ABSTRAK
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan Upaya Kesehatan yang Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Pelayanan imunisasi merupakan bagian
dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan penyakit. Indikator yang digunakan untuk menilai
keberhasilan program imunisasi adalah angka Universal Child Immunization (UCI). Hasil cakupan imunisasi
Puskesmas Wonokusumo sebesar 95,6% dengan target 90%, sehingga dapat dikatakan telah melebihi target
yang ditetapkan. Penelitian ini menggunakan rancang bangun cross sectional. Pengambilan sampel secara acak
menggunakan metode guy. Cara penghitungan metode guy ialah 10% dari populasi sehingga didapatkan sampel
sejumlah 78 responden. Responden penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita usia 1 sampai 5 tahun,
ibu hamil serta ibu dalam usia subur (wanita usia subur). Teknik pengumpulan data primer diperoleh dari
kuesioner sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan Puskemas Wonokusumo dan Dinas Kesehatan Kota
Surabaya. Penelitian dilakukan di lingkungan RW 15 Kelurahan Wonokusumo. Hasil penelitian uji statistik
bivariat menunjukkan terdapat hubungan karakteristik, pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dengan kepatuhan
imunisasi dengan p = 0,00 (p<0,05). Saran penelitian, bagi Puskesmas Wonokusumo diharapkan dapat
memberikan pelatihan pada masyarakat dan kader posyandu tentang pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap
imunisasi dan kepatuhan imunisasi sedangkan bagi masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dan berperan serta
dalam upaya pelaksanaan imunisasi.
ABSTRACT
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) is a form of activity or Community Based Health Efforts in the management
and held from, by, for and with the community. Immunization services are part of the effort to prevent and cut
the chain of transmission of disease. The indicator used to assess the success of the immunization program is
the number of Universal Child Immunization (UCI). Immunization coverage in Puskesmas Wonokusumo was
95.6% with a target of 90% so it can be said has exceeded the target set. This study used cross sectional design.
Random sampling using the guy method. How to calculate the method guy is 10% of the population so that
obtained a sample of 78 respondents. Primary data collection techniques obtained from questionnaires while
secondary data obtained from reports Wonokusumo Puskemas and Surabaya City Health Office. The research
was conducted in RW 15 Wonokusumo Urban Village. The result of bivariate statistic test shows that there is
relation of characteristic, knowledge, attitude, and action of mother with immunization compliance with p> α,
0,00> 0,05. Puskesmas Wonokusumo is expected to provide training to the community and posyandu cadres
about knowledge, attitude and actions on immunization and immunization compliance whereas for the society
expected to be more active and participate in the effort of immunization implementation. Researchers are further
expected to investigate any relationship analysis that may affect immunization compliance.
©2018 FKM_UNAIR All right reserved. Open access under CC BY – SA license doi: 10.20473/jbe.v6i1.2018. 114-123
Received 27 March 2017, received in revised form 21 February 2018, Accepted 22 February 2018, Published online: 18 March 2018
115 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 6 Nomor 1, Januari 2018, hlm. 114-123
METODE
Puskemas Wonokusumo dan Dinas Kesehatan Kota Hasil penelitian pada Tabel 1 menunjukkan
Surabaya. bahwa sebagian besar respoonden berumur 25-30
tahun sebanyak 35 responden (45%). Tingkat
HASIL pendidikan responden sebagian besar tamat SMP.
Pekerjaan responden sebagian besar sebagai ibu
Imunisasi Dasar rumah tangga. Hasil uji statistik bivariat
Hasil wawancara dengan kader posyandu menunjukkan terdapat hubungan umur, pendidikan,
terdapat faktor presdisposisi dan faktor pendorong dan pekerjaan responden terhadap kepatuhan
yang menyebabkan ibu tidak patuh mengikuti imunisasi sebesar p = 0,00 (p < 0,05).
kegiatan imunisasi. Faktor presdisposisi yaitu
rendahnya partisipasi ibu balita terhadap mengikuti Perilaku Ibu
kegiatan imunisasi karena malas menunggu. Faktor
Perilaku ibu terdiri dari pengetahuan, sikap dan
pendorong yaitu kurangnya pelatihan terhadap
tindakan ibu. Gambaran perilaku ibu dapat
kader mengenai 5 meja posyandu.
