Anda di halaman 1dari 10

HASIL DAN PEMBAHASAN IV-1

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pemetaan yang dilakukan di daerah Desa Laubuluh dan sekitarnya Kecamatan

Kuta Buluh Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara yang meliputi pengamatan

singkapan-singkapan satuan dolomit yang bertujuan untuk mengetahui

penyebaran satuan dolomit. Dari hasil pengamatan 2 titik pengamatan, satuan

dolomit daerah penelitian menyebar hampir diseluruh Desa Laubuluh Kecamatan

Kuta Buluh. Untuk Mengetahui kualitas satuan dolomit dilakukan analisa kimia

satuan dolomit yang dilakukan terhadap 2 contoh sampel batuan yang dapat

mewakili seluruh contoh batuan yang ada pada daerah penelitian.

4.1.1. Hasil Analisa Petrologi

Analisa petrologi dilakukan dengan 1 tahap yaitu secara megaskopis. Megaskopis

singkapan dolomit daerah penelitian yang diamati terdiri dari beberapa titik secara

langsung dipermukaan dan dengan pengambilan sampel yang dibuat dalam bentuk

koordinat lokasi di lapangan yang dituangkan dalam peta. Pengamatan satuan

dolomit di daerah penelitian dilakukan berdasarkan sifat fisik, tekstur batuan dan

komposisi penyusun mineral pada batuan untuk mengetahui nama dan genesa

pembentukan batuan dolomit.

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-2

- DL01

Adapun deskripsi dolomit yang ditemukan dilapangan, warna lapuk kuning

kecoklatan dan warna segar abu-abu gelap, tekstur kristalin, struktur massif,

komposisi mineral 95% dolomit dan 5% kalsit, bereaksi agak lama apabila ditetesi

larutan HCl. Berdasarkan pengamatan megaskopis bahwa batuan dolomit ini

dapat di pergunakan sebagai bahan baku pupuk dikarenakan batuan dolomit ini

dapat dihancurkan dan dibuat dalam bentuk serbuk pupuk.

Foto 4.1. Sampel satuan dolomit pada pos 2

- DL02

Adapun deskripsi satuan dolomit yang ditemukan dilapangan, warna lapuk kuning

kecoklatan dan warna segar abu-abu gelap, tekstur kristalin, struktur massif,

komposisi mineral 97% dolomit dan 3% kalsit, bereaksi agak lama apabila ditetesi

larutan HCl. Berdasarkan pengamatan megaskopis bahwa batuan dolomit ini

dapat di pergunakan sebagai bahan baku pupuk dikarenakan batuan dolomit ini

dapat dihancurkan dan dibuat dalam bentuk serbuk pupuk.

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-3

Foto 4.2. Sampel satuan dolomit pada pos 7

4.1.2. Hasil Analisa Petrografi

Analisa petrografi merupakan pengamatan batuan secara mikroskopis.

Pengamatan secara mikroskopis ini dilakukan dari pengamilan sampel dolomit

pada daerah penelitian yang diamati terdiri dari beberapa titik secara langsung

dipermukaan dan dengan pengambilan sampel dapat dilakukan sayatan pada atuan

guna membantu dalam pengamatan mikroskopis. Pengamatan satuan dolomit

secara miskroskopis dilakukan berdasarkan warna, ukuran butir, bentuk butir,

sortasi, kemas, dan komposisi penyusun mineral pada batuan untuk mengetahui

nama dan genesa pembentukan batuan dolomit.

- DL01

Adapun deskripsi dolomit yang secara mikroskopis, warna putih keabuabuan dan

warna interferensi putih keabuabuan, ukuran butir 0,04-0,4mm, bentuk butir

angular, sortasi baik, kemas tertutup, dan komposisi mineral 95% dolomit dan 5%

kalsit, sayatan batuan dolomit dicampur dengan menggunakan larutan alizarine

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-4

merah digunakan untuk mengetahui perbedaan antara mineral dolomit dan kalsit

pada mikroskop. Dolomit berwarna putih keabu-abuan sedangkan kalsit berwarna

merah. Berdasarkan pengamatan mikroskopis ini bahwa nama batuannya adalah

batuan dolomit.

Foto 4.3. Kenampakan batuan dolomit secara mikroskopis pos 2

- DL02

Adapun deskripsi dolomit yang secara mikroskopis, warna putih keabuabuan dan

warna interferensi putih keabuabuan, ukuran butir 0,04-0,4mm, bentuk butir

angular, sortasi baik, kemas tertutup, dan komposisi mineral 97% dolomit dan 3%

kalsit, sayatan batuan dolomit dicampur dengan menggunakan larutan alizarine

merah digunakan untuk mengetahui perbedaan antara mineral dolomit dan kalsit

pada mikroskop. Berdasarkan pengamatan mikroskopis ini bahwa nama

batuannya adalah batuan dolomit.

Foto 4.4. Kenampakan batuan dolomit secara mikroskopis pos 7

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-5

4.1.3. Hasil Analisa Kimia

Analisa kimia dolomit dimaksudkan untuk mengetahui komposisi kimia (kualitas)

dolomit yang selanjutnya digunakan untuk menafsirkan pemanfaatan dolomit

daerah penelitian berdasarkan parameter kimianya dianalisa adalah sebanyak 2

sampel dari beberapa titik pengamatan, yaitu pada pos 2 dengan kode sampel

DL01, pos 7 dengan kode sampel DL02. Uji kimia dilakukan di laboratorium PT.

SUCOFINDO dengan parameter senyawa : MgO, CaO dan Kadar air.

Tabel 4.1. Hasil Analisa Kimia dolomit daerah penelitian PT. SUCOFINDO

Kode Parameter Kimia

Sampel MgO (%) CaO (%) Kadar Air (%)


DL01 19,80 29,26 0,16

DL02 21,07 29,84 0,18

4.2. Pembahasan

4.2.1. Penyebaran Batuan Dolomit

Penyebaran satuan dolomit pada daerah penelitian berdasarkan pemetaan geologi

yang dilakukan dengan mengamati singkapan batuan dan melihat batas

penyebarannya menunjukkan bahwa satuan dolomit menyebar diseluruh daerah

penelitian, dengan luas penyebaran ±5Ha. (Lampiran Peta Sebaran dolomit)

4.2.2. Analisa Kualitas Batuan Dolomit

Analisa kualitas satuan dolomit merupakan analisa terhadap komposisi kimia

batuan dolomit yang bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan batuan dolomit

sebagai bahan baku pupuk. Selain analisa kimia batuan dolomit, tatanan geologi

serta kenampakan fisik dari batuan dolomit tersebut juga dapat mempengaruhi

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-6

kwalitas batu dolomit. Berikut hasil penamaan batuan dolomit berdasarkan

komposisi kimia atau persentase MgO.

Tabel 4.2. Penamaan sampel berdasarkan kadar MgO (Pettijhon, 1990) daerah penelitian

Kode sampel Kadar MgO (%) Nama Batuan


DL01 19,80 Dolomit
DL02 21,07 Dolomit

Berdasarkan hasil analisa kimia yang terdiri dari 2 titik pengamatan sampai

mewakili daerah penelitian jika dilihat dari kandungan MgO (%), maka dapat

disimpulkan bahwa batuan dolomit di daerah penelitian memenuhi syarat

dijadikan sebagai bahan baku pupuk pertanian atau dapat disebut dengan pupuk

dolomit (Tabel 2.2) SNI 02-2804-2005.

Tabel 4.3. Hasil analisa kadar CaO pada daerah penelitian

Kode sampel Kadar CaO (%) Nama Batuan


DL01 29,26 Dolomit
DL02 29,84 Dolomit

Berdasarkan hasil analisa kimia yang terdiri dari 2 titik pengamatan sampai

mewakili daerah penelitian jika dilihat dari kandungan CaO (%), maka dapat

disimpulkan bahwa batuan dolomit di daerah penelitian memenuhi syarat

dijadikan sebagai bahan baku pupuk pertanian atau dapat disebut dengan pupuk

dolomit (Tabel 2.2) SNI 02-2804-2005.

Tabel 4.4. Penamaan sampel berdasarkan kadar air daerah penelitian

Kode sampel Kadar Air (%) Nama Batuan


DL01 0,16 Dolomit
DL02 0,18 Dolomit

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-7

Berdasarkan hasil analisa kimia yang terdiri dari 2 titik pengamatan sampai

mewakili daerah penelitian jika dilihat dari kandungan air (%), maka dapat

disimpulkan bahwa batuan dolomit di daerah penelitian memenuhi syarat

dijadikan sebagai bahan baku pupuk pertanian atau dapat disebut dengan pupuk

dolomit (Tabel 2.2) SNI 02-2804-2005.

4.2.3. Pembuatan Bahan Baku Pupuk Dolomit

Dolomit merupakan jenis pupuk yang menggunakan bahan baku batuan dolomit.

Jenis batuan ini didapatkan dari kawasan izin usaha pertambangan di wilayah

Desa Laubuluh dan sekitarnya Kecamata Kuta Buluh. Dari data yang ada,

diketahui bahwa batuan dolomit ini merupakan jenis batuan dolomit yang sangat

berkualitas. Dimana berdasarkan analisas kimia sampel batuan ini memiliki kadar

magnesium mencapai 19% – 21%.

Pupuk dolomit ini merupakan salah satu jenis pupuk yang cukup ramah

lingkungan namun memiliki kualitas tinggi. Dibidang pertanian, keberadan pupuk

dolomit ini merupakan sebuah harapan cerah yang cukup menjanjikan. Sebab,

jenis pupuk ini mengandung magnesium yang memiliki kadar cukup tinggi.

