Anda di halaman 1dari 6

KEHAMILAN DENGAN BEKAS SEKSIO SESAREA

Pada kehamilan dengan riwayat seksio sesarea, perlu diperhatikan apakah


akan dilaksanakan persalinan per vaginam atau per abdominam. Pada ibu dengan
riwayat tersebut, tidak harus selalu dilakukan seksio sesarea lagi, terutama bila
penyebab seksio sesarea sebelumnya bukan merupakan indikasi yang menetap. Jika
tidak ada kontraindikasi, dicoba untuk melahirkan per vaginam.

1. Persalinan Pervaginam dengan Bekas Seksio Sesarea


Definisi
Persalinan Pervaginam dengan bekas seksio sesarea atau juga dikenal dengan
VBAC (Vaginal Birth After Cesarean-section) adalah proses melahirkan
normal setelah pernah melakukan seksio sesarea.
VBAC menjadi isu yang sangat penting dalam ilmu kedokteran khususnya
dalam bidang obstetrik karena pro dan kontra akan tindakan ini. Baik dalam
kalangan medis ataupun masyarakat umum selalu muncul pertanyaan, apakah
VBAC aman bagi keselamatan ibu. Pendapat yang paling sering muncul
adalah “Orang yang pernah melakukan seksio harus seksio untuk
selanjutnya.” Juga banyak para ahli yang berpendapat bahawa melahirkan
normal setelah pernah melakukan seksio sesarea sangat berbahaya bagi
keselamatan ibu dan section adalah pilihan terbaik bagi ibu dan anak.

2. Indikasi VBAC
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) pada tahun
1999 dan 2004 memberikan rekomendasi untuk menyeleksi pasien yang
direncanakan untuk persalinan pervaginal pada bekas seksio sesarea.

Menurut Cunningham FG (2001) kriteria seleksinya yaitu :


a. Riwayat 1 atau 2 kali seksio sesarea dengan insisi segmen bawah rahim.
b. Secara klinis panggul adekuat atau imbang fetopelvik baik
c. Tidak ada bekas ruptur uteri atau bekas operasi lain pada uterus
d. Tersedianya tenaga yang mampu untuk melaksanakan monitoring,
persalinan dan seksio sesarea emergensi.
e. Sarana dan personil anastesi siap untuk menangani seksio sesarea darurat

Menurut Cunningham FG (2001) kriteria yang masih kontroversi adalah :


a. Parut uterus yang tidak diketahui
b. Parut uterus pada segmen bawah rahim vertikal
c. Kehamilan kembar
d. Letak sungsang
e. Kehamilan lewat waktu
f. Taksiran berat janin lebih dari 4000 gram

Untuk memprediksi keberhasilan penanganan persalinan pervaginal bekas


seksio sesarea, beberapa peneliti telah membuat sistem skoring. Adapun
skoring yang ditentukan untuk memprediksi persalinan pada wanita dengan
bekas seksio sesarea adalah sebagai berikut:

Tabel 1 . Skor VBAC menurut Flamm dan Geiger (1997)


No Karakteristik Skor
1 Usia< 40 tahun 2
2 Riwayat persalinan pervaginal
- sebelum dan sesudah seksio sesarea 4
- persalinan pervaginal sesudah seksio sesarea 2
- persalinan pervaginal sebelum seksio sesarea 1
- tidak ada 0
3 Alasan lain seksio sesarea terdahulu 1
4 Pendataran dan penipisan serviks saat tiba di Rumah Sakit
dalam keadaan Inpartu:
- 75 % 2
- 25 – 75 % 1
- < 25 % 0
5 Dilatasi serviks> 4 cm 1
Tabel 2. Angka Keberhasilan VBAC menurut Flamm dan Geiger
Skor Angka Keberhasilan (%)
0-2 42-49
3 59-60
4 64-67
5 77-79
6 88-89
7 93
8-10 95-99
Total 74-75

Tabel 3. Skor VBAC menurut Weinstein Factor


No. Tidak Ya
1. Bishop Score 4 0 4
2. Riwayat persalinan pervaginal sebelum seksio 0 2
sesarea
3. Indikasi seksio sesarea yang lalu
 Malpresentasi,Preeklampsi/Eklampsi, Kembar 0 6
 HAP, PRM, PersalinanPrematur
 Fetal Distres, CPD, Prolapsus tali pusat 0 5
 Makrosemia, IUGR 0 4
0 3