diketahui sebagai berikut:
Berdasarkan data sekunder cakupan imunisasi di
RW 15 Wonokusumo sebesar 95,6%. Hal ini berarti
Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Responden
bahwa telah melebihi target yang ditetapkan.
dengan Kepatuhan Imunisasi di RW 15
Cakupan imunisasi yang berada diatas target
Wonokusumo
tersebut dapat berhasil karena ibu balita minta
Kepatuhan Imunisasi
dijemput oleh kader saat posyandu. Hal ini terjadi Total
sebab ibu balita malas untuk menunggu terlalu lama Pengetahuan Iya Tidak
di posyandu serta faktor pertama adalah kurangnya n % n % n %
informasi. Faktor kedua mengenai reaksi KIPI yang Baik 5 6 0 0 5 6
menyebabkan dukungan keluarga terhadap Cukup 45 58 18 23 63 81
imunisasi berkurang. Dukungan keluarga Kurang 0 0 10 13 10 13
berkurang disebabkan karena paska imunisasi anak Total 50 64 28 36 78 100
atau balita menderita demam atau sakit. p value = 0,00
Penilaian terhadap sikap dibagi dalam 3 kategori bayi harus dalam kondisi sehat karena imunisasi
antara lain baik, cukup dan kurang. Kategori kurang merupakan pemberian virus dengan memasukkan
dengan skor 0-10, kategori cukup dengan skor 11- virus, bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam
20, dan kategori baik dengan skor 21-30. tubuh dan kemudian menimbulkan antibodi.
Hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan
bahwa sebanyak 43 responden dengan tingkat sikap Karakteristik Ibu
cukup (55%) patuh terhadap imunisasi. Hasil uji Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 45%
statistik bivariat menunjukkan terdapat hubungan responden berada kelompok umur 25-30 tahun.
sikap terhadap kepatuhan imunisasi dengan p = 0,00 Kelompok umur 25 -35 tahun termasuk kategori
(p < 0,05). usia dewasa. Menurut Karina (2012), menyebutkan
Tindakan responden terhadap kepatuhan semakin cukup umur individu maka akan semakin
imunisasi dapat diketahui pada Tabel 4 sebagai banyak pengalaman hidup dan semakin mudah
berikut: untuk menerima suatu perubahan perilaku.
Semakin cukup umur individu, tingkat kematangan
Tabel 4. Distribusi Tindakan Responden dengan dalam berpikir juga akan semakin baik dan
Kepatuhan Imunisasi di RW 15 meningkat dalam pembentukan kegiatan atau
Wonokusumo program kesehatan.
Kepatuhan Imunisasi Hasil penelitian juga menunjukkan sebanyak
Tindakan Total 38% responden tingkat pendidikan adalah tamat
Iya Tidak
n % n % n % SMP. Menurut Notoatmodjo (2010), memaparkan
Baik 45 58 0 0 45 58 bahwa salah satu faktor yang menentukan status
Cukup 5 6 18 23 23 29 kesehatan masyarakat adalah adalah karakteristik
Kurang 0 0 10 13 10 13 individu seperti pendidikan. Pendidikan menjadi
Total 50 64 28 36 78 100 hal yang sangat penting dalam mempengaruhi atau
p value = 0,00 mendorong pengetahuan. Individu yang
mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi akan
PEMBAHASAN lebih mudah menerima dan menyerap serta
memahami informasi. Ibu dengan tingkat
Imunisasi dasar pendidikan rendah akan mendapat kesulitan untuk
Imunisasi merupakan usaha pemberian menerima informasi yang ada tentang kelengkapan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan imunisasi. Pendidikan yang dimiliki oleh seseorang
vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti adalah berbeda-beda juga akan mempengaruhi
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. seseorang dalam pengambilan keputusan
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan (Rahmawati, 2013).
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Menurut penelitian Makamban et al (2014),
antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen menyatakan bahwa pendidikan rendah memberikan
yang serupa, tidak terjadi penyakit (Ranuh dkk, efek negatif terhadap responden untuk
2011). mengimunisasi anaknya sampai lengkap,
Pelayanan imunisasi dasar diberikan oleh sebaliknya pendidikan tinggi memberikan efek
petugas puskesmas Wonokusumo antara lain positif terhadap responden untuk mengimunisasi
imunisasi BCG, DPT, polio, campak. Menurut anaknya sampai lengkap. Pendidikan rendah
Hanum (2010), imunisasi memberikan 2 kekebalan meningkatkan ketidakpatuhan pemberian imunisasi
tubuh yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif. dasar lengkap sedangkan pendidikan tinggi
Kekebalan aktif adalah pemberian kuman atau meningkatkan kepatuhan pemberian imunisasi
racun yang sudah dilemahkan atau dimatikan dasar lengkap.
dengan tujuan merangsang tubuh memproduksi Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 67,9 %
antibodi sendiri. Kekebalan aktif dibagi menjadi responden dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah
dua yaitu kekebalan aktif alami dan kekebalan aktif Tangga (IRT). Menurut penelitian yang dilakukan
buatan. Kekebalan aktif alami, dimana tubuh anak oleh Rachman (2013), memaparkan bahwa
membuat kekebalan sendiri setelah sembuh dari pekerjaan merupakan salah satu faktor yang
suatu penyakit. Kekebalan aktif buatan adalah yaitu mempengaruhi ibu dalam melengkapi status
kekebalan diperoleh setelah orang mendapatkan imunisasi dasar pada balita umur 1 sampai 5 tahun.
vaksinasi imunisasi yaitu BCG, DPT, campak, HB, Ibu yang bekerja diharapkan meluangkan sedikit
dan polio. Syarat pemberian imunisasi dasar adalah waktunya untuk mengikuti kegiatan imunisasi,
karena kegiatan imunisasi sangat penting untuk
119 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 6 Nomor 1, Januari 2018, hlm. 114-123
mencegah penyakit menular seperti TBC, dipteri, seseorang yang berpengetahuan tinggi akan
pertusis, tetanus, hepatitis B, dan campak. cenderung mempunyai perilaku yang baik dalam
bidang kesehatan dalam hal ini untuk
Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi mengimunisasikan anaknya. Menurut Widiastuti
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 58% (2008), memaparkan faktor yang mempengaruhi
responden dengan tingkat pengetahuan cukup patuh pemberian imunisasi dasar lengkap adalah
terhadap imunisasi. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan ibu dari hasil uji statistik didapatkan
pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, bahwa faktor yang paling mempengaruhi adalah
atau hasil tahu yang diperoleh dari seseorang pengetahuan ibu.
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya Menurut Ismet (2013), menyebutkan terdapat
seperti melalui mata, hidung, telinga dan faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan ibu
sebagainya. yaitu pemberian informasi oleh orang lain. Semakin
Pengetahuan cukup yang diperoleh responden banyak ibu memperoleh informasi tentang
tidak terlepas dari peran tenaga puskesmas selaku imunisasi dasar lengkap maka semakin baik pula
penanggung jawab wilayah RW 15 Wonokusumo pengetahuannya, sebaliknya semakin sedikit
serta peran kader posyandu yang memberikan informasi tentang imunisasi dasar yang diperoleh
informasi tentang imunisasi. Menurut penelitian maka semakin kurang pengetahuannya. Semakin
yang dilakukan oleh Kusyanti (2015), menyebutkan baik pengetahuan seseorang, makin mudah
bahwa informasi merupakan hal penting dalam menerima informasi sehingga semakin baik pula
penyampaian materi atau pengetahuan atau berita, pengetahuan yang dimiliki. Apabila ibu memiliki
informasi yang disampaikan secara jelas, singkat, pengetahuan baik tetapi tidak ada kemauan untuk
padat akan mudah diterima dan diserap oleh mengimunisasikan anaknya dapat menyebabkan
responden. Informasi yang paling banyak dari ketidakpatuhan ibu dalam pemberian imunisasi
tenaga kesehatan melalui petugas puskesmas dasar lengkap.
Wonokusumo dan kader posyandu di wilayah RW Menurut Azwar (2011), menyebutkan bahwa
15 Wonokusumo. pengetahuan diperlukan dalam menimbulkan sikap
Pengetahuan imunisasi mengenai program dan tindakan setiap hari, sehingga dapat dikatakan
imunisasi dasar lengkap yang diketahui oleh ibu. bahwa pengetahuan merupakan domain yang
Penyakit yang dapat dicegah dengan menggunakan sangat penting terhadap pembentukan tindakan
imunisasi BCG yaitu penyakit TBC, berapa kali seseorang. Pengetahuan tentang penyakit
imunisasi BCG diberikan pada bayi yaitu satu kali mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
pada saat umur 1 bulan. Penyakit yang dapat penyakit sehingga dapat mempengaruhi perilaku
dicegah dengan pemberian imunisasi hepatitis b, seseorang untuk mengurangi ancaman dari suatu
berapa kali imunisasi hb 0 diberikan, imunisasi hb penyakit
0 diberikan setelah bayi lahir. Penyakit yang dapat
dicegah dengan pemberizn imunisasi DPT, Sikap Ibu tentang Imunisasi
imunisasi DPT diberikan berapa kali pada bayi, Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 55%
DPT diberikan saat, penyakit yang dapat dicegah responden patuh terhadap imunisasi. Menurut
dengan imunisasi DPT, DPT diberikan saat, Notoadmojo (2007), menyebutkan bahwa sikap
penyakit yang dapat dicegah dengan DPT. Penyakit merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek
yang bisa dicegah dengan pemberian imunisasi di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
polio, yaitu usia diberikan imunisasi polio yaitu terhadap obyek sehingga diperlukan proses sampai
pada bulan 1, ke 3 serta ke 4, berapa kali imunisasi penerimaan terhadap suatu obyek atau kegiatan
polio diberikan, usia pertama kali diberikan tertentu.
pemberian imunisasi polio. Penyakit yang dapat Sikap ibu terhadap imunisasi berpengaruh pada
dicegah dengan pemberian imunisasi campak, kepatuhan ibu untuk mengimunisasikan dasar pada
berapa kali imunisasi campak diberikan, anaknya. Ibu dengan tingkat sikap yang baik maka
mendapatkan imunisasi dasar di pelayanan, ibu akan mengikuti kegiatan imunisasi dengan
mendapatkan imunisasi dasar saat usia. teratur. Sikap ibu mengenai imunisasi adalah setuju
Tingkat pengetahuan imunisasi cukup atau tidak setuju dengan adanya pelaksanaan
diharapkan dapat mempengaruhi tindakan seorang program imunisasi, dan keyakinan tentang bahwa
ibu dalam memberikan imunisasi secara lengkap imunisasi BCG dapat mencegah penyakit yaitu
kepada anaknya (Budiman, 2013). Hasil penelitian penyakit TBC, imunisasi hepatitis B dapat
ini juga sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007), mencegah penyakit yaitu penyakit hepatitis B,
menyatakan bahwa terdapat kecenderungan imunisasi DPT dapat mencegah penyakit yaitu
Alfiyan Dharma Yuda., Ira Nurmala., Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap…120
penyakit dipteri, imunisasi polio dapat mencegah Tindakan dipengaruhi adanya fasilitas atau
penyakit yaitu penyakit polio, imunisasi campak sarana kesehatan. Faktor yang mempengaruhi
yaitu dapat mencegah penyakit yaitu penyakit kelengkapan imunisasi dasar dan kepatuhan untuk
campak. mengikuti kegiatan imunisasi adalah dukungan
Menurut Triana (2015), menyebutkan bahwa keluarga, pelayanan petugas kesehatan, jarak
sikap masyarakat yang cukup tentang imunisasi tempat tinggal dengan pusat pelayanan kesehatan,
perlu diperbaiki agar generasi penerusnya dapat ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, serta
terhindar dari penyakit menular tertentu. Hal yang faktor sosial lain yang berhubungan (Febriana,
perlu diperbaiki adalah meningkatkan penyuluhan 2009).
kepada masyarakat akan pentingnya imunisasi, efek
samping dari imunisasi serta kandungan dari vaksin Hubungan Karakteristik Ibu tentang Imunisasi
imunisasi. Hal ini dilakukan dengan harapan tidak dengan Kepatuhan Mengikuti Kegiatan
ada lagi anggapan bahwa imunisasi tidak penting. Imunisasi
Hasil uji statistik pada umur responden dengan
Tindakan Ibu tentang Imunisasi kepatuhan imunisasi adalah p < α , dengan p = 0,0
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 58% dan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
responden patuh terhadap imunisasi. Menurut hubungan bermakna. Hasil penelitian ini sesuai
Notoadmojo (2003), menyebutkan bahwa dengan penelitian Ritonga dkk (2014),
seseorang melakukan suatu tindakan terlebih menunjukkan hasil uji chi-square adanya hubungan
dahulu mengkomunikasikan rangsangan yang antara umur ibu dengan kelengkapan pemberian
diterimanya dengan keadaan dalam diri dan imunisasi dasar.
perasaannya. Keadaan dalam diri yang dimaksud Hasil uji statistik pendidikan responden dengan
meliputi pengetahuan, kepercayaan dan sikap. kepatuhan imunisasi adalah p < α , dengan p = 0,0
Komunikasi inilah yang disebut sebagai proses dan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
mental yang akan mendorong seseorang untuk mau hubungan bermakna. Hasil penelitian ini sesuai
melakukan tindakan tertentu. dengan penelitian Dwiastuti (2013), menyebutkan
Hasil wawancara dengan kader posyandu bahwa imunisasi di Puskesmas Cimanggis
menyebutkan bahwa terdapat faktor presdisposisi dipengaruhi oleh pengetahuan ibu, sikap ibu,
dan faktor pendorong yang menyebabkan ibu tidak pendidikan ibu, jarak tempat tinggal, dukungan
patuh mengikuti kegiatan imunisasi. Faktor suami/keluarga dan dukungan petugas.
presdisposisi yaitu rendahnya partisipasi ibu balita Hasil uji statistik pekerjaan responden dengan
terhadap mengikuti kegiatan imunisasi karena kepatuhan imunisasi adalah p < α , dengan p = 0,0
malas menunggu. Faktor pendorong yaitu dan α = 0,05. Hal ini berrati bahwa terdapat
kurangnya pelatihan terhadap kader mengenai hubungan bermakna. Hasil penelitian ini sesuai
fungsi dari lima meja di posyandu. dengan penelitian yang dilakukan oleh Umaroh
Menurut penelitian Istriyati (2011), (2014), menyebutkan bahwa terdapat hubungan
memaparkan bahwa faktor yang mempengaruhi antara pekerjaan ibu dengan status kelengkapan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi adalah imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Kartasura
faktor presdisposisi terdiri dari tingkat pendidikan Kabupaten Sukoharjo
ibu, pengetahuan, pekerjaan, pendapatan keluarga,
jumlah anak dalam keluarga, dukungan keluarga. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi
Faktor pemungkin terdiri dari ketersediaan sarana dengan Kepatuhan Mengikuti Kegiatan
imunisasi dan keterjangkauan ke tempat pelayanan Imunisasi
kesehatan. Faktor penguat terdiri dari peran petugas
Hasil uji statistik tingkat pengetahuan ibu
imunisasi dan peran kader kesehatan.
dengan kepatuhan imunisasi adalah p < α , dengan
Pertanyaan mengenai tindakan imunisasi adalah
p = 0,0 dan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
apakah anak sudah selesai diimunisasi dasar, alasan
hubungan bermakna antara pengetahuan ibu
jika belum, umur berapa anak mendapatkan
tentang imunisasi dengan kepatuhan imunisasi. Hal
imunisasi BCG, umur berapa anak mendapatkan
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dewi
imunisasi hepatitis b, umur berapa anak mendapat
dkk (2013), menyebutkan bahwa adanya hubungan
imunisasi DPT COMBO HB 1-3, umur berapa anak
yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan
mendapatkan imunisasi Polio I-1V, pada umur
imunisasi dasar lengkap pada bayi di kelurahan
berapa anak mendapatkan imunisasi campak.