Sehingga pemakaian pupuk ini cukup baik digunakan pada bidang pertanian.

Pupuk Dolomit sangat cocok digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah yang

memiliki reaksi masam. Tanah seperti ini banyak ditemukan di daerah penelitian.

Tingginya curah hujan menjadi salah satu penyebab, mengapa tanah di daerah

penelitian memiliki tingkat kemasamam yang tinggi.

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-8

Kehadiran pupuk dolomit ini, bagi para petani merupakan sebuah harapan

cerah, karena penggunaan pupuk ini dinilai bisa memberikan nilai lebih. Ada

beberapa keunggulan pupuk dolomit ini, antara lain adalah :

- Ukuran butir yang sama, dimana biasanya 95% akan lolos dari ayakan 100

mesh.

- Kadar Magnesium sekitar 19 – 21 %

- Kemampuan larut dalam air cukup cepat, sehingga memudahkan tanaman

untuk mengkonsumsinya

- Memiliki efektivitas magnesium yang tinggi

- Kemampuan menangkal pengasaman yang cepat.

- Pupuk dolomit hanya cukup digunakan 60% dibandingkan dengan pupuk

dolomit biasa untuk mencapai hasil yang sama. Dengan demikian, dolomit

akan menghemat 40% pemakaian pupuk.

4.2.4. Kegunaan Pupuk Dolomit untuk Pertanian

Kegunaan batuan dolomit sebagai bahan baku pertanian dapat dilihat dari hasil

analisa kimia dan sifat fisik batuan dolomit tersebut. Berdasarkan hasil analisa

kimia tersebut, batuan dolomit pada daerah penelitian dapat digunakan sebagai

bahan baku pupuk dan dapat dinamakan sebagai pupuk dolomit.

Ada beberapa kegunaan pupuk dolomit yang sangat dibutuhkan pada

Pertanian. Khususnya memberikan dampak besar bagi tanaman dan tanah.

Kegunan tersebut adalah :

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-9

1. Tanaman yang kekurangan zat Magnesium akan berdampak buruk.

Dengan pupuk dolomit, akan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman

untuk meningkatkan kemampuan menghasilkan CO2.

2. Pertumbuhan tanaman akan terganggu jika tanah masam atau memiliki pH

rendah. Pada kondisi ini akan membuat tanaman mengalami keracunan A1

serta Fe. Pupuk dolomit akan menetralisir A1 dan juga Fe, selain juga

meningkatkan pH tanah guna membantu proses penyerapan unsur hara.

3. Pembenahan. Pemberian pupuk buatan yang berlebihan, bisa membuat

tanaman mengalami kekurangan Magnesium. Pupuk nitrogen juga bisa

membuat tanah menjadi masam. Pemberian dolomit akan membuat tanah

menjadi netral dan menghindarkan sifat asam berlebih yang terjadi karena

pemberian pupuk yang melebihi batas.

4. Untuk menetralisir tanah yang sudah masam dan menahan keasaman yang

ditimbulkan oleh pupuk urea.

5. Pemberian pupuk dolomit yang terlalu banyak (dengan urea maupun

kalium) akan menurunkan Mg sehingga menyebabkan kehilangan

kemampuan berasimilasi dengan CO2. Dengan pemberian dolomit, pH tanah

akan meningkat sehingga unsur-unsur N, P, K akan menjadi semakin baik.

Dolomit di daerah penelitian terdapat pada Formasi Batugamping Batumilmil

(Ppbl) yang berumur Perem Awal hingga Trias Awal. Menurut penulis, proses

keterbentukan dolomit pada formasi Batugamping Batumilmil ini dipengaruhi

oleh umur batugamping yang tergolong tua dan adanya proses alterasi magma

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo
HASIL DAN PEMBAHASAN IV-10

yang berasal dari gunung api sinabung (sebelah timur daerah penelitian). Selain

itu, diasumsikan bahwa masuknya mineral alterasi yang berasal dari magma

Sinabung didukung oleh adanya sesar diperkirakan yang berarah Timur-Barat

Daya (Gambar 3.2). Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan mineral kalsit

pada batugamping menjadi mineral dolomit. Dilain waktu, akibat dari peristiwa

ini bahwasanya efek dari sesar diperkirakan yang berarah Timur-Barat Daya

tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada batuan dolomit yang terbentuk

seperti banyaknya struktur kekar pada batuan dolomit di daerah penelitian.

Geologi dan Studi Kualitas untuk Pembuatan Bahan Baku Pupuk


di Desa Lau Buluh, Kecamatan Kuta Buluh, Kabupaten Karo

Anda mungkin juga menyukai