3. Kontraindikasi VBAC
Kontra indikasi mutlak melakukan VBAC adalah :
a) Bekas seksio sesarea klasik
b) Bekas seksio sesarea dengan insisi T
c) Bekas ruptur uteri
d) Bekas komplikasi operasi seksio sesarea dengan laserasi serviks yang luas
e) Bekas sayatan uterus lainnya di fundus uteri contohnya miomektomi
f) Disproporsi sefalopelvik yang jelas.
g) Pasien menolak persalinan pervaginal
h) Panggul sempit
i) Ada komplikasi medis dan obstetrik yang merupakan kontra indikasi
persalinan pervaginal
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi VBAC
a. Teknik operasi sebelumnya
Pasien bekas seksio sesarea dengan insisi segmen bawah rahim transversal
merupakan salah satu syarat dalam melakukan VBAC, dimana pasien
dengan tipe insisi ini mempunyai resiko ruptur yang lebih rendah dari pada
tipe insisi lainnya. Bekas seksio sesaria klasik, insisi T pada uterus dan
komplikasi yang terjadi pada seksio sesarea yang lalu misalnya laserasi
serviks yang luas merupakan kontra indikasi melakukan VBAC.
b. Jumlah seksio sesarea sebelumnya
VBAC tidak dilakukan pada pasien dengan insisi corporal sebelumnya
maupun pada kasus yang pernah seksio sesarea dua kali berurutan atau
lebih, sebab pada kasus tersebut diatas seksio sesarea elektif adalah lebih
baik dibandingkan persalinan per vaginal.
c. Penyembuhan luka pada seksio sesarea sebelumnya
Insisi uterus dengan potongan vertikal yang dikenal dengan seksio sesarea
klasik dilakukan pada otot uterus. Luka pada uterus dengan cara ini
mungkin tidak dapat pulih seperti semula dan dapat terbuka lagi sepanjang
kehamilan atau persalinan berikutnya.
d. Indikasi operasi pada seksio sesarea yang lalu
Tabel 4. Hubungan indikasi seksio sesarea lalu dengan keberhasilan
penanganan VBAC
Indikasi seksio yang lalu Keberhasilan VBAC (%)
Letak sungsang 80.5
Fetal distress 80.7
Solusio plasenta 100
Plasenta previa 100
Gagal induksi 79.6
Disfungsi persalinan 63.4

e. Usia Maternal
Dari penelitian didapatkan wanita yang berumur lebih dari 35 tahun
mempunyai angka seksio sesarea yang lebih tinggi.
f. Usia kehamilan saat seksio sesarea sebelumnya
Pada usia kehamilan < 37 minggu dan belum inpartu misalnya pada
plasenta previa dimana segmen bawah rahim belum terbentuk sempurna
kemungkinan insisi uterus tidak pada segmen bawah rahim dan dapat
mengenai bagian korpus uteri yang mana keadaannya sama dengan insisi
pada seksio sesarea klasik.
g. Riwayat persalinan pervaginam
Pasien dengan bekas seksio sesarea yang pernah menjalani persalinan
pervaginal memiliki angka keberhasilan persalinan pervaginal yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa persalinan pervaginal.
h. Keadaan serviks pada saat partus
Penipisan serviks serta dilatasi serviks memperbesar keberhasilan VBAC.
Induksi persalinan dengan misoprostol akan meningkatkan resiko ruptur
uteri pada maternal dengan bekas seksio sesarea.

5. Komplikasi
Menurut Landon komplikasi terhadap maternal, antara lain:
a. Ruptur uteri,
Tanda-tanda ruptur uteri adalah sebagai berikut :
 Nyeri akut abdomen
 Sensasi popping (seperti akan pecah)
 Teraba bagian-bagian janin diluar uterus pada pemeriksaan Leopold
 Deselerasi dan bradikardi pada denyut jantung bayi
 Presenting parutnya tinggi pada pemeriksaan pervaginal
 Perdarahan pervaginal
b. Gangguan sistem tromboembolik,
c. Endometritis
d. Kematian maternal dan gangguan-gangguan lain

Anda mungkin juga menyukai