Parupuk Tabing tahun 2013 dengan nilai p < 0,05
dan Odds Ratio (OR) = 154 yang artinya ibu dengan
121 Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 6 Nomor 1, Januari 2018, hlm. 114-123
pengetahuan cukup memiliki peluang 154 kali Menurut penelitian Febriastuti (2013),
untuk memberikan imunisasi dasar lengkap pada menyebutkan bahwa faktor sikap, norma subjektif
bayinya. dan persepsi berpengaruh signifikan terhadap niat
Pengetahuan orang tua akan mempengaruhi orang tua melakukan pemberian imunisai dasar
kelengkapan status imunisasi anak, semakin baik dengan nilai p = 0,000. Menurut Sarimin (2014),
pengetahuan orang tua maka status imunisasi anak sikap orang tua memiliki hubungan dengan
baik atau lengkap begitu pula sebaliknya (Mondal, kelengkapan imunisasi dasar. Perbedaan sikap yang
et al., 2014). Perilaku yang didasari oleh dimiliki ibu mempunyai hubungan signifikan
pengetahuan akan berlangsung lama dibandingkan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan dasar pada balita. Ibu dengan sikap negatif
(Kadir, et al., 2014). Pengetahuan akan membentuk mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki
sikap ibu, dalam hal ni adalah kepatuhan dalam perilaku negatif dalam pemberian imunisasi dasar
pemberian imunisasi dasar lengkap. Pada penelitian pada balita dan sikap positif mempunyai peluang
ini yang menjadi faktor pemungkin adalah lebih besar untuk memiliki perilaku positif dalam
ketersedian sarana imunisasi pos posyandu di setiap pemberian imunisasi dasar pada balita.
RT. Akan tetapi, penyebab masih rendahnya
partisipasi ibu dalam mengikuti kegiatan posyandu Hubungan Tindakan Ibu tentang Imunisasi
disebabkan oleh lama pelayanan posyandu. Faktor dengan Kepatuhan Mengikuti Kegiatan
penguat terdiri dari peran petugas imunisasi selaku Imunisasi
petugas puskesmas yang memberikan motivasi dan Hasil uji statistik tingkat tindakan ibu dengan
dukungan kepada ibu dan masyarakat penting dan kepatuhan imunisasi adalah p < α , dengan p = 0,0
manfaatnya imunisasi dan peran kader yang dan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
memberikan dukungan dan tidak segan untuk hubungan bermakna antara hubungan tindakan ibu
menjemput ibu dan balitanya untuk melaksanakan tentang imunisasi dengan kepatuhan imunisasi.
dan mengikuti kegiatan imunisasi di pos posyandu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
Menurut Ismet (2013), menyebutkan bahwa Ningrum (2008), menyebutkan bahwa terdapat
pelayanan petugas kesehatan yang baik terhadap hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan
pasien dipengaruhi oleh dukungan petugas ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada balita.
kesehatan. Pelayanan petugas kesehatan Hal ini juga sesuai dengan penelitian Paridawati
mempengaruhi kepuasan pasien. Pelayanan petugas (2013), menyebutkan bahwa bentuk dukungan
kesehatan dapat mempengaruhi imunisasi dasar positif dari keluarga terhadap ibu bayi dan ada
pada anak, karena ibu merasa puas dengan tindakan pemberian imunisasi dasar adalah selalu
pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan. diingatkan untuk memberikan imunisasi dasar pada
bayi , tidak ada pertentangan dalam keluarga, dan
Hubungan Sikap Ibu tentang Imunisasi dengan merelakan bayi diimunisasi dasar lengkap sampai
Kepatuhan Mengikuti Kegiatan Imunisasi umur 12 bulan di Puskesmas Bajaeng Gowa.
Hasil uji statistik tingkat sikap ibu dengan Tindakan ibu cukup dapat membuat ibu patuh
kepatuhan imunisasi adalah p < α , dengan p = 0,0 mengikuti kegiatan posyandu dan imunisasi.
dan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat Kepatuhan ibu di lingkungan RW 15 Wonokusumo
hubungan bermakna antara sikap ibu tentang patuh mengikuti kegiatan posyandu dan imunisasi.
imunisasi dengan kepatuhan imunisasi. Penelitian Hal ini merupakan suatu hal penting dalam
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan meningkatan cakupan imunisasi di wilayah
Paridawati (2013), menyebutkan bahwa terdapat puskesmas Wonokusumo melebihi standar cakupan
hubungan yang bermakna antara sikap positif dari yaitu lebih dari 90%
responden terhadap pemberian imunisasi dasar.
