid polimer. Beberapa studi telah
meneliti hubungan antara senyawa ini dan risiko kanker ovarium. Studi kasus-kontrol
umumnya telah melaporkan hubungan terbalik antara flavonols dan flavon dan risiko kanker
ovarium. analisis prospektif sebelumnya 5 senyawa tertentu dalam kelas-kelas ini juga
diamati. Namun, studi prospektif berikutnya, yang meneliti hubungan dari flavon dan
beberapa flavonols di beberapa situs kanker, mengamati tidak ada asosiasi dengan kanker
ovarium. Penelitian sebelumnya dibatasi oleh jumlah kasus yang relatif kecil, dan karena,
sampai saat ini, database makanan tidak mengandung berbagai komprehensif flavonoid
dalam diet, tidak ada penelitian sebelumnya, untuk pengetahuan kita, telah meneliti berbagai
subclass flavonoid di hubungannya dengan risiko kanker ovarium. Oleh karena itu, pada
penelitian ini, dilakukan pemeriksaan ikatan dari 6 subclass flavonoid, total asupan flavonoid,
dan sumber makanan utama dengan risiko kanker ovarium epitel di Nurses 'Health Study
(NHS) 5 dan Nurses' Health Study II (NHSII), termasuk pemeriksaan oleh subtipe tumor,
dengan lebih dari dua kali jumlah kasus dari dalam analisis sebelumnya.

SUBJEK DAN METODE


Populasi Penelitian
NHS dimulai pada tahun 1976 ketika 121.700 wanita AS berusia 30-55 tahun menyelesaikan
kuesioner yang diberikan tentang faktor risiko yang diketahui dan diduga berhubunga dengan
kanker dan penyakit kardiovaskular. Di 1989, srudi kohort dari 116.430 wanita berusia 25-42
tahun yang terdaftar di NHSII dengan menggunakan kuesioner yang sama, peserta diberikan
kuesioner lanjutan dua tahun sekali, untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai gaya
hidup serta diagnosa penyakitnya. Setiap 2-4 tahun , perempuan yang mendaji peserta
mendapatkan kuesioner food- frequency questionnaires (FFQs). Untuk memaksimalkan
kekuatan statistik, dalam penelitian ini dimasukkan pula peserta yang menjawab FFQ sejak
tahun 1984 untuk peserta NHS atau 1991 untuk peserta NSII. Peserta yang melaporkan
ooferektomi bilateral, manopause akibat iradiasi panggul, atau kanker selain kanker kulit non
melanoma sebelum awal penelitian, tidak dapat menyelesaikan FFQ lanjutan, atau memiliki
nilai asupan kalori total (500 atau 3500 kkal/hari) menjadi kriteria eksklusi, yang
mengakibatkan masuknya 82,289 perempuan dari NHS dan 89.651 perempuan dari NHSII
untuk total 171.940 perserta.

Penilaian Hasil
Hasilnya adalah Insiden kanker ovarium epitelial. Pada penelitian ini, dikumpulkan informasi
tentang diagnosa kanker ovarium baru pada setiap kuesioner dua tahun pertama. Untuk 90%
dari kasus yang dilaporkan serta kematian yang disebabkan kanker ovarium diidentifikasi
melalui anngota keluarga, US National Death Index, atau Amerika Serikat Portal Service,
untuk memperoleh catatan medis yang berkaitan dengan diagnosis. Bila tidak mendapatkan
catatan medis, diambil dari buku register yang berhubungan dengan diagnosa kanker. Kira-
kira 98% dari semua kematian di NHS dan NHSII yang didapatkan dari Death Index
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai