BAB IV
4.1. Hasil
Kuta Buluh Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara yang meliputi pengamatan
Kuta Buluh. Untuk Mengetahui kualitas satuan dolomit dilakukan analisa kimia
satuan dolomit yang dilakukan terhadap 2 contoh sampel batuan yang dapat
singkapan dolomit daerah penelitian yang diamati terdiri dari beberapa titik secara
langsung dipermukaan dan dengan pengambilan sampel yang dibuat dalam bentuk
dolomit di daerah penelitian dilakukan berdasarkan sifat fisik, tekstur batuan dan
komposisi penyusun mineral pada batuan untuk mengetahui nama dan genesa
- DL01
kecoklatan dan warna segar abu-abu gelap, tekstur kristalin, struktur massif,
komposisi mineral 95% dolomit dan 5% kalsit, bereaksi agak lama apabila ditetesi
dapat di pergunakan sebagai bahan baku pupuk dikarenakan batuan dolomit ini
- DL02
Adapun deskripsi satuan dolomit yang ditemukan dilapangan, warna lapuk kuning
kecoklatan dan warna segar abu-abu gelap, tekstur kristalin, struktur massif,
komposisi mineral 97% dolomit dan 3% kalsit, bereaksi agak lama apabila ditetesi
dapat di pergunakan sebagai bahan baku pupuk dikarenakan batuan dolomit ini
pada daerah penelitian yang diamati terdiri dari beberapa titik secara langsung
dipermukaan dan dengan pengambilan sampel dapat dilakukan sayatan pada atuan
sortasi, kemas, dan komposisi penyusun mineral pada batuan untuk mengetahui
- DL01
Adapun deskripsi dolomit yang secara mikroskopis, warna putih keabuabuan dan
angular, sortasi baik, kemas tertutup, dan komposisi mineral 95% dolomit dan 5%
merah digunakan untuk mengetahui perbedaan antara mineral dolomit dan kalsit
batuan dolomit.
- DL02
Adapun deskripsi dolomit yang secara mikroskopis, warna putih keabuabuan dan
angular, sortasi baik, kemas tertutup, dan komposisi mineral 97% dolomit dan 3%
merah digunakan untuk mengetahui perbedaan antara mineral dolomit dan kalsit
sampel dari beberapa titik pengamatan, yaitu pada pos 2 dengan kode sampel
DL01, pos 7 dengan kode sampel DL02. Uji kimia dilakukan di laboratorium PT.
Tabel 4.1. Hasil Analisa Kimia dolomit daerah penelitian PT. SUCOFINDO
4.2. Pembahasan
sebagai bahan baku pupuk. Selain analisa kimia batuan dolomit, tatanan geologi
serta kenampakan fisik dari batuan dolomit tersebut juga dapat mempengaruhi
Tabel 4.2. Penamaan sampel berdasarkan kadar MgO (Pettijhon, 1990) daerah penelitian
Berdasarkan hasil analisa kimia yang terdiri dari 2 titik pengamatan sampai
mewakili daerah penelitian jika dilihat dari kandungan MgO (%), maka dapat
dijadikan sebagai bahan baku pupuk pertanian atau dapat disebut dengan pupuk
Berdasarkan hasil analisa kimia yang terdiri dari 2 titik pengamatan sampai
mewakili daerah penelitian jika dilihat dari kandungan CaO (%), maka dapat
dijadikan sebagai bahan baku pupuk pertanian atau dapat disebut dengan pupuk
Berdasarkan hasil analisa kimia yang terdiri dari 2 titik pengamatan sampai
mewakili daerah penelitian jika dilihat dari kandungan air (%), maka dapat
dijadikan sebagai bahan baku pupuk pertanian atau dapat disebut dengan pupuk
Dolomit merupakan jenis pupuk yang menggunakan bahan baku batuan dolomit.
Jenis batuan ini didapatkan dari kawasan izin usaha pertambangan di wilayah
Desa Laubuluh dan sekitarnya Kecamata Kuta Buluh. Dari data yang ada,
diketahui bahwa batuan dolomit ini merupakan jenis batuan dolomit yang sangat
berkualitas. Dimana berdasarkan analisas kimia sampel batuan ini memiliki kadar
Pupuk dolomit ini merupakan salah satu jenis pupuk yang cukup ramah
dolomit ini merupakan sebuah harapan cerah yang cukup menjanjikan. Sebab,
jenis pupuk ini mengandung magnesium yang memiliki kadar cukup tinggi.
Sehingga pemakaian pupuk ini cukup baik digunakan pada bidang pertanian.
Pupuk Dolomit sangat cocok digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah yang
memiliki reaksi masam. Tanah seperti ini banyak ditemukan di daerah penelitian.
Tingginya curah hujan menjadi salah satu penyebab, mengapa tanah di daerah
Kehadiran pupuk dolomit ini, bagi para petani merupakan sebuah harapan
cerah, karena penggunaan pupuk ini dinilai bisa memberikan nilai lebih. Ada
- Ukuran butir yang sama, dimana biasanya 95% akan lolos dari ayakan 100
mesh.
untuk mengkonsumsinya
dolomit biasa untuk mencapai hasil yang sama. Dengan demikian, dolomit
Kegunaan batuan dolomit sebagai bahan baku pertanian dapat dilihat dari hasil
analisa kimia dan sifat fisik batuan dolomit tersebut. Berdasarkan hasil analisa
kimia tersebut, batuan dolomit pada daerah penelitian dapat digunakan sebagai
Dengan pupuk dolomit, akan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman
serta Fe. Pupuk dolomit akan menetralisir A1 dan juga Fe, selain juga
menjadi netral dan menghindarkan sifat asam berlebih yang terjadi karena
4. Untuk menetralisir tanah yang sudah masam dan menahan keasaman yang
(Ppbl) yang berumur Perem Awal hingga Trias Awal. Menurut penulis, proses
oleh umur batugamping yang tergolong tua dan adanya proses alterasi magma
yang berasal dari gunung api sinabung (sebelah timur daerah penelitian). Selain
itu, diasumsikan bahwa masuknya mineral alterasi yang berasal dari magma
Daya (Gambar 3.2). Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan mineral kalsit
pada batugamping menjadi mineral dolomit. Dilain waktu, akibat dari peristiwa
ini bahwasanya efek dari sesar diperkirakan yang berarah Timur-Barat Daya