Sikap responden mayoritas cukup tentang SIMPULAN DAN SARAN
imunisasi juga berdampak kepada status
kelengkapan dan cakupan imunisasi dasar pada bayi Simpulan
di Puskesmas Wonokusumo. Sikap yang cukup Terdapat hubungan karakteristik ibu,
dapat mempermudah penyebaran informasi tentang pengetahuan, sikap dan tindakan ibu dengan
penting dan dampak apabila tidak mengikuti kepatuhan imunisasi bermakna secara statistik atau
kegiatan imunisasi kepada masyarakat di ada hubungan antara karakteristik ibu dengan
lingkungan sekitar yang memiliki bayi apabila tidak kepatuhan imunisasi.
mengikuti atau berpartisipasi dalam kegiatan
imunisasi.
Alfiyan Dharma Yuda., Ira Nurmala., Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap…122
Journal of Social Science & Humanities, 3(4): Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan.
pp. 19-27. Universitas Sumatera Utara.
Ningrum, E.P. 2008. Faktor-Faktor Yang http://jurnal.usu.ac.id [Sitasi 20 Maret 2017].
Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Sarimin, S. 2014. Analisis Faktor - Faktor
Pada Bayi Di Puskesmas Banyudono Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Kabupaten Boyolali. Publikasi Ilmiah. UMS. Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita
[Sitasi 20 Maret 2017]. Di Desa Taraitak Satu Kecamatan
Notoatmojo, S. 2003. Promosi Kesehatan Dan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas
Aplikasi. Jakarta. PT Rineka Cipta. Walantakan. Skripsi. Medan. Universitas Sam
Notoatmojo, S. 2005. Promosi Kesehatan Dan
Ratu Langi.
Aplikasi. Jakarta. PT Rineka Cipta.
https://ejournal.unsrat.ac.id [Sitasi 21 Maret
Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu
Perilaku. Jakarta. PT Rineka Cipta. 2017].
Notoatmojo, S. 2010. Metode Penelitian Triana, V. 2015. Faktor Yang Berhubungan.
Kesehatan. Jakarta. PT Rineka Cipta. Dengan Pemberian Imunisasi. Dasar Lengkap
Proverawati, A. 2010. Imunisasi Dan Vaksinasi. Pada Bayi. Jurnal Fakultas Kesehatan
Jakarta. Nuha Offset. Masyarakat Universitas Andalas. Makassar.
Paridawati., Rachman, W.A., Fajarwati, I. 2013. Universitas Andalas.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan http://jurnal.fkm.unand.ac.id [Sitasi 21 Maret
Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada 2017].
Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Umaroh, S. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Jurnal Dan Sikap Ibu Dengan Kelengkapan Imunisasi
PKIP FKM Universitas Hasanuddin Makasar. Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura
Makassar. Universitas Hasanudin. Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Fakultas Ilmu
http://repository.unhas.ac.id [Sitasi 20 Maret Keolahragaan Universitas Muhammadiyah
2017]. Surakarta. Surakarta. Universitas
Ranuh, I.G.N.G., Suyitno, H., Hadinegoro, S.R.S., Muhammadiyah Surakarta.
Kartasasmita, C. B., Ismoedijanto., http:// eprints.ums.ac.id [Sitasi 21 Maret 2017].
Soedjatmiko. 2011. Pedoman Imunisasi Di Widiastuti, Y.P. 2008. Analisis Faktor Yang
Indonesia Edisi Keempat Keempat Ed. Jakarta. Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Memberikan Imunisasi Dasar Kepada Bayinya
Ritonga, M. R., Syarifah., Tukiman. 2014. Di Desa Banyutowo Kabupaten Kendal. Jurnal
Hubungan Antara Dukungan Keluarga PDII.
Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan http://jurnal.pdii.lipi.go.id [Sitasi 20 Maret
Imunisasi Dasar Pada Anak Di Desa Tigabolon 2017].
Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun.